NovelToon NovelToon
Mari Jatuh Cinta

Mari Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Cinta setelah menikah / Playboy / Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sayidah Syifaul

Adhya Kadhita Megantari,
sedang menikmati masa jomblonya,tenang tanpa ada gangguan dari para pria.
Nyatanya ketenangan hidupnya harus diganggu oleh playboy macam Hasabi Laka Abdullah.

Tiba-tiba tanpa ada aba-aba.
Gimana gk tiba-tiba, kalau pada pertemuan pertama Papa Desta memaksa menikahkan Adhya dengan Laka.

mau gk yaa?
Yuk, baca cerita pertama saya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayidah Syifaul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

beneran udah dimaafin belum, sih?

Laka sedang menimbang nimbang untuk minta maaf pada Adhya, sejak tadi ia berada dalam kamar bersama Adhya. Namun mereka berdua saling diam, bahkan Adhya melirik pun, tidak.

Laka pun beranjak dari duduknya. Mengambil pena, dan kertas. Lalu menuliskan 'maaf' dan menghampiri Adhya, memegang kertas itu hingga tepat menutupi layar laptop Adhya. Laka berharap itu akan cukup untuk meminta maaf, namun Adhya hanya diam saja dan malah menyingkirkan tangan Laka dari hadapannya, dengan halus tentunya.

Laka mengulanginya kembali. Dan kali ini dia mendapat pelototan dari Adhya.

"Lo, masih marah sama gue?"

Udah nggak, sih sebenernya, tapi minta maaf dulu yang bener. Batin Adhya.

" Ya!" panggil Laka.

"Lo itu, tiap hari bareng ama gue, ya! Kalo tiap hari ketemu tapi diem dieman aja, tuh gak enak." ya! Laka merasakan hal itu. Ketidaknyamanan akibat diamnya Adhya meski hanya beberapa jam.

'Minta maaf dengan benar,' Laka mengingat ngingat ucapan Asisten Agam.

"Gue minta maaf," ucap Laka akhirnya. Mungkin ini yang dimaksud Asisten Agam dengan cara minta maaf yang benar.

"Gue maafin," Adhya akhirnya bicara.

Eh, semudah itu kah. Laka heran tak percaya.

"Gue serius ini,"

"Gue juga". Tapi pandangan Adhya tidak beralih dari laptop sama sekali.

Laka malah duduk di meja yang dipakai Adhya.

"Lak! Minggir. Lo ngehalangin cahaya," kata Adhya sambil mendorong Laka untuk menyingkir.

"Lo gak ada kerjaan? Tidur sana! Ini laporan harus selesai malem ini Lak, minggir!" yah, sudah lah. Laka saja yang mengalah. Dari pada ujungnya diem dieman lagi, kan?

...****************...

Adhya membantu mertuanya mengurus kebun hari ini. Menatanya dengan lebih cantik dan memberi ruang untuk bunga bunga yang baru dibeli mertuanya itu.

Padahal sudah buanyak sekali. Tapi masih beli lagi, memang mertuanya ini pecinta bunga ya. Di taman Bunda Maya ini juga ada beberapa pohon buah. Yaa, kalo di rumah Adhya, kan adanya sayur. Kata Bunda Maya biar kalo pengen tinggal petik. selainnya nanti deberikan ke tetangga, sama ke pekerja di rumah ini. Yang metik siapa?

Nah, korbannya ada disini. Meski sebenarnya bisa membayar orang untuk memanen buah. Bunda Maya lebih senang melihat kedua putranya berteriak teriak seperti ini. Seru!

Mereka berdua, Laka dan Zahid hari ini menjadi korban panen mangga. Yaa, tentu sudah diketahui kalau pohon mangga itu, semut angkrangnya subhanallah. Kalau sampek digigit sakitnya astaghfirullah.

Mereka berdua ini gak manjat lo,ya! Mereka pakek kayu panjang yang ada jaring di ujungnya. Bener! kita nyebutnya genter. Tapi tuh semut angkrang ikut jatuh sama mangganya.

"Aww!!" zahid ini yang kena.

"Bun ini angkrangnya buanyak loh bun," zahid mengeluh.

"Makanya hati hati," jawab bunda menahan tawa sambil meletakkan bunga mawar merah ke tempatnya.

"Adhya, itu bunganya bawa sini. Kasihan gak kebagian cahaya," Bunda Maya malah mengacuhkan anaknya, dan lebih memperhatikan bunganya.

Adhya mengangguk lalu mengambil bunga yang ada si samping pohon jambu. Saat mengangkat pot nya.

"Aaa!! Bunda!" Adhya menjerit dan malah melempar pot bunga itu. Pecah deh. Sedangkan Adhya terlihat ketakutan dan memeluk bunda erat erat.

"Kenapa sayang?" Bunda Maya kaget begitu juga Zahid yang dengan lebay-nya melepaskan genter yang ada di tangannya. Jatuh, kena Laka pula. Tentu saja angkrangnya ikut gogrok di kepala Laka.

"Zahid!" Laka ganti yang berteriak memaki adeknya ini.dan mengibas ngibaskan semut angkrang itu sebelum mereka menggigit wajah tampannya.

"ada ulet bulu, bun" Adhya mengadu. Dia takut sama ulet bulu. Serangga yang lain gak masalah. Tapi tolong, jangan dengan hewan yang satu ini , Adhya geli. Adhya takut kena bulunya. Gatelnya gak ada lawan. Plus, kalo lagi jalan gitu uletnya. Hiii.... Adhya gak suka.

'Lebih baik menjauh daripada tersakiti,' quote Adhya buat ulet bulu.

Laka terheran heran. Tampang doang garangnya kayak kak ros, kalo ngambek gak bisa diajak ngomong. Sama ulet bulu aja takut.

Eh, btw. Adhya belum ngajak ngomong Laka sama sekali sejak kemarin. Padahal katanya udah dimaafin. Waah.. Jangan jangan Laka ini dibohongin sama Adhya. Biar Laka gak lagi rusuh sama dia.

"Maaf bunda.." Adhya menyesal memecahkan pot indah itu.

Gapapa, kamu masuk dulu. Ini biar dibersihin sama bu Ida.

Adhya mengangguk. dia tidak ingin menolak tawaran ini. Sudah terlanjur ketemu ulet bulu. Dia gak bisa lagi ada di tempat itu. Kalau besok sudah kali ya.

Aduuh aneh aneh aja. Hobi berkebun tapi hewan yang selalu ada di kebun dia takut.

Laka ikut masuk menyusul Adhya.

"Lhah, kamu mau kemana bang?" tanya bunda melihat Laka yang ikut masuk, bunda kan, hanya menyuruh Adhya bukan Laka.

"Masuk"

"Lah, bang. Ini belum selesai" Zahid protes karena Laka main masuk, padahal mangga di atlas pohon masih banyak.

Namun sungguh nahas nasib si Zahid. Abang nya malah pergi maengacuhkan dia. Zahid hanya geleng geleng.

"Terusin tuh!" bunda menyuruhnya untuk meneruskan panen mangga.

Sementara itu, Laka yang ngintil masuk mengikuti Adhya terus terusan memanggil namanya. Tapi Adhya yang masih syok atas kehadiran ulat bulu tadi, tidak mendengar panggilan Laka. Laka sendiri tak berpikir seperti itu. Justru yang terpikirkan olehnya saat ini adalah Adhya sedang mengacuhkan dirinya. Masih karena tragedi dua hari yang lalu. Padahal, kan Adhya gak gitu.

Masih marah ni bocah!

Laka menggapai bahu Adhya. Baru saat itu Adhya sadar dan menoleh.

"apa?" tanya Adhya.

Belum sampai dijawab Laka ponsel Adhya berdering. Saat melihat siapa yang nelpon, Adhya lebih memilih mengesampingkan Laka dan menjawab telponnya.

Tebak ayo siapaaaa?

Yap. Yang nelpon dia si Fares, dan kebetulan sekali Laka melihat itu. Fares sudah ia tandai. Awas kalo berani ngrayu istri orang.

"Loh! Sekarang? Yaudah saya kesana sekarang," hanya itu yang Laka dengar dari bibir Adhya. Dia tidak mendengar yang lain.

Apa apaan istrinya ini. Suami disampingnya ia malah telpon sama cowok lain.

Ngaca Laka! Lo juga pernah!

Parahnya lagi, Adhya lupa kalau Laka mau bicara dengannya dan malah meninggalkan Laka, dan masuk ke kamar mereka.

Laka mengekori Adhya lagi, namun begitu sampai di kamar, Laka tidak menemukan Adhya. Hanya suara gemercik air yang ada. Sepertinya Adhya sedang mandi.

Laka menunggu. Lima belas menit kemudian Adhya keluar dengan wajah segarnya yang selalu bisa membuat Laka terpesona. Tapi, Adhya terlihat terburu buru. Mau kemana dia?

Bahkan Laka, pun ia anggap tidak ada. Adhya buru buru menyisir rambutnya. Memakai sunscreen. Lalu memakai hijabnya. Se simple itu si Adhya. Gak perlu ribet, Adhya kan memang sudah cantik.

Setelah membawa apa yang diperlukan, Adhya menghampiri Laka untuk menyaliminya.

Heh, ternyata tau kalo suaminya ada di kamar. Kirain gak tau

Begitulah kira kira isi pikiran Laka.

"Mau kemana?"

"Ada tugas"

"Sama Fares?"

"Iya, assalamu alaikum" Adhya segera pamit. tak mau Fares menunggu lama.

"Wa alaikumussalam"

Dan Laka menggerutu di dalam kamar. Dimaafin apanya? Ditanya jawabnya gitu doang. Sekarang ninggalin pergi. Sama Fares lagi. Bahkan sejak dua hari yang lalu dan sejak Adhya bilang sudah memaafkan Laka, Adhya hanya bicara dua patah kata itu doang sama Laka.

1
Lovely
up lagi thor
Lovely
lanjut thor,,,,seru alurnya ringan gak bosen diselingi candaan...
Lovely
Gatot tuh Laka,,, lanjut thor/Facepalm/
SJR
Assalamu'alaikum, Mampir thor saling suportnya 🙏
Syifa Afida: ok, kak! makasih
total 1 replies
franza
keren bangett, semangatt author-nim
ian gomes
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
Syifa Afida: makasih, kak udah kasih aku semangat/Smile/
total 1 replies
Linda Ruiz Owo
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Syifa Afida: makasih semangatnya, kak!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!