Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.
Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.
Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.
Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Alasan Menjauh
Usia Rangga saat ini sudah masuk umur enam tahun lewat enam bulan. Sudah waktunya dia masuk sekolah SD. Rangga termasuk anak yang cukup cepat dalam menerima pelajaran. Dia sudah dapat membaca, menulis juga berhitung, sehingga Candramaya dan Krisna memutuskan untuk mendaftarkan Rangga di pendaftaran siswa baru sekolah dasar tahun ini.
"Mas jadi yang antar Rangga ke sekolah, kan?" tanya Candramaya menyerahkan map berisi akta lahir, kartu keluarga dan dokumen lainnya yang diperlukan sebagai syarat pendaftaran masuk sekolah.
"Iya, barangkali kamu repot, nggak sempat ke sekolah." Krisna menerima map yang disodorkan Candramaya.
"Mas bisa naik motornya?" tanya Candramaya memastikan suaminya bisa mengendarai motor ke sekolah Rangga nanti.
"Bisa, nanti pelan-pelan aja bawanya," jawab Krisna.
"Ya sudah, kalau gitu aku berangkat dulu ya, Mas." Candramaya mencium punggung telapak tangan Krisna yang dibalas Krisna dengan mengecup pipi sang istri.
***
Candramaya menahan nafas ketika Alvin memasuki ruang marketing. Beberapa karyawan langsung menyapa bos baru mereka itu. Jujur saja, keberadaan Alvin di kantor itu membuat dirinya tak nyaman. Apalagi Alvin sampai mengikutinya sepulang kerja kemarin.
"Pagi, Pa." Mau tak mau, Candramaya ikut menyapa Alvin, karena bagaimanapun juga Alvin adalah bosnya saat ini, seperti apapun masa lalu dia bersama Alvin dulu.
"Pagi." Alvin memperhatikan Candramaya hingga melintasi wanita itu.
Candramaya bukannya tidak tahu jika Alvin memperhatikannya. Dia hanya tak ingin bersitatap dengan pria itu.
"Kamu bisa ke ruangan saya sebentar, Maya?!" Alvin meminta Candramaya untuk masuk ke ruangannya.
Bola mata Candramaya melebar ketika Alvin menyuruhnya ikut masuk ke ruangan pria itu.
Bukan hanya Chandramaya saja yang terkejut, karyawan di sana pun langsung memandang Candramaya dengan terheran. Hanya Diana yang sudah tahu jika Candramaya dan Alvin saling mengenal tak terlalu kaget menanggapinya.
"Saya, Pak? Ada apa, ya, Pak?" tanya Candramaya. Sungguh, dia tidak ingin Alvin membuat semua karyawan di divisi marketing mencurigai kedekatan mereka dulu.
"Ada tugas yang harus kamu kerjakan!" Tak menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh Candramaya, Alvin menyuruh anak buahnya itu agar tidak membantahnya.
Candramaya bangkit dari duduk setelah Alvin masuk ke ruangannya. Dia lalu menatap pada Diana yang merespon dengan mengangkat bahu dan menaikkan kedua alisnya.
Candramayu akhirnya melangkah ke ruangan Alvin, sementara beberapa karyawan saling berbisik.
"Wah, gawat, nih! Kayaknya Pak Alvin naksir Maya, deh. Bisa-bisa bakal jadi skandal di kantor ini." Ela mulai bergosip tentang Alvin dan Candramaya.
Diana langsung menoleh mendengar ucapan Ela. Walaupun dia juga curiga dengan hubungan masa lalu Candramaya dan Alvin, tapi dia tidak berani menyampaikan kecurigaannya itu menjadi sebuah gosip.
"Hush,jangan bicara sembarangan! Timbulnya jadi fitnah itu bahaya!" Diana memperingatkan Ela agar hati-hati dalam bicara. Apalagi jika sampai gosip itu didengar oleh Alvin, karena Alvin adalah keponakan dari bos besar mereka. Bukan tidak mungkin itu akan berpengaruh buruk pada karir Ela di masa mendatang.
"Jangan lupa, Pak Alvin itu keponakan Pak William. Kamu mau dipecat kalau sampai mereka mendengar, apa yang kamu katakan tadi, La?" Diana memperingatkan Ela, agar Ela tidak terus bergosip demi menjaga situasi kondusif dalam divisi mereka.
Sedangkan di ruang Alvin, saat ini Candramaya masih berdiri di dekat pintu.
"Tugas apa yang harus saya kerjakan, Pak?" tanya Candramaya.
"Duduklah dulu!" Alvin menunjuk kursi di depan mejanya dengan gerakan matanya.
Candramaya curiga, kalau sebenarnya tidak ada pekerjaan yang harus ia lakukan. Dia khawatir Alvin masih ingin mengorek tentang dirinya setelah berpisah dari pria itu.
Candramaya melangkah mendekat dan menarik kursi hingga mendudukinya sesuai perintah dari bosnya itu.
"Jadi, apa yang harus saya kerjakan, Pak?" Ingin rasanya Candramaya segera keluar dari ruangan itu setelah menerima tugas dari Alvin. Apalagi dilihatnya Alvin terus saja memperhatikannya dengan lekat.
"Kenapa kamu menghilang tanpa kabar?"
Tepat seperti dugaan Kirana, bahwa sebenarnya tidak ada tugas yang harus dikerjakan oleh Candramaya. Alvin memang sengaja ingin mengungkit masa lalu mereka.
"Bapak tadi bilang ada yang harus saya kerjakan. Apa yang harus saya kerjakan, Pak?" Tak menjawab pertanyaan Alvin, Candramaya meminta agar Alvin segera memberitahu tugas yang harus ia kerjakan.
"Ini aku sedang menugaskan kamu untuk menjawab semua pertanyaanku," kata Alvin seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
"Maaf, Pak. Banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Sebaiknya Bapak katakan saja tugas apa yang harus saya kerjakan?" Candramaya menganggap Alvin yang tak profesional, karena menanyakan hal pribadi di jam kerja.
"Semakin kamu mengulur waktu untuk menjawab, semakin lama juga kamu akan berada di ruangan ini." Seringai tipis terlihat di sudut bibir Alvin, menandakan kalau dia yang memegang kendali atas pegawainya itu.
Candramaya menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Belasan tahun telah berlalu. Ternyata Alvin masih tidak tahu jika alasannya menghilang dan meninggalkan pria itu karena desakan keluarga Alvin sendiri.
Candramaya pernah berjanji akan menunggu sampai Alvin menyelesaikan kuliahnya di luar negeri dan mereka mempunyai mimpi menjalin rumah tangga saat Alvin kembali ke Jakarta.
Namun, karena perbedaan status sosial antara Alvin dan dirinya, membuat cinta mereka kandas di tengah jalan. Semua itu karena tekanan dari orang tua Alvin yang memintanya untuk menjauhi Alvin.
Candramaya masih ingat kata-kata Tante Helen, Mama dari Alvin yang kala itu menemuinya ketika dia bekerja di toko elektronik.
"Saya minta kamu berhenti berhubungan semakin Alvin. Kami sudah memilih jodoh yang sepadan dengan anak kami. Alvin sudah kami jodohkan dengan anak rekanan bisnis papanya. Biarkan Alvin menggapai masa depan yang cerah, kamu juga bisa mendapatkan pria yang pantas dan sepadan dengan kamu."
Hubungannya dengan Alvin saat SMA memang tidak pernah direstui oleh orang tua Alvin. Sebenarnya ia pun ingin menyerah selama mereka berpacaran. Namun, Alvin selalu mengancam akan kabur dari rumah kalau sampai ia memutuskan hubungan mereka.
Candramaya menghela nafas yang terasa berat. Empat belas tahun telah berlalu. Dia pikir Alvin sudah menemukan kebahagiaan dengan jodoh yang dipilih oleh orang tuanya. Seperti ia menemukan kebahagiaan bersama Krisna.
"Kenapa Bapak masih mengingat hal itu? Itu hanya masa lalu, tidak harus diingat terus." Candramaya tidak ingin menceritakan kalau perubahan sikapnya karena intimidasi dari orang tua Alvin.
"Enteng banget bicara kayak gitu, May!? Kamu tahu? Aku cari-cari kamu saat pulang ke Jakarta. Tapi, kamu pindah rumah entah ke mana!? Kamu keluar dari tempat kerja kamu yang dulu. Nomor kamu juga nggak aktif. Nggak kasih kabar aku. Kamu sengaja menghilang dari aku, kan? Memangnya apa salah aku ke kamu sampai kamu ngelupain aku begitu aja dan menikah dengan pria lain?" Saat Lita menyinggung soal status Candramaya, Alvin segera mencari tahu status mantan kekasihnya itu dengan bantuan Lita. Saat diberitahu kalau Candramaya sudah menikah dan mempunyai anak, hatinya merasa kecewa.
Candramaya terkesiap ketika Alvin menyinggung soal pernikahan dirinya. Dia tidak tahu bagaimana Alvin mengetahui dirinya sudah menikah? Tapi saat ini tentu saja Alvin lebih mudah mencari informasi tentang dirinya, karena Alvin adalah keponakan dari bos utama di tempat kerjanya.
"Bapak tahu saya sudah menikah, kan? Jadi untuk apa Bapak menanyakan hal itu lagi?" Candramaya bangkit, merasa hanya membuang waktu membahas tentang masa lalu. "Maaf, Pak. Saya harus melanjutkan pekerjaan saya." Candramaya berpamitan meninggalkan ruangan Alvin.
"Aku hanya butuh alasan kenapa kamu tinggalin aku, Mat?" Alvin masih berusaha mencari jawaban, kenapa Candramaya meninggalkannya. "Sampai saat ini aku belum memutuskan untuk menikah, belum bisa membuka hati untuk wanita lain, dan kamu bilang untuk apa menanyakan hal itu?" Nada kecewa terdengar dari pertanyaan Alvin, hingga menghentikan langkah Candramaya yang hendak keluar dari ruangan itu.
Candramaya sedikit menoleh tanpa membalikkan tubuhnya.
"Kalau Ibu dari Bapak masih ada, tanyakan sama beliau. Beliau tahu pasti alasan kenapa saya pergi." Sepertinya Alvin akan terus mencari jawaban darinya, sehingga membuat Candramaya akhirnya mengatakan hal yang sesungguhnya terjadi di masa lalu yang membuatnya menjauh dari Alvin.
*
*
*
Bersambung ...
Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya
terus semangaaaat mom zha terus berkarya💪