Di Nikahi Majikan Ku

Pukul 02 :00 siang Adrian kembali ke rumah, dia mengemasi beberapa dokumen di ruang kerjanya.

sebelum pergi Adrian memasukan nomor pribadinya ke ponsel Naura, agar dia tahu Naura menghubungi nya atau mengirimkan pesan padanya.

" aku sudah memberikan nomor pribadi ku, jika kamu butuh sesuatu hubungi saja aku, jangan malu-malu " ujar Adrian, mengembalikan ponsel pada Naura.

" iya tuan " jawab Naura dia menerima ponselnya.

tak lama seorang sopir masuk, membantu Adrian mengeluarkan dua kopernya, Naura mengantarkan Adrian ke teras rumah, bibi May dan bibi rumi juga ada di samping Naura.

" aku pergi dulu ya. " kata Adrian, dia tersenyum tipis, lalu mengusap lembut pipi Naura.

" iya " ucap Naura, dia mencium punggung tangan Adrian.

" bibi aku titip istri ku, tolong ya, jika memungkinkan aku sendiri yang akan menjemputnya nanti " kata Adrian.

" iya tuan, kami akan menjaganya " jawab bibi rumi.

" hanya kalian yang aku percayai " ucap Adrian, karena bibi rumi dan bibi May telah lama bekerja di rumahnya, saat kedua orang tuanya masih hidup.

" aku pergi " ucap Adrian, dia mengecup kening Naura dengan lembut.Adrian pun masuk ke dalam mobil.

Naura hanya melihat mobil yang di tumpangi suaminya telah pergi, dari halaman rumah, Naura pun kembali ke kamarnya dengan langkah gontai, dia masih belum tahu kedepannya tentang hubungan ini, apa lagi pernikahan ini tidak di dasari oleh cinta.

aku harus siap, untuk kedepannya apapun yang terjadi aku harus menerima nya dengan lapang dada.

***

Saat malam tiba, Naura yang memainkan ponselnya sebelum dia tidur, tiba-tiba medapatkan sebuah pesan dari Adrian.

`aku sudah sampai di Jakarta_ kira-kira seperti ini pesannya, Naura pun membalas pesan dari Adrian.

` alhamdulillah, tuan sudah makan malam_ tanya Naura, dalam pesannya.

` ya, dalam perjalanan tadi aku mampir dulu untuk makan malam_ dengan cepat pesan dibalas oleh Adrian.

Naura terdiam sejenak, entah harus menanyakan apa lagi, Naura merasa canggung, bingung ini pertama kalinya dia bertukar pesan dengan mantan majikannya.

biasanya Naura hanya mengirim pesan, disaat dia minta izin untuk libur menjenguk ibunya di rumah sakit, kini Naura bisa bertukar pesan dengan Adrian secara langsung tanpa menunggu lama dan kalau pun di balas, itu di lakukan oleh asistennya.

aku harus balas apa, tuan pasti menunggu balasan ku.

gerutu Naura, dia membolak-balikan badan nya di atas kasur, dia binggung harus menjawab apa untuk membalas pesan suaminya, ini pertama kali nya dia bertukar pesan begitu santai pada mantan majikannya, membuatnya gugup.

akhirnya Naura memilih untuk membaca sekali lagi pesan yang di kirim Adrian, jari-jari melayang mulai mengetik sesuatu, namun dia merasa kurang pas.

" oke Rara kamu bisa " gumamnya, Naura mengambil nafas dalam-dalam dan hendak membalas pesan dari suaminya, namun tiba-tiba getaran halus mengejutkannya.

` aku tahu kamu merasa lega saat aku tidak ada di sana_ itu pesan dari Adrian.

` tidak bukan begitu..tuan_ Naura segera membalas nya. setelah beberapa saat menunggu tidak ada balasan dari Adrian.

" kenapa tuan tidak membalas nya, apa aku salah" gumam Naura, dia merasa ada yang mengganjal di hatinya.

tiba-tiba ponselnya bergetar lagi, dengan cepat Naura mengambilnya dan melihat isi pesan dari Adrian.

` lalu apa sekarang kamu merindukan ku🫠_dengan emoji lucu Adrian menggoda Naura.

Naura menjadi gugup jantungnya bahkan berdebar-debar tak karuan, dia memikirkan harus membalas apa pada pesan Adrian, dengan ragu Naura mulai mengetik jari-jari lentik nya untuk membalas pesan Adrian.

`ya.. ˃ 𖥦 ˂

` maaf tuan saya sudah mengantuk, kita lanjut besok, selamat malam_ setelah membalas pesan dari Adrian, Naura cepat-cepat mematikan posenya, pipinya terasa memanas, rasanya malu menghantuinya.

jantung ku terus berdebar-debar, seperti ada sesuatu dalam hatiku, tapi entah apa itu.

Naura terus bergumam, dia tak berani melihat ponselnya lagi, dia pun memilih untuk tidur lebih awal.

***

Cahaya pagi menyelinap masuk melalui celah gorden, memecah kegelapan kamar, aroma embuh dan bunga mawar dari halaman belakang menyerap masuk.

di ranjang yang besar, Naura tampak terbangun dari tidurnya, bulu matanya yang lentik mulai bergetar, lalu kelopak matanya terangkat perlahan-lahan, menampakkan sepasang mata cokelat yang cantik, wajahnya terlihat damai, rambut panjang yang hitam pekat tergerai di atas bantal.

Naura perlahan duduk, dia melihat jam kecil yang ada di nakas samping tempat tidur, ternyata masih pagi namun Naura tetep bangun, dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi, setelah dia selesai mandi, Naura lalu membuka gorden-gorden jendela, tak lupa dia juga membuka pintu balkon agar udara segar masuk ke dalam kamar.

Setelah merapikan tempat tidur, Naura keluar dari kamar, menuruni anak tangga dia melihat para pelayan berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka, dulu dia juga seperti mereka sibuk dengan pekerjaan rumah, tapi kini dia merasa bosan tidak lakukan apa-apa selain masak sarapan dan jalan-jalan santai.

" pagi bi " sapa Naura, dengan senyum canggung Naura mendekati bibi May.

" pagi mbak " jawab bibi May, dia sedang memanggang roti untuk sarapan.

" boleh aku bantu " tanya Naura, dia mengambil susu dari kulkas.

" bibi hari ini ayo kita keluar, sesekali jalan-jalan, aku juga berencana mengajak septa dan bibi rumi " ajak Naura, tangannya menuangkan susu pada telor, lalu mencocok nya dengan garpu.

" boleh, tapi setelah bibi selesai bekerja ya, soalnya bibi mau petik sayur dan buah yang sudah matang di kebun " ujar bibi May, dia mengambil telur yang sudah di kocok Naura, bibi May menuangkan telur tersebut ke teflon, setelah menunggu beberapa saat, omlet telur pun jadi.

bibi May menuangkan nya ke piring,bibi May juga menaruh roti yang sudah dia panggang di pinggir nya.

" memangnya sudah pada matang bi " tanya Naura, dia sudah lama tidak melihat kebun yang ada di belakang rumah, mungkin sekitar dua mingguan.

bibi May memberikan piring berisi telur dan roti itu pada Naura, " sudah mau ikut, mbak rara pasti akan menyukainya karena buah favorit nya sudah pada matang " kata bibi May sambil tersenyum tipis.

" yang bener bi, sudah lama aku tidak memakan chery " ucap Naura, dia terlihat senang.

" sudah.. sudah sarapan dulu abis itu kita ke kebun " ujar bibi May.

" okey " Naura pun pergi ke meja makan untuk sarapan.

Setelah selesai sarapan, bibi May dan Naura pergi ke halaman belakang untuk memetik sayur dan buah, kebetulan di belakang rumah memiliki berbagai macam buah, seperti buah cherry, kelengkeng dan mangga.

keduanya menghabiskan waktu mereka di kebun, Di siang hari Naura mengajak bibi May, bibi rumi dan septa jajan di pinggir jalan, yang biasa mereka kunjungi setiap hari minggu.

***

Tidak terasa sudah dua bulan berlalu, Adrian berjanji akan menjemput Naura setelah dua bulan, namun nyatanya dia tidak datang sampai saat ini, Naura menunggu dengan penuh harapan.

Sudah dua minggu Adrian juga tidak mengirim pesan pada Naura, membuat Naura khawatir dan dia merasa terabaikan.

" mbak Rara tuan belum ada kabar " celetuk septa yang tiba-tiba datang membawa cemilan di tangan nya.