NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Alex tersenyum ringan seraya memandang wajah Irene. "Kamu lagi butuh kerjaan?" tanyanya.

"I-iya, Pak Alex. Kebetulan aku baru resign dari pekerjaan aku yang lama," jawab Irene, menggaruk kepalanya sendiri seraya tersenyum cengengesan.

"Hmm ... emangnya, sebelumnya kamu kerja di mana?"

Irene terdiam, menggerakkan matanya ke kiri dan ke kanan merasa bingung dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Alex William. Mustahil jika ia berkata jujur bahwa dirinya adalah polisi wanita di Satgas Khusus, misinya bisa berantakan.

"Eu ... itu, Pak. Anu, aku kerja di Mall Pelita. Karena gajinya kurang cocok, makannya aku resign dari sana," jawab Irene, asal bicara.

"Mall Pelita?" tanya Alex, senyuman di kedua sisi bibirnya semakin mengembang lebar. "Mall itu punya saya juga lho. Astaga! Jadi, gaji di sana kurang memadai, ya."

Irene terkejut, matanya membulat. Sebenarnya, berapa perusahaan yang dimiliki oleh pria berwajah dewasa itu? Jadi, bukan hanya PT MGT saja perusahaan milik Alex, salah satu Mall terbesar di kota Jakarta pun berada dibawah naungannya. Irene tersenyum singkat, satu informasi penting berhasil ia dapat. Namun, gadis berusia 25 tahun itu dibuat penasaran, berapa kira-kira jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Alex William?

"Waah! Gak kebayang berapa jumlah kekayaan nih orang. Sayangnya, dia mafia sindikat, kalau aja dia dapetin uang dengan cara yang halal dan gak ngelanggar undang-undang, mau deh gue jadi bininya," batin Irene, seraya memandang tubuh Alex dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Kamu kenapa liatin saya kayak gitu?" tanya Alex seketika gugup.

Irene tersenyum dipaksakan seraya menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal. "Ng-nggak ko, Pak. Bapak ganteng mirip CEO-CEO di drama Korea," jawab Irene dengan sedikit candaan.

"Kamu bisa aja," decak Alex dengan wajah memerah. "Eu ... kalau kamu serius pengen kerja di perusahaan saya, kamu dateng besok pagi. Gak usah interview, langsung aja dateng ke ruangan saya. Oke?"

"Anda serius, Pak?"

"Tentu saja saya serius, tapi--" Alex menahan ucapannya seraya menatap tubuh Irene dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Tapi apa, Pak?" tanya Irene, menatap tubuhnya sendiri lalu kembali menatap wajah Alex.

"Saya gak mau kamu dateng dengan pakaian kayak gini, kamu pake baju yang lebih formal dan rapi, pake high hell dan sedikit di make up," jawab Alex.

"Baik, Pak. Aku janji akan dateng ke kantor Anda dengan pakaian yang lebih rapi dan pake make-up," jawab Irene dengan semangat. "Ya, meskipun aku gak terbiasa pake make-up, aku lebih suka kayak gini lebih natural, tapi demi Bapak, aku rela pake make-up asalkan aku bisa kerja di perusahaan bapak."

Alex mengangguk-anggukkan kepala seraya tersenyum ringan. Gadis itu bukan hanya pemberani, tapi juga penuh semangat dan ceria. Terlebih, wajahnya benar-benar polos dan tetap terlihat cantik meski tanpa polesan lipstik yang selalu mewarnai bibir seorang wanita. Diam-diam, Alex mengangumi sosok wanita yang baru pertama kali ia temui itu. Apa mungkin Alex jatuh cinta pada pandangan pertama? Entahlah, hanya Tuhan dan ia sendiri yang tahu pasti.

"O iya, kita belum kenalan. Siapa nama kamu?" tanya Alex, mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

Irene menatap telapak tangan dengan jari-jarinya yang lebar dan kulit sawo matang, ia pun menerima uluran tangan tersebut, berjabat tangan seraya menyebutkan namanya.

"Namaku Irene, Pak Alex. Irene Larasati," jawabnya dengan senyum.

"Baiklah, besok saya tunggu kamu jam delapan pagi di kantor, Iren. Kalau kamu kesulitan menemui saya, kamu langsung aja telpon saya di nomor yang tertera di kartu nama itu," ucap Alex, seraya menunjuk kartu nama yang masih dipegang oleh Irene.

"Baik, Pak. Terima kasih atas bantuannya," jawab Irene tersenyum lebar.

***

Keesokan harinya. Irene Larasati nampak berdiri di depan gedung pencakar langit. Kepalanya mendongak, menatap puncak gedung yang saking tingginya sampai-sampai ia tidak dapat melihat ujungnya. Irene tersenyum kecil, misinya baru saja akan dimulai. Satu doanya, semoga ia selamat sampai misi ini selesai. Irene melangkah hendak memasuki gedung tersebut, tapi seseorang tiba-tiba meraih pergelangan tangannya dan menahannya.

"Tunggu, Ren," pinta seorang laki-laki, rekan kerjanya di kepolisian.

Irene sontak menahan langkahnya lalu memutar badan dengan terkejut. "Ikbal?" sapanya, matanya membulat. "Lagi ngapain kamu di sini? Astaga, kalau mereka sampe tahu kamu ada di sini, bisa gawat."

"Justru itu, Ren. Kenapa kamu mau dikasih tugas berbahaya kayak gini, heuh? Biar saya aja yang gantiin kamu, ya," ucap Ikbal, pria berusia 30 tahun, berbadan tinggi dan berkulit sawo matang.

"Nggak bisa, Bal. Aku udah terlanjur nyebur, ini tinggal nyelem doang," tolak Irene, seraya melepaskan lingkaran tangan Ikbal.

"Tapi misi ini berbahaya banget, Ren. Nyawa kamu bisa aja melayang. Kalau kamu masuk ke dalem, saya takut kamu gak bisa keluar dalam keadaan hidup," ujar Ikbal, merasa khawatir. "Kalau mereka sampe tau kamu polisi, gimana?"

"Kamu tenang aja, aku gak akan ketahuan ko. Kamu lupa siapa aku? Aku Irene, gadis tomboy yang jago berkelahi. Aku bisa jaga diri ko, oke?" jawab Irene, menepuk pundak Ikbal dengan senyum lebar, lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertahan.

Ikbal hanya bisa menatap kepergian wanita itu dengan helaan napas panjang. Sudah lama ia memendam perasaan kepada Irene yang memiliki usia lima tahun lebih muda dengannya. Bisa dikatakan, Irene adalah juniornya di satgas kepolisian. Ia tidak ingin wanita yang ia sukai terluka apa lagi kehilangan nyawanya. Dirinya akan tetap melindungi wanita itu dan memantaunya dari kejauhan.

"Jaga diri kamu baik-baik, Ren. Saya gak mau kamu sampe terluka apalagi kehilangan nyawa," gumam Ikbal lalu berbalik dan melangkah meninggalkan tempat itu.

***

30 menit kemudian, Iren berdiri di depan pintu ruangan Presiden Direktur. Matanya nampak menatap tulisan kapital berwarna keemasan bertuliskan ruangan Presdir PT MGT Group. Jantungnya berdetak kencang, telapak tangannya bahkan mulai berkeringat. Irene menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya mengetuk pintu ruangan.

"Masuk!" seru seorang laki-laki dari dalam ruangan, suaranya terdengar samar-samar, tapi penuh wibawa.

Irene membuka pintu lalu melangkah memasuki ruangan tersebut. Alex, yang tengah duduk di kursi kebesarannya seketika berdiri tegak, menatap wajah Irene yang terlihat lebih cantik dengan balutan jas berwarna hitam dan rok A-line pendek di atas lutut, tidak lupa high heels dengan warna senada melengkapi penampilannya dengan make-up tipis dan lipstik berwarna natural menyempurnakan kecantikannya.

Irene melangkah mendekati meja dengan gugup. "Selamat pagi, Pak Alex," sapanya dengan senyum manis, berdiri tepat di depan meja.

"Se-selamat pagi, Iren. Kamu cantik sekali," jawab Alex, pandangan matanya tidak beranjak sedikitpun dalam menatap wajah cantik seorang Irene.

"Akh, Bapak bisa aja," ucap Irene, seraya merapikan rambut pendeknya dengan salah tingkah.

"Oke, kamu udah bisa bekerja mulai hari ini. Kebetulan, posisi sekretaris lagi kosong. Jadi, kamu akan bekerja sebagai sekretaris saya. Oke?"

"What? A-aku jadi sekretaris Anda?"

Bersambung ....

1
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
Jamayah Tambi
Selepas 8 tahun baru jumpa
Jamayah Tambi
Anak degil
Jamayah Tambi
Dah masik kandang singa memang tak boleh keluar dah
Jamayah Tambi
Mesti Irinevdah mengandung anak mafia tu
Jamayah Tambi
Kau peduli Akex
Jamayah Tambi
Alex dah tau kau polisi,tp buat2 tak tau kerana cintanya.Dia ingin kamu berhenti jd polis dan menjadi isterinya Itu taktik Alex.
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya bang alex ma irene ketemu lg,kaget ya bang tiba" menjadi daddy si kembar willi & willo 🤩🤩
mampus kau david,habis ni kau akan liat kemurkaan dan kemarahan bang alex 🤭😅😅
Jamayah Tambi
David cukup hati2
Jamayah Tambi
David pulak mcm ketua mafia.
Jamayah Tambi
Kaya raya memang,tp klu suaminya tidak setia dan kaki selingkuh macam mana.Mana ada perempuan yg sanggup diduakan./Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
Masuk kandang singa kamu Ren/Toasted//Toasted/
Jamayah Tambi
Belum apa2 dah kantoi /Sob//Sob/
Jamayah Tambi
Kamu berani sangat Irine.
Jamayah Tambi
Biar betul 2 vs 12.Macam tak logik.
Jamayah Tambi
Ah sudah,bahaya ni Airine
Jamayah Tambi
Mcm man nk jadi sekretaris klu tidak ada latihan.
Sri Astuti
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah wanita ketika merasa kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!