NovelToon NovelToon
Bangkitnya Sang Putra Ketiga

Bangkitnya Sang Putra Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Waren Wiratama, 25 tahun adalah seorang pencuri profesional di kehidupan modern. Dia dikhianati sahabatnya Reza, ketika mencuri berlian di sebuah museum langka. Ketika dia di habisi, ledakan itu memicu reaksi sebuah batu permata langka. Yang melemparkannya ke 1000 tahun sebelumnya. Kerajaan Suranegara. Waren berpindah ke tubuh seorang pemuda bodoh berusia 18 tahun. Bernama Wiratama, yang seluruh keluarganya dihabisi oleh kerajaan karena dituduh berkhianat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 10

Kepala prajurit Arga menghampiri Wiratama. Dia masih belum bisa mempercayai fenomena di mana ada seseorang yang bisa bahasa semut, apalagi ada semut yang bisa menghabisi satu orang berbadan, ratusan kali lipat daripada semut itu.

"Wira"

Di dekati oleh kepala prajurit Arga, Warren segera berlari ke belakang ibunya.

"Apa dia marah karena aku main dengan semut Bu? kenapa para pria besar dengan cambuk itu selalu marah saat aku bermain?" tanya Warren yang menunjukkan raut wajah tidak senang, lebih tepatnya cemberut ketika kepala prajurit Arga mendekatinya.

"Nyonya Wulandari, Aku tidak marah. Aku hanya ingin bertanya!" kata kepala prajurit Arga kepada Nyonya Wulandari.

Nyonya Wulandari lantas menganggukkan kepalanya. Wanita tua itu, menyentuh lengan Warren.

"Wira, tuan prajurit tidak marah. Dia hanya ingin bertanya kepada Wira" jelas nyonya Wulandari.

"Ibu, paman Wiratama memang suka bicara pada hewan. Beberapa bulan yang lalu, paman Wira bicara pada kucing Andini, anaknya dayang di kediaman. Lalu, aku juga pernah melihat Paman Wira bicara pada ayam milik kakak Respati" kata Ajeng menyentuh kain ibunya.

Ajeng memang pernah melihat semua itu dan dia berbicara jujur kalau dia memang pernah melihat pamannya bicara dengan hewan. Ajeng, yang memang masih kecil menganggap kalau mungkin saja pamannya itu memang bisa bahasa binatang.

Ratna merangkul Ajeng.

"Benarkah?" tanya Ratna.

Ajeng mengangguk dengan cepat.

"Iya, saat di kandang kambing. Aku juga pernah mendengar Paman Wira menirukan suara kambing, embek.. embek.. begitu!" kata Ajeng menceritakan apa yang memang pernah dia lihat dan dengar.

Kepala prajurit Arga menghela nafas panjang. Mungkin dia hanya terlalu banyak berpikir. Mungkin saja, di balik ketidaksempurnaan Wiratama itu memang ada keistimewaan. Bisa saja dia bisa bahasa binatang.

"Kepala prajurit Arga!"

Dua orang bawahan kepala prajurit Arga. Yang tadi mengambil air di sungai sudah kembali. Wajah keduanya sangat terkejut, melihat ada banyak perampok yang sudah matii.

"Kita harus cepat tinggalkan tempat ini. Bisa saja mereka punya kelompok lain!" kata kepala prajurit Arga.

Warren melihat ke arah para perampok itu. Senjata yang ada pada mereka itu rasanya akan sangat berguna untuknya nanti. Dan mungkin saja, karena mereka adalah perampok di hutan ini mungkin saja di tubuh mereka ada barang berharga.

'Sistem'

[Ting]

'Pindahkan semua senjata para perampok itu dan harta bendanya ke ruang'

[Tentu, proses pemindahan di mulai]

Dan ketika mereka meninggalkan tempat itu. Barang-barang yang diinginkan oleh Warren berpindah kepadanya, juga langsung berpindah begitu saja ke dalam ruang sistem miliknya.

[Proses pemindahan selesai]

Warren tersenyum, dia harus berjalan bersama dengan rombongan dan kepala prajurit Arga.

Setelah sore hari, mereka pun memutuskan untuk beristirahat di sebuah tempat yang cukup rindang. Di dekat sebuah padang rumput yang cukup luas.

Para prajurit menyalakan api unggun dan membagikan makanan.

Kepala prajurit Arga menghampiri nyonya Wulandari. Membawakan sebuah kendi air yang terbuat dari buah labu.

"Nyonya Wulandari, jika tadi kira tidak melemparkan semut kepada perampok itu mungkin kita semua sudah binasa. Ini ada botol air. Bisa kalian gunakan, jadi kalian bisa minum tanpa harus menunggu kami membagikan minum. Dan ini tikar pandan, untuk alas tidur kalian. Saat kita sampai di desa selanjutnya. Kalian bisa beli pakaian dan selimut. Aku masih ada sedikit uang. Ini terimalah!" kata kepala prajurit Arga.

Nyonya Wulandari terlihat begitu senang karena kepala prajurit Arga sangat baik pada mereka.

"Terimakasih tuan prajurit, terimakasih!" kata nyonya Wulandari dan Ratna.

Kepala prajurit Arga hanya mengangguk dan segera meninggalkan mereka kembali ke tempat berjaga.

"Malam ini kita bisa beristirahat di atas tikar" kata Nyonya Wulandari sangat senang.

Melihat nyonya Wulandari, Warren menjadi sangat sedih. Padahal, dulunya keluarga ini hidup sangat berkecukupan bahkan dibilang bangsawan. Tapi, pada akhirnya mereka harus hidup sangat menderita seperti ini. Namun, dibalik sama penderitaan ini mereka masih bisa tersenyum bahagia hanya karena satu kebaikan yang dilakukan oleh kepala prajurit Arga. Hanya karena sebuah tikar dan sebuah botol minuman.

Warren menghela nafas panjang. Dulu, dia juga bukan orang yang baik. Tapi, lihat orang jahat yang keterlaluan sekali memperlakukan orang baik seperti keluarga kediaman Kusumanegara ini. Bahkan mengeksekusi semua anggota keluarga laki-laki. Demi keuntungan dirinya sendiri, Warren merasa geram.

Dia memang pencuri, tapi dia harapan curi di tempat orang-orang kaya yang kejam. Orang-orang kaya yang mendapatkan segala sesuatu dari merampok harta orang miskinn dan orang susah. Dia mencuri barang yang tidak ada pemiliknya, seperti itulah. Mungkin hal itu juga yang membuat rekan kerjanya menjadi geram karena mereka tak kunjung kaya raya meskipun sudah melakukan banyak pencurian.

Sementara di tempat berbeda. Karena pasukan yang dibawa oleh Sariman adalah pasukan berkuda. Mereka sudah sampai di tempat dimana kepala prajurit Arga dan yang lain tadi beralih jalan ke arah hutan.

"Lapor tuan! tidak ada lagi jejak roda Cikar. Tidak ada jejak orang banyak berjalan juga. Sepertinya mereka tidak lewat jalan ini!" kata anak buah Sariman yang membawa tombak.

Sariman yang masih berada di atas kuda melepaskan topengnya.

"Aku tidak mau tahu, temukan keberadaan mereka!" katanya dengan marah.

Dia harus bisa menemukan rombongan itu. Dan menghabisi Wiratama. Jika tidak, nyawanya yang akan dihabisi oleh raja Darmawangsa.

Beberapa orang langsung berlari ke arah depan. Sebagian menyisir ke arah hutan. Karena memang hanya ada dua jalan itu. Jalan lainnya adalah tebing jurang. Tidak mungkin mereka kesana.

Setelah menunggu beberapa waktu. Anak buah Sariman yang tadi menyisir ke arah hutan pun kembali. Dengan wajah yang lelah, keringat yang banyak. Dan terlihat gemetaran.

"Tu... tuan"

Sariman yang mendengar anak buahnya bicara tergagap. Menjadi kesal dan tidak sabar.

"Bicara yang benar!" bentaknya.

Baju anak buahnya itu sampai terangkat tinggi karena kaget mendengar teriakan Sariman.

"Tuan, ada mayatt di hutan!" kata anak buahnya itu dengan wajah pucat.

"Mayatt apa?" tanya Sariman.

Anak buahnya itu tidak bisa menjelaskan. Sariman terlihat kesal, namun pada akhirnya dia memberikan instruksi kepada semua anak buahnya untuk mengikutinya dan anak buahnya yang tergagap itu ke dalam hutan.

Kuda Sariman berhenti. Ketika di depan mereka terlihat 7 mayatt perampok yang sepertinya baru binasa.

Salah satu anak buahnya yang membuka rerumputan, menemukan bekas roda Cikar.

"Tuan, sepertinya para tahanan pengasingan itu lewat ini. Ini ada jejak roda Cikar"

"Tapi, para perampok ini. Apa para pengawal yang diutus jenderal Bayu, adalah pasukan terlatih. Bagaimana empat orang bisa menghabisi 7 perampok bertubuh besar begini?" tanya anak buahnya yang lain.

Sariman mulai berpikir dengan keras.

'Tidak mungkin! bukankah jenderal Timena, orang kepercayaan Gusti prabu mengatakan. Tiga orang, selain kepala prajurit Arga itu adalah orang-orang tidak berguna. Mereka prajurit kelas paling rendah. Tidak mungkin sehebat itu. Tapi, kalau bukan mereka. Siapa yang menghabisi para perampok ini' batinnya bingung.

***

Bersambung...

1
Nudu
semangat terus kak
hamba allah
di tunggu up nya thor
Leslie Cheung
maju terus thor
Leslie Cheung
up terus donk thor
Saputra
lanjutkan up nya thor
Uswatun Chasanah
semangat terus thor
Erlina Vikha
jangan lupa up nya thor
Gerry
lanjutkan thor up berikut nya
Uswatun Chasanah
buruan up donk thor
Erlina Vikha
di tunggu up thor
Uswatun Chasanah
sangat keren
Erlina Vikha
lanjutkan thor
Abdulah FC
sedikit ada adegan hottt nya donk thor
My love
up nya jangan lama" thor
My love
semangat thor
My love
pokok'e the best
astutiq
semangat thor
lanjutkan di tunggu up berikut nya
Arman Sadikin
Semangat
Henry
Bagus, Gak bertele-tele
Rizky Fathur
cepat Buat mcnya bikin kerajaan terkuat bikin mcnya kuat Dan bantai raja itu dengan kejam Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!