NovelToon NovelToon
Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Slice of Life
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Imelda Savitri

"Nikah Dadakan"

Itulah yang tengah di alami oleh seorang gadis yang kerap di sapa Murni itu. Hanya karena terjebak dalam sebuah kesalahpahaman yang tak bisa dibantah, membuat Murni terpaksa menikah dengan seorang pria asing, tanpa tahu identitas bahkan nama pria yang berakhir menjadi suaminya itu.

Apakah ini takdir yang terselip berkah? Atau justru awal dari serangkaian luka?

Bagaimana kehidupan pernikahan yang tanpa diminta itu? Mampukan pasangan tersebut mempertahankan pernikahan mereka atau justru malah mengakhiri ikatan hubungan tersebut?

Cerita ini lahir dari rasa penasaran sang penulis tentang pernikahan yang hadir bukan dari cinta, tapi karena keadaan. Happy reading dan semoga para readers suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

"Mur, tolong mbok angkat nasi ini." Pinta seorang ibu-ibu yang tengah kesusahan mengangkat termos nasi besar sendirian.

Dengan sigap, seorang gadis langsung melangkah cepat dan membantu ibu tersebut mengangkat termos nasi ke tempat prasmanan bagian nasi dan lauk.

"Makasih yo mur." Ucap ibu itu sambil mencubit gemas lengan gadis itu.

"Iye, sama-sama bu." Balas Murni sembari tersenyum.

"Mur! Murni, tolong bantu ambil tetelan di tempat masak!"

Tiba-tiba suara ibu-ibu lain memanggilnya, membuat gadis bernama Murni itu segera pergi ke dapur, tempat di mana orang-orang memasak makanan untuk acara nikahan di sana.

.

.

.

Di dalam dapur, tampak sangat ramai dipenuhi oleh ibu-ibu yang tengah sibuk memasak maupun memotong bahan makanan, berbagai macam lauk pauk tertata di dalam baskom kecil yang tersusun rapi, siap diantarkan ke bagian prasmanan, disertai suara ricuh obrolan antara ibu-ibu dan suara riuh orang-orang memasak.

"Eh, Murni!" Ucap seorang wanita muda.

Menepuk pundak Murni yang tengah berjalan perlahan melewati berbagai macam perabotan dan lauk-pauk yang tertata rapi, menyempitkan pergerakannya di sana.

"Mbak Rita." Ucap Murni sambil menundukkan kepalanya sejenak dan tersenyum.

"Mau kemana, Mur?"

"Aku mau ngambil tetelan, mbak, tadi disuruh sama Mak Edot." Jawabnya.

"Duluan ya, mbak." Pamitnya, langsung masuk lebih dalam ke dapur.

Tak berapa lama, Murni akhirnya keluar dari dalam dapur sambil membawa mangkuk kaca besar berisi tetelan.

"Murni!" Panggil seseorang, membuat Murni menoleh ke samping.

Di sana, Mbak Rita muncul, sembari menggendong putranya yang masih kecil.

Wanita bernama Rita itu mendekati Murni, "Mur, nanti selesai nganter tetelannya, tolong jagain Arhan ya."

"Mbak mau mandi, dari pagi nggak sempat mandi." Timpalnya sembari berbisik di telinga Murni.

Murni mengangguk, "Iya Mbak, selesai ini ya." Jelas Murni.

Setelah Murni berlalu, Rita malah menyuruh putranya yang sudah bisa berjalan itu mengikuti Murni. Dengan tertatih-tatih, anak kecil berumur dua tahun itu pun berjalan pelan melewati orang-orang untuk mengejar Murni.

"Nah, untung cepat." Ujar Mak Edot, mengambil alih mangkuk berisi tetelan untuk campuran prasmanan kwetiau goreng.

"Habis ini, ke toko ya Mur, beliin daun seledri." Pintanya lagi.

"Tapi Mak, bukannya daun seledri ada di dapur?" Tanya Murni.

Mak Edot tampak memasang ekspresi kesal, tapi bukan karena pertanyaan Murni, melainkan karena keadaan.

"Itulah, Mur, kulkas di sini rusak, sampai bikin seledri-nya layu." Dia menatap Murni dengan serius. "Nanti beli ya."

"Tapi Mak aku-"

"Ah, nggak jauh, bah Mur. Pakai motor kan bisa." Potong Mak Edot.

"Iya, mak." Balas Murni sembari menghela nafas panjang.

Lalu dia pun berbalik untuk meminjam motor orang untuk ke pasar.

Namun tiba-tiba, ia bertemu dengan Arhan yang sudah memeluk kakinya.

"Arhan.." Murni berjongkok dan menggendong tubuh anak kecil itu.

"Mana ibu kamu?" Tanya Murni, sedikit heran.

"Mamama, mandi." Ucap Arhan dengan suara cadel-nya.

Murni pun teringat dengan permintaan Mbak Rita. Sekali lagi ia menghela nafas, padahal ia seharusnya pergi ke pasar, tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan Arhan dengan orang lain, karena Arhan itu suka rewel dan hanya mau dengan orang-orang tertentu saja, termasuk Murni sendiri.

Murni mencoba meminta bantuan remaja lain yang ada di sana. Namun, mereka semua menolak dengan alasan mereka sudah cantik dan cetar membahana untuk bersua foto dengan pengantin.

Murni tampak kesusahan. Padahal ia adalah tamu di acara pernikahan temannya itu juga, namun sayangnya ia malah jadi banyak disuruh-suruh sama ibu-ibu. Padahal gadis-gadis lain yang seusianya banyak di sana, tapi cuma Murni yang disuruh.

"Aahhk! Arhan, jangan tarik rambut kakak." Ucap Murni, melepaskan tangan Arhan yang menarik rambutnya.

Akhirnya, anak kecil itu melepaskan cengkraman nya ketika perhatiannya teralihkan ke hal lain.

Murni menghela nafas. Ia bahkan tidak sempat berdandan dan mengenakan gamis cantik serta pashmina yang sudah ia beli. Sekarang, ia hanya mengenakan gamis biasa dengan rambut yang diikat asal.

Sejak pagi ia sudah disibukkan dengan berbagai macam bantuan dari orang-orang. Murni ingin menolak, tapi ia tidak nyaman, apalagi kalau yang meminta bantuan itu orang tua.

"Mur! Murni!"

Ketika Murni hendak turun dari tenda acara, tiba-tiba seseorang memanggil namanya.

Murni berbalik dan mencari sumber suara itu, hingga akhirnya matanya menangkap sosok gadis lain yang sudah berdiri di samping mempelai wanita di atas pelaminan.

Gadis itu menyuruhnya mendekat, membuat Murni pun naik ke atas pelaminan.

"Napa, Ri?" Tanya Murni sambil mengencangkan gendongan Arhan di tubuhnya.

"Yuk foto, kita foto bareng mbak Ayu, kapan lagi kan?" Ujar gadis bernama Ria itu dengan senyum lebar.

"Bisa nanti nggak, Ri? Aku belum dandan, belum pakai gamis cantik pula." Jawab Murni, merasa agak canggung.

"Ya nggak apa-apa, Mur, kapan lagi kita foto rame-rame? Ayok lah." Ajak Ria, sambil mendekat dan berbisik di telinga Murni.

"Terlanjur kita bisa foto bareng kawan-kawannya Bang Rian, ganteng-ganteng,Mur." Ucapnya dengan nada centil saat menyebut kata 'ganteng'.

Murni sebenarnya masih ingin menolak, tapi tiba-tiba cowok-cowok dan gadis-gadis di sana sudah mulai naik ke pelaminan.

Murni hendak turun, namun tangannya sudah dicekal oleh Ria.

"Ayolah, Mur, kapan lagi kita bisa foto bareng? Aku habis ini langsung mau keluar desa, lusa aku kerja."

"Tapi aku sedang gendong anak kecil, Ri." Ujarnya, sambil menunjukkan Arhan yang tengah digendongnya.

"Bang! Bang! Bang!" Teriak Ria dengan ceria, memanggil pemuda yang sedang lewat. "Bisa tolong gendong anak kecilnya sebentar?"

"Oh iya," jawab pemuda itu, setuju.

Mau tidak mau, Murni pun menyerahkan tubuh Arhan ke pemuda itu, atas suruhan Ria.

Lalu mereka pun mulai berdiri tegak, mencari posisi yang pas untuk berfoto.

Murni merasa tidak nyaman dengan penampilannya yang lebih mirip ibu-ibu, apalagi melihat teman-temannya yang tampak modis dan rapi dengan pakaian mereka.

Akhirnya, Murni pun ikut berfoto bersama, meskipun hatinya masih merasa sedikit canggung dengan situasi tersebut.

.

.

.

Hingga akhirnya sesi foto bersama pun selesai.

"Ri, aku duluan ya." Murni tersenyum kecil sambil merapikan gamisnya yang sedikit berantakan.

"Eh, bentar Mur, nggak mau ngobrol dulu?" Ria menahan lengannya sebentar.

"Maaf Ri, aku harus balik. Arhan juga udah sama ibunya lagi," jawab Murni.

Matanya kini melirik ke arah Mbak Rita yang berdiri tak jauh dari sana, sembari mengambil alih gendongan Arhan yang sudah menangis karena menolak digendong oleh pemuda itu.

Ria mengikuti arah pandangan Murni dan langsung terkejut melihat wajah jutek Mbak Rita.

"Waduh! Mbak Rita kayaknya kesel tuh Mur."

Murni hanya tersenyum kecut.

"Iya nih, aku harus buru-buru jelasin ke Mbak Rita sebelum tambah panjang urusannya. Aku duluan ya, Ri."

"Oke, hati-hati Mur!"

Murni pun segera berbalik, hendak turun dari pelaminan, tapi saat itulah matanya bertemu tatap dengan sosok Mbak Rita yang sudah menggendong Arhan, menatapnya dengan raut wajah kesal.

Murni sudah bisa menebak bahwa Mbak Rita pasti marah karena ia tidak becus menjaga Arhan. Tanpa menunggu lebih lama, ia mempercepat langkahnya, bersamaan dengan para pemuda dan gadis lain yang juga hendak turun dari pelaminan.

Namun, di tengah keramaian itu-

Tap!

Ujung gamisnya tiba-tiba diinjak oleh seseorang yang berjalan di belakangnya. Membuat keseimbangan tubuhnya goyah dan-

Brukk!

1
Nar Sih
semoga murni baik,,sja ngk ada yg jht atau menganggu nya di saat sang suami gk ada
Nar Sih
pasti nih musuh mu dtg lgi kaan ,kmu hrus hti,,dan waspada ada istri lugu mu yg perlu kau jga
Nar Sih: siip kakk lanjutt
Lucy: Kayaknya Murni ini harus dimodifikasi lah🗿
total 2 replies
Nar Sih
murni cerminan istri yg soleha untuk mu kaan ,dia nurut apa kta suami dan patuh bersyukur lah kmu punya istri seperti murni ,walau pernikahan kalian mendadak ,dn blm ada rasa cinta ,tpi yakin lah rasa itu akan tumbuh dgn berjln nya waktu
Nar Sih
murni ,stlh ini kmu harus siap ,,jdi wanita tangguh msuk dlm keluarga suami mu yg bnyk memusuhi nya
Lucy: nah ini aku dalam masa persiapan kak buat mengotak-atik Murni/Determined/
total 1 replies
Nar Sih
murni pasti kaget begitu masuk rmh suami nya seperti masuk istana dogeng ,
Lucy: banget
total 1 replies
Ray Aza
yuuuuuhhhh.... peran murni makin tenggelam euy!
ga cocok msk ke circle kaan. 😅😅😅
aq plg ga suka sm tokoh pajangan yg bermodal baik hati & cantik aja tp ga pny kontribusi apa2 di alur cerita. 🤣🤣🤣
Lucy: nice, thanks sarannya😭🫰
Ray Aza: lha ampe eps 20 peran murni sbg tokoh utama blm keliatan sm sekali e. awal nongol mlh jd tokoh tertindas dibully sana sini, strata sosial rendah, pendidikan minim, pekerjaan pilu, fisiknya cantik ga sih? lupa diskripsinya. wkwkwkkk... artinya sejak awal ga kenotice jd hilang dr memori. terlalu berat manjat ke circle kaan. ayo sis km gembleng dl biar kek tokoh cewe di novel seblmnya. sdh ga jamannya cewek cm sebagai obyek
total 3 replies
Nar Sih
penasaran nih kak sbnr nya siapa kaan sbnr nya kak bnyk musuh dan siapa wanita itu
Nar Sih: siiap kak ,mohon up tiap hari ya kak👍🙏
Lucy: bakal terjawab di chapter selanjutnya
total 2 replies
Nar Sih
kira,,siapa pelaku pemembakan itu ya ,mungkin kah musuh kaan..hnya othor yg tau
Lucy: /Proud/
total 1 replies
Nar Sih
semagat y murni jgn sedihh ..suami mu pasti menjaga mu ,trus kira,,siapa yg telpon kaan ,semoga bukan org jht ya
Nar Sih
mungkin memang awal blm ada rasa antara kalian tpi ...yakin lah cinta pasti dtg pada kalian dgn berjln nya waktu ,murni kmu harus siap ikut i suami mu ya
Lucy: oke kak
Nar Sih: ditunggu bab selanjut nya kakk👍
total 3 replies
Nar Sih
dasar orang kok aneh lastri,iri dengki dgn saudara sendiri ,
Lucy: ya biasa kan kalau emak" rempong itu emang gitu kak
total 1 replies
Nar Sih
waah...bu lastri mulai panas nih dan pasti nya disertai iri dengki pada kehidupan murni sekeluarga yg notaben nya msih keluarga nya
Ray Aza
kalo di novel halu lainnya lgsg dibuatin mansion tuh... ada garasi jet pri (dikira odong2 x ya ga perlu perijinan otoritas bandara setempat) 😅😅😅
Lucy: 😭di luar nalar, bahkan kadang bingung
total 1 replies
Nar Sih
semoga murni dan kaan sgra menjdi psngn suami istri yg sesungguh nya ,
Lucy: Aaminn
total 1 replies
Nar Sih
sabarr murni ,percayalah di balik duka pasti ada suka ,
Nar Sih
lanjutt kakk ,
Nar Sih: ,👍👍💪💪🥰
Lucy: wah makasih banget, aku suka dan makin termotivasi deh🫰
total 4 replies
Nar Sih
alhamdulilah murni kmu dpt ibu mertua yg baik
Nar Sih
seperti nya calon pelakor udh mulai hadir nih
Lucy: /Doge/
total 1 replies
Nar Sih
nikah dadakan moga bisa membuat pegantin bru ini bahagia
Nar Sih
cerita nya bagus kakk,👍
Lucy: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!