Setelah mati tertabrak truk, Li Fan bereinkarnasi menjadi seorang kultivator... yang paling tak berbakat. Tapi, ternyata ada sesuatu, sebuah System yang aneh.
"Ingin naik level? Jangan cuma duduk bersila! Pengaruhilah dunia!"
Dari menyebarkan resep tahu gejrot yang viral,menciptakan jasa kurir spiritual, hingga memulai perang informasi melawan sekte-sete tua, Li Fan melakukannya semua. Li Fan bukan pahlawan, dia hanya seorang survivor yang menggunakan pengetahuannya dari dunia modern untuk "menipu" System ini agar memberinya kekuatan.
Sementara para kultivator jagoan sibuk berebut pusaka warisan, Li Fan sibuk memonopoli pasar pil energi dan mendirikan sekte bawah tanah beranggotakan para "sampah" sepertinya. Mereka pikir kultivasi adalah tentang bakat dan warisan? Baginya, ini hanyalah masalah skala pengaruh dan manipulasi pasar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zruk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8: Titik Kritis
Enam ratus dua puluh poin.
Angka itu terpampang di benak Li Fan seperti sebuah mantra. Dia sudah di ambang pintu. Tiga ratus delapan puluh poin lagi, dan belenggu "Kayu Rendah" yang melekat padanya sejak lahir akan hancur.
Tapi 380 poin terakhir ini terasa seperti jurang yang tak tergapai. Jaringannya diam. Perhatian Elder yang samar-samar seperti pedang Damocles menggantung di atas kepalanya. Setiap langkah besar berisiko membangkitkan sang raksasa yang tertidur.
Dia butuh sebuah peristiwa. Sebuah katalis. Sesuatu yang bisa memberinya poin besar dalam sekali jalan, sekaligus begitu kacau sehingga sumbernya tidak bisa dilacak.
Kesempatan itu datang dari tempat yang paling tidak terduga: Perebutan Sumber Daya Tahunan.
Acara ini adalah tradisi sekte. Semua murid—dari yang terendah sampai calon-calon penerus inti—dilempar ke dalam "Hutan Uji" yang dipenuhi jebakan dan monster jinakan. Mereka harus berebut "Spirit Mark" yang tersembunyi. Peringkat menentukan alokasi sumber daya untuk bulan-bulan mendatang. Bagi para murid inti, ini adalah pertarungan prestise. Bagi yang seperti Li Fan, ini biasanya adalah pertaruhan nyawa untuk sekadar bertahan.
Biasanya, Li Fan akan menghindari acara seperti wabah. Tapi tahun ini, dia melihat sesuatu yang berbeda. Ini adalah kuali tekanan tinggi di mana semua ketegangan yang dia bantu ciptakan—persaingan sengit antara faksi Lu Feng dan Yue, kemarahan para murid tingkat rendah yang terpinggirkan—bisa meledak dengan kekuatan yang menghancurkan.
Dia tidak akan berpartisipasi. Itu bunuh diri.
Tapi dia bisamengarahkan ledakan itu.
Malam sebelum acara, dia mengadakan pertemuan rahasia terakhir dengan inti jaringannya: Hong, Da Zhi, dan saudara Er-Lang dan San-Lang.
"Besok, kalian tidak akan berburu Spirit Mark," perintah Li Fan, suaranya datar dan penuh wibawa yang membuat mereka semua terdiam. "Tugas kalian hanya satu: bertahan dan mengamati."
Dia membagikan beberapa "hadiah"—botol-botol kecil berisi bubuk gatal yang dia kumpulkan dari tanaman tertentu, petasan suara sederhana yang dia buat dari bahan dapur, dan yang paling berharga: salinan kasar peta Hutan Uji yang dia rekonstruksi dari ingatan dan desas-desus.
"Bubuk ini, lempar ke arah kelompok Lu Feng jika mereka mendekati kelompok Yue. Petasan ini, nyalakan di dekat mereka untuk membuat panik. Kalian tidak perlu bertarung. Ciptakan kebingungan. Lalu, catat semuanya: di mana mereka bertarung, siapa yang terluka, di mana mereka menyembunyikan Mark mereka."
Dia melihat kebingungan di mata mereka. "Untuk apa?" tanya Hong.
"Untuk informasi," jawab Li Fan. "Informasi adalah kekuatan. Setelah ini semua berakhir, siapa pun yang memiliki catatan terbaik tentang kelemahan lawannya... akan dihargai." Dia tidak menjelaskan lebih lanjut. Misteri adalah alat kontrol.
Keesokan harinya, ketika para murid berduyun-duyun masuk ke hutan, Li Fan mengambil posisi di sebuah tebing tinggi, tersembunyi di balik semak-semak. Dari sini, dia bisa melihat sebagian besar area ujian. Dia bukan peserta. Dia adalah arsitek pertempuran.
Awalnya, semuanya berjalan seperti biasa. Kelompok-kelompok besar bergerak, menyerang kelompok yang lebih kecil, merebut Mark. Tapi kemudian, rencananya mulai bekerja.
Sebuah ledakan kecil—mungkin petasan Er-Lang—menggema di dekat sekelompok murid Yue yang sedang menyergap sekelompok murid Lu Feng. Kebingungan yang diciptakan memberi waktu bagi kelompok Lu Feng untuk berkumpul kembali. Pertempuran menjadi lebih sengit.
Lalu, di area lain, sekelompok murid tingkat rendah yang putus asa—bukan dari jaringannya, tapi terinspirasi oleh semangat bertahan yang dia sebarkan—menggunakan trik kotor, menjebak jalur sekelompok murid inti dengan jaring dan lubang. Mereka tidak bisa menang, tapi mereka bisa memperlambat.
Hutan itu berubah dari arena uji yang tertib menjadi medan pertempuran gerilya yang kacau. Spirit Mark yang seharusnya menjadi fokus utama kini menjadi sekunder. Dendam pribadi, persaingan faksi, dan amarah yang tertahan selama berbulan-bulan menemukan jalan keluar.
Li Fan duduk di atas tebing, matanya tajam. Dia tidak peduli siapa yang menang atau kalah. Dia hanya peduli pada kekacauan yang dia lihat. Setiap pertempuran, setiap jebakan, setiap teriakan kemarahan adalah sebuah symphony yang indah baginya, sebuah symphony yang ditulisnya.
Layar sistemnya berkedip tanpa henti.
[Eskalasi Konflik Massal Terdeteksi. Dampak: Besar. Poin Pengaruh: +150]
[Merusak Integritas Acara Resmi Sekte. Dampak: Menengah. Poin Pengaruh: +80]
[Memicu Perilaku Tidak Terduga pada Peserta (Gerilya). Dampak: Kecil. Poin Pengaruh: +30]
Poin berjatuhan seperti hujan. Dia hampir tidak percaya. Dia hanya memberikan sedikit dorongan, dan sistem menghargainya seolah-olah dia yang memimpin pertempuran secara langsung.
Tiba-tiba, pandangannya tertarik pada sebuah pertempuran di bawah. Sebuah kelompok murid tingkat rendah yang terjepit, dipimpin oleh seorang murid yang dia kenal—seorang gadis pemalu bernama Xiao Mei yang selalu diintimidasi—tiba-tiba menggunakan formasi aneh. Mereka tidak menyerang, tapi berputar-putar, membingungkan lawan mereka yang lebih kuat sampai salah satu dari mereka bisa melarikan diri dengan Spirit Mark.
Itu... cerdik. Sangat cerdik. Dan tidak diajarkan di sekte.
Kecurigaannya terbangun. Apakah ada pemain lain di lapangan? Apakah ada orang lain yang memanipulasi dari belakang layar?
Sebelum dia bisa memikirkannya lebih lanjut, sebuah suara yang dingin terdengar di belakangnya.
"Pemandangan yang indah, bukan?"
Li Fan membeku. Perlahan, dia berbalik.
Lu Feng berdiri di sana, bajunya masih rapi, tapi matanya memancarkan amarah yang membara. Dia tidak berada di dalam hutan. Dia telah menemukan sang dalang.
"Aku tahu kau ada di balik semua ini," desis Lu Feng, langkahnya mendekat. "Awalnya aku mengira kau hanya sampah yang beruntung. Tapi ternyata kau seperti tikus yang membawa wabah. Menyebarkan kekacauan di mana-mana."
Li Fan berdiri, pikirannya berputar kencang. Tidak ada jalan untuk melarikan diri. Kekuatan Lu Feng bisa menghancurkannya dalam sekejap.
"Senior salah," kata Li Fan, berusaha menjaga suaranya tetap stabil. "Saya hanya menonton."
"Jangan membohongiku!" hardik Lu Feng, dan tekanan spiritualnya menekan Li Fan seperti dinding yang tak terlihat, memaksanya untuk berlutut. "Aku akan menghabismu di sini, dan tidak ada yang akan peduli pada sampah sepertimu!"
Saat itu, Li Fan melihatnya. Sebuah kilatan di kejauhan. Sebuah panah spiritual, menyala dengan energi hijau—warna faksi Senior Yue—terbang langsung ke arah mereka!
Lu Feng, dengan indranya yang tajam, berbalik dan dengan mudah menangkis panah itu. Tapi itu cukup untuk mengalihkan perhatiannya selama sedetik.
Itu adalah kesempatannya.
"SEKARANG!" teriak Li Fan sekuat tenaga, suaranya menggema di tebing.
Dari semak-semak di sekelilingnya, Hong, Da Zhi, Er-Lang, dan San-Lang melompat keluar. Mereka tidak menyerang—itu bunuh diri. Tapi mereka melemparkan segala yang mereka punya: bubuk gatal, petasan, bahkan kotoran hewan. Sebuah serangan yang kacau, memalukan, dan sama sekali tidak terduga.
Lu Feng, terkejut dan jijik, mengibaskan tangannya untuk membersihkan kekacauan itu. Wajahnya memerah karena kemarahan dan penghinaan.
Itu adalah waktu yang dibutuhkan Li Fan. Dia sudah melompat ke belakang, menjatuhkan dirinya dari tebing ke dalam sungai di bawah—sebuah jalan pelarian yang sudah dia identifikasi sebelumnya.
Dinginnya air menyergapnya, tapi dia tidak peduli. Dia berenang sekuat tenaga, menjauh.
Di atas tebing, dia bisa mendengar teriakan kemarahan Lu Feng yang meraung. Dia telah selamat. Dan dia telah membuat seorang murid inti dipermalukan di depan umum.
Saat dia merangkak ke tepi sungai, basah kuyup dan gemetaran, tetapi masih hidup, notifikasi terakhir muncul.
[Berhasil Memprovokasi Murid Inti Level Tinggi dan Melarikan Diri. Mempermalukan Musuh yang Lebih Kuat.]
[Dinilai: Dampak Besar pada Reputasi Individu dan Dinamika Kekuasaan.]
[Poin Pengaruh: +200]
[Total Poin Pengaruh: 1080]
[SYSTEM NOTIFICATION]
[SYARAT DIPENUHI.]
[AKAR SPIRITUAL KAYU RENDAH -> KAYU MENENGAH.]
[KONVERSI POIN DIMULAI...]
[1080 - 1000 \= 80 Poin Pengaruh tersisa.]
[Akar Spiritual Saat Ini: Kayu Menengah (80/10,000)]
Sensasi yang aneh menyergap tubuhnya. Bukan ledakan kekuatan, tapi sebuah kejernihan. Dunia di sekitarnya tiba-tiba terasa lebih tajam, lebih hidup. Dia bisa merasakan aliran energi spiritual di udara—halus, hampir tak terlihat, tapi ada. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, baik kehidupan ini maupun sebelumnya, dia benar-benar merasakannya.
Dia tidak lagi menjadi batu yang tak bisa diukir. Dia sekarang adalah sebatang kayu biasa, sederhana, tapi bisa tumbuh.
Dia berdiri, air menetes dari tubuhnya yang kurus, dan melihat ke arah sekte di kejauhan. Kekacauan di Hutan Uji masih berlangsung. Lu Feng pasti sedang mengamuk. Para Elder mungkin sedang menyelidiki.
Tapi Li Fan tersenyum. Sebuah senyuman dingin dan penuh kemenangan.
Dia telah melewati titik kritis. Perjalanan sebagai sampah telah berakhir.
Dia memandangi sekte itu untuk terakhir kalinya, lalu berbalik dan berjalan menuju hutan yang lebih gelap, menuju "Lembah Sunyi Terkutuk" yang dia tandai di pikirannya.
Dia butuh tempat untuk berlatih, untuk memahami kekuatan barunya, dan untuk merencanakan langkah selanjutnya. Sekte Awan Bergejolak telah menjadi tempat latihannya. Dunia di luar adalah panggung sebenarnya.
Perburuan baru telah dimulai. Dan kali ini, dia bukan lagi tikus yang lari. Dia adalah pemburu yang bersembunyi, dengan akar yang baru tumbuh dan sistem yang haus akan pengaruh yang lebih besar.
Kayu (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Silver (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Emas (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Berlian (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
setelah itu ada..
Estability (1,2,3,4,5)
untuk saat ini hanya ini saja yang kira kira penting, dimasa depan akan ku tambahkan lagi seiring berjalannya cerita. terimakasih.