Meina Alfarez, seorang gadis cantik berumur 18 tahun yang sangat bar-bar binti sengklek ini adalah satu-satunya anak perempuan dari keluarga Alfarez. Keluarga yang kaya no1 yang sangat di segani oleh banyak klan mafia.
Dia juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang jahilnya gak ke tulungan. bernama Delvin Alfarez 21 tahun, dan Dhilan Alfarez 15 tahun.
Masa-masanya di jalani dengan sangat bahagia, walaupun banyak orang yang ingin mencelakai keluarga dan dirinya. Tapi itu tidak masalah, dengan menyebut namanya saja musuh pun bergetar ketakutan. Bahkan ia di sebut sebagai Donna Morte (Ratu Kematian)
Setelah menginjak dewasa, Meina pun berkuliah di kampus milik keluarganya, walaupun banyak mahasiswanya yang tidak mengetahui identitas asli Meina. Banyak yang mengagumi kepintaran dan juga kecantikannya dan ada juga yang iri.
Semuanya berubah ketika seorang lelaki bernama Akara Antares, yang sangat teguh akan imannya mulai datang ke dalam hidupnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amari Antares, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
𖤓HAPPY READING𖤓
__________--------------------------_________
"Inget, kamu jangan bolos, jangan tidur di waktu belajar, jangan buat ulah, jangan lari-larian, jangan godain cewe, jangan nyusahin guru, jangan berantem, jangan ikut tawuran, jangan paca-"
"Bang, emangnya gue seburuk itu iya di mata loh!?" ucap Dhilan karena sudah pusing mendengar perkataan Delvin yang sedari awal sampai ke sekolah selalu saja menasehatinya seperti anak TK yang baru pertama kali masuk sekolah.
Pletak!!
Dhilan langsung mengusap bibirnya, karena baru saja di sentil oleh Delvin.
"Dan harus sopan sama orang yang lebih tua!!" ingin sekali Dhilan menendang kepala Delvin saat ini juga.
Karena tidak ingin mendengar ceramah dari Delvin, Dhilan langsung keluar dari mobil dan menutup nya dengan keras sehingga mengundang perhatian murid yang berada di sekitarnya.
Brak!!
"Ingat apa yang abang bilang tadi!!" ucap Delvin.
"Iya-iya cerewet dah pergi sonoh, atau sepatu yang gue pakai melayang ke muka loh!!" kesal Dhilan yang sudah melepas sebelah sepatunya dan hendak melempar ke arah Delvin yang sudah tersenyum karena dirinya sangat menyukai tingkah Dhilan yang sedang kesal.
"Gak mau, sebelum kamu kiss dulu pipi abang!!" ucap Delvin sambil menunjuk ke arah pipinya, sontak membuat wajah Dhilan langsung memerah karena sudah tidak bisa lagi menahan kekesalan nya.
Dhilan yang sudah habis stok kesabaran nya, langsung melempar sepatunya ke arah Delvin hingga mengenai bahu Delvin. Apakah Delvin marah?, tentu tidak. Malahan Delvin langsung menutup kaca mobil nya dan langsung pergi.
"WOI!! TOLOL, BABI, ANJING, SETAAAAANNN, BALIKIN SEPATU GUE DULU WO~I" teriak Dhilan sambil mengejar mobil yang di kendarai Delvin yang sudah pergi menjauh darinya.
Karena mobil Delvin yang tak kunjung berhenti juga, membuat Dhilan langsung menghentikan langkahnya dan menatap ke dua kakinya yang hanya memakai sepatu di sebelah kaki kanan saja.
Dengan perasaan marah dan malu bercampur menjadi satu, Dhilan mulai memasuki area sekolah nya, dan tentunya menarik perhatian orang-orang yang melihatnya sehingga, Dhilan mau tak mau harus mempercepat langkahnya agar tidak menjadi pusat perhatian lebih lama lagi.
"Anjing lah, gara-gara tuh orgil, gue jadi malu gini kan!" gumam Dhilan ketika sudah berada di depan kelasnya.
"Woi Dhilan sepatu sebelah loh lagi kema-"
"Diem, atau gue lem tuh mulut loh!!" peringat Dhilan ketika mendengar perkataan Vegi yang akan membahas tentang sepatunya.
"pfttt...Ok ok aku gak akan tanya lagi!!" balas Vegi ketika melihat Dhilan sudah duduk di sampingnya.
Dhilan semakin kesal ketika melihat Vegi yang dengan jelas sedang menahan tawa nya sehingga membuat Dhilan ingin sekali menghilang dari pandangan orang-orang di sekitarnya.
"Veg, Kira-kira kalau membunuh abang sendiri itu dosanya besar gak!?" tanya Dhilan yang kembali meratapi ke dua kakinya, mungkin jika tidak ada orang di sekitarnya dirinya sudah menangis saat ini juga.
"Ya mana gue tahu, kan gue gak punya abang!! tapi emang loh punya abang, perasaan loh cuma punya saudara kak Ema." balas Vegi yang saat ini sedang memainkan game di handphonenya.
"Nah itu, ternyata abangku ini pergi ke AS waktu masih kecil sama kakekku, sekarang baru pulang. Makanya aku baru pertama kali lihat dia." tukas Dhilan.
"Oh.....gue kira yang kemarin itu sepupu lo. " Vegi menjawab sambil matanya terus menatap layar ponsel.
"Hmm..bukan." Dhilan hanya berdehem sambil mengangguk.
flashback on. . .
Selepas dari toko komik!
"Wah keren nih, bisa juga iya lo dapat komik sebagus ini." ucap Dhilan sambil melihat-lihat gambar komik tersebut.
"Yoi dong, susah nih gue belinya harus rebutan sama orang-orang, untung gue yang dapet." ungkap Vegi sambil tersenyum.
Tiba-tiba di seberang, mobil hitam menepi di jalan. Tapi Dhilan dan Vegi tak peduli karena ini tempat umum. jadi mereka melanjutkan perjalanan menuju toko eskrim.
"Mbak, seperti biasa... eskrim matcha 1 dan coklat 1 iya..." ucap Dhilan sambil sesekali celingak-celinguk.
"Matcha terus loh!" Vegi menimpali sambil membaca komik yang ia baca.
"Gue ini matcha lovers sejati!!" ungkap Dhilan percaya diri. "Eh Veg, lo kenal orang yang berdiri di sana??"
Mendengar pertanyaan Dhilan, Vegi pun menoleh kearah orang yang di maksud. "Gue gak tahu, biarin lah selama dia gak ganggu kita diemin aja." tukas Vegi sambil melanjutkan baca komiknya kembali.
-
-
-
"Di mana adek gue, kata dady dia beli komik tapi kok gak ada." gumam Delvin setelah keluar dari dalam toko komik. Matanya memang sempat memperhatikan dua orang anak lelaki yang sedang membeli eskrim, tapi karena wajah mereka yang hanya terlihat dari samping, Delvin hanya memperhatikannya sekilas.
"Udah lama kita gak ketemu Lan..." gumam Delvin sambil melihat foto Dhilan di handphone, foto yang di kirim oleh Dady nya.
********
"Terimakasih mbak..." mereka berdua pun pergi berlalu sambil memakan eskrim.
Saat mereka melewati mobil hitam, mata Dhilan pun menatap tajam mata Delvin, sambil berjalan melewatinya.
Awalnya Delvin sempat nga loding sebentar, tapi dia akhirnya menoleh ke arah belakang yang di mana Dhilan dan Vegi sudah agak jauh.
Delvin dengan senyum sumringah berlari ke arah mereka, "ADIKKU SAYANG!!!" teriaknya sambil memeluk Dhilan dari belakang dengan tiba-tiba, membuat Dhilan refleks menjatuhkan eskrimnya karena terkejut.
"Astagfirullah..." gerutunya sambil melepaskan pelukan Delvin dan berbalik.
Plak!!
Dengan spontan Dhilan langsung menampar Delvin dengan kencang. "Aww... sakit adikku!!" ucap Delvin sambil memegangi pipinya yang sudah memerah.
"Dasar om-om cabul." tukas Dhilan dengan wajah memerah karena kesal.
"Om boti iya..." sahut Vegi tanpa rasa bersalah.
sedangkan Delvin benar-benar terkejut mendengar perkataan mereka berdua yang di luar dugaan.
"Gue ini abangmu masa lupa..." ucap Delvin sambil menempelkan kedua tangannya di wajah Dhilan.
"Orgil, gak sopan iya!!" Dhilan menepis nya dengan kasar. "Lihat gara-gara lo juga eskrim gue jatuh." ujarnya sambil menunjuk ke arah eskrim matcha yang sudah tergeletak di aspal.
"Eheheh sorry iya adikku, aku ini Delvin abangmu masa lupa." ungkapnya sambil memberikan bukti di handphone miliknya.
"Kamvret...aku udah bersikap kasar ke dia, aku akan balas dendam." gumamnya dalam hati sambil memunculkan senyum kematian. "Iya aku percaya maaf iya A-B-A-N-G" ucapnya penuh tekanan di kata terakhir.
"Yaudah ayo ikut abang, kamu namanya siapa" tanya Delvin pada Vegi.
"Aku Vegi Andrian... sahabat Dhilan." jawab Vegi dengan tersenyum ramah.
"Yaudah ayo ikut kita pulang!!" usul Delvin, tapi Vegi menolak dengan alasan sudah memesan grap.
"Kalau begitu abang sama Dhilan duluan iya..." ujar Delvin sambil menarik tangan Dhilan ke arah mobil. "Iya bang... Hati-hati iya kalian." sahut Vegi sambil melambaikan tangan.
Delvin pun membukakan pintu mobil untuk Dhilan, tapi dengan tatapan sinis Dhilan membuka pintu lain untuk dirinya. Delvin hanya menghembuskan nafas perlahan dan segera masuk ke dalam mobil.
"Gimana kabarmu baik!" tanya Delvin basa-basi.
"Hmm..." Dhilan hanya berdehem sambil menatap kaca mobil. "Emang laknat tuh temen, malah ninggalin gue sama nih orgil." gerutunya dalam hati.
"Owh sikap kamu kok gitu!!" Delvin merasa heran "Maaf juga iya sikap abang tadi, soalnya abang kangen banget sama kamu."
"### Iya-iya..." ucap Dhilan tanpa menoleh ke arah Delvin.
-
-
-
semoga kalian suka iya sama ceritaku yang satu ini, 🙏🙏🤗🤗🤗
aku kasih sedikit visual Dhilan Alfarez 😘😍
kok senang produk luar.anak bangsa jg banyak yg ganteng.Sy penggemar Drakor mbok ya visual nya jangan slalu orang Korea