Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Akhir
Bukan tak ingin terus bertahan, aku hanya ingin menyelamatkan mentalku, terlebih tak ada alasan lagi untukku terus bertahan dalam pernikahan ini. Baik alasannya, orang yang membuat bertahan, hingga situasi yang tak lagi memungkinkan. Aku hanya ingin mencari kebahagiaan untuk diriku sendiri, dan aku harap ini adalah yang terbaik untuk diriku saat ini.
Walau terpaksa di awalnya, namun aku harus bersyukur bahwa setidaknya aku masih bisa menyelematkan ibuku yang sedang sakit dan ibu akhirnya bisa melihatku menikah.
Tidak ada yang perlu disesalkan, pada akhirnya semua adalah pilihan yang kubuat atas kemauan sendiri, demi menyelamatkan ibu, yang merupakan orang tua satu-satunya dan berharga untukku. Meski pada endingnya tidak bisa mempertahankan hal yang diharapkan olehnya.
"Maafkan Rania, bu" Sesal Rania.
Baginya semua sudah selesai, baik tugasnya sebagai seorang anak, sebagai seorang istri juga sebagai orang yang telah membalas budi pada keluarga yang telah memperlakukannya dengan baik dan mau memberi perawatan pada sang ibu. Kali ini, ia memutuskan untuk menyelesaikan tugas akhirnya, mengingat tak ada lagi alasan untuknya terus bertahan.
"Maafkan Rania, oma"
Rania sebenarnya merasa segan dengan keputusannya, terlebih pada oma Larisa yang telah memperlakukannya dengan baik selama ini, namun ia tak lagi bisa menjadi bagian dari keluarga Anggara. Semua terasa berat dan penuh beban untuknya. Banyak hal yang selama ini ia tahan demi bisa masuk pada kehidupan mereka dan berusaha menyesuaikan diri walau kadang merasa kurang cocok.
Kebebasan yang dulu saat masih sendiri sedikit berkurang setelah menikah. Ia tak lagi bisa sepuasnya untuk bertemu teman-temannya, tak lagi bisa nongkrong se enaknya, bahkan tak lagi bisa bekerja pada pekerjaanya yang lama, mengingat setelah menikah ia hanya mengurusi yayasan milik keluarga suaminya. Ia benar-benar masuk pada keluarga yang ternyata penuh aturan dan sedikit kaku. Walau begitu ia tak bisa protes karena ini adalah keputusannya sendiri.
Keluarga suaminya hanya terdiri antara dirinya dan oma Larisa. Hubungan keduanya memang baik, dan saling menyayangi, namun kedekatan keduanya tak terlalu terlihat karena sama-sama merasa sulit mengungkapkan rasa sayang mengingat keduanya terlalu sibuk untuk mempertahankan perusahaan yang sempat goyah akibat tragedi yang menimpa keduanya. Jadi tidak ada waktu untuk sekedar mengobrol atau berkumpul bersama. Seolah keduanya sedang berduka dalam diam, namun karena keadaan tak bisa membuat keduanya saling terbuka mengungkapkan kesedihan.
Keluarga dari oma Larisa adalah keluarga pengusaha, perusahaanya bergerak dalam bidang bahan makanan, properti juga hotel yang coba oma kembangkan bersama cucunya Andreas. Sudah lebih dari 20 tahun perusahaanya berdiri sampai sekarang. Pada awalnya oma Larisa hendak pensiun setelah kondisi kesehatannya semakin memburuk, terlebih setelah ditinggal oleh suaminya yang lebih dulu dipanggil oleh tuhan, ia seperti tak ada semangat untuk mengurus perusahaan dan berusaha untuk memberikannya pada anak satu-satunya, Baskara Putra Anggara, yang juga ayah dari Andreas Eka Anggra, namun tiba-tiba saja sebuah insiden menimpa anaknya itu, yang membuat goyah perusahaan dan memaksanya kembali untuk mengurus perusahaan, mengingat cucunya saat itu masih ada diluar negeri untuk belajar.
Kecelakaan yang tak terduga, bahkan merenggut nyawa anaknya juga menantunya itu telah menghancurkan perasaan oma. Terlebih baru satu tahun ia ditinggal oleh suaminya, namun harus kehilangan anak satu-satunya itu untuk selamanya. Kesedihan juga di alami oleh Andreas yang harus kehilangan orang tuanya dan menjadikannya seorang yatim piatu.
Kondisi yang mirip pada Rania yang juga kehilangan salah satu orang tuanya, yaitu ayah yang meninggalkan dirinya ketika masih berusia 3 bulan. Ia dibesarkan hanya dengan ibunya. Tidak mengherankan betapa ia begitu menyayangi ibunya yang sudah hidup seorang diri dengan hanya bersamanya bahkan membesarkannya ditengah kondisi finansial yang tidak baik.
"Maafkan Rania, bu karena tidak bisa membahagiakan ibu."
Ada rasa penyesalan yang di alami oleh Rania, mengingat ia tak bisa membahagiakan ibunya lebih lama, bahkan tak bisa mengetahui sang ibu yang ternyata sedang sakit keras hingga semua terlambat karena sudah menjalar kemana-mana.
"Andai aku tahu lebih awal, mungkin aku bisa bersamanya lebih lama"