NovelToon NovelToon
Bossku Ayah Anakku

Bossku Ayah Anakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Kehidupan di Kantor / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Dasha Graves, seorang ibu tunggal yang tinggal di Italia, berjuang membesarkan dua anak kembarnya, Leo dan Lea. Setelah hidup sederhana bekerja di kafe sahabatnya, Levi, Dasha memutuskan kembali ke Roma untuk mencari pekerjaan demi masa depan anak-anaknya. Tanpa disangka, ia diterima di perusahaan besar dan atasannya adalah Issa Sheffield, ayah biologis dari anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

Mall penuh sesak karena akhir pekan. Mereka akhirnya dapat parkir di lantai paling atas, lalu berjalan menuju pintu masuk.

Levi menggoda Sera lagi, sengaja merangkul Dasha seolah hendak menjauhkannya dari sahabat perempuannya itu.

Dasha sudah terbiasa dengan sikap Levi, jadi ia tidak mempermasalahkannya. Namun langkahnya terhenti ketika Sera tiba-tiba berlari kecil menghampiri mereka. “Dasha! Itu... si bos!” katanya dengan mata membulat.

Dasha menoleh ke arah yang ditunjuk Sera dan seketika matanya bertemu dengan pandangan dingin Issa.

Tatapan itu menusuk. Tanpa sepatah kata pun, Issa masuk ke lift dan pintu langsung tertutup.

Dasha merasakan detak jantungnya naik dua kali lipat. Tatapan itu... dingin dan penuh kemarahan.

“Kau baik-baik saja? Dia bosmu?” tanya Levi, membuatnya tersadar. Dasha hanya mengangguk.

Sera memegangi lengan Dasha, wajahnya pucat. “Aku lihat tatapannya, Sha. Aku takut... kalau sampai kita dipecat, bagaimana dengan anak-anakmu?”

Dasha tersenyum lemah. “Tenang saja, tidak akan terjadi.”

Padahal dalam hati, ia pun ragu. Tatapan Issa barusan begitu tajam, seperti ada badai di baliknya.

“Kenapa kalian bisa sampai dipecat?” tanya Levi penasaran.

“Karena sahabatmu yang satu ini, naik lift padahal ada Direktur Issa di dalamnya! Tidak boleh itu!”

“Wow. Kalau sampai kalian dipecat, aku yang tanggung. Asal kau mau kerja di kafe-ku saja, Dasha. Bos kalian itu lebay.”

“Dia tidak lebay,” seloroh Dasha tanpa sadar. Dua pasang mata langsung menatapnya. “Ah, maaf! Aku cuma melamun tadi,” kilahnya cepat.

Tapi jauh di lubuk hatinya, Dasha tahu, Issa tetaplah orang yang dulu pernah ia kenal.

**

Mereka akhirnya naik eskalator menuju lantai utama.

“Perutku sudah protes, Dasha” rengek Sera.

“Aku juga lapar,” sambung Dasha.

“Oke, oke. Makan dulu sebelum apapun,” kata Levi dengan tangan terangkat. “Mau makan di mana?”

“Aku mau sarapan di Spizzico!” ujar Sera mantap. Dasha tertawa dan ikut mengangguk.

Levi akhirnya menuruti dan memesankan makanan untuk mereka. Sera tak henti menggoda, menuntut Levi yang membayar karena “gara-gara dia” mereka tak sempat sarapan. Dasha hanya bisa menggeleng melihat dua sahabatnya itu.

Sementara Levi membayar di kasir, Dasha dan Sera duduk mencari meja kosong.

“Sha...” bisik Sera pelan.

“Hm?”

“S-si bos... dia di sana.”

Dasha mengikuti arah pandangan Sera, dan benar Issa duduk di meja tak jauh dari mereka, tangan terlipat, menatap lurus ke arahnya.

Dasha menarik napas panjang. “Tunggu sebentar, aku akan bicara dengannya.”

Sera hanya mengangguk, berbisik lirih, “Semoga beruntung.”

Dasha mendekat. “Ada yang duduk di sini, Bos?” tanyanya sopan. Issa menggeleng. Ia pun duduk di depannya.

“Bos, katanya kami tidak boleh naik lift bersamamu. Aku benar-benar tidak tahu, dan akulah yang menarik Sera masuk. Jadi kumohon, jangan salahkan dia. Beri kami kesempatan lagi. Kau juga dulu tidak seperti ini...”

Kalimat terakhirnya nyaris berbisik, tapi entah kenapa Issa tetap mendengarnya. Tatapannya makin tajam.

“Dicatat,” jawab Issa datar.

“Hanya itu?” tanya Dasha tak percaya.

“Kau ingin aku bilang apa lagi?”

“Dasar jutek! Terserah kamu. Aku sudah minta maaf. Kalau kamu mau marah, tunggu hari Senin saja. Aku tak mau akhir pekanku hancur.”

Dasha bangkit dan kembali ke mejanya.

“Jangan emosi, Sha,” bisik Levi sambil menahan tawa kecil. Dasha hanya mendengus dan pura-pura sibuk makan.

Sera, di sisi lain, sudah makan dengan cepat seperti pelarian dari stres. Dasha menepuk tangannya. “Pelan-pelan, itu semua buatmu kok. Jangan stres, kamu tidak salah.”

Sera tersenyum. “Sayang banget kamu, Sha!”

Dasha tertawa kecil dan mencoba menikmati makanannya, melupakan sejenak ketegangan yang mungkin menantinya di hari Senin.

Seperti biasa, Levi menggoda Sera sampai gadis itu berteriak berlebihan, membuat orang-orang menatap mereka.

“Bisa diam nggak sih, kalian berdua,” kata Dasha sambil menahan tawa.

**

Selesai makan, mereka pergi ke iBox untuk membeli iPad.

“Dash, ini nih! Murah tapi bagus, aku baca review-nya di internet,” kata Sera semangat.

“Benar, Signora. Dan karena sudah November, kami beri diskon 25% untuk Natal,” tambah pelayan toko. Dasha tak sadar sudah terbujuk. Sera pun yang membayar dulu.

“Nanti aku ganti setelah gajian,” ujar Dasha.

“Kenapa tidak aku saja yang traktir?” sela Levi, membuat Dasha menatap tajam.

“Cuma bercanda,” katanya cepat. Levi tahu Dasha benci bergantung pada orang lain.

“Sudah cukup belanja? Kita jalan-jalan saja yuk, mumpung di mall,” kata Sera.

Mereka pun berkeliling, melihat-lihat toko tanpa membeli apa pun.

Bagi Dasha, hari itu menyenangkan, setidaknya untuk beberapa jam, ia bisa tertawa tanpa beban.

Menjelang malam, mereka makan malam sebelum pulang.

“Terima kasih ya, kalian berdua,” kata Dasha tulus.

“Ah, aku juga senang. Sudah lama nggak jalan bareng begini,” sahut Sera.

“Senang bisa bikin kamu tertawa lagi,” tambah Levi. Dasha tersenyum.

**

Begitu sampai di rumah, penjaga gerbang membiarkan mobil Levi masuk.

Levi ikut masuk sebentar, sementara Dasha menyiapkan barang-barang untuk dikirim ke anak-anaknya.

Sera sedang mandi, jadi hanya mereka berdua di ruang tamu.

“Ini Ipad-nya. Tolong cium mereka dari Mima, ya,” ucap Dasha dengan suara bergetar. “A-aku... maaf...”

Levi langsung memeluknya erat.

“Shh... semua akan baik-baik saja. Kamu melakukan ini untuk mereka. Anak-anakmu pintar, Sha.”

Dasha menangis tersedu di bahunya. “Aku rindu mereka.”

“Tentu saja. Kau ibunya.”

Levi menepuk punggungnya lembut sampai ia tenang.

“Terima kasih,” bisik Dasha. Levi hanya mengangguk, menghapus air matanya.

Saat itu, pintu kamar mandi berbunyi, Sera mungkin baru selesai.

Dasha mengetuk pintunya, memberitahu bahwa ia akan mengantar Levi ke luar. Sera menjawab “oke” dari dalam.

“Jaga diri baik-baik ya,” kata Dasha saat Levi hendak masuk ke mobil.

Levi memberi hormat main-main lalu masuk dan menyalakan mesin. Dasha melambaikan tangan sampai mobilnya hilang dari pandangan.

Ia menelepon ibunya dan mendapat kabar bahwa Leo dan Lea sudah tertidur karena seharian bermain.

Dasha hanya meminta ibunya mencium mereka untuknya, sebelum menutup telepon dengan senyum sedih.

Saat ia membersihkan diri, pikirannya melayang pada pertemuan singkatnya dengan Issa di mall tadi. Tatapan itu... dingin tapi juga asing.

Ia mengetuk kamar Sera lagi, mengucapkan selamat malam, lalu masuk ke kamarnya sendiri.

Menatap langit-langit, Dasha hanya bisa bertanya-tanya, apa yang akan terjadi padaku hari Senin nanti?

Tanpa sadar, matanya terpejam dalam lelah dan kekhawatiran.

1
Lisa
Bahagia selalu y kalian ber'4 😊👍
Lisa
Yeayy..akhirnya Dasha & Issa bersatu lg nih 😊
Mike Shrye❀∂я
mampir akak
Lisa
Ternyata ortu Issa menerima Dasha & si kembar dgn tangan terbuka
Oma Gavin
knp ngga ditanyain kebenarannya issa tidur dgn sahabat dasha kalau itu benar berarti memang issa yg pecundang wajib ditinggalkan
Lisa: ya koq Dasha g tny y ttg cewe itu
total 1 replies
Rohana Omar
mima daddy dtg.....
Lisa
Cepat sembuh y Lea..
Lisa
Issa tidak tau ya klo Dasha itu wanita di masa lalunya
Lisa
Ceritanya bagus Kak 👍
Lisa
Aku mampir Kak
zhelfa_alfira
itu si kembar anak issa kan tapi kok dia ngak tau sih...gimana cerita nya ini apa ada cerita sebelum ini..atau emang belum ada cerita flashback nya bingung aku.🤔🤔🤔
zhelfa_alfira
belum terlalu paham alur nya tapi masih menikmati cerita nya
RaniBaca
kerenn
zhelfa_alfira
keren
zhelfa_alfira
semangat up
Oma Gavin
apakah issa juga sudah tau kalau dasha punya anak kembar hasil ngadon dulu
mbohkarmpu
Masih awal tapi udah dapet feel-nya banget 😍 suka sama cara nulisnya
Anisa Adzkiyah
ceritanya bener-bener bikin baper 😭❤️ karakter utamanya kuat tapi tetap punya sisi lembut yang bikin jatuh cinta.
Rafidahalmr
seru jugaa
Anonymous
🩷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!