"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Penyakit Hana
Aldo ingin mengejar Kirana yang melaju meninggalkan anjungan mesin ATM di seberang jalan perempatan lalu-lintas. Namun sayang, lampu belum juga hijau di tempat mobil Aldo berada.
"Buruan hijau!" geram Aldo sampai memukul setir mobilnya sendiri guna melampiaskan kekesalannya.
Tring...
Lampu lalu-lintas pun akhirnya menyala hijau dan Aldo langsung menekan pedal gas mobilnya dalam-dalam guna mengejar motor yang dikendarai oleh Kirana.
Aldo sama sekali tak menyangka jika istri keduanya itu bisa membawa sepeda motor. Sebab, sejak dulu Kirana terbiasa mengemudikan mobil saja.
Aldo pernah membonceng Kirana naik motor sewaktu kehamilan palsunya belum terbongkar. Kirana mengaku tak pernah naik motor sebelumnya apalagi mengemudikannya.
Alhasil sepanjang jalan Kirana terus memegang erat tubuh Aldo di atas motor seakan takut terjatuh.
"Sejak kapan dia bisa naik motor?" batin Aldo heran.
Tentu saja faktor himpitan ekonomi dan kehidupan yang Kirana jalani setelah menjauh dari Aldo sekaligus ditempa kebangkrutan keluarganya, membuat putri sulung Gani Samudera itu harus putar otak menjadi wanita tangguh dan serba bisa di atas kakinya sendiri.
Mulai dari yang tak bisa naik motor, Kirana bisa mengemudikan motor. Dulu Kirana yang tak bisa ke dapur untuk memasak, apalagi melihat Hana dan Dokter Heni di masa lalu sangat jago memasak. Kini Kirana dipaksa kehidupan harus bisa memasak, terutama makanan yang sehat dan bergizi untuk Anin.
Semua fokus Kirana saat ini yang paling utama hanya untuk Anin. Ia memberikan porsi letak di paling belakang sendiri untuk dirinya.
Setiap hari Anin harus makan empat sehat lima sempurna. Sedangkan untuk diri Kirana sendiri, bisa makan nasi plus tempe atau tahu goreng sepotong itu sudah 'Alhamdulillah'.
Itulah bentuk kasih sayang seorang ibu seperti pepatah mengatakan :
"Kasih ibu sepanjang masa..."
Kasih sayang seorang ibu tidak terbatas dan abadi hingga akhir hayatnya.
Hidup tanpa AC sebagai pendingin di panasnya suhu Kota Surabaya. Hanya kipas angin sederhana kategori murah yang menghiasi kamar petak kontrakan mungil Kirana. Itu pun ia dapatkan secara gratis karena menang door prize kampung tempat tinggalnya.
Aldo tau jika perusahaan keluarga Kirana bangkrut. Namun, ia tak tau se_pedih apa kehidupan Kirana setelahnya hingga selama lima tahun terakhir ini.
Ciiiitt...
Aldo mengerem secara mendadak seketika mobilnya berhenti.
"Astaga dia belok ke mana?" gumam Aldo yang terkejut karena kehilangan jejak Kirana.
Pandangan Aldo segera melihat jalan di depan, lalu beralih di sebelah kanan maupun di kiri nya. Nihil.
Tak ada jejak motor Kirana sama sekali di sana. Kirana seakan lenyap menghilang ditelan bumi.
"Apa dia tinggal di lingkungan dekat sini?" gumam Aldo seraya bermonolog sendiri sembari melihat rumah-rumah yang berada di sekitar sana.
Lokasi tersebut masih berjarak cukup dekat dengan sekolah Kenzo. Namun, pikiran Aldo tidak menjurus jika Kirana datang ke sekolah Kenzo. Dikarenakan Aldo tak tau jika Kirana melahirkan anak kembar.
Bayangan masa lalu berbalut penyesalan kembali melintasi hati dan pikiran Aldo.
☘️☘️
Flashback on.
Setelah Kirana dinyatakan positif hamil, ia pulang ke rumah dengan naik taksi.
"Maaf, aku tak bisa antar kamu pulang. Aku harus jaga Hana dulu sampai dia siuman," ucap Aldo pada Kirana.
"Ya, aku mengerti,"
Hana tiba-tiba pingsan setelah penjelasan Aldo panjang lebar perihal terjadinya malam pertama antara Kirana dan suaminya saat mereka anniversary pernikahan yang ke-3 tahun.
"Aku menunggu surat cerai darimu, Al."
Aldo hanya diam dan tak menjawab apapun. Tatapannya dingin menusuk tertuju pada Kirana. Lalu, Kirana pun memutuskan pergi dari rumah sakit.
Tak berselang lama, Hana pun siuman. Ia terus menangis meraung-raung dan melampiaskan kekecewaannya pada Aldo.
"Aku kecewa sama kamu, Mas. Aku kecewa!!" bentak Hana di sela isak tangisnya. "Kamu sudah mendapat perawatan dari Dokter Hendrik tapi kenapa kamu melakukan hal itu sama Mbak Kirana?" desisnya.
"Maafkan aku, Han."
"Kalau Mas memang sangat ingin, minta sama aku. Aku istrimu Mas!"
"Han, aku gak mau kalau kamu sakit. Apalagi sampai membahayakan nyawamu,"
"Hiks...hiks...hiks..."
"Kenapa Tuhan enggak adil sama aku, Mas?" Hana terlihat frustasi.
"Jangan pernah menyalahkan Tuhan. Sabar, Han. Aku yakin suatu hari nanti kamu bisa sembuh,"
"Aku sudah cacat fisik. Kenapa Tuhan masih juga memberi ku penyakit sehingga aku terlihat wanita yang gak sempurna sebagai istrimu? Hiks...hiks...hiks..."
Aldo terus berusaha menenangkan Hana dan memberi semangat pada istri pertamanya itu.
Hana Andini divonis menderita penyakit kanker rahim stadium tiga.
Setelah melakukan hubungan badan saat malam pertama, di mana Hana mengeluh sakit. Keesokan harinya Aldo berniat membawa Hana periksa ke rumah sakit.
Awalnya, Hana tak ingin pergi ke dokter. Namun, sepanjang hari Hana terlihat pucat dan terus mengeluh sakit di perutnya bagian bawah. Aldo langsung memaksa Hana dan membawa istrinya itu ke rumah sakit.
Syok. Aldo terkejut mendengar vonis dokter atas penyakit Hana tersebut.
Dokter akhirnya menyarankan agar Aldo jangan melakukan hubungan in_tim suami-istri dengan Hana selama menjalani pengobatan.
Penundaan hubungan in_tim itu pun awalnya hanya enam bulan. Namun setelah itu, dokter memeriksa kondisi Hana yang ternyata masih tak stabil. Akhirnya, otomatis terjadi penambahan waktu dan harus melakukan pengobatan selanjutnya. Aldo pun puasa hubungan in_tim di atas ranjang cukup lama.
Pernah ketika mereka anniversary ke-2 tahun, Hana meminta pada Aldo untuk melakukannya. Hana tak masalah jika ia merasakan sakit demi ingin membahagiakan sang suami. Namun entah mengapa justru hassrrat dan gai_rah Aldo sama sekali tak ada.
Mereka berdua akhirnya tak melakukan hubungan in_tim tersebut hingga menjelang usia pernikahan mereka yang akan menginjak ke-3 tahun, Kirana hadir sebagai duri alias pela_k0r.
"Aku tetap enggak percaya kalau anak yang dikandung Mbak Kirana itu anakmu, Mas!" kekeh Hana.
"Maksudmu?"
"Dia udah pernah berbohong ketika awal masuk dalam rumah tangga kita dengan kehamilan palsunya. Bisa jadi benih yang dikandungnya saat ini juga bukan benihmu, tapi pria lain!"
"Jangan menuduh seperti itu, Han. Apalagi jika tidak ada bukti. Takutnya fitnah. Aku yang mengambil kesucian Kirana. Mana mungkin dia sampai melakukan hal sejauh itu. Berselingkuh di belakangku. Dia tau aku paling benci dengan perselingkuhan,"
"Buah jatuh pasti tak jauh dari pohonnya. Bapaknya saja d0yan selingkuh, apalagi anaknya!"
Deg...
Seketika pandangan Aldo mendongak dan menatap serius tajam ke arah Hana.
"Dari mana kamu tau soal masa lalu itu?"
Sepengetahuan Aldo, Hana tak tau perihal rahasia masa lalu yakni perselingkuhan yang terjadi antara Gani Samudera (ayah kandung Kirana) dengan Amanda Zianida (ibu kandung Aldo).
Tapi, kini Hana tau.
"Dari siapa ?" batinnya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Jangan tanya kapan mereka bertemu. Sabar ya.💋
astagfirullah, cmn bisa inhale exhale
Pen jambak Aldo boleh gak sih?? Tapi takut dimarahin pak Komandan...
Do, bnr² lu yee, suami gak bertanggung jawab!!! Pantes kmrn nangis sesunggukan, merasa berdosa yak... Tanggung Jawab!!! Kudu dibwt bahagia ntu si Kirana sama anak²nya sekarang!!!
lanjutkan.....
Hamil 1 ajah berat, apalagi ini hamil kembar dah gt gak ada support system... hebat kamu Kirana, mana cobaan datang bertubi² 👍👍👍 saLut
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo