Pembantu Cantik Kesayangan Tuan Presdir

"Tuan jangan bercanda, ini tidaklah lucu!" Kayra malah berkata seperti itu, ia tak percaya dengan perkataan suaminya.

Kenzo hanya bisa menghela napasnya, ia sendiri belum sepenuhnya yakin jika dirinya saat ini telah jatuh hati padanya.

"Yasudah, sekarang kamu makan yang banyak biar kamu dan juga anak kita sehat, aku tidak mau melihatmu kurus, kau lihat saja dirimu sekarang ini, sudah seperti tengkorak hidup!" Kenzo sampai tertawa menggelitik saat mengatakan hal demikian.

Tapi tidak dengan Kayra, ia terlihat kesal bahkan sampai memajukan bibirnya.

Selesai makan siang bersama, Kenzo dan Kayra memutuskan untuk duduk santai di Balkon, tadinya Kayra ingin merapihkan bekas piring yang berantakan di atas meja makan setelah mereka selesai makan siang bersama, namun Kenzo melarangnya, ia tak mau melihat Kayra mengerjakan apapun di Apartemen, karena sudah ada ART yang akan membersihkannya.

Kayra berdiri mematung sambil menikmati gedung pencakar langit, beruntungnya siang ini cuaca kota Jakarta mendung dan sepertinya akan turun hujan.

Tiba-tiba saja Kenzo berada tepat dibelakangnya dan kedua tangannya ia lingkarkan di atas pinggangnya yang ramping, Kenzo memeluk Kayra dari arah belakang. Dagunya ia sandarkan di atas tulang selangka. Kali ini Kayra tak berontak samasekali, ia seolah membiarkan suaminya melakukan hal itu padanya.

"Kayra, jika seandainya Mommy dan Daddy ku tahu soal pernikahan kita, dan mereka menentang keras hubungan kita ini, apakah kau akan tetap selalu berada di sisiku, atau malah sebaliknya?" tanyanya dengan pandangan lurus ke depan namun entah kenapa dadanya terasa sesak saat menanyakan pertanyaan seperti itu.

Deg!

Kali ini Kayra tak bisa menjawab pertanyaan yang menurutnya sangat sulit.

"Maaf Tuan, tapi saya tidak bisa menjawabnya, intinya Saya dan Tuan memanglah sangat berbeda, dari status sosial saja bisa terlihat jelas jika saya dan Tuan bagaikan langit dan bumi!" jawabnya tanpa ada keraguan.

Lagi-lagi Kenzo menghela napasnya, tapi ia malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Tapi jujur saja, aku tak mau kehilangan kamu, bukan berarti aku mengatakan hal seperti ini karena kau telah hamil darah dagingku, tapi aku sudah merasa nyaman berada di dekatmu!" Kenzo sampai memejamkan kedua matanya, ia tulus mengatakan semuanya dari lubuk hatinya yang paling dalam, namun sayangnya Kayra tak berani menjawab apapun, rasanya semua ini masih seperti mimpi untuknya.

Tak lama bel pintu berbunyi, Kayra dan Kenzo tampak terkejut, kira-kira siapa yang datang?

Kenzo memerintahkan Kayra untuk tetap stay dan tidak pergi kemana-mana, sementara itu Kenzo bergegas pergi menuju pintu ruang tamu.

Saat pintu di buka, Kenzo sampai terkejut tak percaya karena seseorang yang telah datang ke apartemen adalah adiknya sendiri.

"Nathan, untuk apa kau kesini?" Kenzo sampai menatap sinis sang Adik.

Begitupun dengan Nathan, dari raut wajahnya sudah terlihat masam.

"Boleh aku masuk kak, ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu?" Nathan menatap dingin Kenzo.

Sedangkan Kenzo, ia malah berupaya mengusir Nathan agar segera pergi dari Apartemennya.

"Sebaiknya kau segera pulang ke Mansion, nanti saja kalau kau ingin bertanya padaku saat aku sudah ada di sana!" Kenzo mulai menutup perlahan pintu Apartemennya.

Namun sayangnya Nathan tetap bersikukuh dan ia menanyakan sesuatu lagi padanya.

"Dimana Kayra, aku ingin bertemu dengan-nya!" kali ini Nathan telah membuat Kenzo semakin jengkel padanya.

"Untuk apa kau menanyakan Kayra hah? Dia sedang bersih-bersih di dalam!" jawabnya secara tegas.

" Yasudah, aku ingin bertemu dengannya, ini masalah kuliahnya, dan aku harus segera menyampaikan ini padanya!"

Pada akhirnya Kenzo membiarkan Nathan untuk masuk ke dalam Apartemen dan memintanya untuk menunggu di ruang tamu.

Kenzo bergegas menemui Kayra di Balkon lantai dua. Disana ia melihat Kayra masih berdiri mematung menikmati pemandangan kota Jakarta.

"Kayra, ikut denganku!" ajaknya sambil meraih pergelangan tangannya.

"Ikut kemana Tuan?" tanyanya bingung.

"Di ruang tamu ada Nathan mencari mu, katanya ia ingin membahas masalah di kampus, sebaiknya kau segera temui dia dan kalau bisa jangan terlalu lama dan banyak bicara dengannya, ngerti kamu? " perintahnya secara tegas.

Kayra pun mengangguk patuh atas perintah dari suaminya. Dan ia bergegas menuju lantai dasar untuk menemui Nathan.

Setibanya di lantai dasar, ia melihat Nathan duduk si kursi sofa sambil menghadap ke arahnya.

"Ada perlu apa kau mencari ku?" Kayra bersikap ketus padanya, ia tak peduli jika Nathan adalah anak majikannya sekaligus adik dari suaminya, karena selama ini sikap Nathan saat dikampus benar-benar membuat Kayra jengkel.

kemudian tanpa banyak bicara, Nathan memberikan sebuah amplop kepadanya

"Tadi aku mendapatkan ini dari Pak Yoga, kebetulan aku ketua BEM di kampus dan saat pihak kampus menghubungi nomer ponsel milikmu, malah tak ada satupun yang aktif, oleh sebab itu beliau memerintahkan aku untuk mencari informasi tentangmu agar secepatnya menyerahkan amplop ini padamu! " jawabnya tanpa berani menatap.

Kayra baru teringat semenjak kejadian malam naas itu, ia mengganti nomer ponselnya agar tak bisa di hubungi oleh pihak dari klub, ia sudah tidak ingin berurusan dengan tempat ia bekerja dulu.

Kemudian Kayra meraih amplop tersebut dari tangannya Nathan, namun sayangnya Nathan malah memasukan kembali amplop tersebut kedalam saku celananya.

"Loh, kenapa kau tak mau memberikan amplop itu padaku, Nathan? Ayo cepat berikan!" Kayra sampai dibuat kesal atas kelakuan Nathan yanh selalu seperti ini.

Kedua tangannya sampai ia kepal dengan giginya yang mengatup rapat.

"Eits, tidak semudah itu kau mendapatkan amplop ini Kayra!" Nathan tersenyum licik ke arahnya.

" Maksudmu? "

"Harus ada imbalannya lah?" jawabnya begitu enteng.

Kayra semakin erat mengepalkan tangannya, ingin sekali rasanya ia memukul tampangnya yang sangat memuakkan.

Sementara itu, ternyata Kenzo diam-diam mengintip Kayra dan juga Nathan dari balik tembok, ia pun tampak kesal atas sikap Nathan terhadap Kayra.

'kenapa Nathan bersikap seperti itu terhadap Kayra? Apakah mungkin Nathan menyukai Kayra? Haish.... Ini tidak mungkin, aku terlalu jauh berpikir! ' sangkalnya dalam hati.

Kemudian Kenzo kembali memperhatikan Kayra dan Nathan, ia begitu penasaran dengan percakapan mereka berdua, sedari awal Kenzo mulai merasa ada yang aneh dengan sikap Nathan terhadap Kayra, apalagi mereka berdua ternyata teman satu kampus.

"Imbalan apa yang kau inginkan hah? Kau selalu saja menyebalkan seperti ini, Nathan!" protesnya sampai melipat kedua tangannya di atas dada.

Perlahan Nathan mulai mendekat ke arah Kayra yang jaraknya beberapa langkah dengannya, Kenzo yang memperhatikan mereka berdua sedari tadi tiba-tiba saja darahnya mendidih, ingin sekali rasanya ia menghempaskan tubuh adiknya dan menyeretnya keluar dari Apartemennya, namun semua itu ia coba untuk menahannya.

kemudian Nathan mengangkat jari telunjuknya dan menunjukan ke arah pipinya.

Kayra sampai mengernyitkan kening, ia belum faham apa yang dimaksud oleh Nathan, sedangkan Kenzo, ia sudah tahu lebih dulu apa yang diinginkan oleh adiknya yang durhakim itu.

'Kurang ajar kau Nathan, rupanya kau ingin mencuri kesempatan dalam kesempitan, tak akan aku biarkan kau melakukan hal ini terhadap Kayra ku! ' batinnya emosi

"Apa maksudmu, Nathan?" tanya Kayra dengan nada ketus.

" Ck, kau itu tidak peka sekali sih, Cium aku! Baru aku akan berikan amplop ini padamu!" ujarnya sambil menunjukan wajahnya yang congak.

"Apa? Kau sudah sinting ya?" Kayra malah memelototinya.

Sedangkan Nathan, ia seolah tak memperdulikan semua itu.

"Ayo cepat cium, begini saja susah amat sih!" Nathan sudah tidak sabar mendapatkan sebuah ciuman dari Kayra, dan ia semakin mendekat ke arahnya.

Pada akhirnya Kenzo sudah tak bisa lagi menahan amarahnya, ia bergegas menghampiri mereka berdua dengan dada yang sudah bergemuruh dan darah yang telah mendidih.

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸