Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 2 - Curiga
“Dia menginap di sana?” Naomi membaca sebuah pesan masuk dari Gilang dengan nanar. Meski terlihat hanya seperti sebuah pesan biasa. Namun, berhasil membuat perasaan Naomi sakit setelah membacanya.
Jika tadi Naomi bisa bersabar melepas suaminya pergi ke rumah mertuanya, kini rasanya tidak. Karena suaminya bukan hanya datang ke sana. Tapi menginap juga.
“Apa dia hanya peduli dengan perasaan Melvina saja. Tidak peduli jika aku terluka melihat sikapnya yang seperti itu?” Naomi menghela nafasnya yang terasa kian memberat. Semakin ke sini, Naomi merasa kalau Gilang sudah tak lagi peduli dengan perasaannya.
Keesokan harinya, Naomi memilih untuk mampir ke rumah mertuanya sebelum pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Dilihatnya di depan rumah masih ada mobil suaminya terparkir di sana. Tanpa pikir panjang, Naomi langsung melangkah masuk ke dalam rumah. Hendak melihat keberadaan suamianya di sana.
“Mas Gilang…” hati Naomi terasa teriris melihat Gilang sedang menyuapkan makanan untuk Melvina. Meski Naomi tahu kalau Melvina sedang sakit, tapi tetap saja ia merasa cemburu. Naomi rasanya sulit sekali untuk menutupi rasa cemburunya.
“Ehem…” deheman Naomi berhasil membuat pergerakan Gilang terhenti. Gilang tersentak melihat kedatangan Naomi.
“Naomi…” panggilan Gilang tak mendapatkan respon apapun dari Naomi. Naomi hanya diam sembari menatap datar ke arah Gilang. Setelah merasa bisa mengontrol perasaannya, Naomi akhirnya beranjak mendekati Gilang.
“Bagaimana keadana kamu sekarang, Melvina?” Dari pada mengajak Gilang berbicara, Naomi merasa lebih baik bertanya pada Melvina.
Bukannya menjawab pertanyaan Naomi, Melvina justru mengalihkan pandangannya pada Naomi. Entah kenapa semakin hari Melvina semakin menunjukkan rasa tidak suka pada dirinya secara terang-terangan.
“Keadaan Melvina masih sama. Belum membaik.” Gilang akhirnya mengambil alih jawaban Melvina.
“Oh…” respon Naomi begitu singkat. Tak lama berada di sana, Mama Ruby nampak datang dan menatap wajah Naomi dengan tatapan kurang bersahabat. Entah kenapa mertuanya menatapnya seperti itu. Naomi sungguh bingung dibuatnya.
“Mama, bagaimana kalau Melvina kita bawa ke psikiater untuk mengobati rasa traumanya. Kebetulan aku memiliki teman yang sudah biasa menangani kasus seperti Melvina ini.” Tawar Naomi setelah menyapa mertuanya lebih dulu.
Mama Ruby tak langsung menjawab. Dia memikirkan saran dari Naomi.
“Gak. Aku gak mau ketemu dokter. Aku takut!” Melvina langsung menjawab dengan ketus. Kemudian berteriak dengan histeris seolah memperlihatkan jika dirinya benar-benar takut.
Naomi dibuat heran melihat sikap Melvina yang makin hari makin mencurigakan di matanya.
“Melvina, tenanglah.” Gilang kembali berusaha menenangkan Melvina. Meski hanya berniat untuk menenangkan Melvina saja, namun pergerakan tangan Gilang menyentuh pundak Melvina tetap membuat Naomi merasa sangat cemburu.
Mama Ruby tak tinggal diam. Dia ikut berusaha menenangkan Melvina. “Mama pikir ada baiknya kamu dibawa ke dokter seperti saran Naomi, Melvina. Supaya kamu cepat sembuh. Mama gak kuat lihat kamu terus seperti ini.” Tutur Mama Ruby lembut. Ternyata Mama Ruby berpikir kalau saran dari Naomi ada baiknya untuk dilakukan.
Melvina menggeleng cepat. “Aku gak mau, Ma. Aku takut dan aku gak mau kalau semakin banyak orang lain yang tahu kalau aku sudah ternoda!” Seru Melvina sembari menangis kencang.
Mama Ruby bingung harus bagaimana. Sejak kejadian memilukan itu terjadi pada Melvina, dia berniat mengajak Melvina untuk berobat di rumah sakit. Namun, Melvina selalu menolak ajakannya dengan alasan yang sama.
“Sebenarnya dia takut kalau aibnya diketahui oleh banyak orang. Atau dia takut kalau Gilang dan mama tahu hasil dari pemeriksaan dokter nanti kalau sebenarnya dia tidak sakit?” Tanya Naomi dalam hati merasa curiga pada Melvina.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
pengen ku tabok dirimu pake kuali Mak ku Gilang😠😠😠😠😠
kalo perlu bilang, naomi keguguran gara² stress krn tuduhan mu sbg pelaku kejahatan