Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan Sherly
Reno baru saja tiba di rumahnya mengendarai motor. Seharusnya pulang dengan mobil yang dibawanya tadi pagi, tapi mendengar kalau Sherly datang bersama orangtuanya hati Reno mendadaak tidak tenang.
Begitu sampai di pintu utama, perasaan Reno langsung tidak enak saat melihat Sherly sedang menangis dan kedua orangtuanya yang mengenal Reno menatapnya dengan tajam.
“Duduk sini !” perintah papa Robert menyuruh Reno duduk di sebelahnya. Reno mengangguk dan melangkah pelan mendekati papa Robert.
“Kamu tahu kenapa Sherly datang kemari bersama orangtuanya ?”
“Tidak tahu, Pa,” Reno menggeleng.
Telinga Reno sempat menangkap suara isak tangis yang lain, bukan suara Sherly.
Hatinya bertambah tidak tenang, Reno yakin kalau Chelsea masih berada di rumah ini dan ikut mendengarkan.
“Sherly hamil dan menurut pengakuan Sherly benihnya itu adalah milikmu.”
“Nggak mungkin !” protes Reno sambil berdiri dengan wajah emosi. “Kami tidak pernah melakukan hubungan suami istri, bagaimana mungkin Sherly bisa hamil anakku ?”
“Kami tidak akan kemari kalau tidak mempunyai bukti ! Kamu pikir anak kami sengaja mengaku-ngaku hamil anakmu !” mama Sherly yang sama emosinya ikut berdiri sambil bertolak pinggang.
Sherly menyuruh mamanya duduk dengan wajah berderai air mata. Reno sendiri menyugar rambutnya, tidak menyangka kalau wanita di depannya ini akan menghalalkan segala cara untuk memaksa Reno menjadi miliknya.
“Saya sungguh-sungguh tidak pernah melakukannya pada Sherly, Tante,” suara Reno menurun, tidak segalak tadi.
Papa Sherly mengambil amplop besar yang dibawanya dan mengeluarkan berkas dan foto, namun yang membuat Reno kaget saat papa Sherly mengeluarkan sisir miliknya yang dibungkus plastik seperti barang bukti.
“Ini semua bukti yang Sherly berikan kalau ia sedang hamil anakmu, Reno. Dan ini adalah hasil tes DNA yang kami lakukan dengan bahan pembanding sisir milikmu.”
Reno terdiam. Papa Robert mengambil foto yang diletakkan di atas meja dan melihatnya berdua dengan mama Siska.
Hati mama Reno itu langsung hancur berkeping-keping saat melihat semua bukti yang diberikan oleh keluarga Sherly. Mama Siska tidak menyangka kalau Reno akan melakukan perbuatan sebejat ini.
“Ini adalah hasil pemeriksaan kandungan Sherly. Usia kandungannya 12 minggu. Seandainya Mas dan Mbak mau mengecek keaslian semua dokumen ini, silakan hubungi dokter Andi, beliau yang membantu kami menjalani tes DNA dan kehamilan Sherly.”
Papa Sherly menyodorkan selembar kartu atas nama dokter Andi Marjuki, SPOG pada papa Robert yang menerima dan membacanya dengan seksama.
Mama Siska mulai terisak menghadapi kenyataan perbuatan putra bungsunya. Papa Robert menggenggam tangan istrinya, mencoba menenangkannya.
Reno menerima foto-foto yang diberikan oleh papa Robert padanya. Semua foto yang dilihat adalah hasil jepretan kenalan Reno yang sengaja diambil atas permintaan Reno sendiri untuk dikirim pada Chelsea menggunakan nomor baru.
Namun satu foto yang tidak ada dalam file Reno adalah saat mereka berdua tidur berpelukan di ranjang dan tertutup selimut yang te
“Kenapa elo harus berbohong sejauh ini, Sher ?” Reno menunjukan foto yang terakhir itu. “Katakan pada mereka kalau tidak terjadi apa-apa saat ini. Semua itu hanya pura-pura untuk membuat Chelsea sakit hati dan menolak perjodohan dengan gue.”
“Apa kamu lupa karena saat itu kita setengah mabuk ?” ujar Sherly di sela-sela isak tangisnya.
“Elo udah gila, Sher ? Kapan kita pergi minum-minum, Sher ? Tidur seranjang sambil berpelukan pun setelah teman gue telepon kasih tahu kalau Chelsea masuk lift naik ke lantai atas ? Kita masih berpakaian lengkap, gue hanya lepas kaos dan elo yang mengatur baju kita supaya terlihat berantakan.”
“Bagaimana kamu menyangkalnya Reno ? Aku yakin Chelsea bisa menjadi saksi karena saat itu Chelsea masuk dan melihat bagaimana kondisi kamar itu. Bisakah saya minta dipanggilkan Chelsea, Om ?”
“Jangan melibatkan, Sea. Dia tidak tahu apa-apa, justru Sea adalah korban sandiwara kita.”
“Kenapa kamu takut menjadikan gadis itu sebagai saksi ?” Mama Sherly memicingkan matanya.
“Karena Sea…”
“Saya memang masuk ke kamar itu dan melihat Reno dan Sherly tidur dalam posisi seperti yang ada di foto.”
Chelsea muncul dari balik tembok dengan mata sembab dan wajah sendu.
“Sea…” Reno menggelengkan kepalanya, meminta Chelsea agar tidak melanjutkan ucapannya.
Chelsea mengabaikan tatapan Reno dan berjalan mendekat lalu mengambil foto yang memperlihatkan posisi Reno dan Sherly tidur berpelukan.
“Kamu melihat semuanya kan, Chel ? Kamu lihat di samping Reno ada pakaian kami berdua bahkan pakaian dalam kami juga tercecer di sana.”
Chelsea memejamkan matanya. Peristiwa yang ingin dilupakannya terpaksa diputar ulang dan sangat menyakitkan hatinya.
“Ya saya melihat semuanya,” sahut Chelsea dengan suara tercekat.
“Saya melihat pakaian yang tercecer tapi saya tidak melihat apakah hubungan badan itu terjadi atau tidak karena saat masuk keduanya sedang tidur dalam posisi seperti ini.”
“Semuanya sudah lewat saat kamu masuk, Chel,” Sherly kembali terisak menangis. “Seandainya kamu bisa datang lebih awal, tidak mungkin semua itu terjadi.”
“Bohong ! Aku bisa membuktikan kalau kita baru masuk ke kamar hotel belum lama sebelum Chelsea datang.”
Reno mengeluarkan handphonenya, mencari foto-foto yang sempat dikirimnya pada Chelsea, tapi semuanya tidak tersisa di handphonenya.
“Sh**it !” Reno memaki karena tidak menemukan apapun.
Ia baru ingat juga kalau handphone dan nomor yang dipakai untuk mengirim foto ke Chelsea dipegang oleh Sherly.
“Dimana handphone yang dipakai untuk mengirim foto ke Chelsea ?”
“Kamu tidak memberiku apa-apa, Reno.” sahut Sherly sambil terisak.
“Apa kamu sudah gila melakukan semua kebohongan ini, Sher ? Tidak ada yang terjadi di antara kita !”
Plak !
Mama Sherly langsung menampar wajah Reno dengan nafas yang memburu karena emosi.
“Jadi kamu mau bilang kalau putri saya tukang bohong ? Rela mengaku-ngaku hamil anakmu ? Jangan pikir karena kamu anak orang kaya lantas bisa seenaknya saja pada perempuan ?”
“Bukti tes DNA ini sudah jelas, Reno,” papa Sherly menyodorkan lembaran hasil tes DNA. “Pembandingnya pun adalah sisir milikmu sendiri, apa kamu masih mau menyangkalnya ?”
Reno terdiam, memikirkan bagaimana sisir kesayangannya bisa berada di tangan Sherly. Chelsea pun melirik benda milik Reno yang dijadikan bahan pembanding.
Hatinya semakin hancur karena merasa kalau bukti tertulis itu tidak disangkal oleh Reno.
“Sekarang apa yang Bapak Ibu ingingkan dari anak saya ?” papa Robert akhirnya angkat bicara.
Kepalanya kembali terasa pusing karena kondisi tubuhnya memang sedang kurang sehat.
“Tentu saja meminta pertanggungjawaban anak anda. Nikahi Sherly secepatnya. Kami tidak mau anak kami harus menanggung malu dan dianggap sebagai perempuan murahan karena hamil tanpa suami,” tegas mama Sherly.
Reno menatap papa Robert seolah memohon supaya tidak langsung menerima permintaan kedua orangtua Sherly.
“Apa kamu yakin kalau janin yang sedang kamu kandung adalah anak Reno, Sherly ?” tanya papa Robert yang memancing emosi papa Sherly.
“Apa maksud pertanyaan anda ?” papa Sherly menggebrak meja. “ Menganggap putri saya perempuan murahan yang bisa tidur dengan laki-laki manapun demi uang ?”
“Saya tidak bermaksud begitu,” papa Robert tersenyum dengan wajah tenang. “Saya hanya ingin menegaskan kembali, dan saya ingin penegasan itu keluar dari mulut putri bapak dan ibu sendiri.”
Reno bisa merasa sedikit lega dengan sikap papa Robert yang tidak langsung percaya.
“Apa tes DNA itu masih kurang ? Apa anda pikir kami kemari hanya untuk meminta ganti rugi berupa uang ?” tanya mama Sherly masih dengan emosi yang masih membara.
Papa Robert meminjam handphone Reno dan mulai menekan tombol perekam yang ada di benda pipih itu.
“Kita akan bicarakan baik-baik dan mencari solusinya. Supaya ke depannya sama-sama enak dan tidak ada penyangkalan dari salah satu pihak, saya akan merekamnya,” papa Robert meletakkan handphone Reno di atas meja dan mulai mengaktifkan aplikasi perekam suara.
Reno bisa melihat kalau papa Sherly sedikit tercengang melihat tindakan papa Robert dan Sherly sendiri malah mengeraskan tangisannya.
“Sherly, kalau kamu memang ingin Reno bertanggungjawab atas kehamilanmu, hentikan tangismu dulu dan tolong jawab pertanyaan om dengan sungguh-sungguh.”
Sherly masih terisak tapi mulai menurunkan volume tangisannya membuat Reno tersenyum tipis melihat drama yang sedang dimainkan oleh Sherly dan keluarganya.
“Apa kamu yakin kalau janin yang kamu kandung adalah benih Reno ?” papa Robert kembali mengulang pertanyaannya dengan tenang, tanpa emosi.
“Iy…iya, Om,” suara Sherly sedikit terbata karena habis menangis.
“Berapa usia kandunganmu saat ini ?”
“Hasil pemeriksaan dokter bilang usia kehamilan saya masuk minggu ke-12. Om.”
“Reno akan bertanggungjawab,” papa Robert menoleh ke arah putranya yang langsung terkejut mendengar pernyataan papanya.
“Reno akan bertanggungjawab setelah semua bukti ini sudah kami pastikan kebenarannya dan benar di mata hukum.”
“Jadi maksud anda kami ini berniat menipu ?” papa Sherly terlihat emosi.
“Kalian merendahkan kami karena merasa lebih kaya ?” timpal mama Sherly.
“Tidak ada niat untuk merendahkan Sherly apalagi kedua orangtuanya. Tapi sebagai orangtua, kami juga perlu membuktikan kalau ini semua adalah perbuatan anak kami.
Jangan khawatir, saya adalah orangtua yang akan mendisiplinkan anaknya bahkan tidak akan segan memasukkan anak saya ke penjara seandainya dia memang terbukti bersalah.
Dan kalau saya mampu berbuat begitu pada anak sendiri maka saya akan lebih mampu lagi melakukannya pada orang lain.”
“Jangan bertele-tele. Kami hanya minta pertanggungjawaban Reno pada Sherly. Coba anda pikirkan kalau keadaan kita terbalik,” ketus mama Sherly.
“Kita sama-sama orangtua dan merasa telah mendidik anak-anak dengan baik, tapi sayangnya faktor pergaulan berperan besar pada jaman sekarang ini. Saya hanya berusah bersikap adil juga pada Reno. Anda membawa bukti kalau Sherly hamil anaknya Reno dan saya sebagai orangtua Reno akan memastikan semua bukti-bukti itu benar dan sah. Jika sudah benar maka silakan Sherly menikah dengan Reno.”
“Pa…” Reno sudah bersiap untuk protes kembali.
“Saya minta waktu untuk memastikan semuanya dan untuk menghindari gunjingan orang, Sherly boleh menempati apartemen saya yang letaknya tidak jauh dari kampus kalian berdua. Silakan tinggal di sana sampai semuanya jelas dan kalau memang benar janin itu adalah anak Reno, kami pastikan kalau anak kami akan bertanggungjawab dan menikahi Sherly.”
Wajah mama Sherly masih terlihat belum puas namun papa Sherly sudah beranjak bangun dan memberi isyarat pada istri dan anaknya untuk bangun juga.
“Kami akan memberikan waktu 2 minggu untuk anda,” ujar papa Sherly.
“Saya minta wakti 2 bulan.”
“Terlalu lama ! Apa anda tidak pikirkan bagaimana kondisi putri kami ?”
“Seandainya bisa lebih cepat, kami akan segera melangsungkan pernikahan Sherly dan Reno.
Sebagai jaminan hukum, paling lambat dalam 3 hari ini pengacara kami akan menyiapkan surat pernyataan Reno yang menjamin kalau anak kami tidak akan lari dari tanggungjawabnya selama pengecekan semua bukti ini.
Draftnya akan dikirimkan pada anda dan silakan mengkoreksinya jika ada yang kurang berkenan.”
“Kami tunggu !” tegas papa Sherly
Papa Sherly memberi isyarat pada anak dan istrinya untuk meninggalkan rumah keluarga Juanda.
Ketiganya pergi tanpa pamit membuat papa Robert menarik nafas berat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️