NovelToon NovelToon
Kembali Hidup Untuknya

Kembali Hidup Untuknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Rebirth For Love / Chicklit
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Ariana Lyra Aurelia tidak pernah menyangka cinta tulusnya dibalas dengan pengkhianatan kejam dari sang kekasih yang tega menghabisi nyawanya.

Di ujung napas yang masih bisa Ia pertahankan, Kael Ethan Thomson, pria yang dijodohkan oleh ayahnya datang. Memeluk tubuh Ariana dengan air mata membasahi pipi pria itu. Pria yang selama ia abaikan karena perjodohan justru menjadi pria yang sangat tulus mencintainya dan selalu ada untuknya, bahkan ada disaat terakhirnya.

"Andai aku memiliki kehidupan kedua, aku akan mencintaimu setulus hatiku..."

Apa yang akan Ariana lakukan ketika kehidupan kedua benar-benar diberikan untuknya?

Ikuti kisah mereka...!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Kembali

(( Catatan : semua setting tempat dan nama yang digunakan hanya fiksi.))

Happy Reading!

. . . . .

. . . .

"Nona..."

"Nona..."

"Nona Ariana...!"

"Uhmmm... Berisik...!"

"Bangun Nona, Tuan besar menunggu Anda untuk sarapan bersama,"

DEG!

"Tuan besar...? Ayah?"

Kedua mata Ariana seketika terbuka, menegakkan tubuh dengan gerakan tiba-tiba dan menemukan suasana kamar yang sangat familiar baginya.

"Apa..."

Tangan Ariana reflek meraba dadanya sendiri, tertegun tidak ada luka ataupun rasa sakit seperti yang terakhir kali ia rasakan. Pandangannya mengedar, mendapati susunan kamar tempat ia berada saat ini sama seperti lima tahun lalu yang mana dirinya masih manjadi seorang pelajar.

"Nona?"

Ariana menoleh, menemukan sosok wanita berseragam maid yang berusia beberapa tahun lebih tua darinya berdiri di sisi tempat tidur, tersenyum hangat.

"Lila..."

Ariana berdesis lirih, air matanya mulai menggenang melihat sosok wanita yang terasa seperti seorang kakak baginya. Otaknya berpikir cepat, mengingat bahwa Lila adalah pelayan yang ia pecat secara tidak terhormat hanya karena pelayan itu berkomentar buruk tentang Ryder, dan dari dorongan Ryder jugalah ia memecat Lila, seakan melupakan bahwa Lila sudah menjadi pelayan pribadinya sejak ia masih remaja.

Puluhan kali Lila mengingatkan pada dirinya untuk tidak percaya kepada Ryder, namun ia tidak pernah mau mendengar. Dan pada akhirnya ia memberikan segalanya untuk Ryder setelah mengusir Lila dari kediaman Aurelia.

"Saya, Nona. Apakah Anda menginginkan sesuatu?" sambut Lila bingung.

'Apakah aku bermimpi?'

"Ambilkan aku cermin!" titah Ariana.

Lila mengangguk, menjauh sesaat dan kembali mendekat sembari menyodorkan sebuah cermin pada Ariana yang segera ia terima dan menatap pantulan wajahnya sendiri.

'Wajah ini... Aku terihat lebih muda. Dan kamar ini... Susunan kamar ini adalah saat aku masih tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Ashwood,'

Ariana menurunkan cermin ke pangkuan, menatap kedua tangannya, lalu memberikan cubitan kuat pada tangannya sendiri hingga meninggalkan bekas merah pada kulitnya.

'Sakit...'

"Nona! Apa yang Anda lakukan?" pekik Lila.

Wanita berseragam maid itu segera mendekati Ariana, meraih tangan Ariana untuk menghentikan aksi Nona-nya yang gagal ia lakukan ketika Ariana tiba-tiba memeluk tubuh Lila sampai membuat wanita itu terduduk di atas tempat tidur.

"Ini nyata..."

'Akhirnya aku bisa memelukmu lagi, Lila,'

Ariana bergumam pelan, menumpahkan kerinduan yang ia rasakan dalam benaknya, menahan isak tangis dengan membenamkan wajah di bahu Lila.

"Nona... Apakah Anda bermimpi buruk?" tanya Lila pelan sembari mengusap punggung Ariana.

"Saya minta maaf karena sudah membangunkan Anda,"

Ariana hanya menggeleng.

Tuhan tidak tidur, Ariana! Tuhan benar-benar memberimu kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang sudah kamu lakukan dengan kembali ke lima yang tahun lalu.

Terima kasih, Tuhan... Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Nona..."

Panggilan Lila menarik Ariana kembali dari lamunannya ke kenyataan yang tengah ia hadapi saat ini.

"Nona, jika Anda tidak segera bersiap, Anda bisa melewatkan sarapan bersama Tuan Besar," ucap Lila lagi.

'Tuan Besar... Aku bisa bertemu Ayah lagi...'

Ariana mengangguk, beranjak dari tepat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk memulai ritual paginya. Di dalam kamar mandi, Ariana memandangi pantulan wajahnya melalui cermin, mengamati tiap inci wajahnya yang tidak pernah lagi ia rawat sejak Ryder mengatakan tidak mementingkan penampilan fisik dan selalu meminta dirinya untuk tampil sederhana.

Wajah kusam, rambut kusut, serta penampilan sederhana yang ada dalam diri Ariana sekarang sedikitpun tidak mencerminkan siapa Ariana sebenarnya.

"Lila!"

"Saya, Nona?"

Lila segera mendekat saat Ariana menjulurkan kepala dari kamar mandi.

"Bisa beri aku sabun wajah?" pinta Ariana.

Lila tertegun, menautkan alis dengan tatapan heran pada Ariana yang kini mengulurkan tangan.

"Lila...!"

"Ah... Iya... Baik," sahut Lila.

'Pagi ini Nona bersikap aneh. Bukankah biasanya Nona selalu menolak menggunakan apapun yang berhubungan dengan skincare? Meski stok di kamar Nona selalu tersedia, tapi Nona tidak pernah menggunakannya,' batin Lila.

'Semoga ini pertanda baik,'

Ariana kembali menatap bayangan dirinya di cermin, memangkas sedikit rambutnya untuk membuat tampilannya lebih rapi dan segera keluar setelah ritual paginya selesai.

Tak sampai di sana, Ariana mulai memoleskan riasan tipis pada wajahnya yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Mengabaikan kacamata yang selama ini ia kenakan hanya untuk memenuhi keinginan Ryder hingga ia tidak sadar bahwa Ryder justru membuat penampilan Ariana terlihat culun.

"Nona... Anda terlihat cantik," puji Lila.

Ariana tersenyum. "Bisa bantu aku mengikat rambutku, Lila?" pinta Ariana.

"Uhmm... Apakah Anda yakin, Nona?" Lila balas bertanya, wajahnya menunjukkan keraguan.

Pertanyaan bernada ragu Lila membuat Ariana segera tersadar bahwa selama ini Ariana akan marah pada pelayannya jika menyentuh dirinya, dan semua itu karena bujukan Ryder yang selalu mengatakan jika apa yang dilakukan Lila hanya memperburuk penampilan Ariana, parahnya Ariana menelan mentah itu semua dan percaya pada Ryder.

"Tentu saja, Lila. Sekarang lakukan ini untukku," ucap Ariana tersenyum seraya menyodorkan sisir.

"Baik," sambut Lila tersenyum senang.

Begitu sisir itu berpindah tangan, Lila menyingkirkan handuk yang membungkus rambut Nona-nya, segera menyadari Ariana memangkas rambut. Sayangnya, ia tidak berani untuk bertanya lebih jauh, ia hanya merasa Nona-nya terlihat berbeda dari pagi itu dan melihat aura kecantikaan yang sebelumnya tidak pernah ia lihat.

"Selesai, Nona," ucap Lila.

Ariana berdiri, melangkah keluar meninggalkan kamar diikuti Lila di belakangnya dengan penampilan berbeda.

Jika sebelumnya ia berpakaian serba longgar dengan sweeter dan celana panjang, rambut diikat dua, serta kacamata membingkai kedua matanya, kini Ariana tampil lebih modis dan simple dengan rambut yang dikat menjadi satu di sisi kanan.

Langkah Ariana terhenti saat berada di ambang pintu ruang makan, jantungnya berdegup lebih cepat saat menemukan sosok Ayah-nya yang tengah menikmati secangkir teh bertemankan majalah seperti yang biasa Ayahnya lakukan. Membuncahkan kerinduan mendalam yang hatinya rasakan.

Kemudian, wajah itu terangkat, tersenyum pada Ariana yang membuat Ariana bergegas mendekat sekaligus menghambur ke dalam pelukan sang ayah.

"Ada apa ini, tidak biasanya kamu seperti ini,"

Wajah Ariana terangkat, menatap lekat wajah pria paruh baya yang sangat ia rindukan. Menggeleng pelan.

'Aku sangat merindukanmu, Ayah,'

Henry Aurelia, pria paruh baya yang menjadi Ayah Ariana itu tersenyum, mendorong lembut tubuh putrinya dan segera menautkan alis begitu melihat penampilan Ariana yang pagi ini tampak berbeda.

"Pakaianmu... Di mana kacamatamu?" tanya Tuan Henry bingung.

"Ayah lupa? Sejak awal mataku normal, kenapa aku harus menggunakan kacamata?" sambut Ariana tersenyum.

"Tapi, biasanya kamu..."

Tuan Henry tertegun, merasa tidak biasanya sang putri bersikap demikian, terutama riasan yang Ariana poleskan di wajah.

"Apakah aku terlihat aneh, Ayah?" tanya Ariana.

"Ahh... Tidak, bukan begitu. Kamu sangat cantik pagi ini. Ayo sarapan, pagi ini Ayah yang antar kamu ke Universitas," ucap Tuan Henry.

Ariana mengangguk. Tanggapan yang justru membuat dahi Tuan Henry berkerut.

"Apakah kamu baik-baik saja, Sweetheart?" tanya Tuan Henry.

. . . .

. . . .

To be continued...

1
Zenun
mau apa kau?
Zenun
coba dah digali-gali lagi
👑Queen of tears👑
sorry terhenti di tengah jalan tadi 🤣🤣
tetiba lampu mati dari pagi dan baru nyala sore😫🤧🤣
👑Queen of tears👑
serasi kali Rye dan seinun /Slight//Facepalm/
ngiriiiiii terossss kerjaannya 🤣🤣
👑Queen of tears👑
the real kekasih
uhukkk uhukk /Awkward//Awkward/
👑Queen of tears👑
malah kael yang nongol 😭🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
kau tertipu seinun /CoolGuy//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ryder mungkin
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
menunggu dicipok kamu dong kael🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ada, dicipok🤭🤭🤭🤭🤣
👑Queen of tears👑
yupz pembual berat 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
dulu di awal cerita Rye/Grin//Joyful//Facepalm/
👑Queen of tears👑
ughhh kekasihku gak tuhh /Awkward//Awkward/
👑Queen of tears👑
wkwkwk itu cmn alasan seinun/Joyful//Facepalm/ kmu dikibulin biawak rawa /Joyful//Joyful//Facepalm/
👑Queen of tears👑
dihh ngpain Rye, ngapain coba sentuh²😒😒
👑Queen of tears👑
e nya ngumpet di mana ini 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
gerak cepat sebelum terlambat ya kael🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
iya dia si manis jembatan ancol🙃
ehhhh
🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
👑Queen of tears👑
astaga para netizen memang maha benar dgn segala argumennya 😒🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
kan itu dulu, lain cerita dengan sekarang,,, ini alurnya sudah direvisi Rey, jadi please! karungin sedikit rasa percaya dirimu /Sweat//Tongue//Joyful//Joyful//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!