NovelToon NovelToon
IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

IBU SUSU PUTRIKU WANITA GILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Davian Meyers ditinggal oleh istrinya kabur yang mana baru saja melahirkan putrinya bernama Cassandra Meyers.

Sayangnya Cassandra kecil justru menolak semua orang, selalu menangis hingga tidak mau meminum susu sama sekali.

Sampai dimana Davian harus bersedih hati karena putri kecilnya masuk rumah sakit dengan diagnosa malnutrisi. Hatinya semakin hancur saat Cassandra kecil tetap menolak untuk menyusu. Lalu di rumah sakit Davian menemukan putrinya dalam gendongan seorang wanita asing. Dan mengejutkannya Cassandra menyusu dengan tenang dari wanita tersebut.

Akan tetapi, wanita tersebut tiba-tiba pergi.

Demi kelangsungan hidup putrinya, Davian mencari keberadaan wanita tersebut lalu menemukannya.

Tapi bagaimana jika wanita yang dicarinya adalah wanita gila yang dikurung oleh keluarganya? Akankah Davian tetap menerima wanita itu sebagai ibu susu putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. LEGA

Kamar rumah sakit itu masih beraroma antiseptik, dindingnya putih bersih dengan cahaya matahari sore menembus tirai tipis. Olivia berbaring tenang di ranjangnya, tubuhnya lebih segar dibanding hari-hari sebelumnya. Wajahnya tidak lagi sepucat kemarin, pipinya mulai bersemu tipis, meski sorot matanya tetap sayu. Setiap kali dokter datang mengecek, mereka mengangguk kecil dengan nada lega, mengatakan bahwa kondisi fisiknya mulai stabil. Luka-luka yang ditinggalkan oleh tindakannya sendiri perlahan sembuh, meski luka hatinya mungkin masih jauh lebih dalam.

Davian duduk di kursi panjang dekat ranjang itu, bahunya sedikit membungkuk, tangannya saling menggenggam di pangkuan. Tatapannya terarah pada Olivia, seolah ia sedang menatap sesuatu yang berharga namun rapuh, takut sekali kehilangan. Sejak Olivia membuka matanya kembali, meski hanya sesekali, Davian merasa ada secercah harapan yang selama ini ia pikir tak akan pernah kembali. Tetapi harapan itu masih dibayangi ketakutan, ketakutan bahwa Olivia tidak akan pernah mau berbicara dengannya lagi.

Sebab benar adanya, Olivia tidak menoleh padanya, tidak menyapanya, bahkan tidak memberi satu pun kata. Seakan suaranya terkunci rapat, seakan kehadiran Davian hanya membawa luka.

Setiap hari, Davian mencoba bicara, meminta maaf, menceritakan sesuatu yang ringan, atau sekadar menyebut nama Olivia dengan nada lembut. Namun respons yang ia dapat hanya keheningan, kadang Olivia memilih memejamkan mata agar ia tidak perlu melihat wajah laki-laki itu.

Hening itu menghantam Davian lebih keras daripada teriakan marah sekalipun.

Harapan yang Rapuh

Peter, yang sering datang menemani, beberapa kali menepuk bahu Davian. "Beri dia waktu," katanya. "Kamu tahu betul, hatinya terluka dalam. Tak bisa sembuh hanya dengan maaf yang diucapkan sehari."

Davian mengangguk, mencoba memahami. Namun jauh di dalam dirinya, ia takut waktu justru semakin menjauhkan mereka. Ia takut luka itu akan berubah menjadi jurang tak terjembatani.

Hingga suatu malam, ketika Davian pulang sebentar ke rumah, ia mendengar tangisan kecil Cassandra dari kamar. Emily yang mengasuh bayi itu langsung menyambutnya.

"Dia tidak berhenti mencari Miss. Olivia, Sir," kata Emily pelan, sambil menggoyang-goyangkan Cassandra yang menangis. "Setiap malam seperti ini. Aku bisa menenangkannya, tapi Cassandra akan sering merengek."

Davian terdiam lama, memandang putri kecil yang matanya basah karena air mata. Hatinya tersayat. Cassandra tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi tubuh kecil itu seakan merindukan sesuatu atau mungkin tepatnya seseorang yang menjadi tempatnya bernaung dengan tenang.

Seketika, sebuah ide muncul di benaknya. Mungkin ini yang bisa menjadi jembatan. Mungkin Cassandra adalah alasan yang bisa membuat Olivia kembali tersenyum.

Keesokan harinya, setelah memastikan kondisi Olivia sudah lebih baik, Davian meminta Emily untuk menyiapkan Cassandra. Bayi mungil itu diselimuti hangat, tubuhnya harum setelah dimandikan, pipinya merona sehat. Emily agak ragu ketika Davian berkata akan membawanya ke rumah sakit.

"Apakah itu ide yang baik?" tanya Emily. "Bagaimana jika Miss. Olivia belum siap?"

Davian menghela napas dalam. "Aku tahu ini berisiko, tapi aku juga tahu Olivia. Dia hidup untuk Cassandra. Jika ada satu hal yang bisa membuatnya membuka hatinya lagi, itu adalah putri kecil ini."

Emily akhirnya mengangguk, menyerahkan bayi itu pada Davian dengan penuh hati-hati. "Kalau begitu, hati-hati di jalan, Sir."

Davian mengangguk mantap. Ia tahu, tanggung jawabnya kali ini jauh lebih besar daripada apa pun.

Ketika Davian masuk ke kamar rumah sakit membawa Cassandra, Olivia yang sedang duduk bersandar di ranjang langsung terdiam. Sorot matanya membesar, menatap bundelan kecil di pelukan Davian. Tangan Olivia refleks meraih selimut tipis menutupi tubuhnya, jantungnya berdetak lebih cepat.

"Olivia," suara Davian terdengar pelan, hampir berbisik. Ia berjalan perlahan mendekat, seakan takut gerakannya yang terlalu cepat bisa menghancurkan momen itu. "Ada seseorang yang merindukanmu."

Olivia menahan napas. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia mengenali suara tangisan halus Cassandra yang terdengar dari dalam gendongan. Ia langsung antusias melihat bayi kecil di gendongan Davian.

"Dia merindukanmu," ulang Davian dengan suara serak. Ia berdiri di sisi ranjang, lalu menurunkan bayinya pelan. "Cassandra kecil mencari ibunya. Maukah kamu menggendongnya?"

Air mata langsung jatuh di pipi Olivia. Tanpa berpikir panjang, tangannya terulur gemetar. Davian dengan hati-hati meletakkan Cassandra di pangkuan Olivia.

Begitu tubuh mungil itu menyentuh pelukan ibunya, seolah dunia berhenti berputar sejenak. Olivia menutup wajahnya dengan tangis, mencium kepala bayinya berkali-kali, mendekapnya erat-erat.

"Cassandra ... bayi kecilku yang manis,"" bisiknya, suaranya bergetar hebat.

Bayi kecil itu, seakan mengenali sentuhan yang dirindukannya, langsung tenang. Tangisnya mereda, berganti gumaman kecil. Tangan mungil itu menyentuh dagu Olivia, membuat perempuan itu semakin tak kuasa menahan tangis bahagianya.

Davian berdiri terpaku, matanya memanas. Pemandangan itu bagai menyalakan cahaya di tengah kegelapan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia melihat Olivia tersenyum, senyum yang tulus, walau disertai air mata.

Davian duduk perlahan di tepi ranjang. Ia menatap Olivia yang masih mendekap Cassandra dengan erat, seakan tidak ingin melepaskan lagi.

"Olivia?" panggilnya pelan.

Olivia tidak menoleh, matanya hanya tertuju pada bayinya. Namun kali ini, keheningannya berbeda. Ada celah kecil yang terbuka, sebuah pintu yang sebelumnya tertutup rapat.

"Aku minta maaf," kata Davian lirih, nadanya penuh penyesalan. "Atas semua yang kulakukan. Atas keegoisanku. Aku salah, Olivia. Aku tidak seharusnya memisahkanmu dari Cassandra. Aku tahu betapa berharganya dia untukmu. Maaf atas kebodohanku karena tidak berpikir panjang."

Olivia melirik ke arah Davian.

"Aku hanya takut. Takut kehilangan Cassandra dan juga kehangatan yang kau berikan di rumah saat aku tahu kau berbohong soal mentalmu. Dan dalam ketakutanku, aku membuatmu lebih menderita. Aku sungguh menyesal," lanjut Davian, menelan getir di tenggorokannya.

Olivia masih diam, namun air matanya mengalir tanpa henti. Tangannya membelai rambut tipis Cassandra, seolah mendengar setiap kata dari Davian tetapi memilih tidak segera menjawab.

"Aku berjanji," lanjut Davian dengan suara yang bergetar, "aku tidak akan pernah lagi memisahkan kalian. Aku akan memperbaikinya, Olivia. Aku akan menebus semua kesalahanku, dengan apa pun yang kamu minta. Asal kau ... beri aku kesempatan. Aku tidak sesempurna itu, kadang aku juga seperti anak kecil ketika mengambil keputusan, karena itu ... bantu aku jika aku kembali salah mengambil keputusan lagi ke depannya. Pukul aku jika perlu."

Lama sekali kamar itu dipenuhi hanya oleh isak tangis Olivia dan suara napas Cassandra. Hening itu terasa berat, tapi bukan lagi hening yang dingin. Ada kehangatan yang perlahan merayap masuk.

Akhirnya, Olivia menggeser wajahnya, menatap Davian dengan mata yang sembab. Bibirnya bergetar, namun untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia bersuara.

"Jangan ... jangan pisahkan aku dari Cassandra lagi," suara Olivia hampir tak terdengar, namun jelas.

Davian terhenyak. Hatinya serasa meledak karena bahagia. Ia mengangguk cepat, matanya basah. "Tidak, Olivia. Aku bersumpah. Tidak akan pernah lagi memisahkanmu dengan Cassandra. Tidak ada wanita yang mencintai Cassandra melebihi dirimu. Kau ibunya, walau kau hanya ibu susu untuk Cassandra awalnya. Tapi bagiku kau ibunya, kau lebih mencintai Cassandra dibandingkan yang melahirkannya."

"Terima kasih," ucap Olivia.

Olivia kembali menunduk, mencium bayinya dengan penuh kasih. Walau belum ada kata maaf darinya, namun ucapan singkat itu sudah cukup bagi Davian. Itu tanda bahwa harapan belum benar-benar hilang. Bahwa ia masih punya jalan untuk menebus segalanya.

Dan di kamar rumah sakit itu, untuk pertama kalinya sejak tragedi itu, ada secercah cahaya baru. Senyum yang kembali, air mata yang bukan hanya karena sakit, tetapi juga karena cinta.

1
Jelita S
Akhirnya,,,,Casie cepat satukan mom and Dady mu y😀😀
Archiemorarty: Benar Cassie
total 1 replies
Ir
kau yang mulai kau yang mengakhiri
kau yang berjanji kau yang mengingkari
Archiemorarty: Aku bacanya sambil nyanyi wehhh
total 1 replies
Hasbi Yasin
sadar juga davian takut kehilangan olivia
Archiemorarty: Siapa yang nggak takut kalau pas liat doi sekarat
total 1 replies
Jelita S
sabar y babang Davian
Jelita S
peter kamu Daebak🫰
Archiemorarty: Terbaik emang Abang Peter /CoolGuy/
total 1 replies
Annida Annida
lanjut tor
Archiemorarty: Siap kakak, terima kasih /Determined/
total 1 replies
Hasbi Yasin
hukuman nya kejam banget si davian udah di peringatin sma peter gk mau jdi olivia bunuh diri deh
Archiemorarty: Manusia nggak ada yang sempurna, kadang kalau emosi kan suka gitu, salah ngambil keputusan
total 1 replies
Jelita S
Biarkanlah ini mnjadi tragedi yg menyadarkan Davian untuk lebih peka lgi terhadap Olivia
Archiemorarty: Benar, karena gimana pun Davian juga manusia biasa /Cry/
total 1 replies
Ir
hayoo lhooo pian tanggung jawab luuu
kalo sampe Raymond tau wahh abis citra mu piann, di sebar ke sosial media dengan judul
" PEMBISNIS MUDA DAVIAN MAYER, MENJADI MENYEBABKAN SEORANG WANITA BERNAMA OLIVIA MORGAN BUNUH DIRI " tambah bumbu pelecehan dll wahh habis karir 🤣🤣🤣
Ir: hahahhaa 🤣🤣🤣
total 2 replies
Ir
kan jadi gila beneran ck
bisa diskusi baik² bisa di omongin baik² , suka banget ngambil keputusan saat emosi
Ir
ada dua sudut pandang berbeda secara aku pribadi, kan dari awal emang Olivia ga bilang dia gila, orang² aja yg bilang dia gila termasuk emak tirinya, nah seharusnya pian sama Peter jangan langsung menghakimi setidaknya tanya dulu alasan kepura²an nya itu tujuan nya apa, dan untuk Olivia kenapa ga jujur setelah pian tau kebohongan nya dia, apa aja yg selama ini dia alami di rumah Morgan dan selama menikah dengan Raymond
Archiemorarty: Hahahaha....sabar kawan, Olivia juga udah ngalamin banyak hal buruk. Dia cuman takut nggak bisa bareng Cassie lagi
total 3 replies
Ir
Olivia itu lebih ke trauma, takut, patah hati, kecewa, kehilangan dan semua itu Olivia pendem sendiri ga ada tempat buat di berkeluh kesah ga ada yg menguatkan, mental orang beda² jangan kan Olivia, aku aja sampe sekarang kalo ada tlp di jam 2/3 tiga pagi rasanya masih takut, karna jam itu aku pernah dapet kabar adek ku koma, sedangkan posisi aku lagi kerja di luar kota sampe akhirnya jam 2 siang dapet kabar dia udah ga ada, mungkin keliatan nya cuma hal sepele tapi bagiku itu membuat ku trauma
Archiemorarty: Benar, karena mereka nggak ngerasain rasanya.
total 3 replies
Hasbi Yasin
jadi gila beneran kan biarlah casandra kehilangan olivia biar davian ngrasa bersalah
Archiemorarty: hehehe....apa itu damai buat othor
total 1 replies
Jelita S
aku jga jdi dilema Thor mau mengasihani siapa
Archiemorarty: Drama dikit buat mereka
total 1 replies
Nor aisyah Fitriani
lanjutt terussa
Archiemorarty: Siap kakak
total 1 replies
Jelita S
kasihan Olivia tpi kenyataan harus tetap diterima🔥🔥🔥🔥
Archiemorarty: Benar itu
total 1 replies
Jelita S
aduh misteri apalagi kah ini???????????
Archiemorarty: Muehehehe
total 1 replies
Ir
wait suami, kapan mereka menikah kak 😳😳😳
Archiemorarty: Hooh..saya masih belum move on dari bapak Rion dan Lili /Sob/
total 3 replies
Ir
alhamdulillah yaa disini mba olive udah ada perubahan dia, ngadu ke mas pian kalo ada yg mengintai, semoga setelah ini cepet di datangin dokter psikolog deh, biar biar keadaan mba olive ga di manfaatkan sama Raymond bajigur itu buat jatuhin si pian
Archiemorarty: liat nanti...kukasih drama dikit kalian hahahahaha....
total 1 replies
Ir
clue nya sejelas itu padahal tapi mas pian sama mas Peter masih mikir siapa, sini dah aku bisikin siapa yg dalang nya
Archiemorarty: hahaha ... yang tahu jan readers, bapak Davian mah ndak tahu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!