Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10 di culik
Amara baru saja keluar dari pintu besi penjara tempat ia tinggal beberapa bulan ini.
Di tangannya ia mendekap tas yang berisi barang barang miliknya.
Saat ini Amara tak lagi memakai seragan warna orange,
Wanita itu sudah memakai pakaian kasual biasa.
Celana jeans yang ia padukan dengan kaos oblong biasa berwarna cream.
Rambutnya masih ia ikat asal ke atas.
Amara termangu cukup lama, ia sangat bingung harus kemana ?!
Kembali ke rumahnya... ?! Ia bingung bagaimana harus menjawab apa jika paman dan bibinya tahu ia telah bebas.
" harus kemana aku sekarang ?! " cicitnya pelan pada dirinya sendiri.
" Ricky....
ya Ricky...aku hubungi saja dia, dia pasti tau tentang pembebasanku ini " cicit Amara lagi sambil bersiap membuka tasnya berniat mengambil ponselnya untuk menghubungi pengacara sekaligus sahabatnya itu.
Jujur ia sangat bingung harus bagaimana saat ini.
Ia memiliki sebuah apartemen, tapi ia juga tak pernah berkujung sendirian ke sana.
Ia selalu membawa Bi Jah, salah satu pelayan paling tua di rumahnya bersamanya.
Amara memang tipe wanita penakut dan parnoan terhadap hal hal mistis seperti hantu.
Tapi hal itu tak pernah di ketahui oleh siapapun termasuk papanya karena ia yang memang memilih tak ingin bercerita tentang hal itu kepada siapapun.
Hanya mendiang sang mama dan bi Jah lah yang tahu akan hal itu.
Amara masih akan mengambil ponselnya ketika tiba tiba sebuah mobil mewah berhenti di dapannya.
Amara mengerutkan keningnya ketika beberapa orang berpakaian rapi berwarna hitam nampak turun dari mobil dan segera menghampirinya.
" nona...
silahkan masuk ke dalam mobil " kata salah satu dari beberapa orang yang baru saja keluar dari dalam mobil itu.
" siapa kalian ?! " tanya Amara menelisik, ia tak merasa kenal satu pun dari mereka.
" silahkan nona...waktu kami tidak banyak " jawab seseorang yang saat ini berdiri tepat di hadapan Amara.
" tidak..aku tidak mau, aku tidak kenal siapa kalian.
Lagi pula aku bisa pulang sendiri " jawab Amara ketus seperti biasa.
" nona, tolong bekerjasamalah....silahkan masuk ke dalam mobil " perintah seseorang itu lagi.
" tidak.....tidak.....dan tidak....aku tidak kenal siapa kalian dan aku tidak sudi pergi bersama dengan orang asing " sentak Amara dengan wajah yang mulai memerah.
" minggir..." sentaknya lagi sambil mendorong laki laki yang masih setia berdiri di hadapannya itu.
Namun,
Baru beberapa langkah ia melangkah, seseorang menghentikannya dengan mencekal lengannya dari arah belakang.
" hei...lepaskan aku....beraninya kau menyentuh...." kata kata penuh kemarahan Amarah menguap di udara seiring dengan kesadarannya yang juga mulai hilang ketika seseorang dari arah belakang itu diam diam membekap wajahnya.
pandangan Amara seketika terasa buram dan kepalanya terasa berputar cepat.
Tak lama gadis itu jatuh terkulai dan tak sadarkan diri di dalam dekapan seseorang di belakangnya itu.
Tubuh Amara yang tinggi semampai jatuh tenggelam ke dalam tubuh tinggi besar dan menjulang seseorang itu.
Selanjutnya,
Seseorang itu membopong tubuh Amara dan membawanya masuk ke dalam mobil.
" jalan...."
🍀🍀
Malam kian larut, jam di dinding ruangan itu menunjuk angka sebelas.
Saat ini, memang pukul sebelas malam.
Sesosok tubuh nampak duduk di sebuah sofa kosong yang ada di ruangan itu dengan posisi membelalangi ranjang tempat tidur.
Sementara di hadapannya nampak sebuah layar proyektor berukuran minimalis sedang memutar sebuah rekaman video.
Sementara itu di belakang sana,
Seseorang nampak sedang terbaring tak sadarkan diri sejak tadi.
" eeugghhh...." seseorang di atas pembaringan nampak mulai bergerak dan sedikit menggeliat.
Dia adalah Amara.
Gadis itu kembali bergerak gerak pelan, matanya terasa berat dan kepalanya terasa begitu ringan dan seperti berputar.
Ia ingin bangun namun tubuhnya seakan tak mau kompromi.
Ia merasakan tubuhnya terasa sangat berat.
Dan bersamaan dengan itu, samar samar ia mendengar sebuah suara yang awalnya terasa jauh namun lama lama terasa dekat dan kian jelas.
( tidak tidak...tidak kumohon jangan lakukan itu padaku,
Jangan....tidak tidak...tolong lepaskan aku....)
Dalam ketidak seimbangan jiwanya, Amara seperti mengenali suara itu.
Suara itu....suara itu seperti....
Suara itu seperti suaranya.....dan suara itu...suara itu kian terasa nyata dan jelas seolah suara itu memang sedang sengaja di putar di ruangan itu secara berulang ulang.
Amara langsung bangun dari berbaringnya dan mengabaikan kepalanya yang terasa pusing dan berdenyut nyeri.
Kepalanya kian terasa berputar ketika ia memindai ruangan di sekitarnya itu,
Dan ia....ia tak mengenali ruangan itu.
" di mana ini ?! " cicitnya pelan,
Kembali ia mendengar suara dirinya, kepala Amara beralih mencari sumber suara.
Matanya terhenti dan seketika membulat ketika ia melihat sebuah layar proyektor mini yang sedang memutar kejadian bertahun tahun yang lalu saat ia masih di Jerman.
Kejadian di mana dirinya yang di lecehkan oleh teman teman Mattew Nix atas perintah laki laki itu.
Kepala Amara menggeleng tak percaya melihat rekaman video yang di putar di layar proyektor mini itu.
Mata Amara mulai berair, sungguh rekaman video itu sangat menjijikkan.
Ia duduk dan seakan sedang di pangku oleh seorang laki laki walau sebenarnya saat itu tidak begitu.
Tangan laki laki yang seperti sedang memangkunya itu melingkar pada pinggangnya kemudian laki laki itu menciumi tengkuknya.
Amara bergidik ngeri, ia bahkan masih bisa merasakan sentuhan laki laki itu.
Dulu ia tak bisa melihat hal itu karena ia yang memejamkan mata dan terus berontak.
Sehingga ia hanya bisa merasakan sentuhan mereka pada tubuhnya.
Pun ketika seseorang mulai menggerayangi pahanya juga menciumi di sana.
Dan terakhir, ia merasakan seseorang mulai meremas kedua bukit kembarnya.
Ia langsung pingsan saat itu.
Dan sekarang....
Peristiwa itu terekam jelas di hadapannya.
Amara mulai merasakan sesak di dadanya, ia merasa jijik pada dirinya.
" siapa yang tega melakukan ini padaku ?! " cicitnya lagi dengan sangat pelan.
Mata Amara beralih dan baru menyadari jika ada orang lain selain dirinya di ruangan ini.
Orang lain itu sedang duduk membelakanginya dan sepertinya sedang menonton rekaman video di layar proyektor itu yang sepertinya memang sengaja di putar secara berulang ulang.
Rekaman video itu di awali dengan dirinya yang berteriak teriak ketika seseorang mulai melingkarkan kedua tangannya di pinggangnya, dan kemudian berakhir dengan dadanya yang di remas dan kemudian ia jatuh pingsan tak sadarkan.
Mata Amara menelisik seseorang yang nampak duduk dengan tenang membelakanginya di sana.
Postur tubuh itu seperti tak asing baginya...
Amara kian ketakutan ketika angannya melayang pada seseorang yang ia ingat memiliki postur tubuh seperti itu.
" si..si..siapa kamu ?! " tanya Amara kemudian dengan suara bergetar menahan takut.
Seseorang itu mematikan layar proyektor itu dan kemudian berdiri dari duduknya.
Perlahan seseorang memutar tubuhnya dan menatap Amara.
Senyum penuh seringai nyata terlukis di bibir seseorang itu.
Mata Amara sontak membulat sempurna ketika ia mengenali siapa seseorang itu.
" hallo....Amara...kita bertemu lagi...." sapa seseorang dengan tatapan tajam dan senyum menyeringai.
" Mattew...." desis Amara lirih.
❤❤❤❤❤
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗