Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB 9
Fayola perlahan membuka matanya yang buram, kepalanya mendadak pusing dan berat sampai perutnya bergejolak hebat.
"Hemp"
Fayola menutup mulutnya sendiri saat sesuatu dalam perutnya ingin keluar.
Hueekk
Tidak tahan Fayola memuntahkan isi perutnya diatas lantai samping rajang.
"Kau peminum yang buruk." Ucap Calvin saat melihat Fayola muntah.
Fayola mendongak dengan sudut matanya yang berair karena muntah tadi.
"P-pak," lirih Fayola dengan suara lemas.
"Hm, sudah bisa mengenali ku," Calvin menaikkan alisnya sebelah, "Bagus dengan begitu aku akan segera memberikan mu hukuman." Lanjut Calvin sambil mendekat kearah Fayola.
"M-mau apa." Fayola mencekram erat selimut dan menutupi tubuhnya yang ternyata hanya memakai dalaman saja, lalu dimana gaun yang dia pakai tadi.
"Mau menghukum mu, apa lagi." Ucap Calvin menyeringai.
Calvin meraih kencing kemejanya satu persatu dan melepaskannya, melemparnya kesembarang arah dan kini tubuhnya bertelanjang dada.
Glek
Fayola menelan ludah, sepetinya baru ini dirinya melihat dengan seksama dada bidang yang kekar Calvin.
Fayola tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang terpaku dengan tatapan mengarah pada tubuh bagian atas Calvin.
"Kau menyukainya," Ucap Calvin dengan senyum smirk.
Fayola sadar dan justru mengigit bibir bawahnya sendiri.
"Damm! Kau menyiksa milikku baby!" Umpat Calvin yang melihat reaksi Fayola membuat seluruh urat ditubuhnya menegang, hingga miliknya dibawah sana ikut menengang.
Hap
Dengan cepat Calvin menyambar bibir Fayola rakus, melu*mat dan menyesapnya kuat menyalurkan kerinduannya selama satu minggu ini.
"Bibir ini, hanya dengan bibir ini begitu menginginkannya." Ucap Calvin dalam hati.
Tangan Fayola terangkat dan melingkar dileher Calvin, membuat Calvin bersorak dalam hati.
Keduanya saling berpangutan seperti menyalurkan rasa rindu antar pasangan yang sudah lama tak bertemu, entah kenapa malam ini kelincinya begitu jinak bahkan sudah berani bermain dengannya.
"Kau nakal Baby," bisik Calvin serak saat Fayola dengan sengaja mengigit bibirnya.
Fayola meraup udara begitu banyak saat ciuman keduanya terlepas, bibir Calvin menyeringai melihat betapa seksinya bibir Fayola yang bengkak dan kemerahan dengan sisa saliva disekitar area bibir.
"So sexy" gumam Calvin yang kembali manarik tengkuk Fayola menciumnya secara brutal dan ganas.
Fayola mendongak saat bibir Calvin menyusuri lehernya hingga kebagian tulang selangka, meninggalkan jejak kepemilikan yang satu minggu ini absen.
"Umm," Fayola merasakan sekujur tubuhnya merinding, dibawah kungkungan tubuh besar Calvin Fayola bisa merasakan keras diatas permukaan perutnya.
Napas Calvin memburu dengan tatapan yang sudah bergairah, membuat Fayola merasakan bulu kuduknya berdiri.
Tangan besar Calvin menyentuh sisi pipi Fayola, mengusapnya lembut dengan pugung tangannya.
"Wajah ini yang selalu menari-nari," batinya dalam hati.
Namun Calvin hanya menganggap karena dirinya stress dengan pekerjaan, dalam seminggu kebelakang hanya Fayola yang ia gunakan untuk menuntaskan hasratnya. Selama satu minggu Calvin praktis tidak menggunakan wanita lain, entah kenapa tidak ada minat hingga dirinya memilih tenggelam dalam pekerjaan.
"Mari kita bersenang-senang," ucap Calvin sebelum kembali meraup bibir tebal Fayola dengan menuntut.
Terlepas, Calvin melempar kaca mata kuda hitam dan matanya bisa melihat dada Fayola yang bulat dan kenyal.
"Ummmh.." Fayola meleguh saat merasakan bibir basah Calvin menyentuh pucuk dadanya dan mengusapnya, rasanya kepalanya berdenyut sampai bagaian tubuhnya yang basah.
Bibir Calvin meyusuri setiap jengkal kulit Fayola. Memberikan getaran yang begitu besar.
"Kau sudah siap baby.." Suaranya terdengar pelan namun penuh ketegasan.
Fayola menelan ludah dengan wajah memerah, membuang muka sepertinya ia menyesal telah melihat dan tatapan Calvin bertemu dengan tatapnya yang takjub.
Calvin menyeringai, dengan gerakan cepat ia menarik kain segitiga Fayola kuat sampai membuat gadis itu tersentak.
"Kau bisa melihat sepuasnya baby, dialah yang akan memuaskan mu." Bisik Calvin diatas wajah Fayola.
Fayola memejamkan matanya saat merasakan hembusan napas hangat Calvin yang beraroma mint.
"Hey, tatap aku." Tangan Calvin menyentuh dagu Fayola yang runcing.
Fayola mau tidak mau menatap manik hitam Calvin, Fayola menatapnya intens membuat dirinya seperti tenggelam kedalam tatapan Calvin yang tajam.
Ada perasaan senang saat melihat Calvin yang sudah satu minggu tidak terlihat, Fayola merasakan resah saat tidur malam hanya saja ia tidak memikirkan pria ini. Tapi begitu melihatnya entah kenapa ada sesuatu yang berdesir. Seperti rindu yang tidak bertemu kini bisa terlampiaskan.
"Kenapa menatap ku seperti itu, hm." Calvin masih menatap dalam manik coklat Fayola yang jernih.
"Kau merindukan ku Baby." Penuh percaya diri Calvin bicara.
Fayola menggeleng kecil tanpa menjawab membuat Calvin terkekeh.
"Good, jangan pernah mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin kau dapatkan."
Deg
Calvin kembali meruap bibir Fayola saat gadis itu belum bisa mencerna ucapanya, hingga sesuatu dibawah sana mendesak untuk masuk reflek kedua kaki Fayola terbuka dan-
Keduanya menggerang rendah dengan mata terpejam. Fayola bisa merasakan miliknya penuh dengan milik Calvin.
"Milikmu sangat nikmat..."
Mendapat kata-kata seperti itu entah kenapa sudut hati Fayola merasa senang. Seolah ia bisa memberikan kepuasan terbaik untuk pria seperti Calvin.
Fayola memejamkan matanya saat tubuh Calvin mulai bergerak.
Kini kedua kaki jenjang Fayola diletakkan dibahu Calvin membuat bebagai gaya untuk membuat wanitanya puas.
Fayola menjerit saat Calvin menghentak kuat pinggulnya dalam dan cepat. Kedua tangan Fayola mencekram tangan Calvin yang berada disisi tubuhnya.
Fayola menggerakkan kepalanya gelisah, wajahnya sudah memerah sampai pangkal telinga kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
"Tunggu Baby, kau harus menunggu ku." Calvin semakin cepat bergerak, bibirnya meraup leher Fayola tanpa menghentikan gerakannya hingga gelombang dalam tubuh keduanya siap meledak dengan tubuh yang sama-sama mengejang.
Suara keduanya memenuhi kamar hotel yang sunyi, napas keduanya sama-sama memburu dengan tubuh saling berpelukan.
Calvin mengangkat kepalanya, menatap wajah Fayola yang lelah dan basah dengan mata terpejam.
"Kau selalu memuaskan." bisik Calvin.
Fayola hanya diam dengan napas yang masih memburu, Calvin menarik tubuhnya dan berguling kesamping memeluk tubuh basah Fayola untuk dipeluk.
"Istirahatlah, waktumu hanya sepuluh menit sebelum aku kembali memakan mu." Bisik Calvin sambil mengigit telinga Fayola.
Fayola hanya meleguh tanpa memberikan respon, tubuhnya lelah ia hanya ingin memejamkan mata.