Bab 03

Dua bocilnya Riang sudah kembali rapi dan wangi. Ganesh Arlingga cosplay jadi baby sitter kalau mengurus dia balita itu.

"Aa...main agi?!", Risya mengalungkan tangannya ke leher Ganesh. Sedang tangan kanannya menuntun Shaka.

"Mainnya di dalam aja. Udahan main kotor-kotorannya. Nanti Abi sama umi marah!", kata Ganesh.

"Main apa?", tanya Shaka.

"Nonton cucumelon mau ya? Aa pinjemin laptop!", kata Ganesh. Dua bocil itu pun duduk bersimpuh di atas karpet bulu berwarna coklat muda itu.

Ganesh mulai mencari-cari tontonan untuk dua bocil itu. Setelah bocil dua itu merasa cocok, barulah Ganesh bisa menyandarkan badannya ke sofa.

"Aa...cucu!", kata Risya.

"Aka uga cucu A!", Shaka ikut menyahuti. Ganesh hanya menghela nafas panjang. Cosplay baby sitter nya belum selesai.

"Iya, tunggu ya!", kata Ganesh berjalan ke ruang makan yang bersatu dengan dapur bersih.

"Adik-adik kamu mana Nesh?", tanya Syam yang sedang memasang kancing kemejanya.

"Lagi nonton cucumelon. Minta susu tuh Bik!", kata Ganesh duduk di salah satu bangku.

"Oh...iya bibi buatin! Udah ngantuk kayaknya?!", kata Riang. Ia pun membuat susu untuk adik bungsu dan putrinya.

"Amang berdua aja sama Om Deni?", tanya Ganesh. Syam tersenyum lalu menggeleng.

Suara bel di depan berbunyi.

"Bi, bibi aja yang bawa susunya buat bocil ya! Ganesh ke depan buka pintu!", kata Ganesh.

"Iya!", sahut Riang.

"Bentar Nesh!", cegah Syam.

"Kenapa mang?", tanya Ganesh bingung.

"Amang cuma mau bilang, yang sabar!", kata Syam. Ganesh mengedikan bahunya.

Lalu dengan langkah pasti remaja yang akan memasuki usia dewasa itu membukakan pintu ruang tamu mewah tersebut.

"Assalamualaikum....!", sosok perempuan cantik dengan dua balita juga seorang laki-laki gagah berdiri di hadapan Ganesh.

"Walaikumsalam !", Ganesh memandangi keempat orang beda usia tersebut. Lalu matanya beralih ke beberapa koper di samping mereka yang baru di turunkan oleh dua baby sitter berseragam pink.

"Om Deni...ini ngajak pasukan ke sini?", tanya Ganesh.

"Pasukan katamu Nesh???", tanya perempuan cantik itu menjewer telinga Ganesh.

"Hehehe !", Ganesh cengar-cengir.

"Ya udah atuh ayo masuk?!", ajak Ganesh.

"A Nesh!", seorang bocah seumuran Risya dan Shaka mengulurkan tangannya minta di gendong Ganesh.

Ganesh mendesah pelan.

Gini amat punya adik banyak!Gerutu Ganesh.

"Hah! Ijap harus banget gitu ya kalo ketemu aa tuh di gendong?", tanya Ganesh pada bocah itu.

Dengan anggukan cepat Izaf menjawabnya. Deni dan Zea menahan tawa melihat ekspresi wajah Ganesh.

Izaf pun berhasil berada di gendongan kakak sepupunya tersebut. Tanpa ijin orang tuanya ,Ganesh membawa Izaf bergabung dengan dua bocil yang sudah lebih dulu di ruang tengah. Salah satu baby sitter menyusul Ganesh ke sana.

"Mba, tolong temenin mereka ya! Mau mandi, ada jadwal ngampus!", kata Ganesh pada baby sitter Izaf.

"Iya Den!", sahut perempuan itu. Ganesh pun kembali ke meja makan.

"Jipa ngga ikut gabung juga sama para bocil Bik?", tanya Ganesh pada Zea.

"Jipa...jipa...Ziva, Nesh! Inget ya panggilnya aunty Zea. Sama Deni saja Om, masa sama aunty bibi?? Ishhh.....", protes Zea.

"Lha kan Izaf aja Ijap, berati Ziva juga Jipa dong??? Makanya jangan ada unsur Zed sama V atau F!"

Zea memutar bola matanya malas.

"Mang Syam aja ngga keberatan kok di panggil amang, bi Riang juga. Bik Zea aja yang protes!"

"Ish...panggil aunty Nesh!", kekeh Zea.

"Udah-udah! Bibik sama keponakan hobi banget berantem!", kata Syam.

Ziva mengulurkan tangannya ingin minta di gendong Ganesh. Mereka semua menahan tawa saat melihat ekspresi Ganesh yang menghirup nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya.

Karena tak langsung di gendong bayi perempuan cantik itu menangis. Mau tak mau Ganesh menggendongnya!

"Ini yang amang bilang sabar, Nesh! Amang, Om Deni, sama Tante kamu ini mau ke Bali. Ada urusan pekerjaan di sana. Jadi...nitip anak-anak sama kamu. Kan laki-laki dewasa nya cuma kamu, kita semua pergi. Bantuin bibi kamu ya??", Syam mengusap pundak Ganesh.

"Whatttt????", pekik Ganesh.

💕💕💕💕💕💕

Waktu yang terus bergulir membuat semua berjalan seolah lebih cepat. Shakiel yang sudah melewati masa kuliah tiga setengah tahunnya pun kini tinggal mengikuti satu setengah tahun lagi untuk mendapatkan gelarnya.

Sebagai pemuda yang jenius, Shakiel seperti tak merasakan hal itu sebuah beban. Bahkan kalau bisa, ia selesaikan secepatnya dan ia akan mengambil spesialis setelahnya.

"Shaki !', panggil Krisna.

"Iya Yah?", sahut Shakiel yang sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tas ranselnya.

"Kamu ada kuliah lagi?", tanya Krisna.

"Ada urusan sebentar di kampus Yah. Biasa, di lab!", jawab Shakiel.

"Oh...kata prof. Gilang kamu akan koas di salah satu rumah sakit Jakarta?", tanya Krisna.

"Iya Yah, tapi Shaki mau mengajukan mutasi di kota lain. Kalau perlu ke rumah sakit di Papua, ngga masalah!", jawab Shakiel.

Krisna memandangi Shakiel yang tampak tampan dengan kacamata bening yang bertengger di hidung mancungnya.

Tak bisa di tampik, Shakiel memang mewarisi ketampanan Ziyad.

"Shaki, apa ...??", Krisna menoleh ke belakang beberapa saat sebelum kembali bertanya pada anak sambungnya itu.

"Kenapa Yah?", tanya Shakiel.

"Apa tidak sebaiknya kita akhiri aja kebohongan ini, khi? Kasian bunda kamu. Juga...mungkin ...sebaiknya kamu terima penempatan kamu di Jakarta. Temui anggota keluarga kamu di sana, nak!", kata Krisna.

"Aku tidak mau menemui mereka Yah! Mereka jauh lebih baik selama tidak ada aku! Maaf Yah, Shaki ke kampus dulu! Assalamualaikum !", pamit Shakiel pada ayah tirinya tersebut.

"Mas, ada sekretaris kamu. Katanya ada meeting sama klien di kafe kita?", tanya Naya yang masih memakai celemek masak.

"Oh...iya sayang, sebentar !", kata Krisna.

💕💕💕💕💕💕

Citra masih seperti biasa. Diam. Tatapan matanya kosong, tubuhnya tak bergerak. Setelah itu, ia pun akan kembali tidur. Begitu yang terjadi sejak ia pertama kalinya membuka matanya pasca koma.

Sayangnya ,hal baik yang di tunggu-tunggu belum juga hadir.

Ziyad membuat sebuah ruangan khusus untuk merawat istrinya. Semua alat-alat kesehatan yang di butuhkan hingga dokter pribadi Ziyad sediakan.

Ziyad mengusap puncak kepala Citra yang di biarkan terbuka tanpa penutup kepala.

"Sayang, sebenarnya mau kamu apa heum?? Kenapa kamu belum pulih seperti dulu lagi? Kamu ngga kangen sama mas, Riang, Shaka dan Risya heum???", bisik Ziyad lirih.

Tok....tok...

"Masuk!", kata Ziyad. Seorang perempuan berkemeja putih memasuki ruangan khusus itu.

"Maaf pak Ziyad."

"Iya, kenapa dok?", tanya Ziyad.

"Saya mendapat informasi dari prof. Gilang, ada mahasiswa nya yang akan koas di rumah sakit Xxx. Beliau bilang, calon dokter itu sangat jenius. Dan ada kemungkinan kita bisa mencoba untuk meminta beliau memeriksa kondisi Bu Citra!", kata dokter itu.

Ziyad langsung menoleh.

"Bagaimana bisa anda menjadikan istri saya kelinci percobaan dokter Anita?", tanya Ziyad dengan sorot matanya yang tajam.

"Maaf pak, bukan maksud saya seperti itu. Tapi kami, sesama tenaga medis juga ingin melakukan yang terbaik untuk para pasien kami. Tolong, jangan berpikir jika kami akan menjadikan Bu Citra sebagai percobaan. Prof. Gilang tidak mungkin merekomendasikan mahasiswanya kalau tidak benar-benar istimewa Pak Ziyad!", kata dokter Anita yang sudah berusia lima puluh tahunan.

Ziyad menghela nafas panjang.

"Baiklah! Tapi saya harap kalian bisa mempertanggungjawabkan apa yang kalian lakukan!"

"Insya Allah kami akan berusaha semaksimal mungkin, pak!", kata dokter Anita.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Halu banget ga sih??? 🤣🤣🤣🤣

Kali aja ada yg kangen sama Zea 🤭🤭🤭🤭

Makasih banyak2 ✌️🙏

Terpopuler

Comments

kagome

kagome

gitu amat responnya klo aq ya langsung kabur tak perlu whaaaaaaaat🤣🤣🤣🤣

2024-06-01

1

hidagede1

hidagede1

mama citra pengen ketemu sama shaki

2024-04-20

1

Ambu Rinddiany Thea

Ambu Rinddiany Thea

emak paling demen bikin para netijen gemes sendiri 😫

2024-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!