NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 : Nikahi Ivy

Sepanjang jalanan yang dilalui baik Lukas maupun Ivy sama-sama tidak bersuara.

Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

Lukas tidak menyangka Carmen tidak berhasil mengintimidasi Ivy. Selama ini Carmen selalu menang dalam hal mengintimidasi orang. Tapi rekornya gugur di tangan Ivy malam ini.

"Lukas, bisakah kita menepi di pom bensin?,"

"Kenapa? Apa yang kamu rencanakan?,"

"Tidak. Bukan itu. Aku ingin buang air kecil. Aku menahan tidak ke toilet selama acara,"

Lukas ingin tertawa tapi ditahannya. Dia melajukan mobil agar tiba di pom bensin terdekat dengan cepat.

Ivy segera berlari ke arah toilet. Lukas menunggu sambil merenungkan masalah tato. Dia ingin bertanya tapi sungkan.

Perjalanan kembali dilanjutkan. Kini mereka sudah tiba di halaman mansion Vergara. Ini sudah agak larut. Sepertinya sebagian penghuni sudah tidur.

"Lukas, malam ini aku sudah membantumu, bisakah aku minta satu hal?,"

"Katakan,"

"Aku ingin bertemu Aiden. Aku merindukannya,"

"Besok. Besok akan kubawa Aiden ke kamarmu,"

Mendengar itu hati Ivy bahagia sehingga tidak sadar dia memegang lengan Lukas.

"Terima kasih,"

Lukas tidak menjawabnya. Dia segera turun dari mobil dan menuju rumah.

Hmmm..Dia kembali ke mode pesawatnya (Ivy).

**

Malam itu Lukas gelisah. Adegan demi adegan yang terjadi selama acara kembali terlintas di pikirannya. Dia pria normal. Ivy cantik. Pastilah dia akan bereaksi ketika Ivy menyandarkan kepalanya di pundak Lukas. Begitu pun saat Lukas memegang tangan Ivy.

Apa yang aku pikirkan. Dia istri mendiang Rafael. Aku tidak boleh bertindak melebihi batas.

Lukas membuka kulkas kecil di kamarnya dan mengeluarkan sebotol anggur dari sana dan mulai meminumnya. Dia berharap bisa mengusir semua rasa yang berkecamuk di dadanya saat ini.

**

Lukas sarapan dengan Nyonya Christina. Wajahnya terlihat segar sekalipun dia hampir tidak bisa tidur semalam.

Lukas menceritakan bagaimana Ivy mengintimidasi Carmen.

Wajah nyonya Christina terlihat sangat puas.

"Ternyata dia tidak bisa diremehkan," gumam Nyonya Christina.

"Semoga setelah ini Carmen berhenti mengganggu hidupku,"

"Lukas.. Kamu benar-benar sudah tidak mencintai Carmen lagi, kan?,"

"Aku sudah lama kehilangan rasa itu padanya, Ibu. Apalagi dia dengan begitu teganya memfitnah ku telah tinggal satu apartemen dengannya saat di Canada,"

"Aku pun tidak akan pernah merestui kalian. Aku hanya.... Cincinya sudah kamu lepas ya?,"

Nyonya Christina terkejut melihat Lukas sudah tidak menggunakan cincin itu lagi.

"Sudah ku lepas,"

Nyonya Christina tersenyum puas.

**

"Mamaaa.." suara dari pintu itu mengejutkan Ivy. Dia segera membalikan badan. Dia berlari ke arah Aiden dan memeluknya.

"Anak mama," tangis Ivy pun pecah.

"Mama tidak boyeh Nanis,"

"Mama kangen Aiden,"

Lukas berdiri mematung melihat pemandangan itu.

Yang dia tidak sangka, Ivy berdiri dan langsung memeluknya.

"Terima kasih, Lukas," Lukas merentangkan tangannya supaya tidak menyentuh Ivy.

Ivy melepas pelukannya dan kembali memeluk Aiden.

Lukas mundur perlahan dan menutup pintu. Membiarkan ibu dan anak itu menikmati waktu mereka.

Lukas berjalan ke arah kamarnya.

Dia mengambil air es dan meminumnya. Pelukan Ivy membuatnya tegang.

Apa yang terjadi padaku. Sudah beberapa kali hal yang Ivy lakukan membuatnya tegang.

Lukas menghabiskan segelas air es yang dituangnya itu.

**

"Ahhh... dia tidak boleh dimiliki wanita lain," Carmen mengamuk. Dia membuang semua yang di atas meja riasnya. Barang-barang berjatuhan ke lantai.

"Bedebah kamu Lukas !! Secepat itu kamu melupakan ku!,"

"Carmen, apa yang terjadi? Buka pintunya!," Fernando menggedor pintu kamar putri semata wayangnya.

Carmen lama membuka pintunya sehingga Fernando menyuruh anak buahnya mendobrak pintu. Matanya terbelalak melihat kamar yang kacau balau.

"Apa yang terjadi Carmen? Kenapa kamu seperti ini?,"

Fernando bertumpu pada tongkatnya. Aura mafia terlihat jelas meskipun usianya tidak bisa ditutupi. Fernando sudah masuk kategori lansia. Namun penampilannya masih nyentrik. Dia menggunakan kemeja yang kancing bajunya dibiarkan dibuka di bagian atas memperlihatkan kalung emas model rantai yang dia kenakan. Di tangannya juga ada gelang emas model rantai yang cukup besar. Beberapa cincin menghiasi jarinya. Dia menggunakan topi koboi berwarna cream muda. Kumis tebalnya, dahinya yang selalu mengerti, serta wajah sangar nya menambah kesan mafia 'senior'.

"Carmenita de La Cruz! Aku bertanya dan kamu harus menjawab. Apa yang terjadi??," Fernando mulai menggusar.

"Lukas pa," Carmen sesenggukan.

"Lukas Vergara? Ada apa dengannya? Apa bajingan itu menyakitimu?," Fernando menghentakan tongkatnya ke lantai dengan keras.

"Dia sudah punya wanita lain,wuaaahh,"

Fernando mendengus.

"Aku pikir dia melukaimu. Baguslah kalau begitu. Aku tidak perlu susah payah memisahkan kalian,"

"PAPAAA. Kenapa papa justru senang di atas penderitaan ku?,"

"Siapa yang senang? Papa bahagia bukan hanya senang. Dari dulu papa tidak pernah merestui hubungan kalian. Jenazah kakek kalian akan bangkit lagi kalau kalian sampai menikah,"

"Aku pikir papa menyayangiku. Ternyata semua laki-laki samaaaaaaaa," Carmen kembali membanting barang-barangnya.

**

Nyonya Christina tergerak ingin menemui Ivy di kamarnya. Dia terkesan dengan apa yang Ivy lakukan pada Carmen. Dia sudah berada di depan pintu kamar Ivy. Sayup-sayup dia mendengar percakapan Aiden dan Ivy.

"Jadi Aiden akan puyang ya ma,"

"Iya. Mainan Aiden kan di Jakarta semua. Kasian lama-lama ditinggal. Nanti mereka sedih," Ivy memasang raut sedih. Aiden tertawa melihatnya.

"Kapan kita puyang ma?,"

"Secepatnya. Mama akan mencari cara supaya kita bisa pulang ke rumah kita lagi. Aiden dengan mama,"

"Holleeee,"

Wanita ini tetap berencana untuk lari dari sini. Berani-beraninya dia. Tunggu saja. Akan kubuat kamu tidak bisa pergi lagi kemana-mana Ivy, batin Nyonya Christina.

**

"Kenapa Ibu tiba-tiba mencariku?," Lukas menemui Nyonya Christina di kamarnya.

"Aku ingin bicara sesuatu denganmu,"

"Bicaralah Ibu,"

Nyonya Christina berdiri mendekati Lukas.

"Kamu harus menikahi Ivy,"

Lukas terdiam. Memastikan yang berbicara di depannya benar-benar ibunya.

"Kamu harus menikahi Ivy," Nyonya Christina mengulang perkataannya lagi.

Lukas tertawa sinis.

"Ibu, jangan membuat lelucon di siang bolong,"

"Siapa yang membuat lelucon? Aku serius. Aku tidak mau kehilangan Aiden. Dia satu-satunya anak Rafael. Aku tidak mau Ivy membawanya kembali ke Indonesia. Nikahi Ivy. Daftarkan Aiden sebagai anakmu,"

"Tunggu Ibu. Ini tidak sesederhana itu. Aku mungkin siap tapi belum tentu dengan Ivy. Rafael baru akan genap sebulan meninggal dan aku akan menikahi istrinya. Ini di luar nalar, Ibu,"

"Di luar nalar bagaimana? Dalam tradisi keluarga kita itu biasa terjadi. Ketika yang tua meninggal adiknya harus menikah dengan istri yang tua,"

"Zaman sudah modern Ibu. Tradisi kuno jangan dibawa-bawa lagi,"

"Betapa susahnya kamu mengikuti keinginanku. Dibanding Rafael, kamu paling banyak membantah,"

"Bukan membantah Ibu. Pernikahan itu butuh cinta,"

"Cinta? Kamu pikir aku tidak melihat dari sorot matamu. Bagaimana kamu membela Ivy saat aku hendak menghukumnya. Bagaimana kamu berani menghadapi Benjamin dan para pengawalnya. Apa itu bukan cinta?,"

"Itu bagian tanggung jawab ku Ibu untuk menjaga kakak ipar dan anaknya,"

"Kamu hanya punya waktu tiga hari untuk mempersiapkan mental mu. Soal Ivy aku yang akan bicara. Titik.,"

Nyonya Christina meninggalkan Lukas yang berdiri mematung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!