NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 6

“Jadi, aku ini apa, Hans?” lanjut Arumi, suaranya lirih namun tegas. “Istri? Atau cuma pajangan di rumah biar kamu kelihatan utuh sebagai pria berkeluarga yang baik dan penyayang padahal di luar punya simpanan?”

Hansel masih tak menjawab. Kedua tangannya mengepal, matanya menatap lantai, seolah bisa menghindari kenyataan hanya dengan tidak menatap istrinya.

Tiba-tiba. Pintu kamar terbuka perlahan. Arumi dan Hansel sama-sama menoleh. Sosok Lisa berdiri di ambang pintu dengan ekspresi yang sulit dibaca, antara puas, mengejek, dan seolah sedang menyaksikan pertunjukan yang sudah lama ia tunggu.

Raut wajah Hansel langsung berubah tegang. “Mama…”

Lisa berjalan masuk, pelan namun pasti. Suara langkah sepatunya bergema di dalam keheningan kamar.

“Jadi… Mama nggak salah dengar,” katanya pelan, namun tajam seperti sembilu. “Kamu memang punya perempuan lain, Hansel?”

Hansel terdiam, menatap ibunya dengan campuran bingung dan waspada. “Ma, ini bukan urusan.”

“Bukan urusan Mama?!” Lisa menaikkan alis, lalu menoleh pada Arumi dengan senyum licik. “Lucu. Perempuan ini sudah bertahun-tahun bikin anak Mama menderita, dan sekarang, kamu akhirnya sadar juga, Hansel.”

Arumi memejamkan mata sejenak. Ia tahu Lisa akan memutar semuanya jadi kesalahannya. Tapi tetap saja, mendengarnya langsung, terasa seperti dibakar hidup-hidup.

“Mama senang kamu akhirnya buka mata, Nak.” Lisa mendekat, lalu menunjuk Arumi. “Lihat sendiri! Perempuan ini bahkan nggak bisa bikin kamu bahagia! Apalagi kasih cucu!”

“Mama cukup,” Hansel memperingatkan, tapi suaranya lemah, nyaris tak berarti.

Lisa mendengus. “Kenapa? Malu? Harusnya dari dulu kamu cari yang lain, Hans. Perempuan yang lebih berkualitas, yang bisa lahirin penerus keluarga ini. Bukan... ini.”

Arumi menatap Lisa dengan mata berkaca-kaca. “Apa Mama nggak punya hati?” ucapnya pelan. “Apa saya benar-benar seburuk itu di mata Mama?”

Lisa mendekat, menatap tajam. “Kamu lebih buruk dari yang Mama bayangkan.”

Kalimat itu menusuk. Tapi anehnya, Arumi tidak menangis. Air matanya sudah kering. Hatinya sudah terlalu penuh luka.

“Jadi sekarang Mama dukung perselingkuhan anak Mama?” tanya Arumi lirih.

Lisa menyeringai. “Kalau itu satu-satunya jalan biar dia bahagia? Iya. Mama dukung.”

Hansel hanya berdiri di sana, seolah membeku di antara dua perempuan yang sedang berperang, tapi ia tak mengangkat suara, tak membela siapa pun.

Arumi tertawa, pendek dan pahit. “Lucu. Aku tinggal di rumah ini bertahun-tahun, mengurus segalanya, mencoba bertahan meski selalu diperlakukan seperti sampah… dan sekarang malah didorong keluar karena aku nggak bisa punya anak?”

Lisa menjawab enteng, “Kalau kamu sadar dari dulu, kita semua nggak perlu buang waktu.”

“Sudah cukup,” ucap Hansel, suaranya berat, penuh tekanan.

Ia menatap ibunya dengan sorot lelah. “Ma, tolong… jangan memperkeruh keadaan. Mama keluar dulu, ya. Biar aku selesaikan masalah ini dengan Arumi.”

Nadanya datar, tapi jelas mengandung permintaan yang nyaris putus asa, antara menjaga agar situasi tidak semakin meledak, dan menyelamatkan sisa-sisa kendali yang masih ia punya.

Mau tak mau, Lisa pun keluar, dengan senyum yang mengambang di bibirnya, karena harapannya selama ini akhirnya menjadi kenyataan.

Mau tak mau, Lisa pun akhirnya melangkah keluar. Namun sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, senyum tipis muncul di wajahnya. Bukan simpati, melainkan kepuasan. Senyum yang menggambarkan betapa harapannya selama ini perlahan menjadi kenyataan, Arumi akan pergi dari hidup anaknya.

Begitu pintu tertutup, keheningan menyelimuti kamar itu. Sunyi yang mencekam, seolah menyerap semua suara dan rasa.

Dan saat itulah, pertahanan Arumi akhirnya runtuh.

Air mata yang sedari tadi ia tahan dengan sekuat tenaga, luruh tanpa bisa dibendung lagi. Mengalir pelan, lalu deras, membasahi pipinya yang pucat. Napasnya tersengal, tubuhnya bergetar.

"Rum.." Hansel mendekat, memeluk Arumi.

Arumi yang sudah tak memiliki tenaga untuk menolak Hansel kini hanya bisa pasrah di pelukan suami yang mengkhianatinya itu.

“Rum…” panggil Hansel lirih, melangkah pelan mendekatinya.

Ia merentangkan tangan, lalu memeluk Arumi, erat, seolah mencoba menahan sesuatu yang sudah rapuh dan nyaris hancur.

Dan Arumi... tak lagi punya tenaga untuk menolak.

Tubuhnya lemas, hatinya remuk. Ia hanya bisa diam, membeku dalam pelukan lelaki yang justru paling melukainya. Tidak ada kehangatan di sana, tidak ada rasa aman. Hanya kehampaan yang menggantung di antara dada, dan luka yang tak terucapkan.

Air matanya masih mengalir, membasahi bahu Hansel. Tangis yang tak bersuara, tapi getirnya terasa nyata. Di dalam pelukan itu, Arumi tidak menemukan kehangatan. Hanya dingin. Dan sunyi.

Lalu dengan suara lirih, namun penuh kepastian, Arumi akhirnya berkata,

“Rumah tangga ini… sudah nggak bisa dipertahankan lagi, Hans.”

Tangannya perlahan mendorong dada Hansel, melepas pelukannya. Gerakan itu pelan, tapi tegas, seperti seseorang yang akhirnya memutuskan berhenti menyiksa dirinya sendiri.

“Lebih baik…" ada jedah di ucapannya.

"kita cerai saja.” Lanjutnya lagi dengan suara lirih.

Hansel terpaku. Matanya menatap Arumi, seolah tak percaya kata-kata itu kembali keluar dari mulut istrinya.

“Rum… jangan seperti ini,” ucapnya pelan, nyaris seperti bisikan putus asa. Suaranya terdengar goyah, seperti seseorang yang baru menyadari bahwa ia sedang kehilangan sesuatu yang tak akan kembali.

Tapi Arumi tidak menoleh. Ia menghapus air matanya yang tersisa, lalu berkata dengan suara yang tenang namun tegas,

“Untuk sementara, aku akan tinggal di apartemen Hilda. Tolong kamu yang urus surat cerainya.”

Tanpa menunggu jawaban, ia berjalan ke lemari, menarik koper kecil dan mulai berkemas. Tangannya gemetar, tapi tetap bergerak. Setiap lipatan baju yang dimasukkan terasa seperti akhir dari bab yang panjang, dan menyakitkan.

Hansel hanya bisa berdiri di sana, menatap punggung istrinya. Tak tahu harus menahan, atau membiarkannya pergi.

Dan dalam hening yang menggantung di antara mereka, yang tersisa hanyalah kesadaran pahit, cinta saja tidak pernah cukup jika pengkhianatan sudah mengakar terlalu dalam.

******

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya. Dan, boleh juga kasi ulasannya ya. Biar author semangat up-nya, terima kasih sudah membaca.

1
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
Eris Fitriana
Aku mendukung keputusan mu Arumi... jadilah kuat... jangan lemah hanya karena seorang penghianat... Buktikan kamu perempuan yg berharga dan punya prinsip...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!