Transmigrasi Masuk Kedalam Novel Apocalypse

Setelah semua kristal transparan yang di ambil dari dalam kepala tikus mutan terkumpul, Dean memberikan semua nya kehadapan Tania.

" Semua telah di kumpulkan nona, lalu setelah ini apa yang harus di lakukan terhadap kristal kristal ini? " tanya Dean kepada Tania.

" Simpan saja dulu, nanti ketika waktu nya tiba akan aku beritahukan kegunaannya kepada kalian semua. " jawab Tania.

" Bakar semua bangkai tikus ini, " perintah Zion kepada semua anggotanya. " Untuk para korban lakukan seperti sebelum nya. " lanjut nya lagi.

" Siap komandan.. " jawab serentak para anggota tentara.

" Untuk yang masih selamat bisa kembali ke ruangan masing-masing, dan yang terluka bisa mengunjungi ruang perawatan. " ujar Zion lagi sebelum meninggalkan tempat pertarungan.

Sebelum Zion meninggalkan tempat pertarungan, Tania sudah terlebih dulu pergi dari sana. Bahkan gadis itu telah pergi sejak sesaat setelah berbicara dengan Dean soal kristal kristal yang di kumpulkan dari para tikus mutan.

Tania kembali ke dalam ruangan nya yang kini hanya tersisa dia seorang diri saja disana, karena rekan sekamar nya sudah menjadi korban dari serangan ular-ular dan terakhir dari serangan tikus mutan yang baru saja terjadi.

" Membaca dan mengalami nya langsung sangat berbeda, apakah aku akan bisa terus bertahan melewati semua nya nanti? " tanya Tania kepada dirinya sendiri.

Jujur saja dia merasa sangat takut, dia takut akan semua perubahan yang terjadi saat ini. Dia merasa belum siap dan juga merasa belum memiliki kekuatan untuk melalui semua ini. Bahkan tadinya dia masih memiliki sedikit harapan karena di percaya oleh Zion, namun sejak kejadian tadi harapan nya musnah.

Baru perihal tikus mutan saja Zion masih meragukan nya, apa lagi ketika para zombie mulai bermunculan karena kabut hitam yang akan datang sebentar lagi. Apa dia harus segera pergi saja dari sana?

Tania masih bingung dan juga ragu untuk mengambil keputusan, entah keputusan apa yang harus dia ambil.

Di saat Tania masih bingung dengan keputusan yang akan dia ambil, Zion malah uring-uringan karena memikirkan kalau saat ini gadis cantik itu masih marah kepadanya. Dia akui memang dia salah, dia salah karena meragukan perkataan gadis itu tadi ketika menginfokan perihal serangan tikus mutan. Sebenarnya dia bukan tak percaya, hanya saja dia merasa ragu karena dia juga sebenarnya merasa terkejut dengan informasi itu.

" Pasti Tania sangat marah kepadaku, bodohhhh kenapa juga aku harus berkata seperti itu tadi kepadanya? " kesal Zion kepada dirinya sendiri.

Dirinya merasakan sesuatu yang tidak nyaman ketika Tania mengacuhkan dirinya, bahkan seolah-olah keberadaan nya tak di anggap ada oleh gadis itu tadi.

Tania yang merasa lelah setelah menghabisi para tikus mutan, akhirnya tertidur dengan sangat lelap. Bukan hanya tubuhnya yang merasa lelah saat ini, namun otak nya juga sedang merasa lelah. Lelah memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini.

Tanpa Tania dan siapa pun sadari, kabut hitam yang harusnya masih sekitar semingguan lagi datang pun datang malam ini. Seperti nya itu merupakan efek kupu-kupu dari kedatangan Tania di dunia novel ini.

Perlahan hujan badai yang telah turun dalam waktu hampir sebulan ini akhirnya stop, membuat beberapa orang yang sedang berada di luar ruangan merasa senang bahkan para penyintas di zona aman berteriak kegirangan melihat hujan yang selama ini selalu mengguyur akhirnya berhenti. Bagi mereka dengan berhenti nya hujan ini berarti kehidupan normal akan kembali lagi seperti sebelum nya.

" Horeeee hujan nya berhentiiiii... " sorak pria 1.

" Akhirnya masa masa sulit akan segera berakhir... " ujar pria 2.

" Akhirnya bisa kembali pulang kerumah.. " sahut pria 3.

Di saat para penyintas merasa kegirangan, Zion yang mendapatkan laporan dari bawahan nya kalau hujan yang selama ini terus menerus turun akhirnya berhenti malah menjadi waspada. Dia kembali teringat dengan perkataan Tania kepadanya waktu itu.

Zion langsung mempertanyakan keberadaan Tania kepada bawahnya tersebut.

" Apakah kamu melihat di mana keberadaan nona Tania? " tanya nya.

" Tadi saya melihat nona Tania kembali ke ruangan nya komandan. " jawab bawahnya.

" Baiklah, kembali ke pos kamu lagi. Beritahukan kepada semua rekan-rekan mu untuk bersiaga malam ini dan jangan ada yang tertidur satu pun dari kalian, seperti nya akan ada sesuatu lagi yang akan terjadi lagi malam ini, " ujar Zion.

" Siap komandan. " tentara tersebut pun pergi dan langsung memberitahu kepada semua rekan nya.

Zion lalu beranjak meninggal kan ruangan nya dan berjalan menuju ruangan Tania, selain ingin meminta maaf dia juga ingin membicarakan soal hujan yang tiba-tiba berhenti ini.

Tok...

Tok...

Tok...

Zion mengetuk pintu ruangan Tania beberapa kali, namun tidak mendapatkan jawaban dari dalam.

" Apa mungkin dia tertidur? " tanya Zion. " Besok saja lah aku berbicara soal ini kepada nya. " akhirnya Zion pun pergi dari sana.

Tepat tengah malam kabut hitam turun menutupi semya tempat, bahkan langit terang bulan pun tertutup seluruh nya.

" Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba ada kabut hitam setebal ini? " seru para tentara yang sedang berjaga.

Sesuai perintah komandan nya tadi, tidak ada seorang pun tentara yang tidur malam itu. Berkat itu lah informasi perihal kabut hitam itu langsung sampai kepada Zion.

Kegaduhan pun mulai terjadi di zona aman itu sehingga membuat tidur Tania terusik dan mulai membuka matanya.

Telinga nya yang lebih sensitif sejak sering mengkonsumsi air spiritual yang ada di ruang angkasa milik nya, mendengar perihal kabut hitam yang dia takutkan sejak lama itu.

" Bagaimana mungkin kabut itu datang lebih cepat? Apa mungkin ini merupakan efek kupu-kupu karena kedatangan ku di dunia ini? Apa yang harus aku lakukan? " monolog Tania terlihat cemas.

Meskipun tubuh nya telah di tempa menjadi lebih kuat, namun tetap saja rasa takut itu ada. Kehidupan nya yang dulu sangat tenang, kini menjadi sebuah kehidupan yang penuh dengan pertaruhan nyawa. Salah sedikit nyawa hilang, apa lagi kalau sampai lemah hanya akan menjadi umpan kepada para makhluk makhluk itu nanti nya.

Di saat Tania masih berfikir perihal kabut itu, dari luar terdengar suara ketukan pintu.

Tok...

Tok...

Tok...

" Tania... " terdengar suara Zion memanggil nama nya.

Gadis itu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke arah pintu lalu membuka nya, ketika pintu telah terbuka dia melihat wajah tampan Zion yang terlihat cemas.

" Akhirnya kamu membuka pintu juga, " ujar Zion terlihat lega.

" Ada apa? " tanya Tania dingin, meskipun dia tahu kalau Zion menemui nya saat ini pasti karena kabut hitam ini.

" Bisakah kita berbicara sebentar? " tanya komandan tampan itu.

" Bicaralah, " jawab Tania masih dengan nada nya yang dingin.

" Sebelum nya aku ingin meminta maaf soal tikus mutan, dan sekarang aku ingin membawa mu melihat sesuatu. " ujar nya dengan cepat.

" Melihat apa? " tanya Tania masih berpura-pura tak tahu.

" Kabut hitam... Kabut yang waktu itu kamu katakan sudah mulai datang dan saat ini semua nya hampir tertutup oleh kabut itu. " baru saja Zion mengatakan hal sola kabut hitam, tiba-tiba kabut hitam telah masuk kedalam setiap sudut zona aman bahkan sampai ke tempat dimana Zion dan juga Tania berada.

" Cari semua orang, kumpulkan mereka didalam satu tempat lalu ikat semua nya tanpa terkecuali termasuk diri anda sendiri komandan. " ujar Tania terdengar cemas.

" Apa yang sebenarnya akan terjadi Tania? " tanya Zion.

" Tidak ada waktu untuk menjelaskan nya, sebaiknya secepat mungkin lakukan apa yang aku katakan. " sentak Tania yang mulai menarik tangan Zion mencari semua orang dan mulai mengumpulkan semua nya di dalam satu ruangan dengan keadaan terikat.

Tanpa Tania dan juga Zion ketahui kalau kabut hitam itu membuat semua orang tak sadarkan diri, dan saat ini hanya ada mereka berdua saja yang masih tersadarkan.

To be continued🔥🔥🔥