NovelToon NovelToon
Mencari Suami Untuk Mama

Mencari Suami Untuk Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alesha Aqira

Alia adalah gadis sederhana yang hidup bersama ibu kandungnya. Ia terjebak dalam kondisi putus asa saat ibunya jatuh koma dan membutuhkan operasi seharga 140 juta rupiah.

Di tengah keputusasaan itu, Mery, sang kakak tiri, menawarkan jalan keluar:

"Kalau kamu nggak ada uang buat operasi ibu, dia bakal mati di jalanan... Gantikan aku tidur dengan pria kaya itu. Aku kasih kamu 140 juta. Deal?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesha Aqira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 MSUM

"Maaf, maaf, Nona. Saya tidak sengaja," kata pelayan yang dengan sengaja menumpahkan minuman ke baju Alia.

"Baju Anda menjadi kotor, Nona. Biar saya antar untuk dibersihkan."

"Baik," jawab Alia, tanpa pelayan itu ketahui, ada sedikit senyuman tersungging di bibirnya—senyuman sinis.

Setelah memasuki toilet, Alia dengan sengaja meninggalkan tasnya di dekat wastafel. Tak lama setelah Alia masuk ke dalam bilik toilet, pelayan itu memasukkan sebuah gelang zamrud ke dalam tas kecil Alia.

Beberapa menit kemudian, setelah memastikan pelayan itu pergi, Alia langsung keluar dari bilik dan mendekati tasnya. Tatapannya tajam dan tenang saat melihat benda asing di dalamnya.

"Mery… kamu memang suka sekali permainan licik seperti ini," gumam Alia pelan sambil mengambil gelang itu. "Kalau begitu, biar aku perlihatkan bagaimana akhir dari permainanmu sendiri."

____ 

Alia keluar dari toilet dan kembali ke aula pesta dengan senyum percaya diri menghiasi wajahnya.

"Hai, Mery," sapa Alia ringan.

"Apa yang kamu lakukan?!" bentak Mery, matanya membelalak melihat noda di bajunya.

"Ups, aku nggak sengaja," jawab Alia dengan senyum tipis. "Aku ingin mengajakmu bersulang, tapi kamu malah membalikkan badanmu. Jadi tumpah deh minumannya," lanjutnya dengan wajah berpura-pura sedih.

"Kamu…!" Mery menggertakkan gigi.

Saat Mery sibuk membersihkan bajunya dan meletakkan tas di atas meja, tanpa disadari, Alia dengan tenang memasukkan gelang zamrud ke dalam tas Mery. Gerakannya cepat dan halus, nyaris tak terlihat siapa pun.

"Sini, biar aku bantu bersihkan," ujar Alia manis sambil mengambil serbet.

"Tidak perlu!" potong Mery dengan nada ketus, menepis tangan Alia.

Dalam hati, Alia tersenyum. Lihat saja, Mery. Kau mau beri pertunjukan untukku? Aku akan balas dengan pertunjukan yang jauh lebih menghibur.

____ 

"Periksa para tamu dan jangan biarkan mereka pergi dari pesta ini!" seru salah satu petugas keamanan dengan tegas.

"Ada apa ini?" sahut seorang pria di pesta, terlihat bingung.

"Kamu! Cepat keluarkan barangmu!" tuduh kate sambil menunjuk Alia dengan ekspresi penuh kemarahan.

"Barang apa?" jawab Alia dengan senyum tipis, tak menunjukkan rasa panik sedikit pun.

"Menurutmu? Kamu sudah mencuri barang tapi tidak mau mengaku, ya?" desak Kate.

Alia melangkah maju dengan wajah tenang. "Nona, sepertinya ada kesalahpahaman di sini," ujar Alia tenang.

"Kesalahpahaman?" Kate mendengus. "Saat aku naik ke atas, gelangku hilang! Aku sudah tanyakan ke pelayan, dan katanya hanya kamu dan pelayan itu yang berada di lantai atas. Gelangku tidak ditemukan di pelayan itu… jadi pasti kamu yang mencurinya!"

"Gelang?" sahut Mery dengan wajah pura-pura terkejut. "Nona Kate, gelang yang kamu maksud itu… gelang zamrud yang kamu pakai hari ini?"

"Iya," sahut Kate dengan wajah penuh amarah,

"gelang zamrud? Bukankah itu warisan dari keluarga Sanjaya?"

Para tamu mulai berbisik-bisik satu sama lain.

"Itu gelang warisan keluarga Sanjaya…"

"Beraninya mencuri gelang itu? Wanita ini pasti sudah bosan hidup…"

"Gelang itu sangat mahal… terbuat dari batu zamrud asli… mungkin dia jadi gelap mata…"

"Benar… gelang itu bisa membiayai hidup seseorang selama bertahun-tahun…" sahut tamu yang lain.

"Hei, Alia! Kalau kamu benar-benar mencuri gelang Nona Kate, cepat kembalikan!" ucap Mery dengan nada tinggi, memprovokasi dan menciptakan tekanan di tengah kerumunan.

"Gelang itu adalah warisan keluarga Sanjaya yang sangat berharga! Kalau kamu mengaku sekarang, mungkin Nona Kate akan memperlakukanmu dengan baik," ujar Mery dengan nada menyindir.

"Sudah aku bilang, aku tidak mencuri apa pun," jawab Alia dengan tenang, tetap mempertahankan senyumnya.

"Oke, kamu bilang kamu nggak mencurinya," sahut seorang wanita di pesta, "jadi biarkan Nona Kate memeriksa tasmu."

"Cepat buka tasmu!"

"Iya, cepat buka tasmu!"

"Nggak berani buka tas itu? Berarti kamu memang mencurinya!"

"Berikan tasmu!" Kate menarik tas Alia dengan paksa.

____ 

"Hei, Alia! Kalau kamu benar nggak mencuri gelang itu, biarkan Nona Kate membuka tasmu untuk diperiksa! Kalau kamu terus tutupi begitu, orang lain akan mengira kamu memang pencurinya!" sahut Mery dengan nada tajam, penuh tekanan.

"Benar yang dikatakan Nona Mery! Kalau kamu nggak mencurinya, biar aku yang periksa tasmu. Kalau kamu nggak mau, berarti memang kamu yang mencurinya!" seru Kate sambil menatap tajam Alia.

"Nona Kate, sudah kubilang, bukan aku yang mencurinya. Kalau kamu periksa sembarangan tasku, itu penghinaan bagiku. Kamu sudah mengganggu privasiku!" balas Alia, suaranya tetap dingin meski wajahnya mulai memerah karena kesal.

"Hei, Alia, Nona Kate cuma mau periksa tasmu, bukan hal yang serius," ujar Mery, berpura-pura menenangkan. "Kalau kamu terus berkilah, berarti memang ada yang salah denganmu."

"Aku ulangi sekali lagi, biar aku periksa tasmu," ucap Kate dengan nada marah.

"Nona, sudah kubilang aku tidak mencurinya!" tegas Alia.

"Kalian, pegang dia!" Kate menunjuk pengawal dengan wajah geram.

Pengawal segera menahan Alia di tempat.

"Apa yang kalian lakukan?! Lepaskan aku!" seru Alia marah.

"Kamu sudah mencuri barangku! Kamu memang sudah bosan hidup!" bentak Kate.

"Lihatlah, Alia," batin Mery sambil tersenyum penuh kemenangan. "Sudah kubiarkan kamu menghina sejak awal pertemuan. Kalau gelang itu benar ada di tasmu, semuanya akan terbukti. Lalu, kita lihat seberapa sombong kamu saat masuk penjara."

____ 

"Nona Kate, gelang nya tidak ada..." ucap salah satu pengawal setelah menggeledah tas Alia.

"Apa? Bagaimana mungkin? Sudah kamu cari dengan baik?" tanya Kate dengan nada tak percaya.

Kenapa gelang nya tidak ada di dalam tas Alia? gumam Mery dalam hati, wajahnya mulai tegang.

"Lepaskan aku!" seru Alia sambil menepis tangan pengawal. "Sudah kubilang aku tidak mencuri gelangmu Nona! Kamu dengan sembarangan mengacak-acak tasku Nona! Kamu sangat tidak sopan!"

Alia menatap tajam ke arah Kate. "Apa ini cara keluarga Sanjaya menyambut para tamunya?"

"Keluarga Sanjaya nggak butuh komentar dari mulutmu!" balas Kate ketus. "Mungkin saja kamu sembunyikan di tempat lain."

"Kamu mau apa?" tanya Alia dengan suara menahan amarah.

"Tentu saja," jawab Kate dengan licik. "Kalian berdua, cepat buka gaun wanita itu!"

"Nona Kate, Anda nggak perlu melakukan itu!" seru salah satu tamu yang mulai risih dengan perlakuannya.

"Lepas! Lepas! Lepaskan aku!" teriak Alia, mencoba melindungi dirinya.

"Berhenti!" terdengar suara berat yang menghentikan keributan itu.

Seorang pria tua dengan rambut perak berjalan mendekat. Ia adalah Pak Bram Sanjaya, pemilik pesta.

"Kakek! Dia itu sudah mencuri gelang zamrud kita tapi tidak mau mengaku!" seru Kate panik. "Sangat menjijikkan! Sekarang aku sedang memeriksa gaunnya untuk menemukan gelang itu!"

Pak Bram menatap cucunya tajam. "Kacau sekali."

"Kakek—"

"Kamu merusak pesta dan mempermalukan orang dengan kekuasaanmu!"

"Tapi... dia itu—"

"Masih saja mencari alasan!"

Pak Bram berbalik pada Alia. "Nak, kamu tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, Pak Bram," jawab Alia dengan hormat.

Salah satu tamu berbisik ke yang lain, "Pak Bram kenal sama dia? Siapa gadis ini sebenarnya?"

"Aku juga nggak tahu. Aku belum pernah lihat dia sebelumnya."

"Aku undang kamu ke pesta ini, tapi aku nggak sangka kamu dapat penghinaan sebesar ini. Masalah ini, cucuku yang bersalah. Aku minta maaf, Nak."

"Pak Bram, Pak Bram nggak perlu minta maaf," ucap Alia dengan tulus. "Gelang zamrud merupakan benda yang sangat berharga bagi keluarga Sanjaya. Aku paham kenapa Nona Kate sangat terburu-buru mencarinya."

"Tapi..."

"Tapi apa?" tanya Kate dengan curiga.

"Nona Kate, sabar dulu," ucap Alia, kali ini dengan nada serius. "Gelang itu hilang di aula ini, dan barusan kamu tutup pintu aula. Pasti ada di antara tamu ini yang mencurinya."

1
Evi Lusiana
giliran nengok muka ke duany mirip
Mericy Setyaningrum
Ya Allah ada nama aku hehe
Ermintrude
Gak bisa berhenti!
Mashiro Shiina
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
filzah
Sumpah baper! 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!