NovelToon NovelToon
Dendam Membawa Bencana

Dendam Membawa Bencana

Status: tamat
Genre:Misteri / Desas-desus Villa / TKP / Tamat
Popularitas:970
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.

Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiara Ternyata Anak Bima

Bima tertegun. Gita menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan antara benci, marah, dan... kesedihan? Di balik tatapan itu, Bima juga menangkap bayangan ketakutan. Ketakutan bahwa kehadirannya akan merusak dunia yang telah dibangun Gita untuk Kirana. Dunia yang aman, stabil, dan bebas dari masa lalu kelam mereka.

"Ada yang harus kau tahu, Bima," ucap Gita dengan suara bergetar. Ia menarik napas dalam-dalam, seolah mengumpulkan kekuatan untuk mengucapkan kata-kata yang akan mengubah hidup mereka selamanya. Kata-kata yang selama ini dipendamnya rapat-rapat, terkunci dalam hatinya yang terluka, menjadi duri yang terus menusuk setiap kali ia mencoba melupakan masa lalu.

"Aku... aku tidak pernah memberitahumu tentang ini sebelumnya, karena aku tidak ingin kau terlibat. Aku ingin melindunginya dari masa lalu kita, dari keluargamu, dari semua kekacauan yang kau bawa. Tapi, sekarang... sekarang kau berhak tahu. Dan Kirana juga berhak tahu siapa ayah kandungnya, meskipun aku ragu kau pantas menyandang gelar itu."

Bima menatap Gita dengan bingung. Apa yang sebenarnya ingin ia katakan? Rahasia apa yang selama ini ia sembunyikan? Rahasia yang mampu mengguncang fondasi hidupnya, mengubah persepsinya tentang dirinya sendiri dan tentang masa depannya.

"Kita... kita punya anak, Bima," ucap Gita akhirnya. Kata-kata itu bagaikan petir yang menyambar di siang bolong, membelah langit dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bima merasa seluruh tubuhnya membeku, darahnya berhenti mengalir, dan jantungnya berhenti berdetak. Ia merasa seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan, mimpi yang selama ini berusaha ia hindari.

"Anak?" gumam Bima tak percaya. "Anak kita?" Ia mencoba mencerna kata-kata Gita, tetapi pikirannya terasa kosong. Ia tidak bisa membayangkan dirinya sebagai seorang ayah. Ia tidak pernah memimpikan memiliki keluarga. Ia selalu berpikir bahwa karier dan kekayaan adalah segalanya.

Gita mengangguk. Air mata mulai mengalir di pipinya, membasahi pipinya yang tirus dan membuat riasannya luntur. "Namanya Tiara. Ia... ia berusia sepuluh tahun sekarang. Ia tumbuh menjadi gadis yang cerdas, cantik, dan penuh kasih sayang. Ia adalah segalanya bagiku, satu-satunya alasan aku bertahan selama ini."

Bima tidak bisa berkata apa-apa. Ia merasa dunianya berputar, langit runtuh, dan bumi terbelah. Ia punya anak yang tidak pernah ia tahu. Ia punya seorang putri yang selama ini tumbuh tanpa dirinya. Ia merasa bersalah, menyesal, dan malu. Ia merasa seperti orang asing dalam hidupnya sendiri.

"Kenapa... kenapa kau tidak pernah memberitahuku?" tanya Bima dengan suara tercekat. Ia merasa dikhianati, ditipu, dan dipermainkan. Ia merasa kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ayah, untuk menyaksikan tumbuh kembang putrinya, untuk memberikan cinta dan dukungan.

"Karena aku membencimu, Bima," jawab Gita dengan jujur. Nada suaranya dingin dan tajam, menusuk jantung Bima seperti pisau yang baru diasah. "Aku tidak ingin kau memiliki apa pun dariku. Aku ingin kau menderita seperti aku menderita. Aku ingin kau merasakan sakitnya kehilangan, sakitnya penyesalan, sakitnya kesepian. Aku ingin kau tahu bagaimana rasanya hidup tanpa cinta."

"Tapi... Tiara berhak tahu siapa ayahnya," sahut Bima. Ia merasa Tiara telah dirampas haknya untuk mengenal ayahnya, untuk mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari ayahnya. Ia merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan ini, meskipun ia tahu itu tidak akan mudah.

"Ia tahu," jawab Gita. "Aku sudah menceritakan semuanya padanya. Tentang bagaimana kau meninggalkanku, tentang bagaimana keluargamu menghancurkan hidupku, tentang semua kebohongan dan pengkhianatan mu. Aku ingin ia tahu kebenaran, meskipun itu menyakitkan. Aku ingin ia tahu bahwa kau tidak pantas mendapatkan maafnya."

Bima merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ia membayangkan Tiara, putrinya, tumbuh dengan kebencian terhadap dirinya. Ia membayangkan betapa sakitnya ia mengetahui bahwa ayahnya adalah orang yang telah menyakiti ibunya, orang yang telah menghancurkan keluarganya, orang yang tidak pernah ada untuknya.

"Aku ingin bertemu dengannya," ucap Bima dengan nada memohon. Ia ingin meminta maaf kepada Tiara, menjelaskan semuanya, dan mencoba membangun hubungan dengannya. Ia ingin membuktikan bahwa ia bisa menjadi ayah yang baik, meskipun ia tahu itu akan membutuhkan waktu dan usaha yang besar.

Gita terdiam sejenak. Ia menimbang-nimbang permintaannya. Di satu sisi, ia ingin terus menjauhkan Bima dari Tiara, melindunginya dari pengaruh buruk Bima, dari masa lalu kelam mereka. Di sisi lain, ia merasa Kirana berhak mengenal ayahnya, meskipun ayahnya adalah orang yang paling ia benci. Ia juga ingin melihat bagaimana reaksi Tiara terhadap Bima, apakah ia akan menerima atau menolaknya.

"Baiklah," ucap Gita akhirnya. "Aku akan mempertemukan mu dengan Tiara. Tapi, ingat satu hal, Bima. Jangan pernah menyakitinya. Jangan pernah membuatnya kecewa. Jika kau menyakitinya, aku tidak akan pernah memaafkan mu. Aku akan memastikan kau menyesal seumur hidupmu. Aku akan menggunakan setiap kesempatan untuk membuat hidupmu sengsara."

Gita menatap Bima dengan tatapan penuh ancaman. Ia tidak main-main dengan kata-katanya. Ia siap melakukan apa saja untuk melindungi Tiara, bahkan jika itu berarti menghancurkan Bima.

Bima mengangguk. Ia mengerti. Ia siap menerima segala konsekuensi dari tindakannya di masa lalu. Ia siap menghadapi kemarahan Gita, kebencian Tiara, dan prasangka masyarakat. Ia siap berjuang untuk mendapatkan maaf mereka dan untuk membuktikan bahwa ia pantas menjadi seorang ayah.

"Terima kasih, Gita," ucap Bima dengan tulus. "Aku janji, aku tidak akan mengecewakanmu."

Gita mendengus sinis. Ia tidak percaya pada janji Bima. Ia tahu bahwa Bima adalah orang yang egois dan tidak bertanggung jawab. Tapi, ia bersedia memberikan kesempatan kepadanya, demi Tiara.

"Aku akan menjemputmu besok sore," ucap Gita. "Jangan terlambat. Dan jangan berharap terlalu banyak. Tiara mungkin tidak akan menyukaimu."

Gita berbalik dan pergi, meninggalkan Bima sendirian dengan pikirannya. Bima merasa gugup, takut, dan bersemangat. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi besok, tetapi ia siap menghadapinya. Ia siap bertemu dengan putrinya.

 

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
SitiGemini75
aku selalu update kok kak bahkan tidak cuma satu bab bahkan 4 bab
SitiGemini75
ya oke kak tunggu
Mari🧝‍♀️16
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
SitiGemini75: secepatnya kakak
total 1 replies
Donny Chandra
Bikin penasaran!
SitiGemini75: makasih ya kak
total 1 replies
StarJustStar
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
SitiGemini75: oke siap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!