Ch.15

Kriettt ...

Pintu ruang rawat Nazila terbuka lalu masuklah seorang pria tampan dengan setelan jas mahalnya sambil membawa sebuah paper bag yang entah apa isinya.

"Hai La, udah makan?" tanya Kevin dengan tersenyum sumringah. Nazila memang telah siuman setelah hampir 24 jam tak sadarkan diri. Siang ini ia sendirian di rumah sakit karena Diana ada keperluan mendesak. Tidak ada yang menemani Nazila sebab itu atas permintaannya sendiri. Ia bahkan melarang Diana mengabarkan pada bi Arum. Ia tak mau bibinya itu mencemaskannya.

Nazila membalas senyum Kevin tak kalah manis kemudian menggeleng. Lalu Kevin meletakkan paper bag dan mengeluarkan isinya satu persatu.

"Wah, pas banget! Aku juga belum nih. Kita makan bareng ya!" ajak Kevin sambil menghidangkan makanan itu di atas meja. Lalu ia membuka sebuah meja portabel di atas ranjang dan menghidangkan satu persatu makanan tadi.

"Buka mulutmu, biar aku siapin!" ujar Kevin seraya mengangkat sendok berisi nasi.

"Aku bisa makan sendiri, Vin!"

"Iya aku tau, tapi aku mau nyuapin kamu. Ayo buka!"

"Vin, nggak usah lebay deh! Aku bisa makan sendiri!" tolak Nazila sambil tersenyum geli karena tingkah Kevin.

"Aku siapin atau aku telepon mama dan bi Arum?" ancam Kevin membuat Nazila membelalakkan matanya.

"Ck ... hobi bener ngancem-ngancem!" sungut Nazila sambil merajuk. Ia pun terpaksa membuka mulutnya. "Awas ya kalau kamu kasi tau Tante Anggi!" imbuhnya sambil mengunyah nasi dalam mulutnya.

Lalu mereka pun makan bergantian dengan satu sendok yang sama.

"Kamu nggak jijik gitu Vin makan pake sendok bekas aku? Itu bekas mulut aku lho!"

"Emangnya kenapa? Kamu ada penyakit menular? Nggak kan!" tukas Kevin santai dan terus melanjutkan aksi menyuapi Nazila dan dirinya sendiri.

"Ckk ... kamu tuh ya! Paling bisa

"La, kalau kamu tersiksa dan nggak bahagia dengan pernikahan ini, mending pisah aja! Aku bisa kok minta papa bantuin kamu kalau kamu emang mau pisah. Setelah itu, kamu nikah aja sama aku." tukas Kevin setelah keduanya selesai makan.

"Emangnya kamu mau nikah sama janda?"

"Why not? Kamu lupa cerita mama dan papa aku? Papa aku waktu itu single, sedangkan mama janda anak 3. Mereka justru bahagia sampai sekarang."

"Tapi mereka kan memang saling mencintai, Ke. Sedangkan kita ... "

Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu tersenyum.

"Setidaknya walaupun kita belum saling mencintai, kita udah saling mengerti satu sama lain. Dan yang terpenting, aku nggak mungkin nyakitin kamu. Aku justru akan membahagiakan kamu. Soal cinta, aku yakin seiring kebersamaan kita, pasti kita akan saling mencintai dengan sendirinya."

"Yakin bener, pak! Gimana kalo kamu justru menemukan orang yang kamu cintai? Itu yang jadi masalahnya. Aku nggak mau karena aku, malah menghalangi kebahagiaan kamu yang sesungguhnya. Udah ah, jangan ngaco terus. Emang kamu nggak balik lagi ke kantor? Ini udah hampir habis jam makan siangnya." tukas Nazila mengingatkan.

Kevin terkekeh lalu mengacak rambut Nazila.

"Kamu itu ya, nggak bisa apa iyain aja. Orang serius juga."

"Aku juga serius, Vin. Lagipula perkara pernikahan itu bukan perkara main-main. Terlepas aku terpaksa menjalani semua ini, tetap saja statusku sekarang istri orang. Jadi aku nggak bisa berkata maupun bertindak sembarangan. Beda lagi kalau aku udah pisah. Tapi mau gimanapun ke depannya, tetap itu bukan urusanmu. Terima kasih atas segala perhatianmu, Vin. Aku hargai itu. Aku yakin, kamu akan mendapatkan seorang wanita yang jauh lebih baik dari aku. Aku harap kamu bisa menemukan kebahagiaanmu." ucap Nazila tulus membuat Kevin menghela nafas panjang. Ia sadar, apa yang dikatakan Nazila ada benarnya.

"Baiklah, terserah kau saja. Tapi ingat, bila terjadi sesuatu atau kau butuh bantuan apapun, jangan sungkan hubungi aku atau Karin. Jangan pernah merasa sendiri! Kami akan selalu ada untukmu." tukas Kevin sebelum ia berpamitan untuk kembali ke kantornya sebab waktu istirahat sudah hampir habis. Walaupun ia merupakan salah satu pewaris Angkasa Mall, tapi tetap ia tidak bisa bertindak semaunya. Ia harus bisa memberikan teladan yang baik bagi para bawahannya.

Sementara itu, di ruangannya, Noran sedang duduk sambil bertopang dagu di atas meja. Ia baru saja kembali ke kantor setelah sebelumnya ia sempatkan mampir ke rumah sakit. Awalnya ia hanya ingin membawakan makan siang sesuai permintaan ibunya, tapi setibanya di sana, ia justru melihat Nazila sedang makan dengan disuapi oleh Kevin. Ada rasa tak suka saat melihat kejadian itu. Tapi ia tidak mungkin tiba-tiba saja masuk dan mengusir Kevin ke luar. Apalagi hubungannya dengan Nazila tidaklah sedekat itu sampai ia memiliki hak untuk melarang apa yang ingin Nazila lakukan. Sedangkan dirinya saja masih sering bertemu bahkan makan bersama dan melakukan berbagai hal bersama dengan Sarah. Walaupun ia telah menikahi Nazila, tapi hubungannya dengan Sarah masih tetap terjalin.

Ia tidak mungkin menyakiti Sarah kembali. Apalagi setelah apa yang ia lakukan sehingga membuat pernikahan mereka batal. Sarah juga dengan lapang dada menerima dirinya dan bersedia menunggu dirinya berpisah dengan Nazila. Betapa jahat dirinya bila tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan Sarah setelah apa yang dialami Sarah dan pengorbanannya. Bukan sebentar ia menjalin hubungan dengan Sarah, tapi hampir 3 tahun. Tepatnya saat-saat ia sedang merasa terpuruk akibat kecelakaan yang menimpanya.

3 tahun yang lalu, Noran pernah mengalami kecelakaan cukup berat sehingga mengakibatkan ginjalnya rusak. Kedua orang tuanya sudah berusaha mencari pendonor yang cocok tapi tak kunjung menemukannya membuat Noran hampir putus asa.

Di saat-saat terpuruknya itulah, ia bertemu dengan Sarah. Saat itu, Sarah sedang mengunjungi kerabatnya yang juga dirawat di rumah sakit itu. Saat itu ia baru kembali dari luar negeri. Kerabatnya itu juga merupakan korban kecelakaan tapi nyawanya tak dapat tertolong. Bahkan saat ia datang, jenazah kerabatnya itu telah dimakamkan. Sarah yang merasa sedih lantas pergi ke taman rumah sakit. Di sanalah ia bertemu dengan Noran yang juga sedang melamun di atas kursi rodanya. Kemudian mereka pun berkenalan. Sarah memberikannya semangat, menemaninya, mendukungnya. Hingga tak lama kemudian, ternyata ada seorang pendonor yang tak mau disebutkan namanya bersedia mendonorkan salah satu ginjalnya. Akhirnya Noran sembuh dan dapat beraktivitas kembali dengan syarat tidak sampai kelelahan. Setelah Noran benar-benar pulih, ia pun menyatakan perasaannya pada Sarah yang disambut Sarah dengan suka cita.

Hal inilah yang makin memberatkan Noran untuk meninggalkan seorang Sarah. Selain itu, ia juga begitu mencintai dan menyayangi Sarah. Mana mungkin ia meninggalkan Sarah setelah segala yang Sarah lakukan untuknya dan pengorbanannya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Dyah Oktina

Dyah Oktina

hah...pdhal yg donor ginjal nya istrinya sekarang... krn tdk mau d ekspost

2024-05-10

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

Hem ruwet. 🤭🤲😍

2024-03-08

1

Nurul Syahriani

Nurul Syahriani

Apa jgn2 orang tua noran sendiri yg bikin jebakan? Atau sarah? Karna mereka tiba2 datang ke tempat gathering

2024-03-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!