Ardi, seorang ayah biasa dengan gaji pas-pasan, ditinggalkan istrinya yang tak tahan hidup sederhana.
Yang tersisa hanyalah dirinya dan putri kecil yang sangat ia cintai, Naya.
Saat semua orang memandang rendah dirinya, sebuah suara asing tiba-tiba bergema di kepalanya:
[Ding! Sistem God Chef berhasil diaktifkan!]
[Paket Pemula terbuka Resep tingkat dewa: Bihun Daging Sapi Goreng!]
Sejak hari itu, hidup Ardi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hamei7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih Baik Mati Daripada Berbagi Mie ini
“Bang, saya cuma telat bayar dikit, kenapa malah saya yang nggak kebagian?”
“Bos, bisa cepetan nggak? Laper banget nih!”
“Woi, jangan makan di depan gue dong, makin ngiler aja!”
…
Di kerumunan depan kios Ardi, seorang bapak paruh baya terlihat paling sengsara. Dia terlambat scan QR, jadi porsinya keburu habis diambil tiga orang lain.
Sekarang, ketiga orang itu sudah lahap makan mie goreng sapi panas-panas sambil ditemani es kacang hijau dingin. Kombinasi maut itu bikin bapak paruh baya ini makin tersiksa.
Aroma mie sapi yang wangi dan dagingnya masih mengepul, menusuk hidung.
Sementara di depannya, ketiga orang itu mulutnya penuh minyak, wajah sumringah, tiap suapan kayak masuk surga.
Bukankah ini terlalu menyiksa? Dia benar-benar ingin menggigit mie daging sapi goreng ini!
Melihat gerakan cepat Ardi, diperkirakan masih ada satu atau dua menit sebelum mie sapi goreng selesai.
Bapak itu sampai hampir gigit jari.
“Ya Allah, kok lama banget sih masaknya… rasanya tiap menit kayak sehari!” gumamnya dalam hati.
“Edan, enak banget!” salah satu pelanggan yang sudah makan sampai tepuk perut.
Salah seorang di antara mereka yang tengah asyik menikmati mie daging sapi goreng itu menyentuh perutnya yang bundar dan berkata.
“Kalau tahu ada mie sapi seenak ini, tadi nggak bakal buang duit buat makan seblak!”
“mienya gurih, daging sapinya mantap, terus ditutup sama es kacang hijau… beuh, kombinasi surga!”
Mendengar itu, bapak paruh baya yang masih nunggu langsung nyeletuk,
“Kalau kamu udah kenyang, kasih ke saya aja lah porsinya! Saya belum makan siang!”
Orang yang ditawari langsung peluk mangkuk erat-erat.
“Eh, jangan ngimpi, Pak! Lebih baik saya mati kenyang daripada bagi mie goreng sapi ini ke orang lain!”
Bapak itu cuma bisa melongo.
Ya Allah, mie goreng Ardi ini emang apa sih, kok bikin orang segila itu? saya ingin segera mencobanya!
Kenapa lambat sekali? Belum selesai juga?
Di bawah tatapan mata pria paruh baya yang sangat tidak sabar ini akhirnya, pesanan bapak itu matang juga.
Begitu Ardi ngangkat mie dari wajan dan menaruh di styrofoam, bapak itu langsung gercep nyambar, nggak peduli panas.
Slurp!
Lidahnya sempat kepanasan, tapi tekstur kwetiau yang lembut, kenyal, wangi daging sapi yang juicy, semua bikin dia mendesah puas.
“Ya ampun… ini… ini surgawi!” katanya sampai matanya berkaca-kaca.
Dari jauh, orang-orang yang baru keluar dari area parkir ikut menoleh.
Mereka heran lihat pemandangan sekumpulan orang berdiri di bawah terik matahari sambil lahap makan mie goreng dan menyeruput es kacang hijau.
Apalagi bapak paruh baya tadi, sampai-sampai matanya berair, tapi masih semangat makan mie kayak orang kelaparan.
“Eh, itu orang nangis sambil makan?!”
“Apa-apaan sih, enak banget sampe segitunya?”
Mereka jadi penasaran.
Belum sempat tanya, tiba-tiba aroma wangi luar biasa terbawa angin.
Campuran bawang putih tumis, kecap manis, daging sapi, dan… entah kenapa ada sensasi adem kayak daun mint bercampur kacang hijau.
“Astaga, baunya nyampe ke sini!” seru salah satu turis, padahal jaraknya masih 30 meter dari kios.
Seketika, rombongan itu jalan cepat ke arah sumber aroma.
Para pedagang lain yang jual sosis bakar,roti isi, tahu gejrot, sampai cilok langsung semangat teriak-teriak, berharap kebagian rezeki.
Tapi orang-orang itu cuek, lurus menuju kios Ardi.
“Bang, satu porsi mie sapi ya!”
“Eh, ada es kacang hijau juga? Tambah itu sekalian, panas banget nih!”
“Aku dua, mie sama esnya!”
“Woi, antri dong! Gue duluan yang scan!”
“Jangan asal nuduh, gue udah bayar barusan!”
Keributan kecil hampir terjadi kalau Ardi nggak segera menengahi.
“Tenang-tenang, semua dapat. Tapi harus antri ya, kalau nggak, saya stop jualan!” katanya tegas.
Anehnya, orang-orang langsung patuh. Barisan terbentuk rapi.
Sementara itu, para pedagang tetangga cuma bisa melongo.
“Edan, baru kali ini gue lihat… jualan mie sama es kacang hijau bisa serame ini!” gumam seorang paman penjual bakso bakar.
Padahal ini bukan kawasan kampus, bukan pula jam makan siang.
Tapi kios Ardi laris manis, bikin tetangga sesama pedagang cuma bisa gigit jari.
Seorang paman penjual roti isi yang tadi sempat nyinyir ke Ardi kini wajahnya merah padam.
“Dulu gue bilang, ‘Nak, jangan nekat jualan es kacang hijau, nggak laku!’ … Eh, sekarang malah kiosnya kayak pasar malam! Aduh, malu banget lagi!”
Semua orang akhirnya sadar, kombinasi mie goreng sapi panas plus es kacang hijau dingin racikan Ardi memang punya “kekuatan ajaib” tersendiri.
Dua bibi yang mendirikan kios juga punya ide yang sama ingin membeli juga.
Meski mie daging sapi buatan Ardi memang harum sekali, tapi air liurku tak henti-hentinya memenuhi tenggorokanku!
Tetapi mereka benar-benar tidak ingin membuang-buang uang saat mendirikan kios!
Tetapi melihat kios Ardi semakin populer, kios mereka bahkan tidak dilirik oleh orang-orang ini.
Ada yang salah, ada yang salah, ada yang sangat salah!
Tidak, saya akan mengambil risiko hari ini!
Saya harus mencoba masakannya, apa hebatnya mie daging sapi goreng dan es kacang hijau buatan pemuda ini!
Yang tadinya cuma mampir, jadi ketagihan.
Yang awalnya cuma niat beli es, malah pesen mie juga.
Dan yang awalnya cuma mau coba, pulangnya pasti balik lagi.
Kios kecil Ardi pun pelan-pelan berubah jadi pusat keramaian di jalan kuliner itu.
tapi untuk menu yang lain sejauh ini selalu sama kecuali MIE GORENG DAGING SAPInya yang sering berubah nama.
Itu saja dari saya thor sebagai pembaca ✌
Apakah memang dirubah?
Penggunaan kata-katanya bagus tidak terlalu formal mudah dipahami pembaca keren thor,
SEMAGAT TERUS BERKARYA.