Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1
"Argh, lebih cepat,Al!!!!"
"punya mu masih saja sempit Nia.!"
"lebih dalam lagi, Aldo, aku mau keluar. Ahhh...."
"Tahan, Nia. Kita keluar bareng."
DEGH.
Kakiku mendadak terasa kaku. Aku baru saja berhasil memasukkan kode apartemen Aldo kekasih ku, suara suara itu, suara Aldo dan Nia.
Gila, ternyata Aldo mengkhianati ku. Dia telah bermain gila dengan Nia.!
"Aldo, sekali lagi dong. Aku masih pingin." suara manja Nia.
"Cukup, Nia. Aku harus menelpon Aurel. Dia mau datang kesini besok. Kamu ingat kan hari ini hari anniversary kami?? Kami akan merayakan nya besok sekaligus akan aku perkenalkan dia pada Papaku.
"Apa Om, Arif sudah kembali dari Swiss, Al?"
"Belum. Besok aku dan Aurel akan menjemput Papa di bandara."
Tes...
Setetes air mata jatuh di atas punggung tangan ku. Sungguh keterlaluan Aldo, dia melakukan pengkhianatan dengan sangat nyata. Dia masih mengingat aku. Tapi dia merasa tanpa berdosa berbagi peluh dengan sahabat ku. Gadis yang selalu berada di sekitar Aldo dengan berkedok teman masa kecilnya. Dan menawarkan aku untuk menjadi sahabat nya.
Aku segera menarik diriku menjauh dari apartemen Aldo.
Hatiku sangat lemah sekarang. Aku tidak ingin Aldo mengetahui kalau aku menangisi pengkhianatan nya.
Terlebih lagi Nia, siluman rubah betina dia tidak boleh melihat ku dalam kondisi hancur seperti ini.
Pasti dia akan merasa senang dan merasa menang jika melihat kondisi seperti ini.
Cara pandang ku dan Aldo terhadap Nia berbeda. Aku selalu merasa Nia sebenarnya mempunyai maksud lain atas kedok nya sebagai sahabat Aldo.
Namun di mata Aldo Nia hanya sebatas teman masa kecil nya. Aku pernah merasa keberatan dengan keberadaan Nia di sekitar kami. Namun Aldo selalu meyakinkan aku bahwa mereka murni sebatas sahabat tidak lebih.
Tapi apa yang baru saja aku dengar. Mereka asyik bercumbu.
Dan tadi apa yang dikatakan Aldo.??? milik Nia masih sempit??? Bukannya itu artinya mereka tidak hanya sekali melakukan pengkhianatan.
Aku harus sangat kuat. Aku tidak boleh lemah. Aku harus bisa membalas pengkhianatan mereka.
aku ingin Aldo merasakan sakitnya dikhianati seperti yang aku rasakan sekarang.
BUGH...
Tanpa sengaja aku menabrak seseorang di depan lift yang baru saja terbuka.
Seorang laki laki berumur sekitar 40 tahunan dengan setelan jas kantoran keluar dari dalam lift itu terlihat terkejut.
"Maaf." desis ku seraya membungkukkan badan ku sedikit. Diam diam ku sentuh pipi ku yang sedikit basah.
"Tak masalah." Sahut nya datar.
"Aku tersenyum tipis tanda berterima kasih. Segera ku lanjutkan langkah ku masuk ke dalam lift.
"Nona, kue nya." Teriak laki laki itu sempat aku dengar sebelum pintu lift tertutup rapat.
Aku mendengar kalimat laki laki itu dengan jelas. tapi aku enggan membuka pintu lift kembali.
Kue itu sudah tidak ada gunanya. Aku membeli kue itu untuk merayakan anniversary hubungan ku dengan Aldo yang ke lima.
Namun sekarang sudah tidak ada gunanya.
Apa yang mau ditanyakan??? pengkhianatan nya kah??? Sakit hatiku kah???
Aku belum segila itu!
Aku mengeram dalam hati, sangat jelas bahwa malam ini buka. pertama kalinya Aldo mengkhianati ku. Entah dia sudah bermain di belakang ku sejak kapan.
Sejak zaman putih abu abu kami berpisah karena LDR karena aku mengambil kuliah di Bandung.
Sungguh aku tak menyangka Aldo bisa melakukan hal sekeji itu padaku. Selama ini hubungan kami selalu baik baik saja.
Kami tidak pernah bertengkar hebat meskipun kadang-kadang sedikit berselisih. Tapi baik aku maupun Aldo selalu bisa menjaga keutuhan hubungan kami.
Bahkan ketika aku memutuskan kuliah di Bandung. Karena aku mendapatkan beasiswa penuh. Kami masih berkomunikasi dengan baik.
Bahkan di awal tahu kami selalu berganti an untuk saling mengunjungi. Aldo sering berkunjung ke tempat kost ku. Begitu juga dengan ku. Aku sering menemui Aldo di apartemen nya.
Memang dua tahun belakangan ini kami sudah jarang bertemu. Karena kami sama sama sibuk dengan kuliah masing masing. Aku juga disibukkan dengan kerja part time ku. Aldo juga sibuk dengan organisasi BEM nya.
Walaupun kami jarang komunikasi kami tidak pernah putus, hubungan kami masih berjalan dengan baik.
Aku pikir kami baik baik saja. Tapi ternyata Aldo mengkhianati ku sungguh sangat kejam.
Aku masih mengingatnya dengan jelas percakapan mereka.
Memang rencana awal Aldo akan menjemput ku besok pagi di stasiun seperti sebelumnya.
Tapi kebetulan aku sudah free jadi aku berniat untuk memberikan dia surprise dengan langsung datang ke apartemen nya malam ini. Yang kebetulan hari ini bertepatan dengan anniversary hubungan kami.
Kedatangan ku yang tiba-tiba akan menjadi kejutan yang sempurna.
Namun, bukan aku yang memberikan surprise. Tetapi justru Aldo yang memberikan surprise yang membuat jantung ku seakan hendak lepas.
BUGH.
Lagi lagi aku menabrak seseorang. Kali ini di halaman depan apartemen Aldo.
Astaga, apa sekacau itu hidup ku, sampai berkali kali aku mengulang kesalahan yang sama.
"Maaf, Om." desis ku.
Laki laki paruh baya di hadapan ku itu tak menyahut. Dia hanya sempat menyorot ku dingin sebelum akhirnya dia pergi begitu saja.
Huffff!!!!
"Unit 507" sura bariton laki laki yang baru melewati ku menarik atensi ku.
DEGH!!!!
Kaki ku langsung membeku.
Unit 507???
Itu Unit Aldo.
Aku sedikit melirik ke arah laki laki paruh baya dengan setelan jas kantornya yang urung masuk ke dalam lobby, dia masih sibuk dengan ponselnya.
"Siapa laki laki itu??? Apakah dia.....?" Batin ku.
Aku membekap mulutku, menahan suara teriakan yang hampir keluar dari mulutku.
Pikiran ku sontak tertarik pada percakapan ku dan Aldo kemarin malam.
"Papa akan datang sayang. ini pertama kalinya Papa pulang setelah lama di Swiss. Kamu mau tau kan, aku sangat menyayangi Papa. Ayolah sempat kan meskipun sebentar. Aku ingin mengenalkan kamu pada Papa." Rayu Aldo kemarin di sambungan telepon.
"Aku harus merampungkan revisi ku, Aldo. Bulan depan mau sidang, aku takut gak keburu." ujar ku. Bukan beralasan, tapi memang sedang sangat sibuk.
"Ayolah, sayang. sebentar saja. Papa biasanya juga nggak akan lama di Indonesia. Aku ingin Papa mengenal calon istri ku."
"Baiklah, lusa pagi, Aku akan naik kereta pagi seperti biasa."
"oke sayang, aku akan menjemputmu di stasiun." Ujar Aldo senang sebelum mengakhiri sambungan telepon.
*
"Apa??? Kosong??? Kamu yakin???"
Suara laki-laki yang berdiri tak jauh dari tempat ku itu kembali terdengar.
"Ya, Aldo taunya aku pulang besok. Baiklah, ku rasa lebih baik begitu. Ya sudah kamu atur saja."
Laki laki itu akhirnya memasukkan ponselnya, dan menuju ke arah mobilnya.
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.