Setelah sang pahlawan mengalahkan Raja Iblis, dunia kembali damai. Tapi justru... para petualang, penyihir, guild, bahkan monster jadi nganggur.
Aku punya teman wanita, yang mana dia adalah wanita yang paling aku taksir sejak lama, tiba-tiba saja aku keceplosan untuk melamarnya, dan setelah itu...
Yang penting saksikan saja petualangan diriku yang seru dan santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sabotase Lawan
Beberapa orang menggunakan hak kekuasannya untuk menguasai pulau ini secara ilegal.
Suku penanam daun Koara hilang kepercayaan terhadap para tamu yang datang ke tempat mereka.
Mereka menjaga ekosistem tanaman ini secara alami.
Daun Koara tumbuh pada tanah mereka, dan dijaga secara turun menurun.
Seorang pemimpin pulau ini menahan amarah ketika ada sebuah surat permintaan di atas meja.
“Daun Koara mata pencarian kami, tidak selayaknya kalian ikut campur.”
…..
Komandan Saipul mengalami kebuntuan berpikir dalam menghadapi mereka dalam pembicaraan yang rumit.
“Aku rasa kita tidak bisa bertindak gegabah.” (Aku mengatakan itu sambil keluar dari rumah kepala desa Koara)
“Kita harus menghentikan pil pembangkit Qi secepatnya.”
Aku melihat komandan Saipul sedang tidak tenang.
…..
Kami menaiki kapal, ada rekan kami yang berlari.
Api telah berkobar di ladang pulau ini.
“Komandan! Apa yang terjadi?” (Tanyaku)
Komandan Saipul tersenyum. “Kita berangkat sekarang, jangan banyak tanya.”
…..
Beberapa orang memutar roda agar kapal melaju dengan cepat.
Komandan Saipul memerintahkan beberapa orang membakar ladang Koara, itu sudah berlalu sejak tadi.
“Menurutku ini hal gila.” (Aku jujur mengatakan itu)
“Itu hukuman untuk para penentang.” (Komandan Saipul bicara dengan tegas)
“Kita dapat masalah, mereka tahu tentang kita.”
“Mereka akan terkena bom.”
Aku melihat ledakan dari kejauhan, pulau itu telah hancur bersama penduduknya.
……
Roy meletakkan sebuah makanan di atas meja.
Dia menjadi orang terakhir, setelah aku dan Nicki siap untuk makan nasi.
“Tadi perbutan gila… kita sudah memusnahkan satu kaum penyembah daun.” Roy mengatakan itu.
“Kalau dewa murka, jadi kayak apa ya?” Nicki mungkin orang yang paling takut.
“Kau penakut sekali… Dewa melepas tanggung jawabnya… Kita menjadi lemah dan tidak punya daya, ini juga pembalasan.”
Kaum penyembah daun itu mungkin punya sebab yang tidak diketahui.
Mereka melakukan ritual keagamaan seperti biasa.
Ada beberapa orang menyalah gunakan daun itu sebagai pil pembangkit Qi, melewati jalur perdagangan dan pasar gelap.
(Aku berkata;)“Beberapa orang berbisnis daun itu di pulau Koara. Ferdi termasuk dalangnya, mungkin saja sih.”
Kedua juniorku mengangguk.
….
Makan malam telah selesai.
Aku segera masuk ke tempat tidur.
Aku terkena pilek.
“Hatchu!” Aku bersin karena suhu berubah drastis, yaitu jadi lebih dingin dari biasanya.
“Anda sedang sakit?” Tanya Nicki yang sedang mengikutiku,
Aku mencoba tegar, “tidak juga, mungkin sedikit kurang istirahat.”
….
Aku bernafas hanya dengan mulutku, karena kedua lubang hidungku sedang mampet.
Inilah membuat aku terbangun di tengah malam.
Kapal tidak bergerak karena ditiup angin atau karena roda yang diputar oleh kedua bawahan komandan Saipul.
Mereka tertidur dalam tugas, itu perkiraanku saja.
Aku mengecek semua bagian kapal.
Asap ungu yang menyebar, cukup terasa aneh.
Zirobo sedang tertidur.
“Kau bertugas jaga kapal bukan?” (Tanyaku)
Dia tidak menghiraukan ketika aku memanggilnya.
Semua orang tidak sadarkan diri.
Aku mendengar sesuatu: seperti benda lunak yang bergerak perlahan.
Monster bulu babi ada di depan kapal, bahkan mengeluarkan asap penidur.
Aku mengingat keahlian monster penidur ini, asapnya cukup membuat seseorang rileks.
Ada serangan bulu-bulu runcing untuk diriku.
Aku menuju ruang tertutup untuk berlindung.
Monster bulu babi memiliki eksistensi Qi, pasti ada yang aneh.
Aku melihat sebuah kapal sedang mengintai peristiwa di kapal ini.
“Mereka,” mungkin organisasi pembangkit Solus.
…..
Aku menghadapi dengan monster bulu babi yang besarnya sekitar lima meter hanya dengan anak panah.
Itu tidak akan berhasil.
Kulitnya memiliki bulu yang membuat anak panah tertahan.
Aku berlari ke area belakang kapal, karena di sini ukup luas.
Dia mulai menyerangku.
Aku mengambil sebuah tombak.
Aku menahan serangan itu dengan ujung tombak.
Dia menyerangku dengan ritme yang sangat yang cepat.
Tapi aku menangkis itu, dan membuat pergerakan yang membuatnya agak sedikit terpental.
Aku mulai menggunakan sebuah tong air.
Dia menyerangku lagi.
Tangannya tersangkut pada tong air, ini cukup bagus menurutku.
Aku merobohkan sebuah kain kapal layar, sehingga gerakannya terkunci, karena bulu-bulu runcing itu cukup menusuk benda itu.
Aku melontarkan anak panah ke inti kristal berwarna biru.
Benda itu terletak pada bagian belakangnya.
Dia menciut setelah kristal itu hancur lebur.
Kabut ungu sudah hilang.
…..
“Aku sedang pilek, dan tidak mencium aroma terapi dari asap ungu tadi.” (Itu penjelasanku)
Mereka bergumam dengan apa yang aku jelaskan.
Aku mengambil bulu babi ini sebagai bahan penelitian.
Bulu babi memiliki penampilan yang sama dengan kebanyakan spesiesnya.
‘Mungkinkah… ‘ apa yang aku lihat tentang kapal itu.
Kami menghancurkan pasokan daun Koara, sebab itulah semua masalah ini terjadi.
Atau mungkin aku yang salah sangka.
Aku menatap komandan Saipul, sambil menyimpan sesuatu itu dalam plastik.
“Komandan, kita perlu bicara sebentar.” Pintaku.
……
Kami berbicara di ujung kabin kapal.
Monster bulu babi muncul pertama kali di sini.
Aku menceritakan asap penidur aroma terapi yang dapat membuat semua orang tertidur.
“Ada kapal yang mendekati kapal kita, ketika wabah asap ungu terjadi. Semua orang di kapal itu hanya menjauh dari kabut ungu. Aku berpendapat bahwa kita di sabotase.”
Komandan Saipul menganggukkan kepala, “mungkin ini persis seperti dugaanku,” katanya begitu.
“Aku tidak berdaya ketika kamu bertarung dengan monster itu, hanya seperti ada terdengar suara alunan senjata. Kabut ungu menidurkan diriku dengan aroma yang sangat nyaman… Kamu harus segera meneliti bulu babi itu.” (Saranya)
Aku mengangguk padanya… “siap komandan,” sebelum melaksanakan penelitian yang sulit.
…...
Aku berada di laboratorium kapal.
Bulu babi menjadi sebuah cairan melalui beberapa proses ekstraksi.
Cairan racun menjadi terpisah dengan cairan sel yang terkontaminasi Qi.
Aku mendapat sebuah sampel yang bisa digunakan.
Cairan sel itu menjadi beku dan sebuah pil kembali.
Pada kesimpulannya: ini adalah rahasia yang hanya diketahui oleh para pembuat pil Qi di masa lalu, mereka disebut Alchemist.
Mereka termasuk golongan yang tahu tentang cara meracik obat-obatan untuk keperluan perang, singkatnya begitu.
Aku mendapat resep secara tidak resmi.
Jika banyak yang tahu aku dapat meracik obat untuk perang, mungkin pertempuran lebih besar akan terjadi.
Lengan mekanik ciptaanku juga memiliki sebuah inti kosong di dalamnya.
Aku berpikir untuk menyatukan lengan mekanik (Penemuanku) dengan dasar pil ini.
Pasukan petarung akan bisa bertarung melawan monster tanpa harus terkena risiko.
'Orang yang menelan pil Qi akan punya risiko kesehatan yang menurun… Pasti ada cara lain menggunakan kekuatan yang sama, dengan keamanan lebih terjamin.'