NovelToon NovelToon
Misteri 7 Sumur

Misteri 7 Sumur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Mata Batin / Hantu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Setelah mendapatkan air sumur pertama, kedua, ketiga, keempat , kelima, dan keenam, tinggal ketujuh....konon di sumur inilah telah banyak yang hanya tinggal nama.....mengerikan !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB IX JASAD TERBUJUR

    Sabdo masih belum bangun, namun sinar Matahari sudah masuk di antara cela-cela tembok rumah dari anyaman bambu. Tubuhnya kini tanpa ada noda sedikitpun. Sementara itu Permadi masih bersembunyi mengawasi gerak gerik Kundil yang lenyap dari pandangannya.

     Beberapa saat kemudian, Sabdo terbangun dan memandang tubuhnya tidak seperti semalam, perih, banyak goresan semak dan penuh noda. Ia memandang tubuhnya dan merasa heran, perbuatan siapa ini, banyak dedaunan yang menempel di tubuhnya, ia menoleh tanpa siapa-siapa, pikiran Sabdo menyangka kalau ini perbuatan Kundil, namun Kundil tidak ada di situ, jangan-jangan mencari sarapan di warung ujung jalan. Sambil memandang sekeliling, Sabdo akhirnya berdiri dan keluar dari bilik bambu itu. Ia menatap ke depan, dengan hamparan tanah lapang penuh rumput, banyak hewan ternak di sana dengan si gembala yanh asyik menikmati desiran angin, ia memandang ke sudut jalan, tapi semuanya tidak tampak Kundil.

     " Rupanya sudah bangun ki sanak," kata seseorang menyapa dari samping Sabdo, yang ternyata dia itu Permadi.

     " Ah...rupanya anda ki sanak, iya ini baru bangun, cuma tadi saya kaget ada baluran dedaunan di tubuh saya ini, dan anehnya semua rasa nyeri dan perih, hilang semuanya," jawab Sabdo sambil menjelaskan kondisi tubuhnya.

     " Saya tadi melihat teman ki sanak menuju semak-semak itu, kata Permadi membuat Sabdo kaget, soalnya di sana tempat bahaya buat siapa saja, banyak makhluk yang suka makan daging mayat.

      Akhirnya, Sabdo mengajak Permadi dan beberapa warga untuk menyusul Kundil. Berangkatlah mereka menuju semak-semak itu. Dalam perjalanan, Sabdo selalu berdiskusi agar jangan sampai ada hal-hal yang tidak diinginkan. Pengalaman semalam sungguh sangat mengerikan, setiap kelengahan akan dibalas dengan maut. Demikian pada diri Sabdo bila mengingat kejadian semalam. Dalam perjalanan itu, setiap orang diberi penjelasan yang lengkap agar jangan sampai jauh dari temannya.

    Akhirnya, rombongan Sabdo sampai juga di semak-semak itu, terdapat lorong menuju ke suatu tempat yang asing bagi orang. Jalan semakin meruncing, tiba-tiba....awan yang begitu terang kini berubah menjadi temaram, jalan makin sulit dilihat. Rombongan itu selalu waspada bila sesuatu yang mencurigakan. Sabdo selalu berpesan agar tetap dekat.

    Setelah memasuki semak-semak itu, rombongan Sabdo akhirnya sampai juga di tepi sungai, tampak sebujur tubuh terbaring di antara tumpukan kayu dan bara yang saat itu masih mengepulkan asap tipis, semua terperanjat atas kenyataan di depan mata, mereka sampai tak kuat menahan hatinya setelah melihat di depan mereka itu, sebujur mayat terpanggang. Mereka saling memandang.

    " Ini alam apa ki sanak, seperti alam dunia penuh ilmu sesat , pasti ini tempatnya Kala Srenggi, pemakan manusia," kata Permadi seraya menyuruh warga yang ikut untuk mengubur jenazah yang di panggang.

    "Apa itu Kala Srenggi ki sanak, apakah itu sejenis raksasa bertubuh kecil," tanya Sabdo.

     " Tepat, itu adalah Kala Srenggi, pemakan daging manusia, biasanya ia berkelompok hidupnya," jelas Permadi.

Dalam hati Sabdo berpikir bahwa semalam itu namanya Kala Srenggi, terus yang berjongkok itu siapa, ia jadi ingat akan sosok yang berjongkok itu tidak hanya 1 tapi bisa 2 atau 3, ia akhirnya mengajak yang lain untuk mencari Kundil.

" Semalam saya lihat ada sosok berjongkok, membawa parang yang panjang dan sepertinya itu pemimpin Kala Srenggi ki sanak," tutur Sabdo.

" Bukan, itu bukan pemimpin mereka, tapi ia selalu memberi makan sama Kala Srenggi, itu namanya Lembu Sura atau Ginggeng, jadi biasanya ia makan terus diteruskan oleh pasukan kecil itu," jelas Permadi.

Mereka terus menyelusuri tepian sungai, lalu begitu ada tikungan arus sungai, rombongan itu menemukan sosok Kundil, ia sedang duduk dengan menyilangkan tangan di dada.

" Rupanya ia sedang semedi ki sanak, sebaiknya kita tunggu saja di sini," usul Sabdo.

" Iya...kita tunggu di sini saja supaya tidak mengganggu semedinya," tambah Permadi.

Senja pun muncul menjelang malam, tampak sosok Kundil masih bersemedi, hingga tengah malam, angin begitu dingin menerpa, hingga suatu saat, dari balik bukit di depan sana, cahaya bulan menyinari suasana malam itu. Lalu dari pepohonan pisang tampak sosok putih melayang mendekati Kundil, ingin rasanya Sabdo ke sana, namun Permadi melarangnya, kawatir mengganggu semedi Kundil. Sosok putih itu menuju Kundil lalu tangannya mencekik, tapi sosok putih itu terpental hingga beberapa meter.

Setelah itu muncul sosok putih yang lain yang berjalan dengan menyusur tanah, sosok itu terus menyusur tanah, dan saat dekat dengan Kundil, sosok itu terpental juga hingga tubuhnya menabrak tembok. Kundil hanya diam tak bergeming. Beberapa saat setelah itu, terdengar bunyi kereta kuda, suaranya makin dekat makin jelas, namun kereta itu berada di atas sana dengan perasaan kaget, semua yang ada di situ semakin merasa kawatir. Semua diam dan hanya memperhatikan suasana di depan sana, tiba-tiba.....

Turunlah sinar hijau seperti tirai namun penuh dengan aroma yang wangi. Sinar itu terus ke bawah dan menuju ke posisi Kundil duduk, setelah dekat, sinar itu berubah menjadi seekor ular besar yang matanya merah, lidahnya menjulur ke depan menuju Kundil, lalu mulut ular itu terbuka dan munculla ribuan kelelawar keluar. Setelah itu tubuh Kundil mengigil seakan-akan kedinginan, dan....dalam sekejap mata, tubuh Kundil siap dimakan ular itu. Namun, ular itu kembali menarik kepalanya, lalu dengan gerakan cepat, ular itu meluncur menukik ke arah Kundil dan,.......duaaaaaar...sebuah ledakan terdengar, tubuh Kundil ditutupi asap hingga tak tampak.

Setelah beberapa lama, dengan samar-samar tubuh Kundil masih dengan posisi semedi, sementara itu, dari belakang rombongan Sabdo, tampak sosok putih dengan menyusur tanah mendekati mereka, makin dekat dan makin dekat lalu....sebuah colekan terasa pada salah seorang rombongan itu, ia menoleh dan sosok putih itu menyeringai tampak giginya runcing dan bertaring, matanya diselimuti oleh luka seperti bekas sayatan, pipinya tampak mengeluarkan belatung-belatung yang berjalan, bau sosok itu begitu amis dan busuk.

Salah satu dari rombongan itu akhirnya pingsan, lalu sosok itu kembali beringsut mendekati orang di depannya. Mereka duduk sambil mengamati Kundil, ia mendapat colekan dari belakang saat ia menoleh, sosok itu menyeringai kepada orang yang dicolek tadi, ia mau menjerit tapi tidak bisa, mau lari juga tidak bisa, ia hanya mencolek teman di depannya lalu pingsan. Orang yang dicolek itu lalu menoleh, namun ia berkata...

" Ah , kamu itu jangan takuti saya , paham ?!" katanya.

Orang didepan dia malah menoleh, dan saat itulah ia memberitahu ada sosok putih di belakang, semuanya menoleh dan karena kaget, mereka saling terjungkal, sementara Sabdo mengambil sebuah tombak, dan melemparkannya ke sosok itu, lalu ...." crash", kepala sosok itu putus, namun tubuhnya terus mendekat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!