FAKE LOVE

...Hi readers kesayangan otor 👋🏻...

...Welcome back di Novel baru otor 🥳...

...Terimakasih atas segala dukungan di setiap karya yang Otor tulis, semoga semuanya selalu di berikan kesehatan, keselamatan dan rezeki yang melimpah......

...Nggak perlu berlama-lama lagi, ya.....

...Happy Reading...

...Enjoy...

...💜...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di hari Anniversary pernikahan Lucyana dan Fajar yang ke-4, tiba-tiba suami nya menghilang. Dari situlah terkuak sisi lain suami nya yang selama ini sengaja di sembunyikan.

"Mbak, acaranya sebentar lagi akan di mulai. Mas Fajar nya mana ?" Tanya adik Lucy yang berprofesi sebagai seorang fotografer profesional. Namanya Gallenio Railey Herman atau yang biasa di panggil dengan nama Nio.

"Mbak juga nggak tau, udah mbak coba telepon ke hapenya tapi nggak aktif." Lucy terlihat panik. Acara ini bukanlah acara anniversary sederhana seperti sebelumnya, justru Lucy sengaja membuat acara yang sangat mewah untuk membuktikan bahwa pernikahan mereka baik-baik saja.

Beberapa minggu terakhir nama Lucy si owner Skincare nomor 1 di tanah air sedang menjadi bulan-bulanan gosip di semua platform digital. Berita itu bukan tanpa alasan, pertama karena Lucy sudah jarang 'in frame' bersama sang suami di depan kamera dan yang lebih parah adalah ketika Fajar menghapus semua foto-foto kebersamaan nya dengan Lucy di semua akun media sosialnya.

Lucy pernah bertanya dan suami nya hanya mengatakan maaf tanpa alasan yang jelas. Tak ingin memperpanjang masalah akhirnya Lucy hanya menerima maaf itu tanpa bertanya lebih lanjut.

"Coba kamu telepon orang rumah, takutnya Mas Fajar ketiduran. Mbak coba cari di tempat yang biasa dia datangi.."

Nio langsung keluar ruangan setelah mendapat perintah dari sang kakak. Dan ketika Nio sudah pergi, kini giliran Ibu nya yang menyusul ke kamar hotel President Suit yang Lucy sewa demi kenyamanan nya selama mempersiapkan diri untuk Acara.

"Sayang, 5 menit lagi pesta nya akan di mulai. MC sudah mencari kamu dan Fajar. Kenapa lama sekali ?" tanya Ibu nya sambil mengangkat gaun nya yang panjang menjuntai. Namanya Ibu Davina.

Lucy membuka gaun pestanya di bantu oleh Desainer yang tadi memakaikan gaun tersebut.

Posisi tubuh Lucy tertutup oleh tubuh Desainer yang gemoy, itulah kenapa Ibu Davina tidak bisa melihat bahwa saat ini Lucy sedang membuka kembali gaun pesta nya.

Semua orang di dalam ruangan diam, seolah paham bahwa keadaan sedang genting dari sisi Lucy.

"eh...kok..!! Kamu belum siap juga ???" Ibu berjalan ke arah Lucy dan kaget karena putri sulung belum juga siap padahal acara akan di mulai.

"Maaf, bu.. Nanti Lucy jelaskan. Ibu kembali saja ke tempat pesta, nanti Lucy nyusul." Lucy pun bergegas keluar dari kamar dengan memakai celana jeans serta kaos ketat membentuk tubuh nya yang padat berisi. Tubuh Lucy sangat bagus karena rajin olahraga dan di tambah sudah dua tahun ini Lucy meninggalkan Nasi. Lucy tidak pernah lagi menyentuh karbohidrat yang mengandung gula seperti nasi serta tepung-tepungan.

"Hey... Lucy...Lucyana!!! Astaga.. Kenapa anak itu malah pergi ?! Aduh bagaimana ini ??" Ibu Davina jadi semakin panik.

Di Ballroom hotel bintang 5 suasana sedikit tegang karena sudah lewat 10 menit tapi si empunya pesta belum juga menampakkan batang hidungnya..

"Terimakasih untuk para tamu yang sudah begitu antusias menunggu Nona Lucyana dan Tuan Fajar hadir bersama kita disini, tapi kami mohon maaf karena ada keterlambatan. Sambil menunggu Nona Lucy dan Tuan Fajar, kita akan menikmati lagu-lagu dari Musisi Tanah Air..."

Beruntunglah Lucy memakai jasa artis papan atas sebagai MC di acaranya. Semua berjalan lancar meskipun sebagian tamu terus bertanya-tanya alasan keterlambatan ini.

Di sisi lain Ballroom, Nio sedang berusaha menghubungi nomor telepon di rumah kakak nya.

"Mas Nio... Kenapa disini ?!" Bahu Nio di tepuk seseorang dari belakang dan reflek Nio langsung menoleh.

"Astaga... Iya, Bibi kan ada disini. Pasti di rumah Mbak Lucy nggak ada siapa-siapa.." Nio menepuk jidat nya saat melihat siapa orang yang menepuk bahu nya tadi. Dia adalah Bik Tur Hidayati. Kepala pembantu yang berusia hampir setengah abad yang bekerja di rumah mewah sang kakak.

"Emang nya kenapa, Mas Nio ? Ada yang ketinggalan dirumah ?" tanya Bik Tur lagi

Nio menggeleng, "Nggak, bik. Gapapa. Yaudah bibi masuk lagi aja, Nio mau disini dulu." Kata Nio pada kepala pembantu itu.

Bik Tur pun masuk ke dalam Ballroom lagi. Di pesta itu bukan hanya Bik Tur yang di undang, tapi semua yang bekerja di rumah Lucy wajib menghadiri acara termasuk tukang kebun dan supir pribadi nya.

"Aduh.. Gila ni Mas Fajar. Di acara sepenting ini malah nggak ada kabar.." Nio menjambak rambutnya, frustasi.

Sementara itu....

Lucyana mengendarai kendaraan nya sendiri membelah jalanan Ibu kota yang sedikit padat. Mungkin karena malam ini malam minggu jadi banyak muda-mudi yang berjalan-jalan untuk menghabiskan malam yang paling di tunggu selama sepekan ini.

"Sh*t! Kemana sih ni manusia, udah di bilang jangan bikin masalah!!" Lucy merutuki tindakan Fajar yang menurutnya ceroboh. Sudah banyak hal yang Lucy maklumi sejak mereka menikah. Tapi sampai detik ini Lucy masih mencoba sabar karena Lucy sangat mencintai Fajar dan dia yakin suatu saat nanti suaminya itu pasti akan berubah.

Lucy sampai di tempat yang biasa Fajar datangi jika sedang suntuk ataupun ada masalah. Kediaman kedua mertuanya. Rumah itu dulunya sangat sederhana namun kini telah bertranformasi menjadi rumah yang besar dan mewah oleh Lucy.

Saking cintanya dengan Fajar, Lucy sampai berbuat begitu banyak tanpa memperdulikan apapun. Bahkan uang yang dia keluarkan untuk Fajar dan kedua orang tuanya pun tak pernah menjadi masalah besar. Selama Fajar setia dan tidak pernah main tangan, bagi Lucy itu lebih dari cukup, meskipun sampai detik ini mahkota Lucy belum juga di 'jebol' oleh sang suami.

Aneh memang. Kehidupan pernikahan nya baik-baik saja, Fajar pun tipe pria yang soft spoken, berbeda dengan Lucy yang tegas dan selalu percaya diri dalam setiap mengambil keputusan. Sifat dan karakter mereka bagai langit dan bumi. Bahkan istilah itu bukan hanya untuk sifat dan karakter, namun strata sosial mereka pun sangat jauh berbeda.

Lucyana sudah kaya raya sejak masih dalam kandungan. Ayah nya adalah pemilik Herman Grup yang bisnisnya mencangkup banyak bidang. Salah satunya adalah di bidang teknologi dan digital.

Sementara Fajar lahir dari keluarga sederhana. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Kebetulan kedua adik nya kembar dan berjenis kelamin perempuan.

Lucy-lah yang telah mengangkat derajat Fajar. Dan Lucy jugalah yang kini membuat adik-adik nya Fajar bisa bersekolah di sekolah bertaraf Internasional. Perlu di ketahui, kedua adik Fajar masuh berada di tingkat SMA.

"Kok mobil nya nggak ada?!!" gumam Lucy saat melihat rumah mertuanya sepi. Tentulah, karena semua penghuninya sedang berada di tempat pesta.

"Ya Tuhan. Kemana lagi aku harus cari kamu..?!!!" Luci menjatuhkan keningnya ke setir mobil. Untuk beberapa saat Lucy tidak mampu memikirkan tempat yang lain lagi selain rumah mertuanya..

Ponsel Lucy terus meraung, banyak panggilan masuk dari orang-orang tersayang nya. Nio, Ayah, Ibu dan kedua mertuanya. Tapi tak satu pun dari panggilan itu yang di angkat oleh Lucy.

"Atau jangan-jangan kamu ketiduran dirumah ?! Ah, Iya. Pasti Mas Fajar ketiduran, aku harus periksa. Apalagi dirumah nggak ada si bibi dan yang lain..."

Lucy bergegas melajukan lagi roda empat nya menuju kediaman nya di daerah PIK. Rumah mewah di kawasan elit yang Lucy beli dengan harga 5.5 M. Harga itu tidak terlalu mahal jika di bandingkan rumah-rumah lain yang harganya ada yang mencapai puluhan Milyar.

Karena ponsel nya terus berdering Lucy pun mengganti mode dering ke mode senyap. Kepala nya pusing mendengar ponsel nya terus menjerit-jerit tak berhenti.

Sampai di rumah nya, Lucy baru bisa bernafas lega saat melihat mobil pribadi sang suami yang dia belikan setahun yang lalu sebagai hadiah ulang tahun terparkir rapi berjajar dengan mobil pribadi milik Lucy yang lain.

"Ternyata kamu ada di rumah.." Kata Lucy sambil tersenyum penuh kelegaan. Lucy pun turun dari mobil nya dan langsung berjalan menuju pintu masuk.

"Loh, kok di kunci ?!" gumam Lucy ketika menggerakkan handle pintu namun pintu tidak terbuka.

Untunglah Lucy punya kunci cadangan yang dia simpan di mobilnya untuk berjaga-jaga saat ada situasi genting seperti hari ini.

Lucy pun kembali berlari ke mobil untuk mengambil kunci. Setelah kunci itu di dapatkan, bergegas dia membuka pintu.

Cklek!

"Mas....?!" Lucy memanggil suami nya dari saat menginjakkan kaki nya di ruang tamu.

You came out the blue on a rainy night

No lie

I'll tell you how I almost died

While you're bringing me back to life

I just wanna live in this moment forever

'Cause I'm afraid that living couldn't get any better

Started giving up on the word "forever"

Until you gаve up heaven, so we could be together

You're my angel

Angel baby, angel

You're my angel, baby

Baby, you're my angel

Angel baby

"Loh! Kok ada suara musik.." Lucy berjalan semakin masuk, "Kenapa lampu kamar utama menyala dan suara musik itu....dari sana..." Lucy mendongak ke lantai dua. Melihat lampu kamar nya menyala dan suara musik itu berasal dari sana.

"Mas.... Mas Fajar???" Sekali lagi Lucy memanggil nama suami nya, tapi tidak ada jawaban. Dengan rasa penasaran Lucy mulai menaiki anak tangga, satu demi satu.

Ughh!

Aghhh!

Fast baby....Come on...

Deg!

Langkah kaki Lucy terhenti tepat di anak tangga paling atas. Tubuhnya menegang bahkan jantungnya seakan berhenti berdetak saat mendengar suara desahan dan erangan dari bilik kamar nya.