Ketika keturunan mafia menyamar menjadi mahasiswa yang dibully!
William Stone-Brooks memiliki maksud tersendiri hingga memilih berkuliah untuk kedua kalinya di Venesia Italia, menyamar menjadi pria pendiam, culun dan sering di-bully. Hingga satu insiden yang membuatnya tertarik kepada seorang gadis yang berani membelanya tatkala semua hanya diam saat pembullyan terjadi. Jane Stewart, itulah nama gadis pemberani dan sangat energik.
Dengan maksud terselubung, William berhasil mendekatinya hingga menjalin hubungan kekasih dengan Jane sampai hari itu tiba.
“Aku tidak ingin berurusan denganmu Mr. Mafia.” Gertak Jane menatap tajam penuh amarah ketika dia merasa dikhianati oleh pria yang pernah dia cintai.
“Sekarang kau akan selalu berurusan denganku, ketika aku akan menjadikan mu sebagai milikku, Jane Robinson.”
Deg!
SEASON 2 DARI A Baby For The Mafia Boss
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEiaMM — BAB 02
Bruakk!! Sebuah gebrakan kecil dari seorang wanita paruh baya berkacamata, menatap tajam tak terima dengan apa yang terjadi saat ini, atau lebih tepatnya yang terjadi kepada putranya.
“Aku mohon tenangkan dirimu Nyonya Xavier, kau berada di ruang ku saat ini.” Tegas ayah dari Marco yang merupakan pemilik kampus Oxveta Italia.
“Bagaimana aku bisa tenang setelah semua yang terjadi kepada Oshin. Seseorang membunuhnya dan aku sangat yakin salah satu murid kampus Oxveta yang melakukannya, kau harus bertindak tegas atau kerahkan para polisi untuk menindaklanjuti semua ini Mr. McPatrlin!” Balas wanita bernama Jien Xavier yang merupakan ibu dari Oshin— murid yang tewas secara mengenaskan.
Ayah Marco menghela napas panjang dan menatap tajam ke wanita itu, memang benar mereka rekan bisnis, namun keadaan saat ini sungguh tegang ketika ada salah satu murid yang meninggal karena dibunuh.
“Biar aku tegaskan kembali Nyonya Xavier! Kita berdua tahu bahwa Marco dan teman-temannya lah adalah pembuat onar, mereka ditakuti lalu siapa yang berani berbuat seperti itu kepada Oshin jika bukan orang luar. Jangan memancing amarahku kali ini selagi aku masih bisa tenang dan menyelidiki semuanya.” Ujar pria berambut cokelat keemasan yang sedikit terdapat uban di sana.
Jien terdiam, wanita keturunan Jepang Italia itu terdiam sekejap. Meski Oshin anak yatim, namun dia tidak pernah kekurangan apapun karena terlahir dari orang kaya. Namun tidak memiliki adab.
“Aku akan melakukan pertemuan dengan yang lain, kau juga harus hadir malam ini, kita akan membahasnya bersama.” Ucap McPatrlin dengan nada santai meski kepalanya hampir pecah.
Jien yang masih kesal akan kematian putra tunggalnya itu, tentu saja dia masih tak terima dan segera beranjak dari sana dengan sombong dan angkuh. “Aku harap kalian bisa menemukan dengan baik, atau aku akan keluar dari bisnis mu.” Ancam wanita itu menatap ke Mr. McPatrlin yang masih duduk dan menatap tajam.
“Fuck!” umpat pria itu dengan geram.
...***...
“Kau benar-benar membuatku jantungan Jane! Bagaimana bisa kau menolong pria itu? Dia tidak pernah bicara dengan siapapun, maksudku... Jujur saja, Will itu sombong tapi culun!” jelas Naomi sedikit mendengus.
Sedangkan Jane hanya tersenyum kecil sembari terus berjalan menyusuri koridor kampus. “Bagaimana jika dia tidak seperti yang kita lihat?”
Mendengar itu, Naomi menoleh dan sedikit berkerut alis heran. “Maksudmu??”
“Maksudku— bagaimana jika pria bernama Will itu ternyata kebalikan dari yang kita lihat saat ini, kau tahu maksudku kan..”
Mencoba mencerna ucapan temannya, Naomi menggeleng cepat. “Impossible (mustahil)! Kau terlalu berpikir jauh Jane! Sebaiknya kita minum coffee untuk menenangkan pikiranmu!” ajak Naomi yang tak habis pikir akan ucapan Jane barusan, meski Jane sendiri memiliki maksud tersendiri saat dia mengatakannya.
Brugh! Seketika Marco dengan sengaja menabrak Jane saat berjalan, sehingga kini keduanya saling beradu pandang. Jika Jane menatap marah, berbeda dengan Marco dan kawan-kawannya yang menyeringai kecil.
“Jangan kau pikir setelah yang kau perbuat membuatmu selamat Stewart!” ucap Marco bak memberikan sebuah ancaman dan peringatan kepada Jane. Setelah itu mereka pergi.
“Astaga... Kau tidak akan aman sekarang Jane, sebaiknya kau harus lapor kepada dosen— ”
“Itu tidak ada gunanya, toh tujuh bulan ini kita akan lulus. Tenang saja!” ucap Jane benar-benar tak mempedulikan dirinya. Namun Naomi benar-benar khawatir dan cemas sendiri akan keadaan temannya nanti.
Dari belakang, terlihat pria bernama Will sejak tadi mengamati kepergian Jane barusan. Entah apa yang ingin pria itu lakukan sebenarnya, namun dia benar-benar mencurigakan.
.
.
.
Selang beberapa jam berlalu. Usai pergi dari tempat cafe, kini Jane berjalan santai menyusuri lorong untuk mencapai ke apartemen nya. Ya! Dia tinggal sendirian di Venesia, meski sebenarnya... Dia masih memiliki keluarga.
Dengan langkah yang mulai waspada ketika wanita cantik itu merasakan langkah seseorang yang mengikutinya dari belakang sejak tadi. -‘Sial! Apa seorang penjahat? Atau mungkin kerjaan Marco and the geng?’ batin Jane berkerut alis dan enggan menoleh.
Langkah nya semakin cepat, begitu juga dengan seseorang yang berjalan di belakangnya. Hingga jengah akan semua itu, Jane langsung berbalik tiba-tiba dan membuat Will seketika bersembunyi di balik dinding dengan terkejut dan hampir saja ketahuan.
Pria culun itu sekilas mengintip, memastikan Jane sudah kembali berjalan pergi.
“Hffuuu— ” Hela napas Will yang seketika dia memejamkan mata dan bersandar.
“Dia cukup cekatan.” Gumam Will saat ia kembali muncul dan melihat ke arah perginya Jane yang ternyata satu arah dengan keberadaan Will.
Saking paniknya, Jane yang berjalan was-was itu tak sesekali dia menengok ke belakang hingga ia menabrak wanita tua yang merupakan tetangga di sebelah kamarnya. Brugh! “Astaga Jane... Kau baik-baik saja nak?!” tanya nenek itu memegang kedua lengan Jane.
“Aku baik! Maafkan aku, apa kau baik-baik saja? Aku tadi menabrak mu cukup keras, aku benar— ”
“Tidak apa, aku baik-baik saja! Aku terlihat ketakutan, apa ada yang mengikuti mu?” tanya wanita tua itu dengan cemas.
Jane sendiri tak yakin jika ada yang mengikutinya, ia menggeleng dan tersenyum kecil memukul kepalanya pelan. “Mungkin aku lelah! Maafkan aku!” ucap Jane hingga mereka berpisah saat wanita itu pamit masuk ke dalam kamarnya.
Sungguh! Hari yang melelahkan untuk Jane, dia benar-benar antara siap dan tidak siap jika Marco and the geng akan menindas nya, namun melihat seseorang ditindas benar-benar membuatnya marah.
Wanita dengan kaos putih polos itu berkernyit kening saat dia mengingat Will—pria yang ditindas yang dia tolong. Seketika Jane terduduk di atas ranjangnya. “Aku yakin dia pria yang sama yang keluar dari gudang. Apa dia tahu sesuatu mengenai kematian Oshin?” gumam Jane yang mulai ingat kejadian malam itu.
Dia ingat dan melihat jelas Will keluar dari gudang tempat kematian Oshin tepat di malam yang sama dan di jam serta detik yang sama.
...***...
Las Vegas, AS — Aurora'st Company
Titt... Titt.. Titt.. Titt.. Suara denting panggilan pesan suara. [“Aurora Stone-Brooks, sampaikan kepada William, aku ingin bicara dengannya.”] Ucap seorang wanita cantik berambut cokelat gelap bergelombang yang kini dikuncir kuda.
Wanita itu menutup panggilannya usai mengirimkan panggilan pesan suara kepada seseorang di luar Las Vegas.
Dengan wajah cemas, wanita cantik dengan pakaian berwarna putih dan celana kulit hitam— menghela napas panjang.
“Nona Aurora! Ini sudah saatnya Anda kembali, jam kerja sudah selesai, Anda harus istirahat.” Jelas seorang pria tampan, tegas dan mengenakan kacamata khas seperti sekretaris CEO. Panggil saja dia Dante (38th).
Aurora Stone-Brooks (36th), dia mengatakan ke sekretaris nya dan tersenyum tipis. “Ya... Sepertinya malam ini aku tidak akan bisa tidur lagi!” ucapnya yang mulai beranjak dari kursi kerjanya.
“Anda mencemaskan tuan William?” tebak Dante yang sangat faham akan bosnya. Tentu saja, sudah 7 tahun dia bekerja sebagai sekretaris Aurora Stone-Brooks semenjak pertama kalinya wanita itu berhasil mengembangkan kembali bisnis keluarganya yang hampir hancur.
“Ya!” jawabnya jujur hingga menghela napas panjang saat dia berjalan ke arah Dante.
“Jika Anda mau, saya bisa menemuinya di sana saat ini juga.” Tawar pria tampan dengan setelan jas biru tua itu sukarela.
Aurora tersenyum kecil mendengar nya. “Dia akan semakin marah denganku, dia sangat keras. Kau tahu sendiri.” Balasnya sembari berjalan melewati Dante yang mulai mengikutinya keluar dari ruangan luas tersebut yang terdapat tulisan di depan pintu <
apakah kamu harus terluka dulu di tangan orang lain Jane baru kamu patuh kepada Will???? 🤔🤔🤔
Apakah Aurora akan mengalami sesuatu di tengah jalan???
sprti nya Nat hrs di beri pelajaran sama Dante 😀😂🫢🤭
klu will yah jiwa2 ayah nya Donovan keras kepala & tanpa belaa kasih sm musuh..
kpn thor aurora di bikin romantis sama asisten dante hehehehehe
apakah mereka mau menyerahkan nyawa mereka sndri????
edan wkwkwkw
Mending kalian ceritakan kenapa dng keluarga Robinson, apa yg ingin dia perbuatan sama Jane, biar Jane mikr" buat kabur wkwkw