Alana tidak pernah menyangka bahwa satu malam di kamar nomor delapan ratus delapan akan menukar seluruh masa depannya dengan penderitaan. Di bawah pengaruh obat yang dicekoki saudara tirinya, dia terjebak dalam pelukan Kenzo Alfarezel, sang penguasa bisnis yang dikenal dingin dan tidak punya hati.
Sebulan kemudian, dua garis merah pada alat tes kehamilan memaksa Alana melarikan diri, namun kekuasaan Kenzo melampaui batas cakrawala. Dia tertangkap di gerbang bandara dan dipaksa menandatangani kontrak pernikahan yang terasa seperti vonis penjara di dalam mansion mewah.
Kenzo hanya menginginkan sang bayi, bukan Alana, tetapi mengapa tatapan pria itu mulai berubah protektif saat musuh mulai berdatangan? Di tengah badai fitnah dan rahasia identitas yang mulai terkuak, Alana harus memilih antara bertahan demi sang buah hati atau pergi meninggalkan pria yang mulai menguasai hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Penjara Emas Di Mansion Alfarezel
Alana menyadari bahwa mulai detik ini dia baru saja melangkah masuk ke dalam penjara emas di mansion Alfarezel yang akan mengurung jiwanya selamanya. Dia menatap jemarinya yang masih bergetar hebat setelah membubuhkan tanda tangan di atas kertas perjanjian yang sangat kejam itu.
Kenzo menarik paksa dokumen tersebut lalu memberikan isyarat kepada para pengawal untuk membawa Alana menuju sayap kiri bangunan yang sangat megah. Alana hanya bisa pasrah saat tubuhnya dituntun melewati lorong-lorong panjang yang dihiasi oleh lukisan kuno dan patung marmer yang sangat dingin.
"Mulai hari ini, kau dilarang menginjakkan kaki ke luar dari area sayap kiri tanpa izin dariku," tegas Kenzo yang berjalan di belakangnya.
Alana berhenti sejenak dan menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mata yang penuh dengan rasa tidak percaya sekaligus kemarahan yang tertahan. Dia melihat Kenzo berdiri dengan angkuh sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kain yang sangat mahal dan licin.
"Apakah kau benar-benar bermaksud menjadikanku tawanan di rumahmu sendiri hanya karena sebuah kehamilan?" tanya Alana dengan suara yang sangat parau.
Kenzo hanya membalasnya dengan senyuman miring yang terlihat sangat merendahkan martabat Alana sebagai seorang wanita yang memiliki kebebasan. Dia melangkah maju hingga wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter saja dari wajah Alana yang tampak sangat pucat dan sangat lelah.
"Ini bukan sekadar kehamilan, melainkan cara untuk memastikan bahwa darah daging Alfarezel tidak ternoda oleh pengaruh luar yang kotor," bisik Kenzo dengan sangat dingin.
Langkah mereka berakhir di depan sebuah pintu kayu jati yang sangat besar dan memiliki ukiran bunga yang sangat rumit serta sangat indah. Saat pintu tersebut dibuka, Alana terkesiap melihat kemewahan kamar yang sangat luas dengan perabotan yang dilapisi oleh emas murni di setiap sudutnya.
Namun bagi Alana, kilauan emas itu tidak lebih dari sekadar rantai yang akan mengikat kakinya agar tidak bisa melarikan diri lagi menuju dunia luar. Dia berjalan menuju balkon dan menyadari bahwa jendela serta pintu kaca di sana telah dipasangi teralis besi yang sangat kuat dan tidak mungkin bisa ditembus.
"Kau bahkan memasang teralis di kamar ini seolah-olah aku adalah seorang penjahat yang sangat berbahaya?" seru Alana sambil memegangi jeruji besi tersebut.
Kenzo tidak mempedulikan teriakan Alana dan justru memerintahkan pelayan wanita paruh baya untuk mengawasi setiap pergerakan Alana selama dua puluh empat jam penuh. Dia ingin memastikan bahwa Alana mendapatkan perawatan terbaik sekaligus penjagaan paling ketat agar rencana besar yang dia miliki tidak mengalami kegagalan sedikit pun.
Kenzo melangkah keluar dari kamar itu dan menutup pintu dengan suara debuman yang sangat keras hingga membuat jantung Alana terasa seperti berhenti berdetak. Alana jatuh terduduk di atas ranjang sutra yang sangat empuk namun dia merasa hatinya jauh lebih keras dan lebih dingin daripada lantai marmer yang dia injak.
"Jangan pernah berpikir untuk melompat dari sana jika kau masih ingin bayi itu tetap hidup di dalam perutmu," suara Kenzo terdengar lagi dari balik pintu yang sudah terkunci rapat.
Alana hanya bisa memeluk perutnya yang masih rata sambil menahan isak tangis yang mulai meledak-ledak di dalam keheningan kamar yang sangat mewah itu. Dia menyadari bahwa setiap inci dari tempat ini adalah jebakan yang sengaja dibuat oleh Kenzo untuk menghancurkan kewarasannya secara perlahan-lahan.
Tiba-tiba, Alana mendengar suara langkah kaki seseorang yang sedang berjalan di lorong rahasia di balik dinding kamarnya yang berlapis kain beludru merah. Dia berdiri dengan waspada dan mendekatkan telinganya ke dinding tersebut karena merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya melalui lubang kecil yang tersembunyi.
"Siapa di sana? Keluar dan tunjukkan dirimu sekarang juga!" teriak Alana dengan keberanian yang dipaksakan.
Suara langkah kaki itu berhenti seketika dan digantikan oleh sebuah suara tawa kecil yang sangat halus namun terdengar sangat mengerikan bagi pendengaran Alana. Alana merasa ada sesuatu yang jauh lebih gelap sedang mengintai dirinya di dalam penjara emas ini selain sosok Kenzo Alfarezel yang sangat dominan.
Dia segera menarik kembali tangannya dari dinding beludru tersebut saat merasakan hawa dingin yang sangat aneh mulai menyelimuti seluruh ruangan kamarnya. Pikirannya mulai bertanya-tanya mengenai rahasia apa yang sebenarnya disimpan oleh keluarga Alfarezel di dalam mansion yang sangat luas dan penuh misteri ini.
Malam semakin larut namun Alana tidak bisa memejamkan matanya sama sekali karena merasa terus diawasi oleh sepasang mata yang tidak terlihat dari kegelapan. Dia berjalan perlahan menuju meja kecil di sudut kamar dan menemukan sebuah map cokelat yang berisi draf kontrak pernikahan tanpa cinta yang sudah disiapkan oleh Kenzo.
![Women Disguised As Men and Mixed Men’s Team [Quick Wear]](https://cn-e-pic-aliyun.mangatoon.mobi/internet-search/3325ba4f1c67b291872313e642d92433.webp)
