NovelToon NovelToon
Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life / Pernikahan Kilat / Action / Cinta setelah menikah
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: Imelda Savitri

"Nikah Dadakan"

Itulah yang tengah di alami oleh seorang gadis yang kerap di sapa Murni itu. Hanya karena terjebak dalam sebuah kesalahpahaman yang tak bisa dibantah, membuat Murni terpaksa menikah dengan seorang pria asing, tanpa tahu identitas bahkan nama pria yang berakhir menjadi suaminya itu.

Apakah ini takdir yang terselip berkah? Atau justru awal dari serangkaian luka?

Bagaimana kehidupan pernikahan yang tanpa diminta itu? Mampukan pasangan tersebut mempertahankan pernikahan mereka atau justru malah mengakhiri ikatan hubungan tersebut?

Cerita ini lahir dari rasa penasaran sang penulis tentang pernikahan yang hadir bukan dari cinta, tapi karena keadaan. Happy reading dan semoga para readers suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

"Mur, tolong mbok angkat nasi ini." Pinta seorang ibu-ibu yang tengah kesusahan mengangkat termos nasi besar sendirian.

Dengan sigap, seorang gadis langsung melangkah cepat dan membantu ibu tersebut mengangkat termos nasi ke tempat prasmanan bagian nasi dan lauk.

"Makasih yo mur." Ucap ibu itu sambil mencubit gemas lengan gadis itu.

"Iye, sama-sama bu." Balas Murni sembari tersenyum.

"Mur! Murni, tolong bantu ambil tetelan di tempat masak!"

Tiba-tiba suara ibu-ibu lain memanggilnya, membuat gadis bernama Murni itu segera pergi ke dapur, tempat di mana orang-orang memasak makanan untuk acara nikahan di sana.

.

.

.

Dapur itu ramai oleh ibu-ibu yang sibuk memasak dan memotong bahan makanan. Berbagai lauk tertata rapi dalam baskom-baskom kecil, siap diantar ke prasmanan, diiringi obrolan riuh dan denting peralatan masak.

"Eh, Murni!" Ucap seorang wanita muda.

Menepuk pundak Murni yang tengah berjalan perlahan melewati berbagai macam perabotan dan lauk-pauk yang tertata rapi, menyempitkan pergerakannya di sana.

"Mbak Rita." Ucap Murni sambil menundukkan kepalanya sejenak dan tersenyum.

"Mau kemana, Mur?"

"Aku mau ngambil tetelan, mbak, tadi disuruh sama Mak Edot." Jawabnya.

"Duluan ya, mbak." Pamitnya, langsung masuk lebih dalam ke dapur.

Tak berapa lama, Murni akhirnya keluar dari dalam dapur sambil membawa mangkuk kaca besar berisi tetelan.

"Murni!" Panggil seseorang, membuat Murni menoleh ke samping.

Di sana, Mbak Rita muncul, sembari menggendong putranya yang masih kecil.

Wanita bernama Rita itu mendekati Murni, "Mur, nanti selesai nganter tetelannya, tolong jagain Arhan ya."

"Mbak mau mandi, dari pagi nggak sempat mandi." Timpalnya sembari berbisik di telinga Murni.

Murni mengangguk, "Iya Mbak, selesai ini ya." Jelas Murni.

Setelah Murni berlalu, Rita malah menyuruh putranya yang sudah bisa berjalan itu mengikuti Murni. Dengan tertatih-tatih, anak kecil berumur dua tahun itu pun berjalan pelan melewati orang-orang untuk mengejar Murni.

"Nah, untung cepat." Ujar Mak Edot, mengambil alih mangkuk berisi tetelan untuk campuran prasmanan kwetiau goreng.

"Habis ini, ke toko ya Mur, beliin daun seledri." Pintanya lagi.

"Tapi Mak, bukannya daun seledri ada di dapur?" Tanya Murni.

Mak Edot tampak memasang ekspresi kesal, tapi bukan karena pertanyaan Murni, melainkan karena keadaan.

"Itulah, Mur, kulkas di sini rusak, sampai bikin seledri-nya layu." Dia menatap Murni dengan serius. "Nanti beli ya."

"Tapi Mak aku-"

"Ah, nggak jauh, bah Mur. Pakai motor kan bisa." Potong Mak Edot.

"Iya, mak." Balas Murni sembari menghela nafas panjang.

Lalu dia pun berbalik untuk meminjam motor orang untuk ke pasar.

Namun tiba-tiba, ia bertemu dengan Arhan yang sudah memeluk kakinya.

"Arhan.." Murni berjongkok dan menggendong tubuh anak kecil itu.

"Mana ibu kamu?" Tanya Murni, sedikit heran.

"Mamama, mandi." Ucap Arhan dengan suara cadel-nya.

Murni pun teringat dengan permintaan Mbak Rita. Sekali lagi ia menghela nafas, padahal ia seharusnya pergi ke pasar, tapi ia juga tidak mungkin meninggalkan Arhan dengan orang lain, karena Arhan itu suka rewel dan hanya mau dengan orang-orang tertentu saja, termasuk Murni sendiri.

Murni mencoba meminta bantuan remaja lain yang ada di sana. Namun, mereka semua menolak dengan alasan mereka sudah cantik dan cetar membahana untuk bersua foto dengan pengantin.

Murni tampak kesusahan. Padahal ia adalah tamu di acara pernikahan temannya itu juga, namun sayangnya ia malah jadi banyak disuruh-suruh sama ibu-ibu. Padahal gadis-gadis lain yang seusianya banyak di sana, tapi cuma Murni yang disuruh.

"Aahhk! Arhan, jangan tarik rambut kakak." Ucap Murni, melepaskan tangan Arhan yang menarik rambutnya.

Akhirnya, anak kecil itu melepaskan cengkraman nya ketika perhatiannya teralihkan ke hal lain.

Murni menghela nafas. Ia bahkan tidak sempat berdandan dan mengenakan gamis cantik serta pashmina yang sudah ia beli. Sekarang, ia hanya mengenakan gamis biasa dengan rambut yang diikat asal.

Sejak pagi ia sudah disibukkan dengan berbagai macam bantuan dari orang-orang. Murni ingin menolak, tapi ia tidak nyaman, apalagi kalau yang meminta bantuan itu orang tua.

"Mur! Murni!"

Ketika Murni hendak turun dari tenda acara, tiba-tiba seseorang memanggil namanya.

Murni berbalik dan mencari sumber suara itu, hingga akhirnya matanya menangkap sosok gadis lain yang sudah berdiri di samping mempelai wanita di atas pelaminan.

Gadis itu menyuruhnya mendekat, membuat Murni pun naik ke atas pelaminan.

"Napa, Ri?" Tanya Murni sambil mengencangkan gendongan Arhan di tubuhnya.

"Yuk foto, kita foto bareng mbak Ayu, kapan lagi kan?" Ujar gadis bernama Ria itu dengan senyum lebar.

"Bisa nanti nggak, Ri? Aku belum dandan, belum pakai gamis cantik pula." Jawab Murni, merasa agak canggung.

"Ya nggak apa-apa, Mur, kapan lagi kita foto rame-rame? Ayok lah." Ajak Ria, sambil mendekat dan berbisik di telinga Murni.

"Terlanjur kita bisa foto bareng kawan-kawannya Bang Rian, ganteng-ganteng,Mur." Ucapnya dengan nada centil saat menyebut kata 'ganteng'.

Murni sebenarnya masih ingin menolak, tapi tiba-tiba cowok-cowok dan gadis-gadis di sana sudah mulai naik ke pelaminan.

Murni hendak turun, namun tangannya sudah dicekal oleh Ria.

"Ayolah, Mur, kapan lagi kita bisa foto bareng? Aku habis ini langsung mau keluar desa, lusa aku kerja."

"Tapi aku sedang gendong anak kecil, Ri." Ujarnya, sambil menunjukkan Arhan yang tengah digendongnya.

"Bang! Bang! Bang!" Teriak Ria dengan ceria, memanggil pemuda yang sedang lewat. "Bisa tolong gendong anak kecilnya sebentar?"

"Oh iya," jawab pemuda itu, setuju.

Mau tidak mau, Murni pun menyerahkan tubuh Arhan ke pemuda itu, atas suruhan Ria.

Lalu mereka pun mulai berdiri tegak, mencari posisi yang pas untuk berfoto.

Murni merasa tidak nyaman dengan penampilannya yang lebih mirip ibu-ibu, apalagi melihat teman-temannya yang tampak modis dan rapi dengan pakaian mereka.

Akhirnya, Murni pun ikut berfoto bersama, meskipun hatinya masih merasa sedikit canggung dengan situasi tersebut.

.

.

.

Hingga akhirnya sesi foto bersama pun selesai.

"Ri, aku duluan ya." Murni tersenyum kecil sambil merapikan gamisnya yang sedikit berantakan.

"Eh, bentar Mur, nggak mau ngobrol dulu?" Ria menahan lengannya sebentar.

"Maaf Ri, aku harus balik. Arhan juga udah sama ibunya lagi," jawab Murni.

Matanya kini melirik ke arah Mbak Rita yang berdiri tak jauh dari sana, sembari mengambil alih gendongan Arhan yang sudah menangis karena menolak digendong oleh pemuda itu.

Ria mengikuti arah pandangan Murni dan langsung terkejut melihat wajah jutek Mbak Rita.

"Waduh! Mbak Rita kayaknya kesel tuh Mur."

Murni hanya tersenyum kecut.

"Iya nih, aku harus buru-buru jelasin ke Mbak Rita sebelum tambah panjang urusannya. Aku duluan ya, Ri."

"Oke, hati-hati Mur!"

Murni pun segera berbalik, hendak turun dari pelaminan, tapi saat itulah matanya bertemu tatap dengan sosok Mbak Rita yang sudah menggendong Arhan, menatapnya dengan raut wajah kesal.

Murni sudah bisa menebak bahwa Mbak Rita pasti marah karena ia tidak becus menjaga Arhan. Tanpa menunggu lebih lama, ia mempercepat langkahnya, bersamaan dengan para pemuda dan gadis lain yang juga hendak turun dari pelaminan.

Namun, di tengah keramaian itu-

Tap!

Ujung gamisnya tiba-tiba diinjak oleh seseorang yang berjalan di belakangnya. Membuat keseimbangan tubuhnya goyah dan-

Brukk!

1
Nar Sih
ahir nya murni muncul lgi
Batsa Pamungkas Surya
up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up
Batsa Pamungkas Surya: owh seperti ituuuu
total 2 replies
Nar Sih
ternyata kaan bisa juga ya mkn dan berbaur dgn karyawan nya ,contoh pimpinan yg baik nih ☺️
Nar Sih
oalah murni,,kmu kok lucu bener yaa,ahir nya kmu tau kan arti dari tulisan kaan yg di kirim pada mu,semagat murni terus dekati kaan sampai bnr,,jdi suami mu yg seutuh nya💪☺️
Lucy: hihi iya kak, murni kudu maju teros jangan kasih kendor
total 1 replies
luvvuyy🙈
aduhhh jd salah paham ni pstiii😭
Lucy: puasti/Chuckle/
total 1 replies
Baby Vell
hai thor aku makpir
Baby Vell: iya ka
total 2 replies
luvvuyy🙈
haiii
Lucy: hii kak😌 makasih loh udh coba baca, aku masih baru soal nulis novel pernikahan gini kak, kalau ada yg gak msuk akal, kasih tau aja ya😋
total 1 replies
Novi Susianti
sampai aku cari arti "l feel the same"😃😂
Lucy: /Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Nar Sih
bersabar lah murni ,dan yakinlah pasti lama,,kaan juga cinta pada mu trus kmu bisa punya ank juga dri nya
Nar Sih
semoga dgn iseng nya savelda bisa membuat hubungan kaan dan murni lebih baik lgi
Lucy: moga aja kak😁
total 1 replies
Nar Sih
lanjutt kak ,bikin murni kuat dan tangguh hinga pantas bersanding dgn kaan
Batsa Pamungkas Surya
kok saya waktu SMA di kasih pelajaran seperti itu ya
saya lulus SMA th 1997
Batsa Pamungkas Surya: ea sich.. mungkin di kira anak anak bisa lihat di google
total 2 replies
Nar Sih
bingung dgn sikap kaan ,yg kata nya suami tpi aneh ..ngak ada manis nya ,sabar ya murni kamu harus kuat dan jdilah wanita tangguh
Nar Sih
kasihan murni nya mesti sabar dan di paksa bljar kuat demi sebuah status istri dri keluarga harington ,semagatt murni kmu pasti bisa💪💪
Lucy: pasti kak. kak, kira-kira tulisannya bener gak sih? soalnya aku akhir" ini kena writing block bah, jadi bingung mau menjabarkan alur nya gimana😭
total 1 replies
Nar Sih
lama ngk up ahir nya hadir lgi walau cerita nya kadang membuat ku bungung kak thorr
Lucy: hehehe makasih udh rajin baca kak
total 1 replies
Nar Sih
masih bingung dgn murni dan kaan kak thorr
Lucy: kak, maaf ya, beberapa hari ini aku kayaknya belum bisa up😞 karena kesibukan lamaran kerja kak, tapi ku usaha kan up dua hari nanti
total 1 replies
Nar Sih
siip lanjutt kakk
Ray Aza
jangan terlalu lama berkutat dgn konflik sayang, keburu pembacanya kabur nanti. konflik boleh tp hrs dibarengi alur cerita yg berkembang jg jgn berhenti dikonflik trs. nti kek cerita seblmnya, kelamaan di mslh klimak cerita malah ga dpt. pas tokoh utama menang mlh rasanya jd b aja
Lucy: oke deh, thanks masukannya🫶
total 1 replies
Nar Sih
ternyata org yg kelihatan baik ternyata musuh ,dan untung nya ada yg nolongin murni disaat yg tepat
Nar Sih
sebetul nya sku bingung dgn crita ini kak ,masih penasaraan dgn siapa kaan kok murni ikut jdi korban nya
Lucy: masih berlanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!