BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Resmi Terjual!
'Eh, anjirrrr! malah dia tunjukin foto binal gue ke keluarga donggg!'
Jantung Dara gedebak-gedebuk dengan ricuh. Wajahnya seketika menjadi pucat.
"Dara! cepat jelaskan. Apa-apaan ini?!" omel Mamanya.
Gadis itu menelan ludah, mencoba mencari alasan yang paling tepat.
Tadinya, dia berpikir jika dia menggunakan foto dari internet, takutnya si target yang hendak dia chat alias pacarnya Acha, akan langsung sadar kalau itu cuma di prank. Sedangkan Dara kan diminta Acha untuk mengetes kesetiaannya Antony. Itulah mengapa Dara menggunakan foto pribadinya yang selama ini selalu dia simpan sendiri. Dara bersumpah, ini benar-benar pertama kalinya foto semacam itu keluar dari ponselnya. Tapi, bagaimana caranya dia menjelaskan hal itu agar keluarganya bisa mengerti?
"Itu foto dari pinterest, Ma! Bukan foto asli Dara!" dia membuat alasan.
Bu De nya mendekat ke arah layar ponsel Nio, memperhatikan betul-betul foto itu.
"Ini sih kamu banget, Dar! Bu De inget banget tompel di dada kiri kamu ini. Bude yang mandiin kamu waktu baru lahir, dan tompel itu udah ada sejak kamu lahir!" katanya.
Wajah Dara memerah, malu. Bisa-bisanya Bu De nya itu membahas tanda lahirnya yang berada di dada---di payudaranya.
"Itu bukan tompel, Bude. Tahi lalat! ah elah Bu De mahhh..."
Dara menjadi frustrasi. Ditatapnya satu persatu wajah keluarganya. Jelas, mereka kelihatan bagaimanaaaa gitu. Mereka mungkin berpikir bahwa Dara benar-benar perempuan nakal.
'Sial banget gue hari ini...' batinnya.
Suasana hening, seolah mereka tengah bergelut dengan pemikiran mereka masing-masing. Nio kemudian menyimpannya kembali ponsel miliknya ke dalam saku jas.
"Saya mengerti. Saya minta maaf karena harus menunjukkan hal ini di hadapan keluarga besar Dara." katanya.
"Tapi, saya paling tidak suka dipermainkan. Saya datang ke sini karena Dara sendiri yang mengundang saya. Dan setelah melihat foto yang dikirimkan Dara, yang menunjukkan dirinya dalam balutan pakaian minim, serta ajakan menikah yang eksplisit ini..."
Nio berhenti sejenak. Semua anggota keluarga menunduk dengan malu.
"Saya rasa, demi menjaga kehormatan dan martabat Dara, dan juga seluruh keluarga... tidak ada jalan untuk mundur lagi. Foto ini tidak pantas dilihat oleh siapapun kecuali suaminya Dara. Dan karena saya sudah melihatnya, apalagi setelah Dara sendiri yang mengundang saya untuk datang ke sini, saya rasa kami harus saling bertanggung jawab."
"Saya sudah memberi tahu orang tua saya mengenai hal ini, dan sulit untuk menarik kata-kata saya karena mereka sudah terlanjur senang mendengar putra mereka akan menikah. Kami juga sudah menyiapkan hantaran meski belum saya bawa hari ini. Jadi..."
Nio melangkah, mendekati Papanya Dara yang masih berdiri di samping putrinya. Dara menelan ludah susah payah. Sepertinya, dia benar-benar akan celaka kali ini.
"Kami sudah melangkah terlalu jauh, Om. Jika Dara menolak saya, apa yang akan dipikirkan orang-orang? Bukan hanya dianggap mempermainkan pernikahan, tapi kehormatan kami berdua juga akan tercoreng. Saya tidak ingin kami menjadi bahan gosip, apalagi sampai terdengar oleh teman-teman atau kolega di Wijaya Group."
"Jadi, saya tidak akan pergi sebelum saya mendengar jawaban 'Ya' dari Dara. Nikahi saya, dan akan saya jamin kehormatan serta masa depannya. Jika dia menolak saya..."
Nio tidak melanjutkan, namun nada ancaman terdengar jelas dari sana.
Napas Dara tercekat. Tuh, kan! Kacau sudah masa depannya!
'Emang kagak asik bercanda sama Om-Om. Malah langsung diseriusin, bjirrr!'
Dara segera maju satu langkah ke arah Nio.
"Om, ini namanya pemaksaan! Saya enggak---umph!"
Omelan Dara terpaksa berhenti. Papanya menjepit mulut Dara dengan ibu jari dan jari telunjuknya, menahannya agar tidak bicara lagi.
Kini, Dara mirip seperti bebek.
"Maafkan kenakalan putri saya, Pak Nio. Karena situasinya sudah begini, saya rasa keluarga kami tidak akan mempermasalahkan. Kami merestui Pak Nio untuk menikahi Dara SESEGERA mungkin. Lagipula keadaannya sudah begini. Pak Nio juga bilang sendiri, kan, kalau Bapak tidak ingin mengulur-ngulur waktu lagi?"
Mata Dara melotot hampir keluar mendengar jawaban Papanya. Dia yang akan dinikahkan, tapi kenapa mereka tidak mendengar pendapatnya sama sekali?
"Umphhh!"
Dara memberontak minta dilepaskan. Tapi jangankan melepaskan, Papanya kini malah memitingnya---menjepit kepala gadis itu di ketiaknya.
"Ummmmpphhh!!!" Dara memberontak, tapi tetap tidak bisa melepaskan diri.
Nio sebenarnya tahu bagaimana perasaan Dara saat ini. Dia paham betul apa yang gadis itu inginkan. Tapi, dia tidak ingin melepaskan Dara. Dia akui, dia juga agak kecewa saat mengetahui bahwa gadis itu ternyata tidak benar-benar tulus mengajaknya menikah.
Tapi, kepalang tanggung, kenapa tidak dilanjutkan saja? Lagipula Dara yang memulai duluan. Dia yang sudah membangunkan keberanian Nio yang selama ini dia pendam dalam-dalam, hingga akhirnya Nio datang untuk melamar gadis yang dia cinta. Jadi, Dara harus bertanggung jawab. Dia tidak bisa begitu saja membuang Nio.
Semua anggota keluarga juga setuju dengan perkataan Papanya Dara. Bukan hanya karena foto itu, tapi juga karena memang mereka berharap bahwa Dara bisa menikah dengan Nio. Ini adalah hal besar bagi keluarga mereka. Setidaknya jika nanti orang-orang bertanya, mereka jadi bisa bilang bahwa Antonio Wijaya yang sukses itu adalah bagian dari keluarga mereka.
Nio terkekeh pelan menyadari betapa absurdnya situasi mereka saat ini.
"Jadi, lamaran saya diterima?" tanyanya sekali lagi.
Tanpa pikir panjang, semua orang di rumah itu dengan kompak menjawab 'Iya'.
Nio tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya gadis pujaannya kini sudah berhasil dia lamar!
Dara yang mendengar itu pun hanya bisa berteriak dalam hati, sebab kepalanya masih dipiting di ketiak Papanya.
'ACHAAA! GUE ENGGAK MAU NIKAH MUDAAA!' teriak gadis itu dalam hati.
Dengan ini, maka Dara resmi "terjual" oleh keluarganya, akibat kecerobohannya sendiri dan kecerdikan Nio.
***
Siapkan baju terbaik kalian, man-teman. Karena kita mungkin bakal segera kondangan 🤣
Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan subscribe nya, ya.
Muah 😘
Acha bakal punya adekkk🤣
ayook, antonio gpl kejar target, biar cpt dapet dollar..