NovelToon NovelToon
Cinta Datang Dari Kakak Mantan

Cinta Datang Dari Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Perselingkuhan antara Kaivan dan Diana saat tiga hari menjelang pernikahan, membuat hati Alisa remuk redam. Keluarga Kaivan yang kepalang malu, akhirnya mendatangi keluarga Alisa lebih awal untuk meminta maaf.

Pada pertemuan itu, keluarga Alisa mengaku bahwa mereka tak sanggup menerima tekanan dari masyarakat luar jika sampai pernikahan Alisa batal. Di sisi lain, Rendra selaku kakak Kaivan yang ikut serta dalam diskusi penting itu, tidak ingin reputasi keluarganya dan Alisa hancur. Dengan kesadaran penuh, ia bersedia menawarkan diri sebagai pengganti Kaivan di depan dua keluarga. Alisa pun setuju untuk melanjutkan pernikahan demi membalas rasa sakit yang diberikan oleh mantannya.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Alisa dan Rendra? Akankah Alisa mampu mencintai Rendra sebagai suaminya dan berhasil membalas kekecewaannya terhadap Kaivan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur Sekamar

Rendra duduk sejenak di kursi ruang keluarga sambil bersandar. Matanya menatap nanar ke arah televisi, mulutnya mengembuskan napas berat setelah bergelut dengan situasi tegang beberapa saat lalu.

"Alisa, tolong buatkan aku secangkir kopi. Kejadian tadi benar-benar membuatku sangat lelah," kata Rendra, sambil melirik Alisa dengan lesu.

Alisa mengangguk cepat, kemudian bergegas ke dapur dan menyiapkan segelas kopi hitam favorit suaminya. Adapun Diana, dengan canggung ikut duduk di kursi lain sambil menundukkan kepalanya.

"Jadi, tadi kamu sempat dipukuli sama Kaivan? Coba ceritakan bagaimana kejadiannya." Rendra membuka pembicaraan, sembari menatap Diana.

"Jam sepuluh pagi, Kaivan datang ke kosan. Dia datang dalam keadaan marah. Tanpa basa-basi, Kaivan memukulku ... bahkan ... bahkan dia sempat menendang perutku. Aku berusaha mempertahankan kandunganku daripada melawannya. Dia terus-terusan menuduhku sebagai beban dan ... d-dan menyuruh segera menggugurkan kandungan ini," tutur Diana, suaranya sesekali terdengar tercekat tatkala teringat kembali kejadian tadi siang.

Rendra mengangguk pelan. "Pantas saja Kaivan dengan entengnya mengatakan tidak masalah jika kamu sampai keguguran. Hm ... mengerikan."

Diana mengangkat wajahnya dengan mata membulat. "A-Apa benar Kaivan berkata begitu? Lalu ... bagaimana dengan—"

"Tenang saja, dia akan menikahimu," jawab Rendra memotong pembicaraan.

Di tengah-tengah percakapan mereka, Alisa datang membawa segelas kopi dan menyuguhkannya pada Rendra. Gadis itu duduk di sebelah suaminya, dan menatap lekat.

"Bagaimana dengan tanggapan Kaivan tadi? Apa dia tidak akan memukuli Diana lagi?" tanya Alisa penasaran.

Rendra menyeruput kopi sejenak, lalu menaruh kembali gelas di meja. "Kaivan setuju akan menikahi Diana dalam waktu dekat. Besok atau lusa, Ibu dan aku akan mengundang penghulu ke rumah untuk menikahkan Kaivan."

Terperangah Alisa mendengar penuturan suaminya. "Apa?! Kaivan dan Diana akan dinikahkan? Bagaimana kalau nanti keadaan Diana justru semakin memburuk setelah menikah?"

Rendra menoleh pada Alisa, seraya berkata, "Itu tidak akan terjadi. Setidaknya dengan tinggal di rumah Ibu, Kaivan tidak akan berani mengganggu ataupun menyakiti Diana. Ibu juga sudah menjamin akan melindungi Diana dari perbuatan kasar Kaivan."

Alisa mendesah lemah, memandang Diana yang duduk di kursi lain. "Bagaimana, Diana? Apa kamu setuju?"

Diana terhenyak, lalu menatap Alisa sambil mengangguk pelan. "Iya, Alisa. Aku setuju."

Bersama berlalunya waktu, malam merayap semakin sunyi. Setelah melakukan makan malam bersama, Diana masuk ke kamar Alisa lebih dulu, begitu juga dengan Rendra yang sudah merebahkan diri lebih awal di kamarnya. Adapun Alisa, masih sibuk membereskan piring yang baru saja dicucinya.

Selesai membereskan rumah dan mematikan lampu, Alisa masuk ke kamar Rendra. Rupanya pria itu sudah lelap dalam tidurnya. Alisa mengembuskan napas lega, kemudian diam-diam berbaring di sebelah suaminya dan menarik selimut.

Ketika hendak menutup mata, tak disangka, tangan Rendra menimpa tubuhnya. Pria itu terus mendekapnya erat, hingga membuat Alisa berdebar-debar. Namun, beberapa saat kemudian, Rendra pun terbangun tatkala merasakan sesuatu yang aneh dan mencium aroma parfum mawar dari Alisa.

Segera, pria itu terduduk dan mendapati Alisa sedang berbaring di tempat tidur yang sama. "Alisa, kenapa kamu tidur di sini? Bukannya kamu tidur bersama Diana, ya?"

Alisa mengembuskan napas, kemudian ikut bangun. Ia membetulkan posisi duduknya sambil menatap Rendra dengan mata membulat.

"Apa Kakak sudah gila? Kita ini suami istri! Sudah sewajarnya, kan, kita tidur bersama?" Alisa balik bertanya.

"Tapi ... ah, ayolah!" Rendra memutar bola matanya.

"Apa? Kakak masih menganggap aku ini mantannya Kaivan ketimbang istri sendiri? Ayolah! Lagi pula, kita cuma tidur seranjang aja, bukan berhubungan intim. Kakak merem, aku merem. Selesai!" cerocos Alisa dengan tempo yang cepat.

"Ah, sudahlah. Sebaiknya aku tidur di bawah. Kamu lanjut tidur saja di sini," kata Rendra, lalu turun dari ranjangnya.

Sementara Rendra berbaring di karpet, Alisa lanjut merebahkan diri di kasur sendirian. Alih-alih memejamkan mata, gadis itu justru teringat kembali akan masalah yang dihadapinya kemarin mengenai kesangsian Rendra. Alisa sangat gemas ingin cepat-cepat membuktikan diri pada sang suami bahwa dirinya masih suci dan belum pernah dijamah oleh pria mana pun.

Untuk sesaat, Alisa mengintip suaminya yang sudah memejamkan mata di bawah ranjang. Ia pun berbaring, kemudian berguling hingga tubuhnya jatuh dari ranjang dan menimpa Rendra. Sontak, Rendra pun terbangun oleh tingkah konyol istrinya.

"Astaga! Apa lagi ini, Alisa?" keluh Rendra dengan lesu mendorong istrinya.

Alisa pun menoleh, kemudian bangkit. "Aduh! Maaf, ya, Kak. Aku habis mimpi dikejar kucing!" katanya dengan mengangkat kedua alis.

Rendra mengernyitkan kening sambil mengucek matanya. "Ya sudah, kamu lanjut tidur lagi sana!"

Alisa mendelik. "Kakak yakin, nggak mau tidur bareng aku di atas?"

Rendra berbaring memunggungi Alisa, lalu mengangguk pelan. "Hm."

Alih-alih kembali ke tempat tidur, Alisa berbaring di belakang Rendra dan mendekap suaminya. Matanya masih terbuka lebar, menunjukkan sesuatu yang masih mengusik benak belumlah usai.

"Katakan, Alisa. Sebenarnya apa yang kamu mau? Kenapa kamu mendekap aku seperti ini?" tanya Rendra, matanya masih terpejam.

"Aku ingin menyelesaikan masalah di antara kita. Aku nggak mau Kak Rendra terus menerus meragukan kehormatanku. Demi Tuhan, Kak! Aku belum pernah melakukan apa pun dengan Kaivan selain jalan-jalan dan membelikannya barang-barang," jelas Alisa, berusaha meyakinkan.

"Tidak usah berbohong. Bilang saja kamu jalan-jalan ke hotel dan menghabiskan malam bersama Kaivan," tampik Rendra, acuh tak acuh.

"Astaga! Aku tidak pernah masuk hotel bersama Kaivan! Apa Kakak nggak pernah memperhatikan, kalau kami selalu menghabiskan waktu bersama di siang hari ketimbang malam hari?" bantah Alisa bersungut-sungut, sembari bangkit dari pembaringannya.

"Terserah kamu saja lah. Aku sudah lelah," ketus Rendra.

Alisa mendengus sebal, mukanya makin memberengut. Ia menarik lengan Rendra sampai pria itu terlentang. "Kalau begitu, cepat buktikan oleh Kakak sendiri! Aku nggak masalah, kok."

Rendra menghela napas, kemudian membuka mata dan bangun dari karpet. Ditatapnya Alisa dengan lesu. Bibirnya menyunggingkan senyum sinis tatkala melihat kesungguhan di wajah sang istri.

"Baiklah. Kita mulai dari mana?" tanya Rendra.

"Mana aku tau. Bukannya lelaki lebih bernafsu daripada perempuan?" Alisa balik bertanya dengan mata membulat dan mengangkat kedua bahu.

"Malah berkelit," desis Rendra mendelik.

"Aku tegaskan sekali lagi, ya. Aku nggak berpengalaman soal hubungan intim," jelas Alisa bersikukuh.

"Ya sudah, sekarang aku tanya. Kamu mau mulai dari mana? Ciuman, pelukan, atau yang lain?" tanya Rendra, masih terlihat malas.

Alisa terdiam sejenak sambil menatap ke sudut kanan atas. Terlintas di benaknya adegan-adegan romantis drama Korea yang sesekali ditontonnya saat senggang.

"Sepertinya, ciuman tidak terlalu buruk," cetus Alisa sembari mengangguk menatap Rendra.

"Hm ... baiklah. Kemari dan tutup matamu," ucap Rendra.

Alisa beringsut lebih dekat pada suaminya, kemudian memejamkan mata. Jantung Alisa berdegup kencang tatkala Rendra membelai lembut rambutnya dan memegang belakang kepalanya. Perlahan, gadis itu dapat merasakan embusan napas Rendra semakin mendekat ke wajahnya, yang membuat debaran di dadanya kian berpacu.

Namun, belum sempat bibir mereka saling bertaut, terdengar suara ketukan di pintu. Seketika, Alisa membuka mata, tercengang mendapati wajah suaminya begitu dekat. Secepatnya ia beringsut mundur dan menepis tangan Rendra dari belakang kepala.

"Alisa, apa kamu sudah tidur?" tanya Diana dari luar kamar.

1
irma hidayat
bahagia banget akhirnya istri Rendra udah luluh buka hati ikhlas terima takdir, lanjut up nya thor semangat
irma hidayat
lanjut up nya thor
irma hidayat
bagus ceritanya thor meskil ilfil pada karakter kaivan masa perempuan hamil sama dia tega ditendang, tak layak dapat maaf
Reni Anjarwani
lanjut thor
irma hidayat
laki2 psiko kayanya kaivan, bahaya harus dibawa ke rmhskt jiwa
irma hidayat
mimpi tinggi Chika sampai ingin dapat ceo dari keperawananmu jadi ilfil
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
irma hidayat
katanya perempuan cerdas Alisa bukti vidio/potonya perlihatkan
Reni Anjarwani
doubel up thor
Ah Serin
alisa bodoh jangan jadi bayangan kaivan. lupa masalalu dan bina hidup baru dengan rendra
lanjut thorrrr.
Nur Adam
lnjut
Mundri Astuti
cihhhh Diana pake ngomong cinta, mana ada cinta yg diawali perselingkuhan, kamu tu cuma dianggap selingan, bersyukurlah Alisa ngga jadi sama kaivan
Myra Myra
tunjukkan bukti PD semua org sekali...pdn muka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!