NovelToon NovelToon
Assalamualaikum, Pak KUA

Assalamualaikum, Pak KUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan / Dijodohkan Orang Tua / Pengantin Pengganti / Cintapertama
Popularitas:43.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Di hari pernikahannya, Andi Alesha Azahra berusia 25 tahun, dighosting oleh calon suaminya, Reza, yang tidak muncul dan memilih menikahi sahabat Zahra, Andini, karena hamil dan alasan mereka beda suku.

Dipermalukan di depan para tamu, Zahra hampir runtuh, hingga ayahnya mengambil keputusan berani yaitu meminta Althaf berusia 29 tahun, petugas KUA yang menjadi penghulu hari itu, untuk menggantikan mempelai pria demi menjaga kehormatan keluarga.

Althaf yang awalnya ragu akhirnya menerima, karena pemuda itu juga memiliki hutang budi pada keluarga Zahra.

Bagaimanakah, kisah Zahra dan Althaf? Yuk kita simak. Yang gak suka silahkan skip!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dihadang

Waktu telah menunjukkan pukul setengah satu pagi. Jalanan menuju kampung itu sunyi total, hanya ditemani lampu motor matic yang redup. Udara malam semakin dingin, dan suara jangkrik dari arah sawah terdengar jelas.

Mereka pulang terlambat karena motor milik Karel mati total. Dan akhirnya mereka harus menunggu sampai motor itu diperbaiki. Zahra maklum karena motor itu sudah lama bahkan sudah beberapa kali rusak.

Zahra duduk di belakang Althaf, memeluk tas belanjaannya sambil melamun panjang.

Sejak percakapan mereka di warung tadi sore, dadanya terasa sesak. Kata-kata Althaf terus terngiang “Aku gak mungkin menjandakan istriku hanya demi seorang janda.”

Apa maksudnya Althaf berkata seperti itu? Dia tidak mungkin jatuh cinta, kan? Tidak mungkin! pikir Zahra sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Gerakan itu terlihat jelas dari kaca spion, membuat Althaf mengerutkan keningnya. Ada apa dengannya? Apa dia baik-baik saja? Pikir Althaf.

Namun Zahra masih sibuk dengan pikirannya sendiri. “Sepertinya Althaf tak ingin menjalin hubungan dengan wanita lain sebelum kami bercerai. Ya, pasti karena itu,” gumamnya kecil.

Tiba-tiba motor berhenti mendadak.

Zahra tersentak dari lamunannya. “Ada apa? Apa kita sudah sampai?”

Gadis itu celingukan, tapi yang terlihat hanya hamparan sawah gelap di sebelah kanan, dan hutan lebat di sisi kiri. Angin malam menerbangkan dedaunan kering, menambah suasana makin mencekam.

“Kenapa kita berhenti? Kita belum sampai. Apa ada yang ketinggalan?” tanya Zahra bingung.

“Ada pohon tumbang di depan,” jawab Althaf pelan, namun rahangnya mengeras. Perasaannya langsung tak enak.

Ia cepat-cepat mencoba memutar balik motor. Namun sebelum motor sempat berbalik penuh lima orang begal sudah menghadang, tiga dari depan dan dua dari belakang.

Satu membawa motor yang tampak bukan miliknya, sementara di sisi lain sebuah angkot tanpa penumpang diparkir miring jelas hasil rampasan.

Wajah Althaf langsung berubah dingin. Zahra pun sadar sepenuhnya bahaya yang ada.

“Ara,” bisik Althaf lirih tanpa menoleh, “tetap di belakangku.”

Kelima begal itu mengelilingi mereka, masing-masing membawa parang panjang, badik, bahkan satu membawa busur. Mereka masih berusia 20-30 tahunan.

“Serahkan motor dan harta benda yang kalian bawa termasuk HP kalian kalau mau tetap hidup!” bentak salah satu dari mereka, sambil mengacungkan parang miliknya.

Althaf turun dari motor perlahan, menjaga tubuhnya agar tetap menghalangi Zahra. Ia menggenggam tangan Zahra erat.

Dengan suara hampir tak terdengar, ia berbisik, “Ara, kamu lari. Bawa motor ini, cari bantuan. Biar aku yang hadapi mereka.”

Mata Zahra langsung melotot. “Tidak. Aku tidak akan meninggalkanmu.”

Begal yang melihat keduanya masih sempat berbicara langsung membentak lebih keras.

“Hei! Kau berdua dengar ji kah?! Cepat kasih barang-barangmu semua! Kalau tidak, mati ko berdua!”

Zahra yang sejak tadi menahan diri merasa darahnya mendidih. Tanpa pikir panjang, ia membalas dengan nada tajam.

“Eh, dengar yaa! Bukannya pulang ke rumah cari pekerjaan halal. Malah jadi sampah masyarakat seperti itu. Kalian yang harusnya lebih baik pergi dari sini!”

Kelima begal itu terdiam sepersekian detik, lalu wajah mereka berubah murka. Namun setelah melihat wajah Zahra yang cantiknya menyolok meski hanya diterangi lampu motor, tatapan mereka berubah menjadi berkilat penuh niat jahat.

Althaf menyadari itu. Spontan ia menarik Zahra ke belakang tubuhnya, nadanya tegang. “Apa yang kau lakukan, Zahra? Kau membuat mereka semakin marah.”

Zahra mendengus tanpa gentar. “Biarkan saja.”

Salah satu pria dengan parang panjang mengayunkan senjatanya perlahan ke depan, matanya menyipit seperti sedang menilai barang dagangan.

“Bagaimana kalau kita buat kesepakatan saja?” katanya sambil menyeringai.

Zahra mendengus keras. “Kau pikir ini jual beli hah? Pakai kesepakatan segala!”

Althaf menahan lengan Zahra, menunduk sedikit pada pria itu. “Apa maksudmu?”

Kelima pria itu saling pandang, kemudian tawa mereka meledak, kasar dan menjijikkan. Cahaya bulan memantulkwn wajah mereka, juga senyum menyeringai yang membuat bulu kuduk berdiri.

Pria berparang itu menggeser langkahnya, mendekat satu langkah, matanya naik-turun menilai Zahra hingga membuatnya muak.

“Bagaimana kalau kubiarkan ko pergi dari sini … asalkan ini pacarmu untuk kita semua.”

Mata Zahra langsung melotot. “Enak aja. Lu pikir gue sudi sama muka pulu-pulu kek kalian ini. Najis.”

Para begal itu langsung berubah garang.

“Kurang ajar ko kau sebagai perempuan! Kau pikir hanya karena kau cantik, kita bakalan bersikap lembek? Tidak. Kau harus diberikan pelajaran!”

Zahra maju sedikit, siap membalas, tapi Althaf buru-buru menariknya ke belakang.

“Maaf, istriku bukan barang,” tegas Althaf, sorot matanya berubah tajam. “Dan tentu saya tidak akan berikan istriku.”

Senyum menyeringai kembali muncul di wajah para begal itu.

“Kalau begitu, kau pilih mati ternyata.”

Tanpa aba-aba, tiga pria dengan parang mengayunkan senjatanya bersamaan, menebas udara menuju Althaf.

Althaf mendorong Zahra ke belakang dan melompat ke samping, tubuhnya bergerak cepat, menghindari tebasan pertama sambil menangkis tangan pria kedua dan memberi pukulan keras ke rahangnya.

Zahra terpana. Sebuah senyum lebar terbit di wajahnya, ia tak menyangka Althaf jago beladiri dan juga sangat tampan.

“Duh, kenapa Althaf seperti actor laga, keren banget! Ayo suamiku! Hajar merekaaa!” seru Zahra.

Althaf melompat mundur menghindari tebasan ketiga, lalu memberikan tendangan putar ke dada pria itu hingga ia terpental jatuh ke tanah berbatu.

Bugh!

Namun dari ekor matanya, ia melihat dua begal lain bergerak mendekati Zahra.

“Zahra! Hati-hati!” teriaknya.

Tapi terlambat baginya dan terlalu cepat bagi para begal.

Zahra melangkah ke depan, tubuhnya seperti otomatis. Satu putaran cepat tendangan memutar menghantam rahang salah satu begal, membuat pria itu terpelanting.

Brak!

Begal kedua menerjang, mengayunkan badik. Zahra menangkap pergelangan tangannya, menekuknya keras sampai terdengar bunyi patahan tajam.

Krak!

Aarrgghh!

Pria itu menjerit, tapi Zahra tidak berhenti. Ia mengangkat lutut dan menendang tepat ke selangkangan pria itu.

Bugh!

“Rasain ini!” serunya.

Sisa para begal terbelalak, tak percaya. Dua orang mereka tumbang hanya dengan tangan kosong.

“Jangko takut beleng (bodoh)!” bentak pemimpin mereka. “Cepatko! Lawan ii!”

Kelima begal itu kembali mengepung, meski jelas nyali mereka mulai menguap.

Zahra maju duluan, wajahnya penuh semangat seperti sedang berada di arena. Ia meluncur rendah, menyapu kaki salah satu begal hingga pria itu jatuh terjerembap.

Dengan cepat Zahra memutar tubuh lalu menghantam hidung pria itu dengan siku darah langsung memancar.

Bugh!

Di sisi lain, Althaf menangkis ayunan parang dan memutar kakinya, menendang keras rusuk penyerangnya hingga pria itu melengking kesakitan.

Dengan gerakan berlanjut, Althaf memukul ulu hati pria kedua, membuatnya terjatuh sambil tercekik napas.

Dua begal terakhir ragu. Tapi pemimpin mereka berteriak lagi, memaksa.

Zahra menatap mereka dengan senyum miring. “Ayo lah! Tadi sok jago semua, sekarang kenapa?!”

Begal itu marah dan menerjang. Zahra memutar tubuh, memotong serangan dengan lututnya lalu menendang dadanya sampai pria itu terpelanting menabrak semak.

Brak!

Althaf menahan serangan terakhir, memelintir lengan pria itu dan menghempaskannya ke tanah dengan gerakan bersih khas orang terlatih.

Dalam hitungan detik, lima begal bersenjata berhasil dilumpuhkan hanya oleh satu suami dan istrinya.

Mereka tergeletak mengerang. Beberapa merangkak, mencoba kabur.

Zahra mengangkat alis. “Baru segitu? Ck … norak.”

Althaf menatap Zahra, napasnya teratur namun matanya masih penuh keterkejutan.

“Kau .…” Ia menelan saliva. “Kau jago bela diri?”

Zahra tersenyum bangga sambil mengibaskan rambutnya. “Baru tahu ya?”

Althaf menggeleng tak percaya, antara kagum dan syok.

Mata Althaf terbelalak saat salah satu dari begal itu mencoba menembakkan busur.

“Zahra awas!” teriak Althaf.

Jleb!

1
zylla
Semoga nanti Ara tendang 'kaki ketiganya' Pak Samsul 🤬
zylla
astaga 🤬🤬🤬🤬
zylla
Kasih paham, Ara. 🤭
zylla
'my selep' 🤣🤣🤣🤣🤣
👑yosha💣
ya ampuun......
ortu nya Zahra kapan datang sih ke kampung Altaf, biar warga kampung pada mingkem
heran deh, bikin emosi aja😡
👑yosha💣
Zahra di bilang tamatan SMA, gak salah tu.....
kalau tau identitas Zahra, yakin deh tu Mak Mak pada melongo
Dewiendahsetiowati
Mak jleb kan rasanya yang menghina Zahra
Aditya hp/ bunda Lia
jadi pengen ngebom kampungnya Althaf...
Aditya hp/ bunda Lia
udah saling cinta yah tapi masih pada malu malu meong mereka 🤭
Mommy Ayu
deeeh.... ini warga otaknya otak udang kali ya..... belum di selidiki mau main hakim sendiri. bukannya mereka tau kalau Altaf itu petugas KUA, pasti tau lah aturan pernikahan.
🤦🤦
Adilla Indah Claresta
mantap
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Makasih kak 🫶🫶
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Bu Mirna dan pak Syamsul minta di santet beneran ini mah sumpah bikin saya Gedeg 😤😤😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
malukan kalian blm th aja Zahra itu siapa 😏🤭
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
/Puke//Puke//Puke//Puke//Puke//Puke/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
nah, koooo... berubah jadi adegan panas beneran ini ko 🤣🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
tuhkan bener tebakan saya kl Althaf dah bucin abis tingkat dewa sama Zahra tp dia msh gengsi ngakuinnya ☺️☺️
αℓҽყα🦋
pngn x q tarik tuhhh mulut org2 yg GK tau adab.
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ada2 saja ini org ya hadeh kena karma nnti baru tau
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
his kek gtu ya kk yul klo hajatan di tmpt kk jd semua emas di pame saat kondangan kah
padahal blm tntu itu emas alsi 🙈🙈🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ish3 knp lah pada jual mahal sih akhirnya nnti bucin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!