NovelToon NovelToon
Dinikahi Untuk Dibenci

Dinikahi Untuk Dibenci

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Playboy / Konflik etika / Angst / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

“Pastikan kau sembuh. Aku tidak menikahimu untuk jadi patung di rumah ini. Mulailah terapi. Atau…” Edward menunduk, berbisik di telinganya, “...aku pastikan kau tetap di kamar ini. Terikat. Tanpa busana. Menontonku bercinta dengan wanita lain di tempat tidur kita.”

Laras gemetar, tapi matanya tak lagi takut. “Kau memang sejak awal… tak lebih dari monster.”

Edward menyeringai. “Dan kau adalah istri dari monster itu.”

Laras tahu, Edward tidak pernah mencintainya. Tapi ia juga tahu, pria itu menyimpan rahasia yang lebih gelap dari amarahnya. Ia dinikahi bukan untuk dicintai, tapi untuk dihancurkan perlahan.

Dan yang lebih menyakitkan? Cinta sejatinya, Bayu, mungkin adalah korban dari semua ini.

Konflik, luka batin, dan rahasia yang akan terbuka satu per satu.
Siap masuk ke kisah pernikahan penuh luka, cinta, dan akhir yang tak terduga?

Yuk, baca sekarang: "Dinikahi Untuk Dibenci"!
(Happy ending. Dijamin!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Perburuan

Prajurit itu menatap Laras sekilas, membaca ketakutan tulus di matanya. Ia lalu menggeser tubuhnya ke depan, menghalangi Laras dari pandangan Edward dan anak buahnya.

"Siapa kalian?" tanyanya tajam.

Edward mengepalkan tangannya. "Dia milik saya. Kembalikan dia."

Prajurit itu mengangkat alis, mengeluarkan lencana kecil dari sakunya — simbol otoritas militer.

"Sejak kapan manusia jadi barang? Ini wilayah sipil. Sentuh dia — dan kalian semua akan berurusan dengan pengadilan militer."

Suasana membeku -- tegang.

Anak buah Edward saling pandang, ragu. Bahkan Edward sendiri mulai berpikir cepat.

Laras memanfaatkan kebingungan itu. Ia berbisik cepat, penuh gemetar, ke telinga prajurit itu.

"Tolong... Bawa saya pergi... ke mana saja... asal jauh dari mereka."

Mata sang prajurit menajam.

"Masuk ke mobil saya," katanya dingin.

Tanpa membuang waktu, Laras menarik kopernya, berlari secepat mungkin ke arah mobil hitam itu. Tentara itu berjalan mundur, menjaga Laras, matanya tak pernah lepas dari Edward.

Begitu Laras masuk, tentara itu masuk ke kursi kemudi, menyalakan mesin, lalu dalam satu hentakan tajam — melesat pergi, meninggalkan Edward yang berteriak frustasi di tengah jalan.

"KALIAN AKAN MENYESAL!!" raung Edward, matanya memerah.

Di dalam mobil, Laras membeku di kursi penumpang, tubuhnya gemetar, air mata menetes satu per satu.

"Aku selamat... untuk sekarang..." pikirnya.

Namun ia tahu — perburuan ini baru saja dimulai.

Laras duduk kaku di kursi penumpang. Tubuhnya gemetar, kedua tangannya memeluk koper erat-erat, seakan itu satu-satunya pelindungnya.

Di balik kaca mobil, malam melaju cepat.

Prajurit itu meliriknya sekilas, menghela napas berat. Ia memperlambat laju mobil sedikit, memberikan ruang bagi Laras untuk menenangkan diri.

Beberapa saat kemudian, ia berbicara.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Suara itu tenang. Tidak menghakimi. Tidak memaksa. Seperti angin lembut di malam mencekam.

Laras menggigit bibirnya. Matanya menatap lurus ke depan, mengabaikan tatapan prajurit itu.

Ada keraguan jelas di wajahnya.

Melihat itu, prajurit itu menghela napas lagi, lebih dalam.

"Tenang," katanya pelan. "Aku tidak akan menyakitimu. Aku cuma ingin membantu. Kau... Kau tidak mungkin seputus asa itu menghadang mobilku kalau tidak benar-benar terdesak."

Laras memejamkan mata erat-erat. Air matanya menggenang. Ia ingin percaya.

Suaranya pecah saat akhirnya berbicara.

"Dia... Edward... dia menikahiku dengan paksa," bisiknya. "Bahkan... menikahi adikku juga."

Prajurit itu menegang, rahangnya mengeras, tapi ia tetap diam mendengarkan.

"Aku ingin pergi... Aku ingin cerai... Tapi dia malah... malah berbuat kasar... memperkosa aku... mengurung aku seperti hewan..."

Suaranya pecah di akhir kalimat. Laras mencengkram erat kopernya, berusaha menghentikan getarannya.

"Dan aku... aku tak tahu harus ke mana..." lanjutnya dengan suara putus asa. "Orang-orang yang kupanggil Ayah Ibu... ternyata... hanya orang tua angkat... Mereka cuma memanfaatkanku dari kecil. Aku... Aku sendirian."

Hening panjang membungkus mobil.

Prajurit itu memandang Laras lama-lama. Matanya mengeras, menahan emosi.

Akhirnya ia berbicara, suaranya berat tapi tulus.

"Kalau kau mau... kau bisa ikut aku pulang. Ke rumahku."

Dia menghela napas, seolah ingin meyakinkan Laras lebih jauh.

"Ada istriku... Ada anakku juga. Aman di sana. Aku bersumpah... aku tak akan menyakitimu. Aku hanya... tak bisa membiarkanmu kembali ke neraka itu."

Laras menoleh pelan, menatap pria itu. Ada keraguan di matanya... tapi juga percikan harapan kecil.

Ia bisa saja dilempar ke bahaya baru. Tapi entah kenapa, dari cara bicara prajurit itu, dari sorot matanya, ia merasa —

...mungkin, untuk sekali ini, ia bisa mempercayai seseorang.

Dengan napas gemetar, Laras mengangguk perlahan.

"Baik..." suaranya serak. "Tolong... tolong lindungi aku..."

Prajurit itu hanya mengangguk satu kali, tegas.

"Namaku Arka," katanya sambil mempercepat laju mobil. "Dan kau aman sekarang."

Beberapa jam kemudian.

Mobil Arka melaju memasuki kawasan perumahan yang cukup sepi. Tidak mewah, tetapi rapi dan bersih, dengan lampu-lampu jalan kecil yang menerangi malam yang gelap di beberapa sudut.

Arka menghentikan mobilnya di depan pagar sebuah rumah. Ia menekan remote, dan pintu pagar terbuka secara otomatis.

Setelah itu, ia melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah, dan pagar kembali tertutup di belakangnya.

Setelah memarkirkan mobil, Arka melirik Laras yang kini setengah tertidur, kelelahan akibat ketakutan dan pelarian yang panjang.

Dengan lembut, ia menepuk pundak Laras. "Kita sudah sampai," katanya pelan.

Laras terbangun, matanya masih sayu. Ia menatap ke luar jendela, mengamati sekeliling—sebuah rumah satu lantai bergaya modern sederhana, dengan pagar besi yang tertutup rapat. Di depan rumah, terlihat sebuah kamera CCTV kecil yang mengawasi.

Keduanya keluar dari mobil, merasakan ketenangan yang baru setelah ketegangan beberapa jam lalu.

"Rumah ini memang tak besar," ujar Arka sambil tersenyum singkat. "Tapi aman. Aku pasang sistem pengamanan standar militer."

Laras hanya mengangguk kecil, mengikuti Arka masuk dengan langkah ragu.

Begitu pintu dibuka, aroma masakan rumah langsung menyambut.

Dari dapur, seorang wanita muda — berwajah ramah, mengenakan daster — muncul.

Ia kaget melihat Laras, tapi cepat menguasai diri.

"Pa... Ini siapa?" tanyanya lembut.

Arka meletakkan koper Laras, lalu menatap istrinya.

"Ini Laras. Dia butuh tempat aman," jawab Arka. "Nanti kuceritakan lebih lengkap."

Wanita itu — Ira — menatap Laras lama, sebelum tersenyum hangat.

"Kamu pasti lapar. Ayo, duduk dulu. Mau makan apa?" tawarnya.

Untuk pertama kalinya malam itu, Laras merasakan kehangatan manusia lain.

Tubuhnya gemetar, kali ini bukan karena takut — tapi karena akhirnya ada yang peduli.

Air mata mengalir di pipinya tanpa bisa ditahan.

"Aku... Aku nggak tahu harus bagaimana..." isaknya kecil.

Ira mendekat, memeluknya lembut.

"Sudah, kamu aman di sini," bisik Ira. "Nggak apa-apa... Kamu selamat sekarang."

Di sudut ruangan, seorang anak kecil — mungkin sekitar lima tahun — mengintip malu-malu dari balik pintu.

Matanya bulat dan polos.

Laras tersenyum lemah padanya, dan si kecil bersembunyi lagi.

Arka memandang semua itu dengan rahang mengeras. Ia sadar — malam ini Laras mungkin selamat. Tapi ancaman dari Edward belum usai.

Ia meraih ponselnya, mengetik pesan cepat ke grup kecil kawan-kawan militernya.

>"Situasi darurat. Perlindungan terhadap satu korban KDRT berat. Perketat pengawasan area rumah mulai malam ini."

Tak lama kemudian, notifikasi masuk.

> "Siap, Komandan."

Arka menyimpan ponselnya.

***

Di sisi lain…

Di rumah mewah milik Edward, suasana berubah mencekam.

CRAAASSH!

Sebuah vas antik menghantam dinding marmer dan pecah berkeping-keping, meninggalkan jejak serpihan mahal di lantai.

"Dia ke mana?!" Edward meraung, matanya merah menyala, napas terengah seperti binatang buas yang kehilangan mangsa.

Di hadapannya, seorang anak buah gemetar, menunduk sedalam mungkin.

"K-kami mengikuti dari jauh, Tuan. I-informasi terakhir... Nyonya Laras dibawa ke kawasan perumahan militer."

Sejenak, hening.

Lalu—

BRAAK!

Meja kecil di dekat Edward terbang ke udara, hancur berkeping-keping menghantam lantai marmer.

"Brengsek!!" desis Edward penuh bara. "Selidiki dia! Aku nggak peduli dia siapa! Bongkar latar belakangnya! Gali semua informasi! Pakai semua cara!"

"T-tapi, Tuan... dia... dia dari satuan pasukan khusus—"

"AKU TAK MAU TAHU!" teriak Edward, suaranya memotong malam seperti cambuk. Ia menunjuk tajam ke seluruh anak buahnya yang kini membeku.

"Gunakan siapa pun, bayar siapa pun, sobek identitasnya kalau perlu! Tapi satu hal—"

"Bawa perempuan itu kembali! Hidup atau... setengah mati!"

Anak buahnya langsung bergerak, saling melirik dengan wajah tegang. Mereka tahu, perintah itu tak mengenal kata gagal.

Malam itu, perburuan terhadap Laras tak sekadar dimulai—itu adalah deklarasi perang pribadi.

Edward terjatuh di sofa dengan kasar, memijit pelipisnya yang berdenyut keras.

"Dasar perempuan sialan..." desisnya lirih namun penuh racun. "Aku menikahinya untuk menghancurkan… untuk balas dendam..."

Matanya menyipit, menatap lantai dengan tatapan kosong.

"...Tapi sampai detik ini, aku bahkan tak bisa menyentuhnya. Tak sekalipun! Dia menolak semua rasa sakit... seolah apa yang kulakukan tidak berarti..."

BRUAKK! PYARR!

Ia menendang meja di depannya hingga terjungkal dan pecah berantakan.

"Gengsi sialan itu... sorot mata dingin itu… akan kulumat habis."

Mulutnya menyeringai miring, gila.

"Bagaimanapun caranya… dia akan kembali. Dan kali ini, tak ada lagi yang bisa menyelamatkannya."

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Fadillah Ahmad
Hadir Kak Nana. 🙏🙏🙏
Herman Lim
moga arka sang prajurit BS tolong laras
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bayu, kau harus tau. laras berada di tempat yg aman. sekarang kau bisa lari meninggalkan ayah sombongmu itu. cari laras bayu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga arka & rekan2 militernya bisa melindungi laras & menghancurkan Edward.
Khanza Orioncraft
novel pling menantang adrenalin yg prnh aq baca di NT...bkin g sabar dg kelanjutannya,
Siti Jumiati
Alhamdulillah 🤲 Laras dapat perlindungan dari pak militer gk nyangka istri nya baik dan mau ikut melindungi Laras, semoga setelah ini Edward ditangkap masuk penjara karena kdrt dan Laras bisa cerai dari Edward.
semangat kak sehat selalu 🤲
mbok Darmi
semoga edward segera hancur lebur diceraikan laras dan justru dia yg ajan dikuliti sama arka
Agus Tina
Bagus ceritanya, cuma jangan biarkan Edward berhasil menangkap Laras kembali dgn cara menghancurkan orang2 baik yang telah menolongnya ...
abimasta
semoga laras benar2 aman bersama arka dan keluarganya
syisya
psikopet, edward gila
axm
sebenernya laras ditinggalin banyak warisan kasian diambil
Herman Lim
moga yg tolong Laras org yg baik yg BS bawa Laras ke bahagia yg sesungguhnya nya
Siti Jumiati
semoga setelah ini kebahagiaan menyertai mu Laras/Sob//Sob//Sob//Sob/
kamu sudah lama menderita dan kamu pantas untuk bahagia Laras...
Semangatt kak lanjut... sehat selalu 🤲
Dzimar Rezkiansyah
thor satukan Laras dgn Bayu ..kasian mereka saling cinta meskipun mereka sma2 dari 0
abimasta
semoga laras bisa lepas dari edward
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat laras. kamu kuat pasti selamat
mbok Darmi
saat nya pembalasan laras jgn patah semangat kamu hanya sebatang kara ngga ada yg perlu kamu cemaskan dan takutkan seandainya mati pun tidak akan ada yg menangisi jenasah mu yg ada ortu angkat mu seneng dan sherin adik lucknut mu pasti jadi sasaran kemarahan edward
axm
sykurlah larasa selamat,ayo laras tinggal balas mereka semua.bikin edward menangis darah dalama penyesalan
Dek Sri
semoga Laras selamat
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semoga Edward tidak membunuh laras. andai dia melakukan KDRT, itu akan memudahkan jalan laras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!