[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Dia pun langsung pergi ke arah hutan timur yang disebut Hutan Kematian, dan orang-orang yang melihatnya langsung terkejut.
“Dia gila atau bagaimana? Apa dia mau masuk ke Hutan Kematian?!” seru salah satu warga yang melihat Jian Yu pergi ke arah itu.
“Entahlah! Sepertinya begitu. Kalau dilihat dari tujuannya, sudah jelas dia menuju ke sana,” sahut warga lainnya.
“Dia pasti tidak akan kembali dengan selamat…” sambungnya dengan nada berat. Mereka berdua pun menghela napas panjang.
Kini Jian Yu sudah berada di luar gerbang kota dan melanjutkan perjalanannya menuju hutan timur.
Tiba-tiba, panel sistem muncul di depannya.
> [Terdapat misi baru: Jelajahi Hutan Kematian dan buktikan rumor tentang orang-orang yang menghilang secara mendadak.
Hadiah jika misi selesai: kenaikan 2 ranah kultivasi dan teknik ruang & waktu yang bisa dikendalikan langsung oleh tuan, mulai dari waktu dan cuaca di dalam dengan luas tidak terbatas.]
Jian Yu yang melihat hadiah dari sistem itu langsung bersemangat. “Dua ranah kultivasi sekaligus? Dan teknik ruang serta waktu?!” serunya. Dengan mata berbinar, ia mempercepat langkahnya menuju Hutan Kematian.
Baru saja kakinya menginjak tanah hutan, beberapa binatang buas langsung menyergap dengan raungan ganas. Taring-taring runcing dan cakar mereka melayang ke arah tubuh Jian Yu.
“Cih! Halangan kecil!” serunya.
Pedang Penghancur Langit bergetar, lalu shinggg!—mengeluarkan cahaya biru menyilaukan. Dengan satu ayunan tegas, terdengar clang! dan slashhh!—hewan-hewan itu terbelah, tubuh mereka jatuh ke tanah dengan darah yang mendesis panas karena bercampur energi Qi.
Tanpa berhenti, Jian Yu terus melangkah semakin dalam. Semakin jauh ia masuk, energi Qi di sekelilingnya terasa semakin padat, menekan tubuhnya seperti beban yang tak kasatmata. Bahkan cahaya matahari pun tidak mampu menembus dedaunan lebat yang menutup langit di bagian terdalam hutan.
“Sial! Energi Qi di sini benar-benar padat, seolah-olah menyuruhku tunduk dan keluar dari sini,” gerutu Jian Yu, sambil terus menebas beberapa makhluk yang muncul. Binatang-binatang itu sudah berevolusi, tubuh mereka aneh dan tidak lagi menyerupai wujud aslinya karena adaptasi panjang terhadap Qi pekat di hutan ini.
Udara makin lembap dan berat. Setiap langkah Jian Yu di atas dedaunan kering terdengar krek... krek... Aroma tanah basah dan getah pekat menusuk hidungnya. Bayangan pepohonan raksasa membuat suasana terasa suram, dingin, dan penuh tekanan.
Jian Yu pun segera mengaktifkan Pengolahan Dantian tingkat lima. Wuuussshh! Qi mengalir deras ke seluruh tubuh, memperkuat otot, tulang, dan pernapasannya. Cahaya lembut memancar tipis dari kulitnya saat Qi menyesuaikan diri dengan tekanan yang menghantam dari segala arah.
Namun, tak ada waktu santai. Dari balik semak, makhluk humanoid muncul. Tubuh mereka besar, berkulit seperti batu, dengan otot menonjol. Suara dukk dukk dukk langkah berat mereka mengguncang tanah.
Jian Yu menyipitkan mata. “Kalau ingin menantangku, datanglah dengan hormat. Tapi jangan harap aku menahan diri!”
Pertarungan pun pecah. Pedang Penghancur Langit berayun, memancarkan cahaya biru. Clangg! Zrrasshh! Tubuh makhluk itu terpental mundur, beberapa terkena tendangan Jian Yu yang diperkuat Qi hingga baammm! menghantam tanah keras. Ia tidak membunuh mereka, hanya membuat mereka tersungkur kalah.
“Setiap makhluk di hutan ini bukan sekadar pengganggu… seolah mereka sedang menguji siapa yang pantas masuk lebih dalam,” pikir Jian Yu.
Beberapa jam kemudian, ia menemukan sebuah lembah sempit. Energi Qi di sana begitu padat, sampai-sampai tubuhnya terasa ditekan dari segala arah. Jian Yu pun duduk bersila di atas batu besar, menutup mata, dan mulai menyerap energi.
Dalam kesadarannya, pusaran dantian berputar semakin cepat. Whooomm! Qi yang padat masuk deras, dan boommm! suara ledakan terdengar dari dalam tubuhnya. Daun-daun di sekitarnya beterbangan. Aura Jian Yu semakin tajam, bagaikan pedang yang baru ditempa.
Ia pun membuka mata dengan napas dalam. “Dari tingkat lima langsung meloncat ke tingkat tujuh… luar biasa!” Kini tubuhnya terasa lebih bebas, tekanan Qi di sekitar bukan lagi beban, melainkan dukungan.
Matahari mulai condong ke barat. Jian Yu memutuskan mencari tempat istirahat. Dengan lompatan ringan, ia mendarat di dahan pohon besar, menatap sekeliling. Pandangannya tertuju pada sebuah gua kecil yang tertutup semak lebat.
“Sempurna. Cocok untuk tempat beristirahat. Tapi harus kubersihkan dulu,” gumamnya. Ia menyingkirkan beberapa semak dan ranting, hanya secukupnya agar jalan masuk terbuka. “Tidak perlu semua, biar tetap tersamarkan dari hewan buas.”
Namun baru saja masuk, tubuhnya langsung membeku. Seekor serigala batu muncul, tubuhnya dua kali lebih besar dari serigala biasa, mata merah menyala menatapnya. Hewan itu melangkah pelan, cakar batu menggores tanah grakk… grakk… dan aura tekanannya membuat Jian Yu terdiam tak bisa bergerak.
“K-kenapa tubuhku tak bisa bergerak?! Seperti ada yang mengikatku!” keringat dingin mulai menetes di pelipisnya.
Di tengah kepanikannya, panel sistem muncul di depan wajahnya.
> [Harap tenang tuan. Itu bukan serigala batu asli, melainkan ilusi jiwa dari formasi di sekitar gua. Tapi tuan jangan khawatir, saya sudah memblokirnya. Sekarang tuan bebas bergerak kembali.]
Begitu mendengar itu, Jian Yu jatuh berlutut dengan napas terengah-engah. “Hah… hah… hah… ilusi jiwa yang kuat sekali… siapa yang menaruh formasi ini di sini?”
Ia kembali bertanya, “Sistem, kenapa ada formasi di tempat ini? Apakah ada orang… atau sesuatu di dalam gua?”
Sistem langsung melakukan pemindaian. Setelah beberapa saat, panel muncul lagi.
> [Tidak terdeteksi adanya makhluk hidup. Namun, semakin dalam, terdapat sesuatu yang sangat menarik. Saran saya: tuan lebih baik masuk ke dalam.]
Dengan tegas, Jian Yu berdiri dan melangkah masuk lebih dalam.
Namun, semakin jauh ia masuk, aroma busuk menusuk hidungnya. “Ugh… bau apa ini? Bau bangkai? Apakah ada hewan mati di dalam?” gumamnya sambil menutup hidung, namun langkahnya tak berhenti.