❌Warning! Di larang Spam Promo disini, pliss masih novel baru, silahkan promo di Novel yang sudah End. ❌
Menceritakan tentang kehidupan Arya dan Jenar setelah memiliki baby twin J. Dimana rumah tangga mereka akan di uji.
Penasaran gak sih? Penasaran dong. Kuy simak dan ikuti perjalanan mereka, jangan lupa tekan Love yaa 🥳🥳🥳🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hampa
...Di Rumah Utama....
"mom mom mom huaaaa." Sejak Jenar di rumah sakit, twin J sekali rewel dan mogok makan hingga membuat Tamara dan Chaca kuwalahan.
"Sayang hey, mommy lagi pergi sebentar, Javie sama mami Chaca oke." Ucap Chaca sambil menggendong Javie.
"No mom mom mom haaaaaa." Tangis Javie semakin kencang sambil matanya terus melihat sekitar guna mencari keberadaan mommy nya.
"Javie sayang, bagaimana kalau kita main oke." Kata Chaca.
"No no no mom mi mi mi." Javie terus berteriak dan memberontak di gendongan Chaca hingga membuat Chaca hampir menyerah kalau saja Aiden tidak datang.
"Javie! tidak boleh nakal sama mami oke." Ucap Aiden dengan menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri.
"Bang bang bang mom mom bang mom." Ucap Javie sambil menangis.
"Mommy lagi pergi sebentar, Javie main sama abang oke." Ucap Aiden.
"Mom." Ucap Javie.
"Iya nanti kita jemput mommy oke." Kata Aiden.
"Oteh." Kata Javie langsung berhenti menangis namun ia masih terisak.
"Mami dimana Javier?" Tanya Aiden karena tidak melihat Javier.
"Javier tidur, ini tadi dia juga tidur tapi tiba tiba bangun, karena mami takut ngebangunin Vier makanya mami bawa Javie ke bawah eh malah kenceng nangis nya." Jelas Chaca sambil memijit kepalanya.
"Mami capek yah?" Tanya Aiden lembut.
"Enggak sayang, mami hanya sedih karena tante Jenar sedang sakit. Mami kasian sama si kembar." Ucap Chaca sambil matanya melihat ke arah Javie yang tengah bermain dengan kepingan puzzle.
"Semoga tante Jenar segera sembuh. Aiden juga kasian sama Javie dan Vier yang rewel karena nyari mommy nya." Ucap Aiden.
"Mami jangan sakit yah, Aiden gak mau di tinggal juga kaya twin J." Ucap Aiden menatap Chaca dengan sendu.
"Insyaallah sayang, doakan agar mami sama papi selalu sehat oke." Ucap Chaca gemas dengan Aiden.
Aiden memeluk Chaca sebentar lalu ia menemani Javie bermain hingga Javie kelelahan dan tertidur.
...*Rumah Sakit*...
"Sayang," ucap Arya lembut.
"Aku tau kesalahan ku sangat fatal, aku harus bagaimana agar kamu bisa memaafkan ku hem? Katakan padaku bagaimana caranya agar aku bisa menebus kesalahan ku?" Tanya Arya yang terus berucap meminta maaf namun tidak pernah mendapatkan jawaban ataupun tanggapan apapun dari Jenar.
Sudah tiga hari sejak Jenar operasi Jenar masih diam tanpa bersuara. Hanya saja terkadang ia terisak sendiri dengan tatapan mata yang kosong.
"Kalau boleh memilih, aku lebih suka melihatmu memarahi ku dan mencaci maki ku daripada kamu harus mendiamkan ku seperti ini." Ucap Arya sambil menggenggam tangan Jenar.
Jenar tidak menolak saat tangannya di genggam oleh Arya, namun ia juga tidak merespon nya. Tubuh Jenar lemas seperti tak bertulang, tatapan matanya kosong dan mulutnya terkunci rapat.
Selama tiga hari itu juga Jenar tidak mau makan dan minum, ia hanya mendapatkan asupan nutrisi dari infus saja.
Arya sampai frustasi bagaimana caranya agar Jenar bisa membuka mulut nya dan memaafkan nya. Setidaknya Arya hanya ingin melihat Jenar makan atau sekedar minum saja itu sudah lebih dari cukup.
Ceklek!
Pintu ruangan Jenar terbuka menampilkan Fahmi yang datang bersama kedua orang tua nya.
"Bagaimana?" Tanya Fahmi pada Arya. Fahmi dan Arya sudah berbaikan, Fahmi hanya emosi sesaat, Fahmi bukan type orang pendendam maka setelah ia melampiaskan emosi nya ya sudah ia akan memaafkan orang tersebut. Disitulah kelemahan seorang Fahmi.
Arya hanya menggeleng lemah, sambil melirik tangannya yang masih menggenggam piring berisi makanan untuk Jenar yang masih utuh.
Fahmi dan kedua orang tua nya hanya menghela napasnya kasar.
Santi pun perlahan mendekat dan mengambil alih piring di tangan arya, ia mencoba membujuk Jenar agar mau membuka mulut nya kamu nihil tidak ada tanggapan sama sekali.
Setelah Santi, Bagas dan Fahmi pun juga mencoba nya dan hasilnya sama. Jenar seperti mayat hidup yang diam dengan tatapan kosong. Hanya raga nya yang berada disini namun jiwa nya melayang entah kemana.
"Bagaimana kalau kita panggil psikiater?" Ucap Fahmi pelan.
"Jenar gak gila!" Seru Arya emosi.
"Ar, kau pikir psikiater hanya untuk orang gila?" Kata Fahmi kesal.
"Kita coba mungkin saja psikiater bisa membantu Jenar kembali lagi." Imbuhnya.
"Enggak! Aku yakin Jenar baik baik saja. Dia tidak butuh psikiater atau apapun itu." Ucap Arya dingin lalu ia kembali mendudukkan tubuhnya di samping Jenar sambil menggenggam tangan Jenar.
𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚠𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚘𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚕𝚊 𝚍𝚒 𝚙𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚖𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚛𝚘𝚋𝚎𝚛𝚝