NovelToon NovelToon
My Sugar Baby

My Sugar Baby

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Tante
Popularitas:217
Nilai: 5
Nama Author: Angie de Suaza

"Angelica, seorang wanita tegar berusia 40 tahun, berani dalam menghadapi kesulitan. Namun, ketika dia secara bertahap kehilangan motivasinya untuk berjuang, pertemuan tak terduga dengan seorang pria tampan mengubah nasibnya sepenuhnya.
Axel yang berusia 25 tahun masih muda tetapi sombong dan berkuasa, cintanya yang penuh gairah dan kebaikannya menghidupkan kembali Angelica.
Bisakah dia menyembuhkan bekas lukanya dan percaya pada cinta lagi?
Kisah dua sejoli yang bersemangat dan berjuang ini akan membuktikan bahwa usia tidak pernah menjadi penghalang dalam mengejar kebahagiaan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angie de Suaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3

Angelica, yang tak kuasa menahan gejolak nafsu dan hawa panas saat itu, takkan melewatkan kesempatan emas ini. Sudah lebih dari lima tahun ia tak merasakan sentuhan pria di ranjang. Meski kadang ia memuaskan diri sendiri, itu tak sama dengan memiliki sosok pria nyata, kulit bertemu dengan kulit.

Ketika Axel menunduk untuk menjelajah tubuh Angelica lebih jauh, Angelica mengerang pelan dan perlahan mendorong Axel untuk membuka kancing celananya. Tangannya gemetar saat melepas ikat pinggang hingga celana itu terjatuh di kaki Axel.

Axel, yang juga terbakar nafsu, melepas kemejanya hingga hanya tersisa celana dalam boxer merek Nice Laundry berbahan kasmir mewah dan kaus kaki.

"Wow," itulah satu-satunya kata yang sempat terucap dari mulut Angelica sebelum Axel kembali menyambar bibirnya dengan ciuman penuh gairah dan amarah yang tertahan.

Angelica ingin segera menyentuh apa yang ada di balik boxer mahal itu, tapi ia teringat tangannya yang kasar. Ia tak ingin menakuti "boneka tampan" ini—ia ingin menikmatinya sampai puas, bahkan jika harus menghilangkan nama "Angelica Sosa".

Axel menggesek-gesekan tubuhnya ke tubuh Angelica. Saat melihat sorot mata penuh hasrat wanita itu, ia pun membebaskannya dari belenggu pakaian. Setetes cairan bening menetes dan terserap oleh celana dalam Angelica yang sudah basah. Axel menyibakkan kain itu untuk merasakan kelembapannya.

Angelica memejamkan mata, membayangkan betapa ia rindu merasakan kehadiran pria setelah sekian lama. Axel menangkap kerinduan itu. Wanita ini bukan tipe biasanya, tapi ia perlu melampiaskan amarah—terutama setelah melihat orang tak dikenal berani memakai gaun masterpiece-nya tanpa izin.

Dengan gerakan cepat, Axel meraih pengaman dari laci meja, membuka bungkusnya, dan mengenakannya dengan cekatan sebelum memadukan dirinya dengan Angelica. Wanita itu menjerit kecil—campuran kejutan, ekstase, dan rasa sakit yang nikmat.

Angelica mencengkeram bahu Axel yang mengguncang tubuhnya di atas meja kerja. Kedua tangan Axel meraba ke sana dan ke sini, menambah sensasi keintiman dadakan mereka.

Ribuan sensasi membanjiri tubuh Angelica hingga ia menggigil. Axel tahu ia akan mencapai puncak. Tepat saat Angelica meledak, ia menarik diri dan menyaksikan cairan kewanitaannya mengucur deras.

Tak lama, Axel membalikkan tubuhnya dan kembali menembus dari belakang. Beberapa kali dorongan keras, dan kini gilirannya yang mencapai klimaks.

Ia bersandar di punggung Angelica, terengah-engah. Ini pelampiasan sempurna untuk stresnya. Bahkan gaun "Night of Lust" yang dipakai wanita itu tak lagi jadi masalah.

Axel menarik diri perlahan, seakan enggan berpisah. Tapi ia tahu ini takkan terulang.

"Bersihkan diri, pakai baju, dan pergi," perintahnya sambil melemparkan tisu basah. "Tak ada yang terjadi di sini. Jika kau bocorkan, kau akan menyesal. Diam-diam saja, dan aku takkan menagih ganti rugi gaunku."

Angelica yang masih limbung membersihkan diri dan mengenakan seragamnya dalam diam. Axel yang masih telanjang mengamati tubuh dewasa wanita itu. "Berapa umurnya?" gumamnya dalam hati.

Saat hendak pergi, Angelica menatap Axel untuk terakhir kali—mengukir indah tubuh pria itu dalam ingatannya.

"Terima kasih untuk apa yang Tuan berikan," bisiknya. "Aku sangat membutuhkannya. Itu luar biasa."

Pintu tertutup. Axel terdiam. Apa wanita itu baru saja berterima kasih? Seolah ia melakukan kebaikan? Perasaan aneh menggelitiknya—ia justru merasa diperalat.

Tiga puluh menit kemudian, Sarah sang sekretaris masuk dengan rutinitas harian.

"Astaga! Tuan Darko, apa yang terjadi pada gaun ini?" teriaknya sambil memunguti gaun dari lantai.

"Pasang kembali di manekin," perintah Axel, bersyukur setidaknya insiden kecil ini memecah kebosanan.

Saat Sarah sibuk merapikan gaun, pikiran Axel melayang pada wanita misterius tadi. Ia tersenyum ingat kata-kata terakhirnya. "Takkan ada kelanjutan," tekadnya.

"Sarah, panggil Marisolio dan timnya. Aku mendapat inspirasi. Kita akan bekerja seharian."

Sarah segera bergegas memanggil desainer senior. Axel sudah siap menciptakan masterpiece baru—dengan energi baru hasil pelampiasan tadi.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!