NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Angst
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?” tanya Nadia.

“Tidak akan mungkin itu terjadi,” sarkas Yudha.

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya sebatas ranjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Program Kehamilan

Program Kehamilan

Matahari mulai meninggi. Maura baru terjaga dari tidurnya, dan ia mendapati hanya dirinya sendiri yang berada di atas tempat tidur. Ia pun kemudian menyibak selimut, lalu turun dari tempat tidur itu.

Turun ke lantai bawah, Maura pikir ia akan menemukan Yudha di meja makan. Tapi ternyata, meja makan sudah dalam keadaan rapi dan bersih.

Pergi ke dapur, ia mendapati Bi Ratmi yang sedang mencuci piring bekas makan para ART di rumah.

“Tuan ada sarapan pagi ini, Bi?” tanyanya sembari berjalan ke arah kulkas, lalu mengambil sebiji apel dan memakannya.

“Ada, Nyonya,” jawab Bi Ratmi, kemudian menyiapkan segelas susu hangat untuk majikannya itu. Kemudian menaruhnya di meja makan yang berdekatan dengan dapur.

Maura menarik satu kursi untuk ia duduki.

“Nyonya mau saya siapkan sarapan sekalian?” tanya Bi Ratmi.

“Tidak usah, Bi. Aku bisa makan di luar. Oh ya, Tuan titip pesan apa pagi ini?”

“Tidak ada, Nyonya. Habis sarapan Tuan langsung pergi.”

Satu kebiasaan Yudha yang dilewatkan pagi ini. Sesibuk apapun pria itu, dia tidak pernah melupakan meninggalkan pesan untuknya. Hanya pesan biasa saja, seperti mengingatkan dirinya untuk tidak melewatkan sarapan, mengingatkan dirinya untuk menghindari makanan yang tinggi kalori, dan lain sebagainya. Hanya sebuah kebiasaan kecil yang terlihat tidak begitu penting, tetapi itu merupakan bentuk perhatian untuknya.

Maura menghela napas, menaruh apel di meja. Satu persatu kebiasaan Yudha itu sudah mulai ditinggalkan. Entah sengaja atau memang lupa karena saking sibuknya pria itu.

Semalam Maura pulang agak larut. Begitu sampai di rumah, ia mendapati Yudha sudah terlelap dalam tidurnya. Ia bahkan tidak tega mengganggu tidur pria itu, karena ia tahu pria itu lelah seharian setelah bekerja.

Namun, di sudut hatinya yang terdalam, Maura merasa Yudha sudah mulai berubah. Biasanya, Yudha akan menunggunya selarut apapun ia pulang ke rumah. Karena Yudha mengerti jadwal pemotretan yang tidak menentu.

Kali ini Yudha tidak melakukan kebiasaannya itu seperti dulu. Apakah Yudha sudah lupa ataukah Yudha sudah lelah?

Usai meneguk segelas susu hangat, Maura lantas bergegas naik ke lantai dua. Ia kemudian merogoh tas, hendak mengambil ponsel untuk menghubungi Yudha. Sedikit terkejut, bukannya ponsel, ia malah mengambil kacamata.

“Ya ampun. Kenapa aku bisa lupa, sih?” gumamnya sembari menggeleng pelan. Kemarin ia tidak sengaja memasukkan kacamata milik Rizal ke dalam tasnya. Lalu ia malah lupa mengembalikan kacamata itu pada pemiliknya.

“Dia pasti kesulitan tanpa kacamata ini. Apa sebaiknya aku kembalikan saja sekarang?” gumamnya lagi seraya menimbang-nimbang.

“Ya sudahlah.” Bergegas ia ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Usai bersiap-siap, ia lantas membawa langkahnya cepat menuruni anak tangga. Tiba di anak tangga terbawah, langkahnya harus terhenti karena sesosok yang tidak ia inginkan kehadirannya pagi ini sudah berdiri di sana, menyambutnya dengan senyuman.

“Buru-buru, mau ke mana?” tanya Elvi lembut. Sengaja pagi ini ia menyambangi rumah anak dan menantunya ini untuk membahas hal penting yang sering tertunda.

“Ada kerjaan, Ma. Mama apa kabar? Mama sudah sarapan?” Ingin menghindar, Maura masih mencari-cari alasan yang tepat. Sebab sebetulnya ia enggan sekali meladeni mertuanya ini. Karena ia tahu, lagi dan lagi sudah pasti hal yang sama yang akan disinggung oleh mertuanya ini.

“Mama sehat. Mama juga sudah sarapan. Mama perlu bicara sama kamu sebentar, bisa?”

“Emm ...” Maura melirik arloji pada pergelangan tangan. Jika boleh jujur, ia tidak ingin meluangkan waktu untuk mertua bawel ini. Tetapi apalah daya, ia tidak ingin memberikan kesan jika ia menantu yang tidak menghormati mertua.

“Mama tidak akan lama kan?” tanyanya kemudian.

“Cuma sebentar saja.”

“Ya sudah.” Maura berjalan ke arah meja makan yang dekat dari tangga. Kemudian menarik kursi untuk mertuanya, lalu untuk dirinya sendiri.

“Kemarin Mama mengundang kamu dan Yudha ke rumah, tapi kamu tidak datang. Mama tidak mempermasalahkan karena Mama tahu kamu sibuk. Maka dari itu Mama datang ke sini untuk membicarakan masalah yang kemarin kami bahas. Mama juga sudah ijin sama Yudha,” kata Elvi membuka obrolan.

“Tentang apa itu, Ma?” Perasaan Maura mendadak menjadi tak enak.

“Apa.kamu mau mengijinkan Yudha menikah lagi?”

Maura terkesiap. Tak pernah mengira ibu mertuanya sampai berpikir seperti itu. Mulutnya sudah terbuka hendak menjawab saat mertuanya kemudian berkata,

“Mama cuma bercanda. Mama tahu kamu pasti tidak akan rela suamimu menikah lagi. Mama juga perempuan, jadi Mama tahu gimana sakitnya dimadu.”

Maura bernapas lega mendengar ucapan Elvi. Sebetulnya ia juga sempat punya ide seperti itu. Dengan mengijinkan Yudha menikah lagi hanya demi mendapatkan keturunan. Tetapi belakangan, ia memikirkan kembali idenya itu, apakah sudah tepat atau tidak.

Masalahnya tidak akan segampang itu bagi Yudha untuk menikah lagi. Dan juga tidak akan mungkin ia rela melihat suaminya tidur dengan perempuan lain. Apalagi kalau sampai suaminya menyukai perempuan lain.

Maura sempat terbersit ide seperti itu lantaran keputusasaannya dalam menjalani biduk rumah tangganya yang belum diberi momongan sampai hari ini. Ia juga merasa depresi dengan penyakitnya yang ia sembunyikan dari keluarganya.

“Kamu juga pasti tidak mau kan kalau sampai Yudha jatuh cinta sama perempuan lain? Mama tahu kamu sangat mencintai anak Mama. Makanya Mama datang ke sini mau mengajak kamu ke dokter,” kata Elvi.

“Ke dokter? Untuk apa, Ma?”

“Untuk memeriksakan kesehatan kamu. Yudha juga sudah setuju untuk melakukan program kehamilan. Dan itu akan dilakukan sejak sekarang.”

“Ta-tapi, Ma. A-aku ...”

“Tidak ada tapi-tapian. Ayo ikut Mama. Kita pergi sekarang.” Elvi sudah berdiri, lalu melenggang meninggalkan meja makan.

Tidak ada pilihan lain bagi Maura. Ia hanya bisa meniupkan napasnya resah. Kali ini ia benar-benar sudah pasrah. Keinginan mertuanya itu tidak bisa ia tolak sama sekali.

Akan tetapi, yang ia khawatirkan adalah jangan sampai mertuanya tahu tentang penyakitnya ini. Seketika itu pun juga ia memutar otak, berpikir keras bagaimana caranya ia menghindari hal itu agar tidak sampai terjadi.

****

“Aku di terima bekerja lagi, Bu? Benarkah?” Nadia tercengang, tak percaya kedatangannya sore ini untuk menagih hutang malah disambut dengan kejutan. Pekerjaan yang sempat hilang darinya beberapa hari lalu, kini dikembalikan lagi. Begitu kata Bu Nana ketika ia menemui wanita paruh baya itu di ruang tamu.

Tadinya Nadia tidak diijinkan masuk. Tapi berkat kartu nama yang diberikan Yudha pagi tadi, ia pun diijinkan masuk dan langsung bertemu dengan Bu Nana, HR Manajer King and Queen Hotel.

“Iya. Mulai besok kamu sudah bisa bekerja di sini lagi,” ujar Bu Nana membenarkan. Mandat itu baru ia dapatkan dari atasannya pagi tadi.

“Beneran, Bu. Saya tidak sedang bermimpi kan?”

“Tidak Nadia. Kamu itu karyawan yang baik. Kamu jujur, rajin, pekerjaan kamu bagus, dan kamu memang layak mendapatkan kesempatan kedua. Dan ini ...” Bu Nana mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku roknya, lalu memberikannya pada Nadia.

“Itu dari Pak Yudha. Katanya Pak Yudha punya hutang sama kamu,” tambahnya.

Nadia menerima beberapa lembar uang itu dengan senang hati. “Iya, Bu. Saya berjualan kue dan tidak sengaja ketemu Pak Yudha. Beliau lalu memborong semua kue saya. Tapi Bu, ini uangnya kebanyakan.”

“Sudah, ambil saja. Memang segitu yang diberikan Pak Yudha.”

“Ya sudah, saya terima. Terima kasih banyak ya, Bu?” Nadia kemudian pamit pulang.

Dengan wajah sumringah ia berjalan menyusuri lorong-lorong hotel. Hatinya diliputi kegembiraan. Ia mulai menyusun rencana-rencana yang akan ia lakukan ketika ia mulai mendapatkan gaji. Ia berencana untuk mulai menabung sedikit demi sedikit agar ia bisa mengumpulkan uang untuk menebus sertifikat rumah orangtuanya yang sudah digadaikan.

Nadia sudah tiba di lobi, ia semakin mempercepat langkahnya. Tetapi kemudian ...

“Aww!” Tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

-To Be Continued-

1
FT. Zira
aduh... ini Nadia nekat atau selera homornya yg kelwat tinggi sih/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
inttrogasi calon istri gini amat ya Yud🤭🤭
FT. Zira
kode keras ini namanya/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
FT. Zira
mirisnya jadi bawahan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
aku dukung Yudha untuk berpaling/Smug//Smug//Smug/
FT. Zira
keseringan ngalah sama aja bunuh diri dirimu Yud😮‍💨
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maura sok paling tersakiti...
Elisabeth Ratna Susanti
wah parah nih cowok
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai gaswat nih
🌞MentariSenja🌞
maukah kamu menjadi pacarku?
🌞MentariSenja🌞
ya gak salah klo nanti Yudha berpaling, aku dukung mlh.
ngomong rindu tp giliran diladeni ngomong capek ngantuk, kan pengin /Hammer//Hammer//Hammer/
🌞MentariSenja🌞
cinta jgn menjadikan kamu bodohlah Yud
🌞MentariSenja🌞
padahal katanya sakitnya gak ketulungan klo on fire to gak tersalurkan ...eeh ngomong apa sih 🤭🤧
FT. Zira
bahaya ini.. yg di tangan siapa pikirannya siapa🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): udah mulai berhalusinasi dia🤭🤭 saking terlalu lama puasa
total 1 replies
FT. Zira
ketika cinta mulai bersemi😙😙
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): belum cinta sih, lbh ke tertarik saja
total 1 replies
FT. Zira
yakin.. minta maaf.. bukan minta nambah.. ehhh🤭🤭🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 😅😅😅😅 emang boleh nambah🤭🤭
total 1 replies
Mutinah Soheh
istri sudah selingkuh dengan dokter...
suami mulai ada tanda tanda dengan bawahnya....klop deh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤧🤧🤧begitulah godaan kk
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
benerlah tolak aja, wong egois gitu...
🌞MentariSenja🌞
duh, lancar bgt bohongnya
🌞MentariSenja🌞
yaelah, mencumbu istri bayangin wanita lain, jadi takut nih...
🌞MentariSenja🌞: bangg bayiikk /Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): ngeri ngeri sedap gimanaaaaa gitu🙄🙄🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!