NovelToon NovelToon
Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Tentara / Penyesalan Suami
Popularitas:30.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Bismillah karya baru,

Sudah tiga tahun Elyana menikah dengan Excel Damara, seorang Perwira menengah Angkatan Darat berpangkat Kapten, karena perjodohan.

Pernikahan itu dikaruniai seorang putri cantik yang kini berusia 2,5 tahun. Elyana merasa bahagia dengan pernikahan itu, meskipun sikap Kapten Excel begitu dingin. Namun, rasa cinta mengalahkan segalanya, sehingga Elyana tidak sadar bahwa yang dicintai Kapten Excel bukanlah dirinya.

Apakah Elyana akan bertahan dengan pernikahan ini atas nama cinta, sementara Excel mencintai perempuan lain?

Yuk kepoin kisahnya di sini, dalam judul "Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten"

WA 089520229628
FB Nasir Tupar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 Pelarian Elyana Dan Pertemuan Dengan Pria Asing

     "Elyana, kamu tidak bisa membawa anakku. Kalau kamu pergi, maka aku tidak akan biarkan Nada bersamamu. Aku akan merebutnya darimu," dengus Excel marah. Dia sangat geram dengan Elyana yang nekad pergi dan membawa Nada.

     "Elyana benar-benar nekad, dia rela terluka hanya untuk pergi dariku. Dia benar-benar sudah tidak ingin berada di sampingku lagi. Apakah dia sudah tidak mencintaiku lagi?" Excel termenung, ternyata Elyana secepat itu mengubur cinta terhadap dirinya.

     "Tidak mungkin, Elyana pasti masih sangat mencintaiku. Lalu, ke mana dia sekarang pergi? Apakah ke rumah mertuaku. Ya ampun, kenapa harus menjadi rumit seperti ini?" Excel terlihat sangat kebingungan, dia tidak bisa berpikir jernih lagi bagaimana bisa membuat Elyana kembali di sampingnya.

***

     Di tempat lain, grab yang Elyana tumpangi, sebentar lagi tiba di sebuah terminal bis. Dia akan menaiki bis menuju kampung halamannya, dari terminal itu.

     Elyana mendekap erat sang putri tercinta, setelah tadi ia melepaskannya sejenak untuk melucuti plester yang dipakainya untuk merekatkan cairan merah yang dibungkus plastik elastis, lalu ditempel di lehernya.

     "Untung saja tadi sebelum aku pergi, aku sudah melapisi leherku dengan plester, yang di dalamnya ada cairan merah yang dibungkus plastik elastis," bisiknya dalam hati.

     Elyana benar-benar sudah menyusun rapi pelariannya sedemikian rupa. Untung saja Elyana menggunakan hijab, sehingga mampu menutupi keberadaan cairan merah yang diduga Mang Udin darah itu, dari penglihatan Mang Udin.

     Sepuluh menit kemudian, grab itu tiba di terminal. Elyana segera menuruni grab setelah ia membayar ongkosnya.

     Dengan perasaan was-was, Elyana menuju kursi tunggu di bis itu untuk menunggu bis yang akan menuju ke kampung halamannya. Tiket bus itu tidak perlu dibeli di loket, karena keberadaan kampung halamannya masih di dalam provinsi yang sama.

     Elyana menunggu dengan was-was. Dia takut keberadaannya diketahui orang-orangnya Excel. Excel pasti saat ini sudah mengutus anak buahnya untuk mencari dirinya. Dugaannya, Excel pasti curiga kalau dirinya akan pulang kampung.

     "Mama, es klimmm," rengek Nada. Elyana tersentak mendengar Nada merengek. Padahal saat ini mereka sedang di terminal, sementara bis yang ditunggunya masih belum datang. Entah berapa biji bis tujuan ke kampung halamannya diberangkatkan, apakah masih sesiang ini sudah tidak ada pemberangkatan.

     "Mamaaaa, Nda pengen papaaa," rengek Nada, kini rengekannya justru meminta papanya. Elyana semakin bingung. Elyana bangkit, lalu menatap warung si sekeliling, sayangnya warung di dalam terminal, tidak ada yang menjual es krim. Ada pun swalayan berlogo huruf Y, tapi harus nyebrang terlebih dahulu, karena berada di sebrang terminal.

     "Pak, maaf, biasanya bis ke kampung Sumuhun Dawu berapa lama lagi akan tiba?" tanya Elyana pada salah seorang pegawai Dishub yang memungut karcis keluar masuk kendaraan.

     Pegawai Dishub itu melihat jam, lalu menoleh ke arah Elyana. "Sekitar lima belas menit lagi, biasanya Mbak," jawab pegawai Dishub itu sembari kembali sibuk dengan pekerjaannya.

     "Terimakasih banyak Pak," ucap Elyana sembari berterimakasih, dan segera berlalu untuk menyebrang menuju swalayan Y.

     "Sabar, ya, Sayang," bujuk Elyana pada Nada yang sudah mulai berontak dan memanggil papanya. Elyana melihat kiri dan kanan, lalu segera menyebrang setelah kiri dan kanannya aman.

     "Kita sudah sampai, ayo kita masuk, Nada bisa membeli es krim kesukaan Nada di dalam." Elyana kembali membujuk Nada sembari menunduk melihat wajah sang putri yang tertutup kain carik, lalu kini dibukanya.

     "Brughhhh."

     Tidak diduga, tubuh Elyana menabrak seseorang di depannya. Elyana cukup tersentak, apalagi Nada tiba-tiba menjerit.

     "Mamaaa," jeritnya. Sontak Elyana merasa shock, takut terjadi apa-apa dengan Nada.

     "Aduh, maaf, Mas," ucap Elyana saat orang yang ditabraknya yang ternyata seorang pria membalikkan badan ke arahnya.

     Pria itu mengangkat tangan kanannya, sebagai isyarat kalau dia tidak apa-apa.

     Elyana sekilas melihat wajah pria itu, matanya sembab seperti sudah menangis. Tapi, Elyana heran, bisa-bisanya ada seorang pria menangis. Seorang pria tidak akan menangis, kecuali mengalami hal berat. Pikir Elyana.

     "Sebentar, aku masih dalam perjalanan. Aku sedang mampir si sebuah toko bunga. Aku membeli bunga dulu. Sampai jumpa," tutupnya. Terdengar jelas oleh Elyana pembicaraan pria itu. Kemudian pria itu menggunakan kaca matanya yang tadi terletak di kepalanya, sepertinya untuk menutupi matanya yang sembab, lalu menghampiri toko bunga yang bersebelahan tepat di samping swalayan.

     Jantung Elyana berdebar kencang, saat menyadari bahwa pria itu perawakannya persis seorang abdi negara. Kepalanya plontos dan rapi, badannya tinggi tegap. Hanya tubuhnya saja dibalut jaket berwarna navy.

     "Apakah dia seorang tentara? Jangan-jangan dia suruhan Mas Excel? Tapi, belum tentu perawakan seperti ini selalu abdi negara." Elyana buru-buru menyangkalnya. Ia segera memburu pintu swalayan lalu memasukinya.

     Di dalam swalayan, Elyana membeli beberapa minuman untuk bekal di jalan serta camilan untuk ganjal perut selama di jalan.

     "Mamaa, mau itu," tunjuk Nada memilih makanan yang dia mau. Elyana membeli makanan yang diminta Nada. Setelah cukup, Elyana menyudahi belanjanya. Elyana juga sekalian membeli buah untuk oleh-oleh kedua orang tua juga Elida adik semata wayangnya. Ternyata es krim, mampu membuat Nada melupakan sejenak papanya.

     Setelah membayar, Elyana segera keluar swalayan. Baru saja keluar dari swalayan itu, pria yang tak sengaja ditabraknya tadi, baru saja selesai membeli karangan bunga yang membentuk lingkaran.

    Elyana buru-buru melangkah untuk menyebrang jalan.

     "Mbak," tahan lelaki itu. Elyana berdebar, dia takut pria itu mengenalinya.

     "Ini, sepatu anaknya terjatuh," ujar pria yang ingin segera Elyana hindari itu saking takutnya. Elyana membalikkan badan pelan, benar saja pria itu sedang memegangi sepatu Nada.

     "Oh, iya. Itu, sepatu anak saya. Terimakasih banyak, Mas," balas Elyana seraya meraih sepatu Nada dari tangan kanan pria itu.

     Elyana segera membalikkan badan. "Tunggu, sepertinya kita pernah bertemu. Kalau tidak salah sebulan yang lalu," ujarnya lagi menahan langkah Elyana. Elyana tidak menoleh, langkahnya tertahan.

     "Sepertinya tidak, Mas. Maaf, saya buru-buru," ucap Elyana.

     "Tidak. Saya masih ingat, saat bertemu kamu, saya melihat kamu menggendong anak juga. Dan saya masih ingat dengan wajah kamu. Memangnya kamu mau ke mana Mbak, seperti ketakutan? Perasaan kita bertemu tidak sengaja dua kali, tapi sikap Mbak seperti ketakutan. Sebenarnya Mbak mau ke mana?" tanya pria berkaca mata itu penasaran.

     "Oh, maaf, saya tidak ingat. Saya mau ke Sumuhun Dawuh. Kalau begitu, saya permisi." Elyana buru-buru melangkah meninggalkan pria itu.

     "Mbak, tunggu. Mbak mau ke Sumuhun Dawuh?" Sia-sia, karena Elyana sudah berjalan dan menyebrang.

     "Kenapa perempuan muda itu, seperti ketakutan saja? Padahal kalau memang dia ke Sumuhun Dawuh, aku bisa saja mengantarnya kalau dia ingin bareng," gumamnya.

     Pria itu segera memasuki mobilnya yang diparkir di depan swalayan. Sebelum menyalakan mesin mobil, sejenak ia termenung. Kesedihannya kembali mendera, lalu ia menatap karangan bunga. Tiba-tiba air matanya menetes tidak tertahan.

1
Sri Widiyarti
thor buat elyana bahagia dan buat Excel menyesal telah menyakiti elyana 🙏🙏🙏
Ma Em
Semoga pria yg tertabrak oleh Elyana itu adalah pria penolong untuk Elyana dan bebas dari kejaran Excel.
Eva Wahyuni
semoga laki² ini bisa membantu elyana dalam pelarian nya, dan menjadi orang yang bisa melindungi elyana dan nada nanti nya
Dian Isnawati
lanjut
Angie Evanz
ku hanya bisa berharap elyana bertemu dgn org yg benar² mcintainya,mghargainya & menjaganya tanpa syarat..😥 sgt sulit bila rumah tangga terlalu toxic..
mama
alhamdulillah.. akhirnya km berhasil kabur El..
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Ma Em
Thor jgn sampai Elyana kembali kerumah yg ditinggali Excel , semoga orang tua Elyana percaya pada Elyana dan di sembunyikan jgn sampai bertemu lagi dan lebih baik bercerai saja dgn Excel kasihan Elyana.
Mundri Astuti
semoga ortunya elyana percaya dengan apa yg elyana ceritakan, dan membantu buat pisah, sembunyiin sampe perceraiannya selesai
Rini qi
Pulang ke ortu pilihan yang tempat, semoga keluarganya bisa melindungi
Rini qi
orang tua Excel seperti nya bukan lebih percaya sama excel tp pura2 karena gak mu kehilangan elyana
Ma Em
Thor kasihan Elyana punya suami tapi TDK bisa membahagiakan biarkan Elyana pergi yg jauh agar Excel tdk bisa menemukannya,biarkan Elyana bebas dari suaminya yg egois sok berkuasa sombong aku saja sebel banget sama Excel.
Nadine Zahra
apakah bi oncoh g punya hati nurani ya
Mundri Astuti
ni mah emak sama bapaknya Exel ngga mahamin si elyana, coba kalo anak perempuannya digituin, percuma aja El ngomong sama mertuamu, mendingan etgi jauhhh
nur wahyuni
bagus
Nasir: Terimakasih Kak....
total 1 replies
Ma Em
Berjuanglah Elyana demi keadilan untuk dirimu sendiri jgn ragu untuk mengatakan yg sejujurnya pada pak Erik dan Bu Gina jgn sampai nanti Excel menyiksa Elyana lagi .
Dewi Oktavia
astaghfirullah, istri sah seperti simpanan,di daerah Jawa Barat banyak aparat yang punya simpanan, untung saya tak menikah dengan aparat 🤣😂gaji sedikit tapi nafsu y AKEH😂🤣😵‍💫.
Dewi Sari
thorrr semangat yaa.....bikin Excel ga bs apa2 dong dn ketahuan semua nya bahwa dah nikah siri iihh greget dehh lope lope buat mu thor
Nasir: Hehe... mksh byk ya... 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
mama
percm ngadul el..mertua mu dua2 ny oon. lbih percaya sama ank ny. klu ada kesempatan perg lah jauh agar excell gk bisa nemuin km
Angie Evanz
ternyata kepolosan dari gadis desa dimanfaatkan oleh excel..memandang rendah kpd elyana yg notabene nya org kampung dianggap tidak berpendidikan.eh,baru kapten,bukan komandan..segitunya bangga dri ..
Nasir: Iya betul.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!