NovelToon NovelToon
Ayudia Putri Dari Istriku

Ayudia Putri Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Haram Sang Istri / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.

Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.

Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.

"Sudah berapa bulan?"

"Tiga bulan."

Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.

"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."

"Tunggulah sampai anak itu lahir."

"Terima kasih, Kak."

Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.

Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 : Dot Pengganti

Dika segera mengompres bekas cubitan Intan yang masih lembam dengan penuh kelembutan.

Sejenak Ayudia tampak berjingkat, namun tak lama kemudian kembali tenang. Menikmati susu formula yang masih tersisa dengan mata yang mulai terpejam-pejam.

Mbok Sari ingin menggantikan Dika, menggendong Ayudia. Namun Dika tak mengizinkannya.

“Istirahat saja, Mbok.”

Mbok Sari tak tega. Ia ingin memastikan bahwa Dika bisa membuat Ayudia tenang dan tidur nyenyak.

Hatinya tenang manakala melihat Ayudia sudah tertidur nyenyak. Namun sayang, ketika akan diletakkan ke dalam box, dia kembali meringkik, seakan tak mau lepas dari tangan Dika.

“Malam ini biarlah Ayudia tidur denganku,” kata Dika kemudian.

“Baik, Den.”

Mbok segera menyiapkan beberapa lembar popok dan baju pengganti. Dia masukkan semuanya ke dalam box, tempat tidur Ayudia. Lalu, mendorongnya menuju kamar Dika.

“Mbok Sari tidur di kamar Ayudia saja menggantikan Intan,” ucapnya pelan agar tak mengganggu tidur putrinya.

“Baik, Den.”

“Tolong panggilkan Ali. Suruh secepatnya menemui ku.”

“Ya, Den.”

 Mbok Sari segera pergi berlalu meninggalkan Dika yang kini masih bingung dengan apa yang akan dilakukan. Setiap Ayudia akan diletakkan di box-nya, ia selalu meringkik.

Karena lelah, ia pun meletakkan tubuh Ayudia di kasurnya. Dengan begini ia dapat mengusap tubuhnya. Siapa tahu ia bisa tidur nyenyak.

“Jangan takut sayang, Papa akan menjagamu,” bisiknya lembut.

Tak terasa, ia pun terbawa suasana dan tertidur sambil memeluk Ayudia. Karena nyenyak nya sampai terlupa kalau beberapa saat lalu menyuruh Mbok Sari memanggil Ali.

Ia baru teringat saat suara tangisan lirih Ayudia membangunkannya. Dia segera memeriksa popoknya, ternyata masih kering,

“Kenapa Sayang?” ucapnya sambil menyentuh bibirnya dengan jari.

Tak sangka, jarinya pun dihisapnya. Mungkin Ayu menyangka jarinya adalah dot, tempat air minumnya. Tak apalah, asalkan Ayu tenang.

“Oooohh… maafkan Papa. Papa tak tahu kalau putri papa sedang lapar.”

Tak ingin membangunkan putrinya yang sedang menghisap jari-jarinya yang mungkin disangkanya dot, ia membawanya mencari mbok Sari yang ada di kamar sebelah.

Begitu membuka pintu, Ia tersentak saat melihat siapa yang kini duduk termangu di ujung tangga. Dia tak menyadari orang yang telah dipanggilnya, telah lama menunggu. Entah sudah berapa jam, sampai terkantuk-kantuk begitu. Kasihan….

“Astaghfirullah al adzim …” gumamnya pelan, menyadari akan kelalaiannya.

“Ali, kamu mau menunggu kan?” tanyanya pada orang yang tak mungkin memberikan jawaban. Lha, orang yang ditanya nyawanya sedang mengembara di alam mimpi,

Dika pun mengetuk pintu pelan-pelan, agar tak mengagetkan Ayu. Meskipun ragu apakah ketukannya akan membuat orang yang ada di dalam bisa bangun atau tidak.

Gedubraaaakkk….

Mbok Sari yang semalaman tak bisa tidur karena terus kepikiran Ayu dan baru bisa menikmati tidurnya tak kurang dari lima menit, sudah dikagetkan dengan suara ketukan pintu dan suara rengekan Ayu. Ia segera melompat dari tempat tidur.

Namun sayang, baru saja tubuhnya berbalik arah ternyata sudah keluar dari area tempat tidur. Membuat dirinya jatuh terjungkal di lantai yang keras.

Ups…. Kini dia hanya bisa mengusap-usap punggungnya yang sakit. Alamat boyoknya kumat deh.

“Mbok Sari, kamu tak apa-apa kan?” tanya Dika khawatir. Dia hanya bisa bersuara dari balik pintu, tanpa berani masuk. Dia khawatir kalau Mbok Sari keberatan karena keadaannya yang tak siap.

“Aku nggak apa-apa, Den. Den Dika masuk saja, pintunya tidak saya kunci kok,” kata Mbok Sari sambil merasakan bagaimana nikmatnya orang yang jatuh dari atas Kasur.

Dika segera masuk dan segera menyalakan lampu agar ruangan tampak terang.

“Mbok!” ucap Dika tertahan.

Dika tak menyangka kalau perbuatannya berakibat fatal bagi Mbok Sari. Ia merasa berdosa karena telah membangunkan orang tua di tengah malam.

“Maaf Mbok,” ucap Dika dengan rasa bersalah.

“Nggak apa-apa, Den. Mbok saja yang kurang hati-hati,” jawab Mbok Sari sambil berusaha bangkit meski dengan susah payah.

Dia ingin membantu, tapi jari tangannya masih menjadi pengganti dot untuk Ayu. Sehingga hanya bisa menunggu Mbok Sari bangkit sendiri.

Beruntung Ali datang. Ia yang terbangun akibat keributan yang terjadi tak jauh dari dirinya tertidur, bergegas menuju ke tempat kejadian.

Melihat Mbok Sari berusaha berdiri dengan susah payah, ia segera menolongnya. Dia menuntunnya ke sebuah kursi yang tak jauh dari tempatnya jatuh.

“Terima kasih, Ali,” ucap Mbok Sari. Kini Ia sedikit bisa bernafas lega.

“Ali, tolong siapkan susu untuk Ayu,” kata Mbok Sari kemudian. Ia tak mungkin bisa menyiapkan susu formula untuk Ayu dalam keadaan dirinya seperti ini.

“Ukurannya?” tanya Ali

“Ukurannya sesuai dengan yang tertulis di kotak. Dan jangan lupa masukkan dalam mesin penghangat,” jawab Mbok Sari.

“Baik, Mbok.”

Ali segera bangkit meninggalkan mereka menuju dapur guna menyiapkan apa yang diminta tuannya. Tak lama kemudian ia sudah kembali dengan satu botol susu formula. Ia pun memberikannya pada Dika.

Kini Dika bisa bernafas lega, karena jari-jarinya sudah bisa lepas dari mulut Ayu.

“Ali, untuk perawat yang akan membantu Mbok Sari merawat nanti aku yang akan melakukan wawancarainya lebih dulu. Semoga dengan cara ini, tidak akan terjadi kejadian seperti hari ini lagi,” kata Dika.

Kejadian Intan yang telah menyakiti putrinya dan hampir membahayakan nyawanya, membuat Dika lebih berhati-hati lagi dalam menjaga Ayu.

Kejadian ini meninggalkan trauma yang mendalam buat Dika. Dia kini lebih memperhatikan perkembangan Ayu dan selalu mengawasi orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Untuk menghindari dominasi dan niat yang kurang baik, ia memperkerjakan 3 orang perawat sekaligus. Mereka semua mengurus Ayu di bawah kendali Mbok Sari, orang yang selama ini ia percayai.

Semakin hari perkembangan Ayu luar biasa. Apalagi saat ia sudah bisa berjalan. Membuat pusing 3 perawatnya. Dia sering menghilang di tengah malam. Kemana perginya, kalau tidak pergi ke kamar Dika. Dia diam-diam tidur di samping papanya.

“Ayu…”

“Aku ingin tidur sama Papa.”

Dia pun membiarkannya. Toh, dia masih kecil, belum 6 tahun juga. Namun sedapat mungkin ia akan mengembalikannya ke kamarnya jika Ayu benar-benar telah terlelap, jika tak lupa atau capek. Tapi kalau dia sedang malas dan lelah, ia akan membiarkan sampai ia bangun dengan sendirinya di esok hari.

Namun ada satu hal yang membuat Dika selalu teringat dengan luka masa lalu. Setiap dia menatap bola mata Ayu, ia menjadi teringat bahwa Ayu bukan putrinya, tapi putri dari lelaki yang sudah membuat dirinya merasa sakit hati dan terhina.

Ingin sekali ia menelusuri cerita dibalik pengkhianatan yang pernah Lea lakukan, untuk sekedar mengetahui siapakah ayah Ayudia sebenarnya dan mengapa Lea lebih memilih dirinya untuk menjaga Ayudia dari pada orang yang sudah menanamkan benih dalam rahimnya.

Tapi untuk apa? Bukankah akan membuat dirinya makin terluka.Dan bukankah dia sudah kehilangan Lea, adik sekaligus kekasih yang ia sayangi. Apakah ia akan rela jika kehilangan Ayudia juga, gadis kecil yang selalu membuat dirinya tertawa.

1
Mike Shrye❀∂я
mampir akak.
mampir juga di karya aku ya🤭
partini
lanjut Thor,aku berharap perjodohan ayu ga ada Thor di ganti yg lain
partini
good story 👍👍👍👍
Hania
iya kakak.
cuman akan aku persingkat.

sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.

biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.
Hania: terima kasih kk🙏
total 3 replies
partini
Thor ini dari awal lagi yah,,kemarin kan ayu udah di jodohin biarpun sama ayah dika saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!