Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 2
Hati Ratih Hancur Berkeping-Keping Tidak Menyangka Suaminya Mencari Kehangatan Pada Wanita Lain, Padahal Selama Lima tahun Menjalani Pernikahan Dengan Akmal, Akmal Selalu Lembut Pada Ratih, Bahkan Ratih Sendiri Sampai Terkecoh Dengan Kebusukan Akmal Yang Ternyata Sangat Bejad.
"Tega Kamu Mas, Tega!!!" Ratih Meremas Kain Yang Ia Kenakan, Baru Saja Melahirkan Putri Pertamanya. Akmal Malah Main Gila Bersama Teman Dekatnya.
Ratih Pulang, Berjalan Di Tengah Hujan Lebat, Hatinya Serasa Di Guncang Badai Yang Berarus Ombak Besar, Ia Menjerit Di Tengah Jalan, Yang Sepi. Ratih Luruh Terduduk Lemas. Pemandangan Yang Baru Saja Ia Lihat Sangat Menjijikan.
Ratih Mencengkeram Tanah Basah, "Lihat Saja Mas, Aku Akan Balas Semuanya." Ratih Pulang Dengan Perasaan Yang Campur Aduk Hancurnya.
"Bu..." Ratih Membuka Pintu Rumahnya, Di Dalam Terlihat Bu Mirah Sedang Memangku Anaknya.
"Ratih Kamu Kok basah Kuyup Gini, Mana Akmal?" Bu Mirah Berjalan Ke Arah Putrinya Yang Nampak Lemas, Dan Juga Wajah nya Sangat Pucat.
"Bu Kita Harus Segera Pergi Bu, Ayo Kita Kerumah Ibu Sekarang" Ratih Langsung Memasukan Bajunya Kedalam Tas.
"Ada Apa Ini? Kamu Kenapa Sebenarnya? Mana Akmal Kenapa Dia Ngak Pulang Bareng Kamu?"
"Dia Ngak Akan Pulang Bu, Ayo Cepat Sekarang Kita Pergi" Ratih Tidak Fikir Panjang, Tampa Menjelaskan Apa-pun pada Ibunya Ia Langsung Meminta Pindah Ke Rumah Ibunya.
Bu Mirah Tidak Banyak Juga Bertanya, Ia Langsung Menggendong Cucu Nya, Dan Juga Membangunkan Rena Yang Sudah tertidur Pulas.
Sementara Dengan Kemarahan Yang Membara Di Dalam Hati Nya. Ratih Memasukan Bajunya Kedalam Kain Buntelan Yang Ia Ikat, Dalam Keputusasaan Yang Dalam Ratih Segera Pergi Meningalkan Rumah Peninggalan Mertuanya Itu.
Hujan Di Luar Nampak Sudah Sangat Reda, Bu Mirah Mendekap Erat Cucunya Dalam Gendongan Nya.
Ratih Terisak Dalam Diam, Kejadian Beberapa Menit Yang Lalu Terus Berkelindan Dalam Benak Nya. ia Mencengkeram Kain Jarik Nya Erat. Bertekat Akan Mengakhiri Pernikahan Nya Dengan Akmal..
.
.
Akmal Beranjak Dari Ranjang Terkutuk Itu Bersama Arimbi. "Aku Harus Pulang Istri Ku Sudah Menunggu ku Di Rumah." Akmal Memungut Bajunya Kembali Setelah Baju Yang Ia Gunakan, Jatuh Berserakan Di Tikar
"Kenapa Cepat Sekali Kang, Baru Juga Jam Delapan." Ujar Arimbi Tak nampak Lelah, Janda Muda Itu Terlihat Bergairah Menghabiskan Malam Bersama Suami Teman Dekat Nya.
"Sudah Malam, Istriku Juga Baru Saja Melahirkan, Tidak Enak Jika Ku Tinggalkan terlalu Lama. Ada Ibu Mertua Ku Juga Di Rumah."
Sambil Melihat Akmal Memakai Pakian Nya, Ari Masih Duduk Dengan Posisi Menggoda, ia Hanya Menggunakan Kain Untuk Menutupi Sebagian Tubuhnya Usai Bercinta Dengan Suami Ratih. "Oh... Jadi Istri Mu Sudah Melahirkan, Baiklah Jika Begitu Kau Harus Menepati Janji Mu Kang Akmal." Arimbi Menatap Akmal Dengan Sorot Mata Tajam.
"Tentu Saja Arimbi..." Akmal Mencium Bibir Arimbi Kembali Sebelum Pergi. Dan Meletakan Beberapa Lembar Uang Hasil Kerja nya Kemarin.
Akmal Pulang Menutup Pintu Rumah Arimbi Pelan, Matanya Melihat Ke Sekeliling Seperti Maling Yang Takut Terpergok.
Keluar Menjauh Dari Rumah Arimbi Dadanya Lega, Karena Sudah Hampir Satu Tahun Akmal Melakukan Hubungan Terlarang Dengan Arimbi, Dan ia Merasa Masih Aman Saja. Tampa Ia Sadari Kehancuran Sudah Mulai Ia Injak Selama Beberapa Langkah Lagi.
Di Depan Rumah Nya. Akmal Berjalan Masuk Pelan. Dari Depan Ia Nampak Merasa Aneh Karena Teras Rumah Nya Nampak Gelap. "Ratih Lupa Menyalahkan Lampu Nya Apa?" Akmal Bergeming Ia Masuk Kedalam Rumah, Di Dalam Nya Juga Nampak Gelap. Saat Akmal Menyalahkan Lampu Tidak Ada Siapa Pun, Bahkan Anak Dan Istrinya Juga Tidak Ada Disana. Akmal Langsung Masuk Kedalam Kamar Nya. Lemari Terbuka, Semua Baju Ratih Hilang Bersama Orang nya.
"Hmmm... Pergi Kemana Dia!" Tangan Akmal Mengepal Kuat Ia Meninju Meja Di Depannya.
Perasaan Nya Campur Aduk, Kesal, Dan Takut Ratih Mengetahui Kebusukan Nya.
.
.
Pagi Mulai Menyingsing Akmal Memakai Sepatu Botnya, Hari Ini Ia Berniat Ke Kampung Sebelah Mengunjungi Rumah Ibu Mertuanya.
Setibanya Di Rumah Bu Mirah, Akmal Mengetuk Pintu Rumah Ibu Mertunya Berkali-kali.
"Bu... Permisi Bu..." Suara Akmal, Di Iringi Suara Ketukan Pintu Yang Nyaring Dari Dalam Rumah.
Ratih Engan Membukakan, Akhirnya Ia Menyuruh Ibunya Yang Membukakan Pintu Itu. "Ada Apa?... Pagi-Pagi Sudah Bertamu?" Suara Bu Mirah Ketus, Matanya Nampak Sengit Melirik Ke Arah Menantunya Yang Sebentar Lagi Akan Menjadi Mantan Menantu.
Akmal Masih Rapat Menutup Kebusukan Nya, Ia Nampak Belum Tahu Kalau Istrinya Mengetahui Hal Piciknya. "Saya Suaminya Bu, Kenapa Semalam Ratih Pergi?" Akmal Masih Memasang Wajah Polosnya.
"Untuk Apa Kau Datang Lagi? Tidak Punya Malu!" Ratih Berjalan Keluar, Matanya Berkaca-kaca. Namun Amarahnya Kembali Meluap.
Bu Mirah Kembali Masuk Kedalam Rumah, Saat Ratih Sudah Menghadapi Akmal Sendiri, Ia Hanya Menguping Lewat Jendela Rumah Nya. "Aku Minta Cerai Mas!... Aku Sudah Tahu Apa Yang Selama Ini Kau Lakukan Bersama Arimbi." Ucap Ratih Tegas, Tidak Ada Air Mata Yang Tumpah, Tidak Ada Gerakan Tubuh Yang Menunjukan Kelemahan, Meskipun Dalam Hati Kecil Ratih Di Penuhi Luka Sayatan Belati Tajam.
Akmal Tergagap... "Ja-di, Kamu Su-Dah-Tahu?" Mata Akmal Terbuka lebar Membulat Dengan Sempurna.
"Maafkanlah Aku Ratih, Aku Khilaf ..." Akmal Kembali Memerankan Kelemahan Nya, Pura-Pura Membujuk Ratih Agar Kembali Luluh.
"Tidak Mas, Kau Bilang Khilaf, Tapi Dosa Itu Terus Kau Lakukan Bersama Perempuan Jalang Itu!..." Ratih Melotot, Hatinya Di Kuasai Amarah Dan Dendam.
"Jadi Kau Siap Hidup Tampa Aku?.. Kau Sudah Siap Hidup Bersam Ibu Janda Mu Itu Hah?" Akmal Mengejek Seoalah Nasib Keluarga Ratih Bergantung Padanya.
Plak....
Satu Tamparan Pedas Menggambar Merah Di Pipi Akmal, "Tutup Mulut Mu Akmal, Kau Pikir Kau Siapa, Dirimu Sama Najisnya Seperti Sekor Hewan." Ratih Menunjuk Wajah Akmal.
"Baik Jika Itu Yang Kau Mau, Ku Kabulkan Permintaan Bodoh Mu itu, Ratih Aku Menceraikan Mu Sekarang." Kata Talak Dari Bibir Akmal Seakan Menghantam Keras Dada Ratih, Tubuhnya Baru Saja Melahirkan, Ototnya Dan Semua Saraf Terasa Patah, Belum Lagi Sekarang Hatinya Terluka Karena Ulah Suaminya Dan Kata Talak Pagi Ini. "Baik... Pergilah Sekarang Aku Bukan Lagi Istri Mu." Dengan Tegas, Ratih Menekan Ucapannya.
Ratih Masuk Kedalam Rumahnya, Saat Akmal Telah Pergi, "Ya Tuhan, Rumah Tanga Yang Ku Bina Selama Lima Tahun Akan Hancur Seperti Ini. Kenapa Baru Sekarang Kau Membuka Mata Ku, Kau Tunjukan Bukti Perselingkuhan Mas Akmal Dengan Arimbi, Setelah Kami Memiliki Seorang Anak." Ratih Luruh Menangis Tersendu, Di Balik Pintu Kayu, Ia Menangkup Kedua Wajahnya Dengan Tangan.
"Sakit Ya Gusti... Sakit... " Ratih Meringis Memegangi Dadanya. Yang Terasa nyeri Saat Akmal Melayangkan, Ucapan Talak Beberapa Menit Yang Lalu.