Ratu Maharani, gadis 17 tahun yang terkenal bandel di sekolahnya, dengan keempat sahabatnya menghabiskan waktu bolos sekolah dengan bermain "Truth or Dare" di sebuah kafe. Saat giliran Ratu, ia memilih Dare sebuah ide jahil muncul dari salah satu sahabatnya membuat Ratu mau tidak mau harus melakukan tantangan tersebut.
Mau tahu kisah Ratu selanjutnya? langsung baca aja ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
“Sial, siapa, sih, yang berani melakukan ini?” gumam Ratu pelan, wajahnya memerah menahan amarah yang mulai membara.
“Pasti ada seseorang yang sengaja ingin menghancurkan lo. Dan dia pasti ada di sana waktu kejadian itu, memanfaatkan kesempatan,” sahut Ica, wajahnya juga penuh kaget dan kesal.
“Kau benar, Ca,” jawab Ratu sambil menatap tajam sahabatnya, lalu bergantian menatap yang lain.
Ding! Ding!
Bunyi bel istirahat memecah keheningan. Seketika, seluruh murid berhamburan keluar kelas. Sebagian besar menuju kantin, sementara yang lain memilih duduk di taman atau mengunjungi perpustakaan.
Melihat kerumunan siswa yang menyerbu kantin, Ratu segera berdiri dan melangkah cepat. Ia ingin menjauh, menjadi sasaran gosip yang tak diinginkan.
Seseorang di pojok sana menyeringai puas, mengamati sikap waspada Ratu.
“Eh! Lo mau ke mana?” teriak Della, melihat Ratu mulai menjauh. Bisik-bisik mulai terdengar di antara sisa-sisa siswa, membuat Ratu mempercepat langkahnya.
Ica, Della, dan Mika mengikuti dari belakang. Ternyata, Ratu menuju rooftop sekolah. Angin sepoi-sepoi menyambut keempat gadis itu, membelai lembut wajah mereka yang masih memancarkan kecantikan meski tengah dilanda masalah.
Ratu berdiri tegap, jari-jarinya menggenggam erat besi pembatas. Matanya menatap hamparan halaman sekolah yang ramai dengan siswa dan siswi yang menikmati waktu istirahat.
Ica mendekat, menepuk pundak Ratu dengan lembut.
“Kita harus cari tahu, siapa dalang di balik semua ini,” ujarnya tegas, penuh perhatian.
“Iya, Ica benar. Kita cari tahu bareng-bareng,” tambah Della dengan wajah penuh kekhawatiran.
“Terima kasih, kalian memang yang terbaik,” ucap Ratu membentangkan tangannya lebar, dan tanpa ragu, ketiga sahabatnya langsung menubruknya, memeluk erat. Kehangatan itu sejenak meredakan beban yang menekan dada Ratu.
“Tapi... Ratu?” suara terengah-engah memecah momen itu. Mereka menoleh ke arah suara dan melihat Doni, ketua kelas, yang tampak panik.
“Ada apa, Doni?” tanya Ratu dengan tenang, meski hatinya sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Ia yakin ini pasti ada hubungannya dengan video yang baru saja tersebar.
“Gawat, Bu Fani nyariin lo!” ujar Doni dengan nada cemas.
Ratu mengangguk pelan, lalu tersenyum ramah.
“Terima kasih, Doni. Aku akan segera ke ruang BK.”
“Kami ikut,” seru Ica, diikuti anggukan Della dan Mika.
Ratu menatap hangat sahabat-sahabatnya, lalu menggeleng.
“Tidak, aku akan selesaikan ini sendiri,” tegasnya.
Tanpa menoleh ke belakang, Ratu melangkah cepat meninggalkan rooftop. Ica dan yang lain hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh.
“Siapapun pelakunya, dia pasti akan menyesal,” ucap Ica dengan nada tegas, lalu ikut meninggalkan tempat itu.
Di ruang BK, Ratu duduk tenang menghadap Bu Fani yang menatapnya dengan tatapan tajam.
“Ratu, kamu tahu kesalahanmu apa?” tanya Bu Fani dengan suara dingin.
“Saya tahu, Bu. Dan saya tidak membantahnya,” jawab Ratu tegas. Ia tak bisa membela diri, video itu memang asli, meski hanya sepenggal, hanya adegan cium4n, tanpa ada aksi lain dari dirinya.
“Bagus. Kalau kamu mengaku, segera telepon orang tuamu dan suruh mereka datang ke sekolah sekarang juga.”
"Baik lah, tapi saya tidak bisa janji kalau Daddy saya bisa hadir," jawab Ratu.
Bu Fani menatap Ratu dengan campuran kesal dan prihatin. “Ini masalah serius, Ratu. Sekolah harus tahu siapa yang bertanggung jawab, dan orang tua kamu harus dilibatkan.”
Ratu menghela napas panjang, mencoba mengendalikan amarah dan kecewa yang menggelayuti hatinya. “Saya mengerti, Bu. Tapi saya juga ingin semua ini segera selesai. Saya tidak mau masalah ini jadi bahan omongan yang makin memperburuk keadaan.”
Bu Fani melunak sedikit, lalu berkata, “Baiklah, tapi kamu harus siap menghadapi konsekuensinya. Ini bukan hanya soal kamu, tapi juga reputasi sekolah.”
Ratu mengangguk paham. Lalu tak berapa lama menunggu pintu ruangan itu terbuka di ambang pintu berdiri seorang pria paruh baya dengan jas rapi dan beribawa menatap tajam Ratu.
Ratu sedikit terkejut "Daddy? Gumamnya pelan.
Bu Fani langsung menyambutnya dengan ramah. "Silahkan duduk Pak," ujarnya sambil tersenyum.
"Gawat, kenapa Daddy harus datang, sih? Gumam ratu dalam hati.
"Langsung saja Bu, apa yang di lakukan, Ratu?"
"Baik Pak Anggara , Babak bisa melihat langsung video ini," ujar Bu Fani sambil memperlihatkan video itu pada Daddy-nya Ratu.
Daddy Anggara hanya mengerutkan keningnya lalu menatap Ratu yang sedang menunduk sekilas.
"Baik, jadi apa konsekuensinya untuk anak, saya?" tanya dengan nada datar.
Ratu dan Bu Fani saling pandang lalu buru-buru menjawab.
"Ratu akan Diskors selama 1 Minggu," ucap Bu Fani dengan suara sedikit bergetar melihat tatapan tajam Daddy Anggara.
"Baik lah, terimakasih," ia langsung bangkit lalu meraih tangan ratu pelan.
"Ayo pulang,"
Ratu mengangguk pelan lalu mengikuti langkahnya sang Daddy.
"Anak sama ayahnya sama aja sama-sama, buat kepala saya pusing," keluh Bu Fani setelah keduanya menghilang di balik pintu.
Di parkiran, "Daddy tidak marah?" tanya Ratu penasaran dengan sikap Daddy-nya hari ini.
"Tidak, karena Daddy punya rekaman aslinya, tapi kamu tetap akan Daddy hukum karena sudah mulai nakal," ujarnya lembut.
Ratu membola kan matanya tak percaya, ternyata Daddy yang selama ini ia pikir tak peduli ternyata malah Daddy selangkah lebih di depannya saat ia dalam masalah.
"Sudah jangan drama, kaget gitu! Kau lupa siapa Daddy tampan mu ini, hah?" lanjutnya dengan senyum menggoda.
Ratu langsung memutar bola matanya malas saat gaya narsis sang Daddy keluar. Namun, senyum kecil mengembang di bibirnya.
"Segera pulang ya, nanti malam ikut Daddy," ucapnya lalu Langsung masuk kedalam mobilnya.