NovelToon NovelToon
Transmigrasi Lunara Dan Sistem

Transmigrasi Lunara Dan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elle Nova

Lunara Airi, gadis keturunan Jepang yang dikenal sebagai Queen dari klan mafia Black Wolf, tewas dalam kecelakaan brutal akibat pengkhianatan musuh lamanya. Namun alih-alih mati, ia terbangun di tubuh seorang gadis keturunan Jepang bernama Aeryn Vynne Hikari — korban koma akibat pembullyan.

Di dunia baru yang tampak tenang namun penuh rahasia gelap, Lunara kini didampingi oleh sebuah sistem yang muncul dalam pikirannya.
Dengan sistem itu, ia menapaki kembali jalan menuju kekuasaan, balas dendam, dan pengendalian dunia modern yang hanya terlihat damai di permukaan.

Lunara bukan lagi hanya Queen dari dunia bawah…
Kini, dia adalah Aeryn Vynne Hikari — pemilik sistem yang bisa menundukkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elle Nova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TRANSMIGRASI JIWA & PERTEMUAN 2 JIWA

​Di balik kemudi mobil sport mewahnya, pikiran Lunara Airi hanya dipenuhi kepuasan sepulang dari markasnya. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi di jalanan sepi.

Saat mendekati tikungan tajam, Lunara menginjak rem.

Kosong.

Kakinya menekan pedal itu dalam-dalam, tetapi tidak ada respons. Jantung Lunara serasa jatuh ke perut.

Instingnya berteriak bahaya—ini bukan blong biasa, "Sialan!" desis Lunara, raut wajahnya berubah dingin total. Sabotase. Ia baru sadar di detik terakhir.

Rasa panik berubah menjadi amarah.

Musuh-musuhnya berhasil. Dalam kecepatan setinggi itu, kecelakaan tak terhindarkan.

Brak!

Mobil itu menghantam beton pembatas jalan dengan daya ledak yang mengerikan. Lunara merasakan tubuhnya hancur.

"Tidak akan aku biarkan! Kalian tidak akan menang!"

Disisi Lain, di gudang kosong sekolah, Aeryn Vynne Hakari terbaring tak berdaya. Di sekelilingnya berdiri tiga orang pembully. Pemimpin mereka, seorang gadis bernama Kira, menatap Aeryn dengan jijik.

"Sudah kubilang, Aeryn. Kau tidak pantas hidup," cibir Kira. Kira mengangkat kakinya dan menendang tubuh Aeryn sekali lagi di sisi perut.

Aeryn hanya bisa meringis tanpa suara.

"Nikmati saja penderitaanmu itu. Besok kita bertemu lagi," lanjut Kira, lalu ia berbalik.

Tawa dingin para pembully itu menghilang di balik pintu gudang, meninggalkan Aeryn sendirian.

Aeryn terbatuk, darah kental memenuhi sudut bibirnya. Ia berusaha bergerak, namun setiap ototnya terasa lumpuh. Air matanya sudah habis.

Aku sudah lelah.

Ia menatap kegelapan gudang.

"Aku tidak bisa menunggu besok," bisik Aeryn, suaranya nyaris hilang.

Aeryn menunggu. Ia menunggu akhir yang ia dambakan. Perlahan, ia memejamkan mata. Penderitaan fisik dan batin akhirnya melumpuhkannya. Jantungnya berdebar kencang, lalu melambat drastis hingga berhenti. Sebuah kelegaan yang dingin menyelimuti dirinya.

"Terima kasih... atas akhirnya," bisik Aeryn, seolah berterima kasih pada takdir yang mencabut nyawanya.

Aeryn Vynne Hakari, 17 tahun, meninggal dunia.

Tepat pada momen hancurnya raga Lunara dan matinya raga Aeryn, sebuah fenomena tak terduga terjadi.

Jiwa Lunara Airi ditarik dari kehancuran, menembus dimensi, dan didorong dengan paksa ke dalam wadah yang baru—raga Aeryn yang lemah dan memar. Ini adalah Transmigrasi Jiwa yang sempurna.

Lunara membuka mata. Bukan rasa sakit yang mengerikan, melainkan kebingungan total yang mendera. Ia terbaring di sebuah ruangan di rumah sakit. Aroma antiseptik dan warna putih menyelimuti dirinya. Tubuhnya terasa asing, ringan, dan lemah—bukan tubuh yang hancur.

Tubuhku hancur, meledak bersama mobil itu. Kenapa aku di sini? batin Lunara, kebingungan adalah emosi yang langka baginya.

Pintu terbuka. Seorang Suster masuk. Suster itu terkejut, matanya membulat melihat pasien yang seharusnya masih koma kini sadar sepenuhnya.

"A-Aeryn! Anda sudah sadar!" seru Suster itu, dipenuhi kelegaan dan sedikit kepanikan.

Suster itu segera berbalik dan berlari keluar ruangan sambil berteriak memanggil dokter: "Dokter! Pasien Aeryn Vynne Hakari sudah siuman! Cepat!"

Lunara terdiam. Ia meraba tubuhnya. Jari-jari halus, lengan kurus. Mendengar nama yang asing itu, ia tahu satu hal: ia tidak lagi berada di tubuh aslinya.

Tak lama, Dokter dan Suster kembali. Dokter langsung memeriksa Lunara dengan saksama. Setelah yakin kondisi fisiknya stabil, Dokter pun bertanya, nadanya lembut dan penuh perhatian.

"Nona Aeryn, apa yang Anda rasakan sekarang?"

Lunara terdiam. Di kepalanya berputar-putar pertanyaan yang sama: Siapa 'Nona Aeryn' yang mereka maksud?

Dokter, yang melihat tatapan kosong dan kebingungan di mata pasiennya, bertanya lagi.

"Ada apa Nona? Apa ada yang sakit Nona Aeryn?"

Lunara akhirnya angkat bicara, suaranya terdengar serak dan ragu—suara yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

"A-Aeryn? Siapa Aeryn?"

Dokter dan Suster saling pandang. Raut wajah mereka berubah dari lega menjadi bingung dan cemas. Dokter kembali memeriksa Aeryn dengan lebih teliti. Setelah beberapa saat, Dokter menghela napas panjang dan menarik kesimpulan.

"Nampaknya," Dokter berbicara perlahan, "Nona Aeryn mengalami amnesia retrograd akibat trauma berat yang menimpanya. Ia kehilangan ingatannya."

Lunara, meski amnesia itu adalah kesimpulan palsu, kini punya kesempatan. Ia bisa menggunakan "hilang ingatan" ini sebagai perisai untuk mencari tahu segalanya tentang tubuh baru ini.

"Kalau begitu, Dokter," ujar Lunara, suaranya mulai terdengar berwibawa meski lemah, "Tolong ceritakan padaku. Siapa nama lengkapku? Siapa orang tuaku? Dan... apa yang membuatku sampai dirawat di sini? Aku perlu tahu sedikit agar aku bisa mulai mengingat."

Dokter mengangguk penuh pengertian, menaruh papan catatannya. Ia menarik kursi ke sisi ranjang, mencoba menciptakan suasana yang menenangkan.

"Tentu, Nona Aeryn. Kami akan membantu Anda sebisanya," ujar Dokter. "Nama lengkap Anda adalah Aeryn Vynne Hakari. Usia 17 tahun. Anda adalah murid di SMA Kageyama."

​Aeryn Vynne Hakari. Siswi SMA.

"Mengenai keluarga, Anda tidak perlu khawatir. Kami sudah mencoba menghubungi orang tua Anda, Tuan dan Nyonya Hakari. Namun, mereka sedang berada di luar negeri untuk urusan bisnis yang sangat mendesak. Sementara ini, Anda dirawat di bawah tanggung jawab wali sekolah."

Orang tua di luar negeri? Sibuk? Menarik, pikir Lunara. Ketiadaan orang tua berarti ketiadaan pengawasan.

"Dan insidennya?" desak Lunara.

Ekspresi Dokter berubah menjadi lebih gelap. "Anda mengalami trauma fisik dan psikis yang sangat parah. Anda ditemukan pingsan di gudang sekolah... akibat serangan bullying dari beberapa murid senior. Kami percaya, jika Anda terlambat ditolong, Anda hampir tidak selamat." Dokter itu menggeleng, tidak sanggup melanjutkan.

Lunara menatap Dokter itu. Wajahnya tetap tenang, tetapi di dalam benaknya, badai amarah yang dingin mulai terbentuk.

Dibully. Dipukuli sampai mati.

Tubuh Ketua Mafia yang kuat telah mati karena pengkhianatan setingkat elit, tetapi kini jiwa Lunara terperangkap dalam raga yang mati karena hal paling hina: kekerasan anak sekolah.

Tangan Lunara, di dalam tubuh Aeryn, terkepal di bawah selimut. Lunara tak peduli siapa yang bertanggung jawab atas kematian tubuh ini—ia melihat sebuah papan catur baru. Musuh lamanya mungkin mengira ia telah menang, tetapi mereka tidak tahu bahwa Queen mereka telah menemukan medan pertempuran baru. Para pembully itu akan menjadi bidak pertama yang ia hancurkan.

____

Dokter dan Suster terlihat puas setelah sesi wawancara singkat itu. Mereka sepakat bahwa pasien membutuhkan istirahat total untuk memulihkan fisik dan ingatannya—sebuah cover yang sempurna bagi Lunara.

"Baik, Nona Aeryn. Kami akan meninggalkan Anda beristirahat. Kami akan kembali sebentar lagi untuk mengganti infus," ujar Dokter lembut, lalu ia dan Suster itu berbalik meninggalkan ruangan.

Aeryn (Lunara) mengangguk pelan. Meskipun amarah mendidih di benaknya, rasa sakit di tubuh kurus Aeryn benar-benar nyata dan memaksanya untuk mematuhi perintah itu. Ia menutup mata, membiarkan tubuhnya tenggelam dalam kelelahan yang absolut.

Dalam keheningan yang dingin, kesadaran Lunara perlahan melayang. Ia merasakan jiwanya terlepas dari batasan raga yang lemah.

Ketika ia membuka mata, udara dingin antiseptik rumah sakit telah digantikan oleh kesejukan yang manis. Lunara mendapati dirinya berada di sebuah taman yang luas dan indah. Pohon-pohon dengan daun perak dan bunga-bunga yang bersinar lembut tumbuh di sekelilingnya. Udara di sana begitu sejuk, menenangkan setiap saraf yang tegang.

Tempat apa ini? Lunara berdiri, mengamati lingkungan yang asing itu.

Tiba-tiba, sebuah suara lembut memanggil dari belakangnya.

​"Lunara."

Lunara menoleh dengan cepat. Hanya ada segelintir orang di dunia asalnya yang berani memanggil nama aslinya. Di belakangnya, berdiri sesosok gadis cantik,rambut panjangnya berwarna perak lembut, dan matanya berwarna biru muda yang bening seperti air. Ia mengenakan dress putih selutut.

Wajahnya polos dan kalem, tetapi menyimpan kesedihan yang mendalam dalam tatapannya.

"Siapa kau? Dan kenapa aku ada di sini?" tanya Lunara, nadanya langsung kembali pada intonasi tajam seorang Queen yang tidak menerima basa-basi.

Gadis itu tersenyum tipis ke arah Lunara dan mulai berjalan mendekat.

"Namaku Aeryn Vynne Hakari," bisik gadis itu setelah tiba di hadapan Lunara. "Aku adalah pemilik raga yang sekarang kau tempati."

Lunara menyipitkan mata, amarah dinginnya meningkat.

"Kau berani menemuiku?"

Aeryn yang asli tidak gentar. Dengan suara yang sangat tenang, ia mulai menceritakan segalanya, dan suaranya mengandung kesedihan yang mendalam.

"Aku... aku selalu sendiri, Lunara. Tidak ada yang pernah melihatku. Orang tuaku hanya peduli pada bisnis, dan kakak-kakakku... mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri. Aku hanya menjadi bayangan di rumah, dan target di sekolah."

Mata Aeryn basah. "Setiap hari, itu adalah neraka. Mereka memukuliku, menghinaku, mengambil uangku. Mereka bilang aku pantas mati. Aku sudah terlalu lelah, Lunara. Kelemahan ini membuatku tidak bisa melawan. Mereka telah mengambil segalanya dariku, bahkan kemauanku untuk hidup."

Mendengar kisah hinaan dan kekejaman itu, tangan Lunara mengepal erat di alam bawah sadar. Amarahnya memuncak bukan karena simpati, tetapi karena jijik terhadap kelemahan dan kebencian yang murah.

"Jika kau adalah pemilik raga ini," desak Lunara, "kenapa kau tidak kembali? Kenapa kau tidak mencoba merubah takdirmu?"

Aeryn yang asli tersenyum, sebuah senyum yang memancarkan penerimaan total. "Aku tidak bisa, Lunara. Jiwaku sudah meninggal. Aku sudah menyerah, dan energi vitalku telah habis. Berbeda denganmu. Ragamu memang sudah hancur tak berbentuk, tapi jiwamu belum meninggal. Itu sebabnya, kau bisa bertransmigrasi ke tubuhku."

Aeryn asli melangkah maju, tangannya yang dingin menyentuh lengan Lunara, "Lunara," katanya, matanya yang biru bening kini memohon. "Aku hanya punya satu permohonan. Tolong... jaga kedua orang tuaku serta kedua kakakku. Mereka mungkin dingin, tapi mereka adalah keluargaku. Dan yang paling penting,Balaskan dendamku pada Kia and the gang."

Aeryn tersenyum lagi, lebih lebar kali ini. "Dan kau tidak akan sendiri. Akan ada yang menemanimu dalam perjalanan ini."

Setelah mengatakan itu, tubuh Aeryn yang asli perlahan mulai memudar, berubah menjadi titik-titik cahaya perak, seiring dengan sensasi tarikan yang mendadak ke dalam diri Lunara.

Lunara tersentak bangun. Ia kembali ke raga Aeryn yang lemah, terbaring di ranjang rumah sakit. Nafasnya terengah, dan keringat dingin membasahi pelipisnya.

Kia and the gang... Nama itu terukir dingin dalam benaknya.

Aeryn Vynne Hakari telah mati, tetapi jiwanya telah memberikan misi terakhir.

Kau meremehkan seorang Queen Mafia, Aeryn. Tapi aku akan menghormati permintaanmu.

Lunara (Aeryn) menarik napas dalam-dalam, menenangkan detak jantungnya. Senyum tipis yang penuh bahaya muncul di sudut bibirnya.

Aku berjanji, Aeryn. Aku akan menjaga keluargamu, dan Kia dan kelompoknya... akan mendapatkan balasan yang jauh lebih buruk dari kematian.

Bersambung...

1
Noey Aprilia
Tnggu aja smp revan bnr2 hncur...
mngkn dia bkln sdar,atw mngkin mkin gila....
Elle Nova: kalau cepet sadarnya atau di bikin gila nanti gk seru lagi gk ada yang ganggu ketenangan Aeryn😄
total 1 replies
anna
💪
anna
👍❤
anna
anna
👍
Noey Aprilia
Hai kk...
aku udh mmpir....mskpn nysek d awl,tp mkin ksni mkin seru...smp ngebut bgt bcanya biar bsa komen....😁😁😁....
D tnggu up'ny y kk....smngttt....😘😘😘
Noey Aprilia: Cama2.....😀😀😀
total 2 replies
Wahyuningsih
q mampir thor
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
azka aldric Pratama
hadir
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
AngelaG👁💜
Keren abis
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
Sarah
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
Elle Nova: terimakasih🤍
total 1 replies
.🌱Pomhy.☕
Ngakak parah!
Elle Nova: terimakasih,sdh mampir🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!