 
                            Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 "Politik Desa dan Hambatan Tak Terduga
...Tidak semua orang di desa itu menerima perubahan dengan tangan terbuka. Beberapa tetua desa, yang telah hidup dengan cara lama selama puluhan tahun, mulai merasa tidak nyaman dengan 'inovasi' dan 'kecepatan' yang dibawa Kenzo. Mereka melihatnya sebagai anak kecil yang terlalu ambisius, mengganggu tradisi dan tatanan yang sudah ada....
..."Kazuki terlalu banyak bicara tentang 'profit' dan 'ekspansi'," bisik Kakek Hiroshi, salah satu tetua yang dihormati. "Kita ini petani. Kita hidup dari tanah, bukan dari pertukaran aneh-aneh di kota."...
..."Dia membuat anak-anak muda melupakan cara hidup kita," timpal Nenek Sato, yang selalu curiga pada hal baru. "Mereka lebih tertarik pada 'Kayu Api Naga' dan 'Ramuan Kenzo' daripada menanam gandum."...
...Kenzo menyadari 'resistensi' ini. Di dunia modern, ia akan menghadapi 'politik kantor' atau 'serikat pekerja' yang menentang perubahan. Di sini, ia menghadapi 'politik desa' yang lebih fundamental: tradisi dan rasa tidak aman terhadap hal yang tidak diketahui....
...Haru mencoba menjelaskan. "Ini semua untuk kebaikan desa, Kakek, Nenek. Panen kita melimpah. Kita lebih aman dari serigala. Anak-anak muda jadi lebih bersemangat."...
...Tapi para tetua tetap keras kepala. Mereka khawatir bahwa kekayaan dan kemajuan yang cepat ini akan merusak 'nilai-nilai' desa mereka: kesederhanaan, kerja keras, dan gotong royong yang tanpa pamrih....
..."Kau terlalu berambisi, Kazuki," Kakek Hiroshi berkata suatu sore, saat Kenzo menjelaskan rencana 'perluasan pasar'nya. "Jangan sampai ketamakanmu merusak kedamaian desa ini."...
...Kenzo menarik napas dalam. "Ini bukan tentang ketamakan, Kakek. Ini tentang 'kesejahteraan'. Dengan surplus yang kita miliki, kita bisa membangun rumah yang lebih baik, memberikan makanan yang lebih baik untuk semua orang, dan memastikan tidak ada yang kelaparan di musim paceklik."...
..."Tapi dengan cara yang aneh-aneh," Nenek Sato mendengus. "Pergi ke kota yang penuh orang jahat itu. Menjual kulit binatang. Itu bukan cara hidup kita."...
...Ichiro, yang selalu setia mendukung Kenzo, mencoba campur tangan. "Nenek, Manajer Kecil ini menyelamatkan kita dari serigala. Dia membuat alat-alat kami lebih baik. Dia membuat desa kita lebih kuat."...
..."Dia membuat kalian lupa diri!" Nenek Sato membalas. "Kalian dulu pemburu sederhana, sekarang kalian bicara tentang 'profit' dan 'ekspansi'."...
...Kenzo menyadari bahwa 'komunikasi efektif' adalah kunci. Ia tidak bisa hanya mengandalkan hasil nyata. Ia juga harus menjelaskan 'visi'nya dengan cara yang bisa diterima oleh mereka yang terikat pada tradisi....
..."Kakek Hiroshi, Nenek Sato," Kenzo berkata dengan suara yang tenang namun tegas. "Kalian benar. Kita tidak boleh melupakan akar kita. Justru karena kita punya tradisi yang kuat, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik."...
..."Ini bukan tentang mengubah desa kita menjadi kota. Ini tentang membuat desa kita lebih 'kuat' agar bisa melindungi diri dari ancaman di luar. Lebih 'sejahtera' agar tidak ada lagi anak-anak yang kelaparan. Dan lebih 'bermakna' agar tradisi kita bisa terus lestari, didukung oleh kemakmuran."...
...Kenzo kemudian mengambil salah satu keramik dari Desa Hutan Bayangan. "Keramik ini cantik, kan? Kita bisa menukarnya dengan garam, yang sangat kita butuhkan. Lalu kita bisa menggunakan garam itu untuk mengawetkan ikan yang kita dapat dari sungai. Ini adalah cara kita memanfaatkan 'sumber daya' dari luar untuk 'memenuhi kebutuhan' kita sendiri, tanpa harus bergantung pada belas kasihan orang lain."...
...Para tetua mendengarkan, meskipun ekspresi mereka tidak sepenuhnya melembut. Mereka melihat bahwa Kenzo bukanlah anak kecil yang hanya ingin main-main. Ada pemikiran yang mendalam di balik setiap perkataannya....
...Haru, yang telah menjadi 'penghubung' antara Kenzo dan para tetua, merasa bangga. Ia tahu bahwa Kenzo sedang menghadapi 'hambatan budaya' yang besar. Tapi ia juga tahu bahwa Kenzo akan menemukan cara untuk mengatasinya....
...Kenzo memahami bahwa 'transformasi' tidak hanya tentang 'inovasi produk' atau 'efisiensi operasional'. Ini juga tentang 'manajemen perubahan' dan 'membangun konsensus'. Sebuah tantangan yang jauh lebih kompleks daripada yang ia hadapi di dunia modern. Namun, ia adalah Kenzo Tanaka. Dia tidak pernah menyerah pada sebuah 'tantangan'....
..."Ayah, Ibu," Kenzo berkata pada Haru dan Midori suatu malam. "Aku butuh bantuan kalian untuk 'strategi komunikasi' dengan para tetua."...
...Haru mengernyit. "Komunikasi? Kami hanya bicara saja, Kazuki."...
..."Tepat," Kenzo mengangguk. "Tapi kita akan menyampaikannya dengan 'pesan' yang lebih 'strategis'. Kita tidak akan memaksa mereka untuk menerima semua perubahan sekaligus. Kita akan menunjukkan 'manfaat'nya secara bertahap, dan mengintegrasikan 'nilai-nilai tradisional' ke dalam 'model bisnis' kita."...
...Kenzo mengusulkan beberapa hal:...
...**1. Demonstrasi Nyata Manfaat:**...
..."Kita akan mengundang para tetua untuk melihat langsung 'hasil' dari pekerjaan kita," Kenzo menjelaskan. "Misalnya, Kakek Genji bisa menunjukkan bagaimana 'Kayu Api Naga' meningkatkan kualitas alat pertanian mereka, membuat pekerjaan mereka lebih mudah. Atau Nenek Kiku bisa menjelaskan bagaimana ramuan baru kita bisa menyembuhkan anak-anak yang sakit lebih cepat."...
...**2. Integrasi Tradisi dalam Inovasi:**...
..."Kita akan menekankan bahwa 'inovasi' kita bukanlah menolak tradisi, melainkan 'meningkatkan'nya," Kenzo melanjutkan. "Tombak Predator yang kuat tetap dibuat dengan tangan oleh Kakek Genji, menggunakan 'kearifan lokal' yang dipadukan dengan 'desain modern'. Ramuan Nenek Kiku adalah resep kuno yang kini dibuat lebih 'efisien' dan 'tahan lama'."...
...**3. Partisipasi dan Pengakuan:**...
..."Kita akan melibatkan para tetua dalam 'proses pengambilan keputusan' yang penting, meskipun mungkin hanya sebagai 'penasihat kehormatan'," Kenzo mengusulkan. "Minta saran mereka tentang lokasi pembangunan lumbung baru, atau jenis tanaman apa yang sebaiknya ditanam di ladang baru."...
..."Dan yang terpenting," Kenzo berkata, "kita akan terus menekankan bahwa semua ini adalah untuk 'kesejahteraan bersama'. Bukan hanya untuk satu dua orang, tapi untuk seluruh desa."...
...Haru dan Midori, dengan pemahaman mereka tentang psikologi penduduk desa, mengangguk. Ide-ide Kenzo terdengar masuk akal....
...Haru kemudian mulai lebih sering berbicara dengan para tetua, tidak hanya tentang 'profit' dan 'ekspansi', tetapi tentang bagaimana panen yang melimpah berarti semua orang akan memiliki cukup makanan di musim dingin, bagaimana 'Unit Keamanan' membuat anak-anak lebih aman bermain di luar, dan bagaimana 'alat-alat baru' membuat pekerjaan di ladang tidak lagi sesulit dulu....
...Midori, di sisi lain, membawa beberapa Ramuan Pemulih Kenzo kepada tetua yang sedang sakit, menjelaskan bagaimana ramuan ini bisa membantu mereka. Nenek Kiku, dengan karisma alaminya, menjelaskan kepada mereka tentang khasiat ramuan baru dan bagaimana ia juga masih menggunakan bahan-bahan tradisional....
...Perlahan, namun pasti, tembok keraguan mulai runtuh. Para tetua mulai melihat bahwa perubahan yang dibawa Kenzo bukanlah ancaman, melainkan sebuah 'peluang'. Mereka mulai melihat bahwa 'profit' yang dibicarakan Kenzo sebenarnya berarti 'keamanan' dan 'kemakmuran' bagi semua....
...Kakek Hiroshi, yang dulunya paling keras menentang, suatu hari datang ke gubuk Kakek Genji. Ia mengamati 'perisai' baru yang kokoh, dan 'bajak' pertanian yang ringan namun kuat....
..."Bajak ini... benar-benar bisa membuat pekerjaan lebih mudah?" Kakek Hiroshi bertanya, suaranya lebih lembut....
...Kakek Genji tersenyum. "Coba saja, Kakek. Haru bilang panennya jauh lebih mudah dengan ini."...
...Kakek Hiroshi kemudian mencoba mengangkat bajak itu. Ia terkejut dengan keringanan dan keseimbangannya. "Ini memang... alat yang luar biasa."...
...Kenzo, yang sedang mengamati dari kejauhan, tersenyum. Ini adalah 'kemenangan' kecil, sebuah 'konversi' dari 'pemangku kepentingan' yang penting. Politik desa memang lebih rumit dari rapat Dewan Direksi. Tapi dengan 'strategi komunikasi' yang tepat, dan 'produk' yang terbukti, bahkan tradisi pun bisa diadaptasi....
......
 
                     
                    