NovelToon NovelToon
Dealova, Transmigrasi Ke Tubuh Petanì

Dealova, Transmigrasi Ke Tubuh Petanì

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Menjadi Pengusaha / Careerlit / Bercocok tanam
Popularitas:103.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Dealova William gadis cantik mahasiswi seni rupa yang akan mengadakan pameran lukisan. Dia bersikeras akan ikut memamerkan lukisan almarhum Nenek Buyut nya. Namun Sang Mama melarangnya dan terjadilah saling rebut lukisan itu.. lukisan itu pun terjatuh dan menimpa tubuh Dealova menyebabkan dia tidak sadarkan diri..

Akan tetapi di saat Dealova membuka kedua matanya dia melihat tempat dan orang orang yang sangat asing baginya.. Dia pun juga sangat asing dengan tubuhnya sendiri.. jiwa Dealova terperangkap masuk ke dalam tubuh kurus petani perempuan yang punya tiga orang anak dan suami yang kasar.

Bagaimana kisah Dealova apakah dia bisa bertahan dari kehidupan mewah nya menjadi petani miskin yang tertindas? Apa Dealova bisa mengubah takdir perempuan miskin itu? Dan apa ada hubungannya dengan lukisan Nenek Buyut dengan fenomena kejadian yang dialami Dealova ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 2.

Kedua mata Dealova dalam wujud perempuan kurus itu melotot ke arah ketiga anak itu.

“Hah Anak? Kapan aku hamil dan melahirkan? Bagaimana mungkin aku punya anak seperti kalian?” ucap Dealova dengan nada sangat kaget..

Ketiga anak itu pun menangis dengan keras karena Sang Mama yang begitu mereka sayangi tempat berlindung lupa pada mereka.

“Huuuuu... huu.... hhuuuuuaaaaa.... huuuuuaaaaa... huuuu.... huu.... huuuuuaaaa... huuuuaaaa...”

“Kenapa kalian menangis.” Gumam Dealova , dia menoleh ke kiri dan ke kanan melihat ruangan yang sangat asing baginya dinding ruangan terbuat dari papan kayu.. dan dia tergelatak di atas lantai tanah..

Di saat dia akan bangkit berdiri...

“Hah? Kenapa tubuhku jadi seperti ini? Kenapa tanganku kurus sekali dan kasar? Kenapa aku pakai baju seperti ini? Apa aku bermimpi?” teriak Dealova sambil mengucek ucek kedua matanya..

“Kakak apa Mama sudah menjadi gila huuu... huu...?” bisik seorang anak perempuan kira kira berumur lima tahun sambil masih menangis tersedu sedu.

“Ma.. ma... ma.. ma..na.. na.. na.. la... la .. la...” celoteh anak laki laki yang paling kecil kira kira berumur dua tahun kurang.

“Hah! Kenapa kamu mengatakan aku gila!” teriak Dealova sambil menatap wajah imut anak perempuan yang tubuhnya juga kurus memakai daster kecil yang lusuh.

“Cermin? Mana cermin? Kenapa tubuhku sangat sakit sekali? Huhhhh!” ucap Dealova sangat panik dan sangat kesulitan untuk bangkit dari terkapar nya di lantai tanah yang sudah memadat itu.

“Mama tadi dihajar Papa lagi ya? Kepala Mama sakit ya ?” ucap anak laki laki paling besar sambil membantu Dealova untuk duduk.

“Mama dihajar Papa.” Gumam Dealova di dalam hati semakin bingung.

“Mama aku ambilkan air minum dan ketela tapi Mama jangan gila ya.. aku takut kalau punya Mama gila.” Ucap anak perempuan itu sambil bangkit berdiri dan pergi ke luar dari ruangan itu.

“Cermin ambilkan aku cermin.” Ucap Dealova yang sudah duduk di atas lantai sambil menatap anak laki laki yang membantunya duduk.

“Iya Ma.. “ ucap anak laki laki itu lalu bangkit berdiri dan melangkah menuju ke meja untuk mengambilkan cermin yang diminta oleh Dealova. Tangis mereka pun sudah reda.

“Ini Ma.” Ucap anak laki laki itu sambil memberikan cermin kecil milik Mamanya, di kamar itu memang hanya ada cermin kecil itu. Lemari kayu usang itu tidak ada cermin nya.

Dealova menerima cermin itu dan melihat wajahnya di cermin kecil itu..

“Aaaaaaaaaaaaaaaawww....” teriak Dealova sangat keras dan dia pun tergelatak lagi di lantai tanah..

“Mama.. Mama.. Mama kenapa? Mama bangun Ma.. jangan mati Ma.. hu... hu... hu.... kasihan kami Ma.. ingat kami Ma.. jangan mati Ma.. kami ikut siapa kalau Mama mati, Papa pasti tidak mau mengurus kami hu... hu... hu...” ucap anak laki laki tertua itu mulai lagi menangis tersedu sedu..

“Ma....ma... ma.. ngun ma.. ngun.. ma... “ celoteh anak terkecil sambil menggoyang goyang tubuh Mamanya itu yang kini berisi jiwa yang lain yang masih bingung pada raga baru nya yang sangat jauh berbeda. Wajah tirus kusam dan hitam karena sengatan matahari, rambut pun juga sangat kusam dan merah bercabang karena terbakar oleh sinar matahari.

“Mama ini minum nya dan ketela nya... “ ucap seorang anak perempuan berusia lima tahun kembali masuk di tangannya membawa satu cangkir plastik dan satu potong ketela pohon rebus.

“Kakak kenapa Mama tidur lagi?” tanya anak perempuan itu sambil jongkok di dekat tubuh Mama nya..

“Mama.. bangun Ma.. jangan mati Ma... hu... hu....hu....” ucap anak laki laki yang masih menangis sambil terus menggoyang goyang tubuh Mama nya yang kurus kering.

“Mama.. bangun Ma... jangan mati Ma.. aku sudah mau sekolah kalau Mama mati aku tidak jadi sekolah Ma.. bangun Ma.. jangan mati Ma.. hu... hu... hu...” ucap anak perempuan yang kini juga mulai menangis dan juga ikut menggoyang goyang tubuh Mama nya..

Dealova yang kini jiwa nya berada di tubuh perempuan kurus itu, mendengar semua ucapan anak anak kecil itu.. Dealova pun mengingat ingat kejadian yang baru berlalu..

“Ya Allah apa aku sudah mati dan jiwaku pindah pada orang ini yang punya tiga anak ini.. hiks... hiks... hiks... Mama.... hiks... hiks... hiks... maaf Ma.. aku kuwalat mau ambil lukisan Nenek buyut hiks... hiks....hiks...” Gumam Dealova di dalam hati dan dia terisak isak menangis..

“Apa jiwaku sekarang berada di tubuh Mama anak anak kecil itu.. hiks.. hiks.. hiks... mungkin karena dosa dosa ku tidak nurut pada Mama dan Papa aku sekarang menjadi orang miskin hiks.. hiks... hiks... “ gumam Dealova di dalam hati sambil terus terisak isak menangis, Dealova memang malas belajar dengan beralasan lebih berbakat melukis dan menurun dari gen Mamanya yang tidak cerdas. Tidak seperti kedua kakaknya yang cerdas menurun dari gen Papanya. Begitu alasan Dealova kalau disuruh belajar dia lebih senang menggambar atau melukis yang tidak pusing menghitung dan menghafal.

“Mama jangan menangis jangan sedih Ma.. sekarang minum dan makan ketela ini ya Ma..” ucap anak laki laki terbesar.

KRUCUK

KRUCUK

KRUCUK

“Perutku lapar banget, anak anak ini seperti nya anak baik dan sayang pada Mamanya, kasihan sekali mereka hidup sangat kekurangan, apa aku bisa hidup miskin bersama mereka.” Gumam Dealova lagi di dalam hati dia pun membuka lagi kedua matanya..

“Perut Mama bunyi Mama pasti lapar sekali, makan ini Ma..” ucap anak laki laki terbesar sambil memotong ketela menjadi lebih kecil dengan tangan nya dan mendekatkan pada mulut sang Mama..

Dealova yang merasa perut nya sangat lapar segera memakan ketela pohon rebus itu dengan lahap..

“Apa masih ada lagi, perutku masih sangat lapar.” Ucap Dealova yang kini sudah bangun sudah menghabiskan ketela dan juga sudah minum air putih di cangkir plastik.

“Di dapur sudah habis Ma, biar aku cabut dulu dan nanti Kakak rebus dulu ya..” suara imut anak perempuan sambil menatap Sang Mama.

“Ayo kita cabut ketela.” Ucap Dealova sambil bangkit berdiri dia ingin tahu kini sedang berada di mana..

“Ayo Ma...”

“Ma..ma... ma kut.. kut... kut...”

Sesaat mereka di sudah di luar rumah.. Hidung Dealova menghirup udara segar meskipun hari sudah tidak lagi pagi bahkan sinar matahari bersinar terik. Di luar terbentang halaman rumah yang lumayan luas, ada banyak tanaman ketela pohon dan di kejauhan ada banyak pepohonan.. sangat jauh berbeda dengan suasana ibu kota.

“Di mana dan siapa aku ini? Kalau aku tanya pada anak anak ini, pasti di bilang aku sudah gila..” gumam Dealova di dalam hati.

Dealova pun melangkah mengikuti langkah kaki ketiga bocil yang baru dikenalnya, mereka bertiga pun sibuk mencabut tanaman tanaman singkong alias ketela pohon yang telah berisi umbi di dalam pangkal batang nya.

Sesaat Dealova kedua mata nya melebar kala melihat seorang laki laki memakai kaos putih kumal dan berkulit hitam berjalan masuk ke halaman dengan tubuh yang jalan nya sempoyongan, di tangannya memegang satu botol kaca.

Jantung Dealova pun berdetak lebih keras saat mata merah laki laki itu menatap nya dengan tajam..

1
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
asek.. asekk juosss lanjutttt
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
yes yes.. okkk bget tuhhh aq suka sekali riquesan q ternyata di kabulin ma mak otor
Wanita Aries
Rasaiin yudas ma gobet🤣🤣🤣
YuniSetyowati 1999
Astaghfirullah 😅😁
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
jan.. jan.. disangka hujan sama Jendro 👶🙈
Ai Emy Ningrum: lama2 semua pada ketularan jendro , sebelum nya ketularan yayuk ..piyeeee 😂😂
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: bubur kacang ijo ajaaaa... nak.. nak.. mam.. mam.. mam... 👶
total 9 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
orang2an hutan oom 🦧 🤣🤣🤣
Ai Emy Ningrum: layak /Good//Good/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: sungguh patut /Good//Good/
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
laah Jendro ditinggal sendirian, ntar nangis dia 👶
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: nangis kejer kalo Jendro 👶 ditinggal kak /Facepalm/
Arias Binerkah: wkwkwk perasaan tadi udah nulis Jendro digendong Pak Dokter 🙈🙈🙈🙈 otw revisi ceu 🏃‍♂️🏃‍♂️🏃‍♂️🏃‍♂️
total 2 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
guk guk nya langsung rapat cuy.. meeting kilat 😳🙄
Ai Emy Ningrum: tendangan maut 🤺🤺🤺🤺🦮🦮🦮🦮 cakar anu nya tu si Yudas 👊🏻👊🏻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kasi gigitan dan cakaran /Angry/
total 7 replies
Ai Emy Ningrum
bahkan Jendro 👶🏻👶🏻 lebih hapal sama bapak polici 👮🏻‍♀️ drpd bapak nya sendiri 🤣🤣🤣🤣
Ai Emy Ningrum: yo wess pikir Jendro 👶🏻 mo manggil ndoro kek ,indro kek,yg penting ..mam..mam..nak..nak..gih ...gih ..🍽️🍼🥛🧋🍗🍗🍗🍗🍗🍞🍞🍞🍔🍔 yesss 🥳🥳🥳
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: jendroooooo 🏃‍♀️🏃‍♀️
total 6 replies
Ⓜ️αɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
biarkan 2orang itu membusuk dipenjara jangan sampe keluar bikin susah saja hidup cuma meresahkan lebih baik dibina.....sakan
Pasar Japah
kok belum up thor
Arias Binerkah: sudah kak, tapi masih revièw terus, sudah lapor juga ke mimin dan editor.. tunggu ya.. 🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
YuniSetyowati 1999
Semoga g di makan tuh tulang.Ayo Antoni cepat kamu kedepan dan panggil para guguk untuk mencari ke 2 lucknut itu.
YuniSetyowati 1999
Haiyah turun level ni ye 😅
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
aduhhh jgn smpe mati lah itu pasukan ya allah kasihan sekli
aq g rela pasukan antoni mati
kasih pelajaran balek itu 2 manusia laknat biar kwalat 😭😭😭
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: pke sapu noooh
Ai Emy Ningrum: ssuuh ,,ssuuuh #usirkodok 🐸
total 12 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
semoga guk guk nya mencium bau2 racun tikus yg gak enak dan gak mau makan 🐶🐶
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: ya salam sistem NT yaaak, kek ketek bayik 👶 sensian /Facepalm/
YuniSetyowati 1999: Iya, akhirnya sapinya dijual dengan harga murah.Walau dalam keadaan sehat dan belum mati,tp sudah lemes tuh sapi.Jd drpd rugi besar akhirnya dijual murah ke penjagalan sebelum sapinya metong karena kehabisan darah.
total 11 replies
YuniSetyowati 1999
Kembali ke point 7.7 "SABAR"
YuniSetyowati 1999
Asyik ilmu lagi 🥰
YuniSetyowati 1999
Lucunya Jendro
YuniSetyowati 1999
Bagus Gina.Semangat belajar ya.Gunakam kesempatan dan waktu yg ada.Sekolah yg pintar,agar kau bisa jd sosok ibu yg dibanggakan anak2mu.
Pasar Japah
pasti d bantu dokter Anthony deal,tenang aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!