NovelToon NovelToon
ADOPSI YANG MENJADI OBSESI

ADOPSI YANG MENJADI OBSESI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:456
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ia ditemukan di tengah hujan, hampir mati, dan seharusnya hanya menjadi satu keputusan singkat dalam hidup seorang pria berkuasa.

Namun Wang Hao Yu tidak pernah benar-benar melepaskan Yun Qi.

Diadopsi secara diam-diam, dibesarkan dalam kemewahan yang dingin, Yun Qi tumbuh dengan satu keyakinan: pria itu hanyalah pelindungnya. Kakaknya. Penyelamatnya.
Sampai ia dewasa… dan tatapan itu berubah.

Kebebasan yang Yun Qi rasakan di dunia luar ternyata selalu berada dalam jangkauan pengawasan. Setiap langkahnya tercatat. Setiap pilihannya diamati. Dan ketika ia mulai jatuh cinta pada orang lain, sesuatu dalam diri Hao Yu perlahan retak.

Ini bukan kisah cinta yang bersih.
Ini tentang perlindungan yang terlalu dalam, perhatian yang berubah menjadi obsesi, dan perasaan terlarang yang tumbuh tanpa izin.

Karena bagi Hao Yu, Yun Qi bukan hanya masa lalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Malam itu, Yun Qi tidak langsung tidur. Ia berbaring menyamping, memeluk selimut sampai bahunya terangkat. Lampu tidur kecil di sudut kamar menyala redup, membuat bayangan benda-benda di kamar tampak panjang dan aneh. Setiap bayangan terasa seperti sesuatu yang mengintip.

Ia menutup mata. Lalu membukanya lagi. Dadanya terasa aneh bukan sakit, bukan takut. Lebih seperti… kosong yang diisi sedikit demi sedikit oleh sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan. tuan tahu aku ngapain. Kalimat itu berputar-putar di kepalanya. Bagaimana caranya tahu?

Ia mengingat tatapan Hao Yu tadi bukan tatapan orang dewasa yang sekadar memastikan anak aman. Ada sesuatu yang lebih dalam. Terlalu fokus. Terlalu tepat. Yun Qi menggigit bibirnya pelan. Ia tidak merasa terancam. Justru… merasa dijaga. Perasaan itu menenangkan, sekaligus membuatnya bingung.

Keesokan paginya, Hao Yu sudah pergi sebelum matahari sepenuhnya naik. Yun Qi tahu itu karena meja makan kembali sunyi. Tidak ada suara langkah berat, tidak ada bayangan tinggi yang lewat di lorong. Hanya aroma kopi pahit yang tertinggal di udara aroma yang tidak pernah diminum Yun Qi, tapi entah kenapa selalu ia kenali.

“tuan pergi lagi?” tanyanya pada Bu Lin sambil duduk. Bu Lin mengangguk. “Iya. Subuh tadi.”

“Oh…”

Nada itu tidak kecewa. Tidak juga sedih. Hanya datar seperti seseorang yang sudah belajar bahwa berharap terlalu banyak itu melelahkan. Tapi pagi itu berbeda. Saat Yun Qi berdiri terlalu lama di depan jendela, memandangi burung yang hinggap di pagar balkon, Bu Lin tiba-tiba berkata, “Jangan terlalu dekat jendelanya.” Yun Qi menoleh. “Kenapa?”

“Anginnya dingin.” Padahal jendela tertutup.

Siang hari, saat Yun Qi terbatuk kecil setelah minum air dingin, ponsel Bu Lin langsung berdering. Ia mengangkatnya sedikit menjauh, tapi Yun Qi tetap bisa mendengar nada hormat dalam suaranya. “Iya, Tuan Wang… tidak, tidak parah… saya mengerti.” Telepon ditutup. Bu Lin menoleh ke Yun Qi, tersenyum tipis. “Nanti sore dokter akan datang lagi.”

“Tapi aku nggak sakit…” Yun Qi bergumam. Bu Lin hanya mengelus kepalanya pelan. “Jaga-jaga.” Jaga-jaga. Kata itu mulai sering muncul. 

Sore itu, Yun Qi duduk di karpet ruang tamu, menggambar dengan krayon. Gambarnya sederhana dua orang berdiri di bawah payung besar. Yang satu tinggi, yang satu kecil. Ia mewarnai yang tinggi dengan hitam. Yang kecil dengan warna kuning cerah. “Apa ini?” tanya Bu Lin sambil mengantarkan buah. Yun Qi menatap gambarnya lama sebelum menjawab. “Aku… dan tuan.”

Bu Lin terdiam sesaat. “Kenapa tuan muda nya hitam?” Yun Qi mengangkat bahu kecilnya. “Soalnya… dia kayak malam. Tapi malam yang nggak hujan.” Jawaban itu tidak terdengar seperti anak kecil biasa. Terlalu sunyi. Terlalu tepat. Bu Lin tidak bertanya lagi. Gambar itu kemudian difoto oleh ponsel Bu Lin dan terkirim ke seseorang tanpa sepengetahuan Yun Qi.

Di kantor, Hao Yu menatap foto itu lama. Rapat sudah dimulai, suara orang-orang berdiskusi terdengar seperti dengung jauh di telinganya. Tablet di tangannya menampilkan gambar krayon kasar, tapi dadanya terasa… berat.

Dia menggambarkanku. Tangannya bergerak tanpa sadar, memperbesar gambar. Jari telunjuknya berhenti di figur kecil berwarna kuning. “Aman,” gumamnya. Seseorang memanggil namanya. Hao Yu mengangkat kepala, wajahnya kembali dingin seperti biasa. “Kita lanjut,” katanya singkat. Tak ada yang tahu bahwa pikirannya tertinggal di sebuah apartemen, pada seorang anak yang belajar merasa aman dengan cara yang tidak seharusnya.

Malam berikutnya, Hao Yu kembali larut. Kali ini, ia tidak masuk kamar Yun Qi. Ia berdiri di depan pintu, tangannya terangkat lalu berhenti di udara. Rahangnya mengeras. Akhirnya, ia menurunkan tangan itu, berbalik pergi.

Di dalam kamar, Yun Qi tidur meringkuk. Di sudut langit-langit, lampu indikator kecil berkedip pelan. Hao Yu jarang di rumah. Tapi setiap malam, sebelum tidur, ia membuka layar memastikan Yun Qi bernapas teratur, memastikan selimut menutup bahunya, memastikan dunia tidak mengambil apa pun lagi darinya. Dan tanpa ia sadari. Pengawasan itu tidak lagi sekadar tanggung jawab. Itu sudah berubah menjadi kebutuhan.

1
@fjr_nfs
tinggalkan like dan Komen kalian ☺❤️‍🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!