NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN DENDAM

PERNIKAHAN DENDAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Dendam Kesumat
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Menjelang pernikahan, Helena dan Firdaus ditimpa tragedi. Firdaus tewas saat perampokan, sementara Helena diculik dan menyimpan rahasia tentang sosok misterius yang ia kenal di lokasi kejadian. Kematian Firdaus menyalakan dendam Karan, sang kakak, yang menuduh Helena terlibat. Demi menuntut balas, Karan menikahi Helena tanpa tahu bahwa bisikan terakhir penculik menyimpan kunci kebenaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Helena sedang mengeringkan rambutnya yang masih basah.

"Selamat pagi sayang," ucap Firdaus calon suami Helena.

"Selamat pagi, Fir. Ayo lekas bangun. Bukankah kita mau ambil cincin pernikahan?"

Firdaus bangkit dari tempat tidurnya dan menghampiri calon istrinya.

Ia memeluknya dari belakang sambil menggigit leher Helena.

"Fir, apakah kamu sudah mengundang kak Karan untuk datang ke pernikahan kita?" tanya Helena

"Sudah sayang, besok kak Karan akan datang ke pernikahan kita." jawab Firdaus.

Firdaus menatap wajah Helena tanpa berkedip sama sekali.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu, Fir?" tanya Helena.

"Aku bersyukur karena Tuhan memberikan aku wanita yang sangat cantik seperti kamu." jawab Firdaus sambil memeluk tubuh calon istrinya.

Helena bangkit dari duduknya dan membalas pelukan yang diberikan oleh suaminya.

"Fir, aku juga bersyukur karena Tuhan menarik calon suami seperti kamu. Dan sekarang ayo lekas mandi ,Fir."

Firdaus melepas pelukannya dan masuk ke kamar mandi.

Helena kembali mengeringkan rambutnya dan segera memakai pakaiannya.

Tak berselang lama Firdaus keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkari pinggangnya, rambutnya masih basah.

Helena menatapnya sambil tersenyum dan menggoda nya sedikit.

"Sayang, aku sudah mandi. Jangan menggodaku lagi." ucap Firdaus.

"Kamu sangat tampan sekali, Fir."

Firdaus, yang tak bisa menahan rasa gemas, langsung mengejar Helena.

Ia mulai menggelitik pinggangnya, membuat Helena tertawa terbahak-bahak.

"Fiiir! Ampun, jangan, Fir!" Helena teriak sambil tertawa, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Firdaus.

Mereka berdua berhenti sejenak, saling menatap sambil terengah, tawa mereka memenuhi kamar.

Firdaus lekas bangkit dari tempat tidur dan mengganti pakaiannya.

"Ayo sayang, sekarang kita ambil cincin pernikahan kita." ajak Firdaus.

Firdaus menggenggam tangan Helena dan mereka berdua masuk kedalam mobil.

Segera mereka berdua menuju ke toko emas yang ada di jalan Matahari.

Di sepanjang perjalanan, tangan Firdaus masih menggenggam tangan Helena.

"Fir, tumben kamu nggak lepasin tangan kamu?" tanya Helena.

Firdaus tersenyum tipis dan malah mencium tangan Helena.

"Sayang, aku sangat mencintaimu." ucap Firdaus sambil meneteskan air matanya.

Fir, kenapa kamu tiba-tiba nangis begini?" tanyanya, khawatir.

Firdaus tersenyum samar, mencoba menyembunyikan keresahan yang tak bisa ia jelaskan.

"Aku hanya takut kehilanganmu, Helena."

Helena menggeleng, lalu meraih wajah Firdaus dengan kedua tangannya.

"Kamu tidak akan pernah kehilangan aku. Kita akan selalu bersama, Fir. Selamanya."

Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di toko emas.

Firdaus mengajak Helena turun dari mobilnya dan segera mereka masuk kedalam.

Pemilik toko menyambut kedatangan mereka berdua.

"Selamat pagi Pak Firdaus, Nona Helena. Cincin anda sudah siap." ucap pemilik toko yang bernama Laura.

Laura meminta mereka untuk menunggu sebentar.

Tak lama kemudian, Laura kembali dengan sebuah kotak beludru berwarna hitam. Ia meletakkannya di atas meja kaca dengan hati-hati.

"Silakan, ini cincin pernikahan kalian," ucap Laura sambil tersenyum.

Helena membuka kotak itu dengan penuh perasaan. Kedua matanya berbinar ketika melihat sepasang cincin emas putih berkilau indah.

"Fir, cincin ini indah sekali." bisik Helena dengan suara bergetar haru.

Firdaus menatap cincin itu lama, lalu memegang tangan Helena erat-erat.

"Ya, sayang. Cincin ini akan mengikat kita selamanya," ucap Firdaus sambil menatap mata Helena dalam-dalam.

Disaat mereka sedang mengobrol tiba-tiba terdengar suara beberapa orang yang membuka pintu sangat kerasa.

Lima orang masuk dengan memakai topeng yang sangat menakutkan.

Mereka menodongkan senjatanya ke arah Laura, Firdaus dan Helena.

"CEPAT MASUKKAN SEMUA EMASNYA KEDALAM TAS INI!!"

Firdaus membuka kotak itu dan memasang cincin ke jari Helena.

"Apapun yang terjadi, kamu akan selalu menjadi istriku," bisiknya lirih.

Helena menatap wajah Firdaus yang sedang melindunginya.

Salah satu dari mereka menjambak rambut Firdaus dan meminta agar mengeluarkan dompetnya.

"LEPASKAN DIA!!" pinta Helena saat mereka menjambak rambut Firdaus.

Lelaki itu langsung melayangkan pukulannya ke wajah Firdaus.

"Apakah dia suami kamu, sayang?"

Helena menganggukkan kepalanya dan memintanya untuk tidak menyakiti Firdaus.

"Terlambat sayang, karena dia akan pergi untuk selama-lamanya."

Lelaki itu mengambil pisau dan menusukkan ke arah perut Firdaus.

"TIDAK!! JANGAN SAKITI DIA!!."

Salah satu dari mereka menjambak rambut Helena dan membenturkannya ke dinding sampai kuning mengelus darah.

Helena samar-samar melihat Firdaus yang menatap ke arahnya.

"I… love… you…" bisiknya, sebelum kelopak matanya tertutup selamanya.

Helena berteriak histeris, tapi suara itu terputus ketika kepalanya dibenturkan ke dinding.

Helena yang mengalami luka di kepalanya langsung tidak sadarkan diri.

Para perampok itu menyeret Helena yang masih pingsan keluar dari toko.

Darah mengalir di pelipisnya, rambut panjangnya kusut dan berantakan.

“Cepat bawa perempuan ini! Jangan biarkan ada saksi!” teriak salah satu dari mereka.

Helena dimasukkan dengan kasar ke dalam mobil hitam yang menunggu di depan toko.

Lelaki itu langsung melajukan mobilnya sekencang mungkin sambil membawa Helena.

"Akhirnya kita kaya dan membawa bidadari ini," ucap lelaki berkulit hitam.

Helena membuka matanya dan menggigit salah satu dari mereka.

Ia membuka pintu dan melompat dari dalam mobil.

"S**L!!"

Saat akan menghentikan mobilnya, beberapa orang mengejar mereka.

Mereka langsung melarikan diri dan meninggalkan Helena.

"Nona! Bangun, Nona!"

Salah satu warga menghubungi ambulans agar segera ke jalan Mangga.

Sementara itu di tempat lain dimana Raka yang berada di Kanada.

Ia bersiap-siap untuk naik ke jet pribadinya menuju ke Indonesia untuk menghadiri pernikahan Firdaus dan Helena.

Ia yang baru duduk langsung dikejutkan dengan kedatangan Dion sekretaris pribadinya.

"Ada apa? Kenapa kamu seperti orang melihat hantu?" tanya Karan.

"T-tuan Karan. Adik anda dan calon istrinya telah dirampok dan adik anda meninggal dunia. Sementara Helena ada di rumah sakit."

"TIDAK!!! INI PASTI BOHONG!! WANITA ITU SUDAH MEMBUNUH ADIKKU!!"

Dion meminta Karan untuk tenang terlebih dahulu.

Pramugari mengambil air minum dan meminta Karan untuk tenang.

Dion meminta pilot untuk segera menerbangkan nya.

Pesawat mulai lepas landas menuju ke Indonesia.

Di dalam jet pribadinya, Karan mencengkram erat kedua tangannya.

"Seharusnya wanita itu yang mati, bukan adikmu Firdaus!"

Karan menatap ke arah jendela dan ia berjanji akan membalas dendam atas kematian Firdaus.

“Firdaus, adikku. Kenapa harus kamu yang pergi?” bisiknya dengan suara parau.

Dion, sekretarisnya hanya bisa berdiri di samping dengan wajah cemas.

Ia tahu, bukan hanya duka yang sedang membakar Karan, tapi juga kemarahan.

Karan menutup mata, bayangan masa lalu muncul.

Saat kecil, ia menggandeng tangan Firdaus menyeberangi jalan.

Saat remaja, ia bekerja keras hanya agar Firdaus bisa sekolah tinggi. Dan kini adiknya meninggal dunia tepat di hari bahagia yang seharusnya ia rayakan.

"Helena ada di sana dan dia masih hidup, sementara Firdaus mati. Aku tidak percaya semua ini kebetulan. Pasti dia terlibat.”

“Tuan, belum tentu begitu. Mungkin Helena juga korban...”

“Diam!” bentak Karan, matanya menyala penuh kebencian.

“Tidak ada yang kebetulan. Aku akan buktikan. Dan jika benar dia yang menyebabkan kematian Firdaus, maka aku sendiri yang akan membuatnya menyesal.”

Jet pribadi itu terus melaju membelah langit malam.

Di dalam kabin yang hening, hanya terdengar suara mesin dan dentuman hati Karan yang penuh dendam.

Ia bersumpah, begitu kakinya menjejak tanah Indonesia, hidup Helena tidak akan pernah sama lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!