NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:800
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Pagi datang. Sinar nya menembus masuk melalui kaca jendela. Melewati apa saja. Sampai pada mata Rafael.

Rafael berkedip. Sinar mentari itu membuatnya terbangun. Merasakan hangatnya pagi kala itu.

Lalu Rafael membuka matanya seutuhnya. Suara kicauan burung terdengar sangat indah. Menyambut paginya. Tidak ada suara riuh lagi.

Dan ini yang diinginkan Rafael. Sangat indah, suasana pagi yang di dambakan.

"Ha~m" Rafael mengangkat tangannya. Ia sedikit menguap. Walau terasa mengantuk, tapi ia tetap bertekad untuk bangun.

'Tuan Buku Sihir, kau sudah bangun? Master?' Rafael membatin. Ia memanggil Leon. Sembari membuka tirai jendela.

"Tentu saja" Leon menjawabnya. Dengan cepat ia merubah wujudnya menjadi wujud manusia-nya.

"Kau sudah siap?" Leon bertanya. Ia berniat mengawali hari Rafael dengan sebuah aba-aba.

'Tentu saja!' Batin Rafael. Ia mengambil Buku Sihir nya. Memakai jubah Novice-nya. Ia bersiap ingin pergi ke Gudang Buku.

Krieeett

Rafael membuka pintu. Dengan cepat ia pergi ke Gudang Buku yang kemarin.

"Lihat.. Semua anak anak begitu bersemangat" Kata Leon. Ia melihat anak anak Akademi yang sebaya dengan Rafael. Mereka campur, lelaki maupun perempuan. Semuanya tampak ceria.

'Hm..' Rafael cuek. Ia hanya melirik sedikit. Mengingat Risver dan teman-teman yang lainnya. Ia tidak begitu mudah untuk memaafkan tindakan mereka.

Terlihat hanya ada anak tingkat Novice di sekitaran Rafael. Itu karena anak tingkat yang lainnya sedang fokus belajar. Tingkat Novice belum mulai, mereka boleh bebas saat sebelum pelajaran dimulai.

Tak lama setelah nya mereka sampai. Rafael menaiki tangga Gudang Buku di depannya. Ia sudah tidak sabar ingin membaca Buku yang lainnya. Ia akan sangat banyak memakan waktu di Gudang ini.

Namun, tanpa Rafael dan Leon sadari, Risver mengikuti mereka dari belakang. Walau tidak masuk, tetapi ia melihat Rafael memasuki Gudang itu.

'Mengapa ia masuk kesana? Ia tidak takut dihukum?..' Batin Risver. Ia sedikit penasaran dengan Rafael. Makanya ia mengikuti nya diam diam.

Risver dan yang lainnya juga merasa iri saat dikatakan bahwa Rafael akan belajar pribadi bersama Riley.

Maka dari itu, Risver ingin melihat kehebatannya. Ia ingin melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, mata telanjang.

Tapi ia tahu, ia tidak dibolehkan masuk. Ia akan dapat masalah nanti kalau masuk mengikuti Rafael. Jadi, ia memutuskan menunggu di luar, berharap Rafael tidak terlalu lama di dalam.

Rafael masuk. Ia tidak sendirian. Ditandai adanya lampu yang telah menyala. Maka Leon dan Rafael dapat menebak, bahwa disini sudah ada Nel.

"Dia duluan rupanya ya.." Kata Leon. Ia melayang di samping Rafael. Mengikuti Rafael mencari Nel.

Dan benar saja, Nel duduk di bangku untuk membaca buku disana, ia membaca buku yang sama.

"Hai.." Ia menyapa Rafael. Lalu kembali membaca buku yang ada di hadapannya.

"Sejak kapan kau disini?" Rafael bertanya padanya. Ia juga duduk di samping Nel. Juga membawa buku yang kemarin. Ia berniat melanjutkan Sejarah itu.

Sangat menarik bagi Leon. Walau sebenarnya Rafael tidak terlalu tertarik, hanya saja Leon yang meminta nya untuk membaca buku itu lagi.

"Tidak lama, aku juga baru datang" Nel menjawabnya. Ia sangat fokus dalam membaca buku nya.

"Omong-omong.. Anak-anak yang lain tidak melihat-mu masuk kemari kan?.." Tanya Nel tiba-tiba. Ia menoleh ke Rafael. Menunggu jawaban darinya.

"Tentu saja tidak" Jawab Rafael tanpa pikir panjang. Ia tidak tahu bahwa Risver telah melihat nya.

"Baguslah kalau begitu" Kata Nel. Ia kembali membaca bukunya.

Mereka membaca buku di sana sekarang. Hanya ada mereka berdua disana. Ruangan yang begitu besar dan luas.

"Tadi, kata Alea kita harus membantunya" Kata Nel lagi. Membuat Rafael menoleh.

"Kapan?" Rafael balas bertanya. Dia berharap semoga tidak untuk hari ini.

"Tadi, sebelum aku kesini, katanya 30 menit lagi" Nel Menjawabnya. Walau begitu, pandangannya masih saja membaca buku dengan teliti.

"Apa?!" Leon kaget saat mendengar itu. Padahal mereka baru membaca sebentar. Tapi, kalau Alea mengakatan itu sebelum Nel kesini, itu artinya sudah cukup lama.

"Kalau begitu, kita sudahi dulu membacanya" Rafael menandai halaman terakhirnya. Ia tidak masalah.

Begitu juga dengan Nel. Menandai halaman terakhirnya.

"Ayo.." Ajak Nel. Mereka meletak buku mereka di meja itu saja. Lalu keluar. Diikuti Rafael.

Risver masih saja memantau mereka.

"..! " Risver kaget, ia melihat Rafael bersama anak perempuan. Ia tidak mengenali Nel.

Secepat mungkin ia kembali bersembunyi. Ia bersembunyi di balik semak semak.

"Siapa itu?" Gumam Risver. Ia bertanya pada dirinya sendiri.

Leon menyadarinya.

Ia mendengar suara yang begitu ia kenali. Leon tahu bahwa ada seseorang yang sedang membuntuti mereka.

Namun ia tidak memberi tahu sama sekali. Dan sebisa mungkin menjauhi omongan batin tentang itu. Ia tidak ingin Rafael mengetahuinya.

'Aku harus mengikuti mereka!' Risver membatin. Ia mengendap-endap mengikuti mereka dari belakang.

Ia tahu kerjaannya ini sangat membuang buang waktu. Tapi ia benar benar ingin melawan dan melihat cara bertarung Rafael lagi.

Ia belum kapok.

Sampai lah mereka di ruang guru. Disana hanya ada Alea seorang. Guru yang lainnya sedang mengajar.

"Rafael, kau dipanggil Riley" Kata Alea. Itu membuat Rafael bingung. Ada apa lagi ini? Perasaan ia tidak ada melakukan kesalahan?

"Oke.." Suaranya jelas di penuhi dengan tanda tanya. Ia tidak mau di ceramahi lagi oleh Riley.

"Dah, semoga beruntung..." Nel melambaikan tangannya. Ia harus membantu Alea terlebih dahulu.

Rafael hanya mengangkat tangan kanannya. Ia hanya membalasnya dengan itu. Ia ingin tahu mengapa ia dipanggil oleh Riley.

"Kira-kira ada apa ya?" Kata Leon. Ia juga penasaran mengapa Riley memanggilnya. Leon tahu, bahwa Rafael dipanggil bukan untuk dihukum atau semacamnya.

Leon mengira ada sesuatu yang ingin disampaikan Riley. Walau sebenarnya Riley sendiripun sedang sibuk.

Mereka berjalan menuju ruangan Riley. Ruangan Riley itu bukan di gedung yang sama, jadi mereka harus keluar dari gedung terlebih dahulu.

Dan itu memudahkan Risver untuk membuntuti mereka, dikarenakan tempat nya yang terbuka. Ia selalu menjaga step langkah kakinya.

Leon hanya tersenyum melihat itu. Ia sebisa mungkin tidak menunjukkan tindakan bahwa ia menyadari keberadaan Risver.

Sampailah mereka. Bangunannya hanya satu. Dan khusus untuk ruangan Kepala Sekolah.

Krieet

Melihat itu Risver menaikkan satu alisnya. Ia tidak habis pikir, Rafael memasuki ruang Kepala Sekolah?

Setelah menutup kembali pintunya, ia melihat sekumpulan kertas yang saling tumpuk-menumpuk di depan Riley. Sampai sampai itu melebihi kepala Riley.

Melihat itu saja sudah dapat dipastikan bahwa Riley sedang sangat sibuk. jadi, apa yang membuatnya memanggil Rafael? Kalau tahu dirinya sedang sibuk.

Pasti sangat penting.

"Kau sedang sibuk?" Rafael bertanya. Suaranya sopan dan sebaik mungkin menghindari keributan.

Ia menghampiri Riley.

"Tunggu sebentar ya.. Duduk saja di kursi itu" Riley menunjuk sebuah kursi. Lebih tepat nya sofa. Sofa yang sangat empuk.

Rafael mengangguk. Ia duduk di sofa yang dimaksud Riley.

"Sepertinya sangat sibuk ya" Leon juga ikutan duduk melayang disamping Rafael. Ia mengatakan itu lalu melipat tangan depan dada.

"Hah.." Riley menghela nafas. Tampaknya ia benar benar sangat lelah.

"Maaf membuat-mu menunggu.." Kata Riley. Meletakkan pulpen yang telah dipegangnya berjam-jam, bangkit dari duduknya, menuju pada Rafael.

"Tak apa.." Jawab Rafael. Ia menoleh ke Riley yang menuju nya.

"Sebenarnya.. Aku ingin mengatakan ini dari dulu.. Tapi, tidak ada waktu yang tepat.."

Riley mengatakannya. Ia duduk di sofa satu lagi. Mereka berhadap hadapan sekarang. Dan dalam posisi itu, entah mengapa Leon yang malah gugup.

Bagi Leon kalau dilihat dari sedekat ini, Riley sangat cantik.

"Ada apa?" Rafael bertanya. Ia bertanya. Melihat ekspresi Riley yang begitu, Rafael merasa sangat gugup. Ia tahu bahwa topik yang akan mereka bicarakan akan sangat meneganggan.

"Sebenarnya.. Saat ayah ku belum meninggal, ia yang ingin menyampaikan ini langsung padamu. Tapi setelah ia meninggal, bahkan Rikel tak ingin menyampaikannya padamu, padahal ayah sudah memesankan nya pada Rikel. Hanya aku yang bisa melakukannya sekarang"

Riley tidak ingin langsung bicara To The Point, ia ingin memperjelas dulu. Ia takut Rafael akan terkejut saat mendengar nya.

"Kau tahu sendiri kan, bahwa ayahku yang membawamu ke Akademi ini. Dan saat ia akan membawamu, sebelum itu ia menemui Geng Alvaro terlebih dahulu. Dan ia sama sekali tidak cerita padamu"

Kata Riley. Ia melanjutkan penjelasannya.

Rafael mendengarkannya dengan saksama. Ia sangat fokus, sampai sampai dahinya mengerut.

"Saat itu kata ayah, Geng Alvaro berkata bahwa kau tidak sendiri"

Tepat saat kalimat itu keluar. Rafael tersentak. Kedua alisnya menurun. Ia tergagap.

"A-ap-apa maksudnya itu?" Rafael jelas heran. Ia bahkan tidak menyadari nya sedari awal. Ia berharap, semoga bukan itu maksudnya. Semoga tidak seperti apa yang dipikirkan olehnya.

"Kau memiliki saudara" Lanjut Riley. Ia tidak ingin Rafael terkejut, tetapi bahkan kalimat yang satu itu telah membuat mata Rafael membulat.

Tagh!!

Hati Rafael seakan terkena sengatan listrik. Ia tersentak sedikit kebelakang.

Ia benar benar tidak menyangka akan hal itu. Saudara? Rafael memiliki saudara?

Owh.. betapa sedihnya ia, ia tidak pernah melihat saudaranya itu. Bahkan namanya saja ia tidak tahu. Ayah dan ibunya benar benar kejam. Mereka memisahkan mereka berdua.

"Adik mu. Ayah dan ibu mu hanya membawa adik mu saja, kau dibuang oleh mereka"

Owh..! Hati Rafael remuk. Ia tidak tahan menahan tangisannya. Itu benar benar tidak dapat dipercaya.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!